Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : AgroSainT: Jurnal Ilmiah

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SUB DAS JENELATA, DAS JENEBERANG TAHUN 2003, 2008, DAN 2013 Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v7i1.543

Abstract

Perubahan penggunaan lahan terus bertambah sebagai akibat dari aktivitas pembangunan yang telah, sedang, dan akan terus berlangsung seiring dengan pertambahan populasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunan Lahan di Sub DAS Jenelata, DAS Jeneberang Tahun 2003, 2008, dan 2013. Penelitian ini berbasis pemetaan yang tergolong penelitian non-eksperimen dengan menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 jenis penggunaan lahan yang ada di Sub DAS Jenelata yaitu hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman, pemukiman, pertanian lahan kering campur, sawah, semak belukar, dan tubuh air. Pertambahan luas penggunaan lahan di Sub DAS Jenelata terbesar terjadi pada semak belukar dari 2.883,24 ha (12,60%) menjadi 4.976,24 ha (21,75%) yang akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan Sub DAS Jenelata. Pertanian lahan kering campur mengalami penurunan luas paling besar dari 13.035,04 ha (56,96%) menjadi 11.022,60 ha (48,17%). Selain semak belukar, hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman, pemukiman, dan tubuh air mengalami pertambahan luas pada tahun 2013. Sedangkan, penggunaan lahan sawah sama halnya dengan pertanian lahan kering campur mengalami penurunan luas pada tahun 2013 karena telah berubah menjadi semak belukar, hutan tanaman, dan hutan lahan kering sekunder.
PREDIKSI EROSI BERBASIS UNIT LAHAN DI SUB DAS JENELATA, DAS JENEBERANG Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/agro.v8i1.551

Abstract

Prediksi tingkat erosi berbasis unit lahan merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat kehilangan lapisan atas tanah pada suatu wilayah khususnya wilayah DAS. Erosi dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi erosi di Sub DAS Jenelata, DAS Jeneberang. Penelitian ini berbasis pemetaan dengan menggunakan analisis spasial berbasis teknik overlay berupa peta penggunaan lahan, peta kelerengan, peta curah hujan, dan peta jenis tanah. Universal Soil Loss Equation (USLE) adalah persamaan yang digunakan untuk memprediksi erosi yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan penyumbang erosi terbesar pada tahun 2013 berasal dari penggunaan lahan pemukiman dan penggunaan lahan semak belukar, hal ini disebabkan oleh tingginya erosivitas dan faktor kelerengan yang masuk dalam kategori curam serta tidak adanya pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi. Hutan tanaman pada urutan ketiga disusul pertanian lahan kering campur. Hutan lahan kering sekunder dan sawah masing-masing berada pada urutan ke 5 dan 6 sebagai penyumbang erosi terkecil di Sub DAS Jenelata, DAS Jeneberang. Pengelolaan tanaman yang baik dan penerapan teknik konservasi pada kedua penggunaan lahan terakhir sangat berperan dalam menekan faktor erosivitas dan faktor panjang serta kecuraman lereng sehingga besarnya erosi dapat ditekan.
Efektivitas Limbah Daun Kakao Sebagai Media Tumbuh Dan Zpt Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/cxh3nk44

Abstract

Penelitian tentang efektivitas Limbah Daun Kakao sebagai Media Tumbuh dan Zat Perangsang Tumbuh Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dilakukan pada Bulan Oktober-Desember 2019 di Laboratorium jamur Fakultas Pertanian Kampus II UKI Toraja, Kakondongan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui interaksi yang lebih baik antara limbah daun kakao sebagai media tumbuh dan ZPT air kelapa terhadap pertumbuhan jamur tiram putih. Penelitian dilakukan melalui percobaan dua faktor dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor pertama yaitu: komposisi daun Kakao yang terdiri dari 4 taraf yaitu: M0 = kontrol (100% serbuk kayu), M1 = Limbah Daun Kakao 20%+Serbuk Gergaji 80%, M2 = Limbah Daun Kakao 30%+Serbuk Gergaji 70%, M3 = Limbah Daun Kakao 40%+Serbuk Gergaji 60%, M4 = Limbah Daun Kakao 50%+Serbuk Gergaji 50%, Faktor kedua yaitu ZPT air kelapa terdiri dari 3 taraf yaitu: Z0 = Kontrol, Z1 = ZPT 100 ml Air kelapa, Z2 = ZPT 6 ml Air kelapa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 50% Limbah Daun Kakao +50% Serbuk Gergaji (M4), ZPT air kelapa 6 ml memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan jamur tiram putih varietas ostern
Efektivitas Kepekatan Nutrisi Ab Mix Dengan Teknik Budidaya Hidroponik Sistem Deep Flow Tecnhique (Dft) Terhadap Produksi Tanaman Brokoli (Brassica Oleraceae) Willy Yavet Tandirerung; Dwi Prasetyawati Thana
AgroSainT Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/7zwct631

