Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

AKREDITASI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI SECARA BERKESINAMBUNGAN Wening, Sri
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai Negara berkembang dan warga dunia tidak dapat menghindari daripengaruh globalisasi. Isu-isu strategis dalam dunia pendidikan akibat dampak globalisasi adalahpenilaian mutu, penjaminan mutu, dan akreditasi. Penjaminan mutu lulusan lembagapendidikan/program studi menjadi sangat bernilai ketika Negara sudah tidak memiliki batasanperdagangan, tenaga kerja dan keuangan. Dengan penjaminan mutu diharapkan lulusan yangdihasilkan oleh lembaga pendidikan/program studi dapat bersaing dan berkompetisi secara sehat diera globalisasi.Salah satu penjaminan yang dapat diakui adalah sertifikasi. Dengan adanya sertifikasi lulusanyang berdasarkan pada standar prosedur dan operasi yang seragam, baku dan menjawab kebutuhanzaman (up to date) diharapkan lulusan telah memiliki kualifikasi yang diterima oleh semua suku,bangsa atau negara.Untuk dapat memberikan suatu sertifikasi kepada lulusan, dunia pendidikan tinggi khususnyaprogram studi terlebih dulu diharuskan mendapatkan pengakuan/akreditasi secara regional maupuninternasional dari lembaga yang berwenang. Akreditasi program studi dilakukan untuk menilai mutudan efisiensi program studi dalam rangka memberikan jaminan dan kontrol mutu kepada dan darimasyarakat.
MEMBENTENGI KELUARGA TERHADAP BUDAYA KONSUMERISME DENGAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN DALAM PENDIDIKAN KONSUMEN Sri Wening
KELUARGA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.785 KB) | DOI: 10.30738/keluarga.v1i1.567

Abstract

Globalization era in free competition of goods and service is a challenge which can change any aspects of social life. The condition stimulates over buying behavior (materialistic behavior) and becomes threat because it tends to be consumptive behavior causing many human life values loose. The phenomena can fall out good manner norms, time accuracy, trusteeship, empathy, respect to the different ideas to other people. It is predicted that consumerism behavior happens because of the lack of knowledge, attitude, and skills in managing finance or intelligent finance in consumption. It happens because they are not prepared as early as possible to face market in respecting the value of money, either by family or school so that the consciousness of consumer is weak because of the low education. The main step to do is empowering to the consumer through constructing and educating to society. Constructing society can done through family and school. It needs to build the consciousness of consume well in the position as consumer although it is the right of the consumer as a form of consumer protection. Construction society through educating consumer, in which there is values of life, is expected to direct to the cultivating which build good consumer character in social life. The values of educating consumer is a part of education which is necessary to cultivate step by step and continue to grow and develop the consumer consciousness to be a good personal character to avoid consumerism culture.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN MUTU FISIK MASKER WAJAH BERBAHAN DAUN KELOR (Moringa Oleifera) DAN KOPI ROBUSTA(Coffea canephora var robusta) Shiza Maunik Wijaya; Sri Wening
AGROINTEK Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i2.9592

Abstract

The increase of air pollution in today’s environment is directly proportional to the increased in free radical compounds in the body, which can cause damage to the demis tissue and skin collagen, especially face. One of the effort that can be done to avoid this damage is by using natural face masks such as moringa leaves and robusta coffee. This study aims to analyze the content of antioxidant activity and the physical quality of face masks made from moringa leaves and robusta coffee. This research is an experimental research which is presented descriptively. This research consists of the process of making moringa leaf powder and robusta coffee, testing the antioxidant activity and physical quality of facial masks. Based on the results from the test of the content of antioxidant activity, it shows that the A3 formula has the highest value based on the test for the content of antioxidant activity, pH, drying time and organopeltic test as a whole with values of 75.28%, 6.0, 22.15 minutes and 3.6. In conclusion, moringa leaves and robustas coffee are recommended and can be used as a face mask formula with antioxidant activity and good physical quality for skin health.
PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN NILAI Sri Wening
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 3, No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.518 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v0i1.1452

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan nilai-nilai kehidupan sebagai dimensi pembentuk karakter; (2) menelaah perolehan dimensi pendidikan nilai melalui faktor-faktor lingkungan; dan (3) mengungkap pencapaian pembentukan karakter melalui faktor lingkungan dan implementasi pendidikan nilai dalam mata pelajaran/kurikulum. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif berdasarkan hasil evaluasi reflektif para guru mata pelajaran PKN, IPS, dan PKK dan siswa SMP di DIY. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif, regresi dan t-test. Kesimpulan yang diperoleh adalah (1) guru menemukan 17 nilai-nilai kehidupan (pendidikan nilai) yang terkandung dalam konsep pendidikan konsumen yang merupakan dimensi pembentuk karakter; (2) siswa menjelaskan bahwa pendidikan nilai yang diperoleh dari keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media masa cenderung cukup baik; dan (3) pendidikan nilai melalui keluarga, teman sebaya, dan media massa berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik, namun melalui sekolah tidak berpengaruh terhadap pembentukan karakter. Pembelajaran dengan menggunakan intervensi buku cerita pembelajaran nilai-nilai kehidupan dapat membentuk karakter siswa. Dalam silabus dan buku ajar terkandung sedikit dimensi pendidikan nilai. Kata Kunci: pendidikan nilai, pembentukan karakter, karakter bangsa THE NATION’S CHARACTER BUILDING THROUGH VALUE EDUCATION Abstract: This research is aimed (1) to develop life values as a dimension of character builder; (2) to study the achievement of value education dimension as a character builder through the environmental factors; (3) to reveal the achievement of character building through environmental factors and the implementation of value education in school subjects/curriculum. This research is explorative descriptive based on the result of reflective evaluation made by junior high school teachers of PKN (civics), IPS (social science), and PKK (family welfare education) and by junior high school students in the Province of Yogyakarta Special Territory. The data were analyzed using the techniques of descriptive analysis, regression and t-test. It was concluded that (1) the teachers found 17 life values (value education) consisted of the concept of consumer education and the dimensions of character builder; (2) the students stated that value education obtained from the family, school, peers, and mass media tend to be good enough; and (3) the value of education through family, peers, and mass media influenced the character formation of the students, but that through the school had no effect on character building. The teaching and learning process using the intervention of story books of life values could develop the students’ character. In addition, there was little dimension of value education in the syllabus and text books. Keyword: value education, character building, nation character
PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN DESAIN BUSANA Ratih Susiana; Sri Wening
Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 5, No 3 (2015): November
Publisher : ADGVI & Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.816 KB) | DOI: 10.21831/jpv.v5i3.6491