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang efektivitas kepekatan nutrisi ab mix dengan teknik budidaya hidroponik sistem deep flow tecnhique (dft) terhadap produksi tanaman brokoli (brassica oleraceae). Penelitian disusun menggunakan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 taraf perlakuan: K0: POC 3 ml/l air sebagai pelarut + 0 ml AB Mix (Kontrol), K1: 3 ml AB Mix / liter air, K2: 6 ml AB Mix / liter air,K3: 9 ml AB Mix / liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) Kepekatan larutan nutrisi AB Mix direspon baik oleh tanaman brokoli, dan (2) Pemberian nutrisi AB Mix dengan konsentrasi 6cc/liter direspon lebih baik yaitu menghasilkan berat 98.02 g/pohon setara dengan 8,8 ton/ha.
Respon Pertumbuhan Tanaman Brokoli Terhadap Kepekatan Nutrisi Ab Mix Dengan Teknik Budidaya Hidroponik Sistem Deep Flow Technique Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 11 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/exgkmk28

Abstract

Penelitian tentang Respon Pertumbuhan Tanaman Brokoli (brassica oleraceae) terhadap kepekatan nutirisi Ab Mix dengan teknik budidaya hidroponik system DFT (Deep Flow Tehnique) dilakukan pada bulan Januari – April 2019 di Mamullu, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman brokoli terhadap nutrisi AB mix menggunakan sistem hidroponik DFT . Penelitian disusun menggunakan faktor tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 taraf perlakuan: K0: POC 3 ml/l air sebagai pelarut + 0 ml AB Mix (Kontrol), K1: 3 ml AB Mix / liter air, K2: 6 ml AB Mix / liter air,K3: 9 ml AB Mix / liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 6 ml AB Mix / liter air yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman Brokoli.
Arahan Penggunaan Lahan Sub DAS Jenelata, DAS Jeneberang Berdasarkan Prediksi Erosi Berbasis Unit Lahan Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/edz5vk06

Abstract

Perubahan penggunaan lahan yang terus terjadi akan berakibat buruk terhadap kesuburan tanah karena erosi, banjir, dan sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang dari tahun 2003, 2008, dan 2013, memprediksi erosi pada berbagai tipe penggunaan lahan, dan menyusun arahan pola penggunaan lahan sesuai untuk menekan laju erosi di Sub DAS Jenelata, DAS Jeneberang. Tingkat erosi aktual dihitung menggunakan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE). Arahan penggunaan lahan Sub DAS Jenelata dilakukan untuk menekan tingkat laju erosi berat dan sangat berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan luas penggunaan lahan di Sub DAS Jenelata terbesar terjadi pada semak belukar dari 2.883,24 ha (12,60%) menjadi 4.976,24 ha (21,75%), apabila hal ini terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan Sub DAS Jenelata. Sedangkan pertanian lahan kering campur mengalami penurunan luas paling signifikan dari 13.035,04 ha (56,96%) menjadi 11.022,60 ha (48,17%) yang berubah menjadi semak belukar. Penyumbang erosi terbesar berasal dari penggunaan lahan pemukiman, sedangkan penyumbang erosi terkecil berasal dari penggunaan lahan sawah dan hutan lahan kering sekunder. Tingkat bahaya erosi didominasi oleh erosi sedang dan erosi berat yang masing-masing berada pada 7.272,29 ha (32,12%) dan 5.645,13 ha (24,93%), hal ini disebabkan oleh tingginya faktor erosivitas hujan dan kemiringan lereng serta tidak adanya pengelolaan tanaman dan tindakan koservasi yang baik. Erosi ringan memiliki luasan terkecil 2.048,72 ha (9,05%), erosi berat dan sangat ringan masing-masing sebesar 3.416,65 ha (15,09%) dan 4.259,51 ha (18,81%). Arahan pola penggunaan lahan Sub DAS Jenelata untuk menekan laju erosi khususnya erosi berat dan sangat berat yaitu hutan lahan kering sekunder, agroforestri, dan sawah.
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max l.) TERHADAP POC KEONG MAS Willy Yavet Tandirerung; Adewidar Marano Pata'dungan
AgroSainT Vol 11 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/vtajn153