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen, (2) motivasi belajar siswa pada kelas kontrol, (3) tingkat pencapaian kompetensi pada kelas eksperimen, (4) tingkat pencapaian kompetensi pada kelas control, (5) pendapat siswa tentang penggunaan model DI berbantuan multimedia, (6) pengaruh model DI berbantuan multimedia terhadap motivasi belajar siswa, dan (7) pengaruh model DI berbantuan multimedia terhadap pencapaian kompetensi pembuatan desain busana. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental designs. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian tata busana SMK N 9 Surakarta dan SMK N 1 karanganyar, teknik sampling purposive. Data diperoleh dengan: (1) tes tertulis, (2) tes perbuatan, dan (3) angket, untuk mengumpulkan data motivasi belajar siswa, aspek afektif, dan pendapat siswa tentang penggunaan model DI berbantuan multimedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivai belajar kelas eksperimen masuk kriteria sangat tinggi 71%; (2) motivai belajar kelas kontrol masuk kriteria sangat tinggi 28% ; (3) pencapaian kompetensi kelas eksperimen kategori tuntas 84%; (4) pencapaian kompetensi kelas kontrol kategori tuntas sebanyak 33%; (5) pendapat peserta didik tentang penerapan model DI menunjukkan bahwa 27 siswa (87%) pada kategori sangat senang; (6) terdapat pengaruh penerapan model DI terhadap motivasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t (t-test) dengan t hitung 0,000 t tabel 0,05; (7) terdapat pengaruh penerapan model DI terhadap pencapaian kompetensi pembuatan desain busana antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t (t-test) dengan t hitung 0,000 t tabel 0,05.  THE EFFECT OF MULTIMEDIA–AIDED DIRECT INSTRUCTION ON THE LEARNING MOTIVATION FOR ACHIEVEMENT IN THE COMPETENCE IN MAKING FASHION DESIGNAbstractThis study aims to investigate (1) learning motivation of student in experiment class; (2) learning motivation of student in control class; (3) the level of achievement in the competence of experiment class; (4) the level of achievement in the competence of control class; (5) the student’s opinion about the use of multimedia-aided direct Instruction (MADI) in the manufacture of fashion design in vocational high schools (VHS); (6) the effect of MADI on the learning motivation of students; and (7) the effect MADI on the achievement in the competence of making fashion design. The study was a quasi experimenal. The population of research was the 10th graders of dressmaking skill program of SMK N 9 Surakarta and SMK N 1 Karanganyar. The research sample was established using the porpusive sample technique. The reseach instruments included: (1) a test; (2) observation sheet; (2) a questionnaire to collect the data on students’ learning motivation, affective aspect, and the opinion of students on the application of MADI. The result of the study show that: (1) the learning motivation 71% in the experimental class is very high; (2) the learning motivation 28% in the control class is very high; (3) the competence achievement of 84% in the experimental class is in the completion category; (4) ) the competence achievement of 33 % in the control class is in the completion category; (5) the opinion of students on the application of MADI shows that 27 students (87%) are very happy; (6) there is an effect of the application of MADI on motivation to learn the making of fashion design of the students in the experimental and control classes, as shown by the results of the calculation of the t test ( t-test ) with 0.000 t t table 0.05 and this it can be concluded that the Ho is rejected and is accepted; (7) there is an effect of the application MADI on the achievement of competence in making fashion design of the students in the experimental and control classes, as shown by the results of the calculation of the t test (t – test) with 0.000 t t table 0.05 , and this it can be concluded that the Ho is rejected and is accepted;
Peningkatan motivasi belajar siswa untuk pencapaian kompetensi menggambar proporsi tubuh melalui metode peer teaching Dianita Anggar Kusuma; Sri Wening
Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 4, No 1 (2014): Februari
Publisher : ADGVI & Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.126 KB) | DOI: 10.21831/jpv.v4i1.2531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pelaksanaan pembelajaran menggambar proporsi tubuh wanita dengan menerapkan metode peer teaching, (2) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode peer teaching, (3) peningkatan pencapaian kompetensi menggambar proporsi tubuh wanita melalui penerapan metode peer teaching di SMK Diponegoro Depok, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah 34 siswa kelas XI Busana Butik pada tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi, lembar penilaian unjuk kerja, dan tes. Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dengan meminta pendapat para ahli. Uji reliabilitas menggunakan konsistensi antar rater. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggambar proporsi tubuh wanita telah terlaksana sangat baik (100%), sesuai dengan fase dan unsur metode peer teaching. Motivasi belajar siswa siklus pertama dalam kategori sedang, yaitu mencapai 53,9%, pada siklus kedua motivasi belajar siswa dalam kategori sedang, yaitu mencapai 60,6%, dan siklus ketiga motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi, yaitu mencapai 75,3%. Pencapaian kompetensi menggambar proporsi tubuh wanita siklus pertama siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 44,12%, siklus kedua siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 61,76%, dan siklus ketiga siswa yang memenuhi standar KKM sebanyak 79,41%. IMPROVING STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION TO ATTAIN THE COMPETENCY IN DRAWING BODY PROPORTION THROUGH PEER TEACHING METHODAbstractThis teaching research study aims to investigate: (1) the implementation of the teaching of drawing female body proportion by applying the peer teaching method, (2) the improvement of the students’ motivation through the application of the peer teaching method, and (3) the improvement of the attainment of the competency in drawing female body proportion through the application of the peer teaching method in SMK Diponegoro Depok, Yogyakarta. This research was a classroom action research study consisting of three cycles employing the research model by Kemmis and McTaggart. The study was conducted in SMK Diponegoro Depok Yogyakarta. The research subjects were 34 grade XI students of Boutique Clothing in the academic year of 2013/2014. The technic of research subject taking is conducted by purposive sampling. The data collecting methods were observation, test, and documentation methods. The instrument is observation sheet, performance assessment sheet, and test. The instrument validity testing used the content validity, and was assessed through expert judgment and the reliability was assessed by means of the inter-rater consistency technique. The data were analyzed using the quantitative descriptive technique. The results of the study show that the teaching of drawing female body proportion was well implemented, in accordance with the phase and component of the peer teaching method. In cycle I their learning motivation was in the moderate category, namely 53.9%, in cycle II it was in the moderate category, namely 60.6%, and in cycle III it was in the high category, namely 75.3%. The attainment of the competency in drawing female body proportion in cycle I 44.12% of the students attained the MMC, in cycle II 61.76% of the students attained the MMC, and in cycle III 79.41% of the students attained the MMC.
KEMAMPUAN PROFESIONAL LULUSAN TATA BUSANA FPTK IKIP YOGYAKARTA Sri Wening
Jurnal Kependidikan Vol. 28, No.1 (1998) EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v28i1.7246

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang jennies jenis bidang pekerjaan yang sudah dimasuki oleh lulusan program studi tata busana di Industri busana, kualitas tenaga kerja lulusan program studi tata busana setra jenis jenis kemampuan kejuruan yang masih diperlukan dalam mendukung kelancaran pekerjaannya di industry busana. Populasi dalam penelitian ini adalah para lulusan program studi tata busana mulai lulusan tahun 1990 sampai 1996 yang bekerja di iindustri busana di Yogyakarta, sebanyak 19 orang, sedang sample diambil secara secara snow ball. Perolehan data dianalisi secar deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis jenis bidang pekejaan yang usdah dimasuki oleh para lulusan di Industri busana yaitu bagian sample, supervise produksi/ penjahitan, supervise sanggan, supervise pengadaan materi, design pola dan potong dansebagai manager. Kualitas lulusan yang bekerja di bagian sample di industry garmen tingkat pengetahuan dan managemen baik, ketrampilan kerja, tanggung jawab, etos kerja dan prestasi kerja baik sekali. Kualitas lulusan sebagai manager dan pemilik modiste tingkat pengetahuan dan managemen, ketrampilan managemen baik serta tanggung jawab kerja, etos kerja, prestasi kerja baik sekali. Kualitas lulusan di bagian sample usaha modiste tingkat pengetahuan, ketrampilan, etos kerja, prestasi kerja baik dan pengetahuan tanggung jawab kerja baik sekali. Kualitas lulusan dibagian design, pola dan potong tingkat ketrampilan, etos kerja, prestasi kerja baik dan pengetahuan, tanggung jawab baik sekali. Kualitas lulusan di bagian supervisi produksi / jahitan usaha modeiste tingkat pengetahuan, etos kerja baik dan managemen , ketrampilan dan tanggung jawab, prestasi kerja baik sekali. Kualitas lulusan dibagian supervise sanggan usaha modeiste tingkat pengetahuan, etos kerja baik dan managemen ketrampilan dan tanggung jawab, prestasi kerja baik sekali. Kemampuan kejuruan yang masi diperlukan para lulusan untuk mendukung kelancaran pekerjaan adalah konstruksi pola praktis standar luar negeri,penggunaan mesin computer dan mesin produski serta pembuatan lengan jas dan celana panjang.
Pengembangan instrumen penilaian afektif siswa kelas IV sekolah dasar di Kabupaten Klaten Anggarwati Riscaputantri; Sri Wening
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.838 KB) | DOI: 10.21831/pep.v22i2.16885