Abstract

Penelitian tentang Respon Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Terhadap POC Keong Mas dilakukan pada bulan April - Juni 2019 di Kelurahan Tambunan, Kecamatan Makale Utara Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman kedelai terhadap pemberian POC Keong Mas. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen faktor tunggal dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan yang terdiri dari; B0 : kontrol, B1 : 100 cc POC keong mas/l air, B2 : 200 cc POC keong mas /l air, B3 : 300 cc POC keong mas /l air, dan B4 : 400 cc POC keong mas /l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B4 : 400 cc POC / liter air yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman Kedelai.
Respon Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) terhadap Penggunaan Limbah Daun Kakao Sebagai Media Tumbuh dan ZPT Air Kelapa Willy Yavet Tandirerung; Berlian Z Haryati
AgroSainT Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/zvhnst74

Abstract

Penelitian tentang respon produksi jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) terhadap penggunaan limbah daun kakao sebagai media tumbuh dan zpt air kelapa dilaksanakan pada Bulan Oktober-Desember 2019 di Laboratorium Jamur Fakultas Pertanian Kampus II UKI Toraja, Kakondongan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui interaksi yang lebih baik antara limbah daun kakao sebagai media tumbuh dan ZPT air kelapa terhadap produksi jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan melalui percobaan dua faktor dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor pertama, dimana: komposisi daun Kakao yang terdiri dari 4 taraf yaitu: M0 = kontrol (100% serbuk kayu), M1 = Limbah Daun Kakao 20%+Serbuk Gergaji 80%, M2 = Limbah Daun Kakao 30%+Serbuk Gergaji 70%, M3 = Limbah Daun Kakao 40%+Serbuk Gergaji 60%, M4 = Limbah Daun Kakao 50%+Serbuk Gergaji 50%, Faktor kedua yaitu ZPT air kelapa terdiri dari 3 taraf yaitu: Z0 = Kontrol, Z1 = ZPT 100 ml Air kelapa, Z2 = ZPT 6 ml Air kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 50% Limbah Daun Kakao + 50% Serbuk Gergaji (M4), ZPT air kelapa 6 ml memberikan hasil yang lebih baik pada produksi jamur tiram putih varietas ostern.
Pengaruh Dolomit Dan EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Katokkon (Capsicum annuum L. var.chinensis) Devitha Mangi; Willy Yavet Tandirerung
AgroSainT Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/7c3qnp98

Abstract

Penelitian dengan judul “Pengaruh Dolomit Dan EM4 Terhadap Perumbuhan Dan Produksi Cabai Katokkon (Capsicum annuum L.var.chinensis)” dilaksanakan di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Saluputti pada ketinggian 850 msdpl dengan pH tanah 5,5. Peneltian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dolomit dan EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi cabai katokkon. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Aacak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf perlakuan dan faktor kedua 4 taraf perlakuan sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan, terdiri dari 5 tanaman dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama 3 dosis yang digunakan yaitu D0 (kontrol), D1 (50g/10kg tanah kering angina), D2 (100g/10kg tanah kering angina). Faktor kedua 4 dosis yaitu: E0 (kontrol), E1 (100ml/polybag), E2 (200ml/polybag), E3 (300ml/polybag). Variabel pengamatan dalam kajian ini yaitu tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang primer, jumlah cabang produktif, bobot kering, volume akar, jumlah buah per tanaman, jumlah buah perplot, bobot buah pertanaman dan bobot buah perplot. Hasil pengamatan dianalisis dengan Sidik Ragam (Anova) dan apabila berpengaruh nyata akan dilanjutkan dengan BNJ taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa perlakuan yang diberikan dolomit 100g/tanaman dan EM4 300ml/tanaman berpengaruh baik terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman, jumlah buah per plot, bobot buah per tanaman dan bobot buah per plot.