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen yang memenuhi syarat untuk mengukur afektif siswa kelas IV, dan mengetahui gambaran afektif siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017 di Kabupaten Klaten. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Developmentdengan Model Thiagarajan. Instrumen penilaian afektif telah dinyatakan valid dan reliabel. Validitas isi diuji oleh ahli dan diperoleh indeks Aiken sebesar 0,85. Validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor eksploratori dan konfirmatori. Hasil analisis faktor eksploratori menunjukkan nilai KMO sebesar 0,726 sedangkan Bartlett’s Test sebesar Sig. 0,000. Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan nilai Chi-Kuadrat sebesar 0,039; RMSEA= 0,012; GFI=0,93; SRMR=0,033; AGFI=0,90; CFI=1,00; RFI=1,00. Hasil reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,653 sedangkan pada reliabilitas konstruk menunjukkan bahwa pada sikap disiplin koefisien CR=0,99 dan VE=0,99; sikap jujur CR=0,99 dan VE=0,99; sikap peduli CR=0,99 dan VE=0,99; sikap percaya diri CR=0,94 dan VE=0,95; sikap santun CR=0,99 dan VE=0,81; sikap tanggung jawab CR=0,99 dan VE=0,79. Gambaran afektif siswa adalah (a) berdasarkan tingkatan afektif Krathwohl, Bloom Masia pada tingkatan karakterisasi sebesar 42,9%, mengorganisasi sebesar 50,9 %, menilai 6,2% sedangkan tahapan merepon dan menerima sebesar 0%, (b) berdasarkan acuan Kurikulum 2013 pada kategori baik sekali sebesar 62%, kategori baik 38% dan kategori cukup 1%, kategori butuh bimbingan sebesar 0%.Kata kunci: penilaian afektif, sikap, tingkatan afektif Krathwohl, Bloom Masia, analisis faktor eksploratori, analisis faktor konfirmatori DEVELOPING AFFECTIVE ASSESMENT INSTRUMEN OF FOURTH GRADE STUDENT IN KLATEN REGENCYAbstractThis study aimed to:  produce qualified instrument to measure an affective of grade IV students and find out the affective picture of fourth grade students in academic year 2016/2017 Klaten. This study used Research and Development approach by using Thiagarajan Model. Affective assessment instruments were stated as valid and reliable. Content validity was judged by experts. The Aiken index of instruments is 0.85. Construct validity was measured by using both exploratory and confirmatory factor analysis. The results of exploratory factor analysis showed that the KMO value is 0.726 while the Bartlett’s Test is equal to Sig. 0,000. Confirmatory factor analysis showed that Chi-Square value is 0.039; RMSEA = 0.012; GFI = 0.93; SRMR = 0.033; AGFI = 0.90; CFI = 1.00; RFI = 1.00. Cronbach's Alpha coefficient is 0.653 while the construct reliability showed the coefficient of discipline CR = 0.99 and VE = 0.99; honest attitude CR = 0.99 and VE = 0.99; attitude caring about CR = 0.99 and VE = 0.99; self-confidence CR = 0.94 and VE = 0.95; polite attitude CR = 0.99 and VE = 0.81; the attitude of responsibility CR = 0.99 and VE = 0.79. The description of students’ affective was (a) based on the affective level of Krathwohl, Bloom Masia,  level of characterization 42.9%, organizing 50.9%, assessing 6.2% while phoning and receiving 0%, (b) based on the 2013 Curriculum reference, it could be stated as excellent category 62%, favorable category 38% and fair category 1%, the category needs guidance at 0%.Keywords: affective assessment, attitude, Krathwohl affective level, Bloom Masia, exploratory factor analysis, confirmatory factor analysis
Pembentukan Karakter Remaja Awal melalui Pendidikan Nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Konsumen: Kajian Evaluasi Reflektif Kurikulum SMP di Yogyakarta Sri Wening
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 10, No 2 (2007)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v10i2.1980

Abstract

Penelitian ini bertujuan: mengembangkan dimensi pembentuk karakter nilai-nilai pada pendidikan konsumen, mengeksplorasi dimensi pendidikan nilai, mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, dan pencapaian pembentukan karakter remaja melalui pendidikan konsumen. Penelitian evaluasi reflektif ini membandingkan pendidikan nilai dari berbagai kurun waktu. Pendekatan yang digunakan adalah export facto model kausal komparatif. Partisipan penelitian diambil secara acak, yang terdiri dari 15 guru PKn, 15 guru IPS Ekonomi, dan 9 guru PICK serta 744 siswa dari 39 kelas pada 10 SMP di Kodya Yogyakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif, regresi, analisis jalur, dan t-test. Temuan penelitian adalah sebagai berikut: (1) ada 17 nilai kehidupan dalam konsep pendidikan konsumen yang berkaitan dengan dimensi pembentuk karakter; (2) pendidikan nilai dirasakan sangat penting untuk dimiliki; (3) faktor lingkungan bersama dengan pendidikan konsumen berpengaruh signifikan pada pembentukan karakter siswa; dan (4) pembentukan karakter siswa dalam kelas-kelas melalui buku cerita lebih berpengaruh dibanding tanpa diberi buku cerita. Kata kunci: pembentukan karakter, pendidikan konsumen, evaluasi reflektif.
PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN Sri Wening; Enny Zuhni Khayati; Sri Emy Yuli Suprihatin
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 18, No 1: April 2013
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.158 KB) | DOI: 10.21831/hum.v18i1.3271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi permasalahan untuk mengembangkan produk dan memasarkan kain batik, 2) mengembangkan produk kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern untuk busana wanita, 3) mengetahui tingkat kemenarikan produk kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern untuk busana wanita, 4) mengembangkan pemasaran produk kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern untuk busana wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development (Borg W.R., 1981). Data dikumpulkan melalui observasi partisipasi, Focus Group Discussion (FGD), angket dan wawancara kepada para pengrajin batik Giriloyo Kabupaten Bantul DIY. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) para pengrajin kesulitan mengembangkan kreativitas mencipta desain motif, desain produk batik dan pewarnaan untuk produk baru di luar pakem batik tulis dan memasarkan produk batik, sehingga penjualannya tidak sesuai dengan yang diharapkan karena harganya mahal dengan konsumen tertentu; (2) menghasilkan kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern untuk busana wanita melalui pelatihan kepada para pengrajin batik melalui tahapan: membuat buku panduan pelatihan, membuat prototype kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern, pelatihan pengembangan produk, uji coba pembuatan produk kain batik berpola dengan stilasi motif ethno modern untuk busana wanita oleh para pengrajin, dan menguji tingkat kemenarikan produk kain batik kepada pemerhati batik tulis; (3) dari delapan 8 desain motif kain berpola dan busana yang dibuat mendapat penilaian yang baik dari konsumen dan konsumen menyatakan tertarik baik dari segi bahan utama, corak dan warna batik, ukuran dan lokasi motif, tampilan secara keseluruhan dan panjang kain 2,5m dan 3 m; (4) strategi pemasaran dengan bentuk pameran dan fashion show secara berkala lebih meningkatkan animo masyarakat untuk mengenal lebih jauh batik Giriloyo dan memperluas segmen pasar produk kain batik bantulan berpola dengan stilasi motif ethno modern