Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Madu Dan Oralit Terhadap Penurunan Frekuensi Diare Pada Balita Di Bpm Ika Rianto Ika Wijayanti; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya Rosyida
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit diare pada balita didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari. Desain penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan two group pretest – posttest with control design. Populasi adalah balita yang mengalami diare yang tercatat di BPM Ika Rianto dengan sebanyak 30 dengan sampel 28 balita (14 balita perlakuan dan 14 kontrol). Lokasi penelitian di BPM Ika Rianto. Analisa menggunakan wilcoxon dan man withney (0,05). Hasil penelitian pemberian madu dan oralit dari uji statistic wilcoxon signan rank test diperoleh p = 0,001 < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian madu dan oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan di BPM Ika Rianto. Hasil uji statistic wilcoxon signan rank test diperoleh p = 0,035 < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian oralit terhadap penurunan frekuensi diare pada balita kelompok perlakuan di BPM Ika Rianto. Disarankan ibu dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menjaga supaya tidak terjangkit diare dan bisa menerapkan metode pemberian madu yang di kombinasikan dengan oralit dari petugas kesehatan
Pengaruh Pemijatan Bayi Usia 6-12 Bulan Terhadap Peningkatan Nafsu Makan Bayi Di Desa Tenggun Dajah Bangkalan Musdalifah; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya Rosyida
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi merupakan substansi organik yang dibutuhkan oleh tubuh dan menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang, Tidak terpenuhi gizi pada anak dikarenakan berkurangnya nafsu makan dan sulit untuk makan sehingga menjadi permasalahan dalam memberikan makanan dan memenuhi kebutuhan gizi yang secara umum ditemukan pada anak-anak sebagai permasalahan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemijatan bayi usia 6-12 bulan terhadap peningkatan nafsu makan bayi. Desain penelitian ini quasy eksperiment design dengan one group pre - posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan sejumlah 32 dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Tenggun Dajah Bangkalan. Variabel independen pemijatan bayi dan Variabel dependen peningkatan nafsu makan. Instrumen menggunakan kuesioner. Analisa menggunakan wilcoxon (0,05). Hasil penelitian didapatkan nafsu makan bayi usia 6-12 bulan sebelum dilakukan pemijatan sebagian besar menunjukan rendah sejumlah 19 (59.4 persen). Nafsu makan bayi usia 6-12 bulan seusdah dilakukan pemijatan menunjukan sebagian besar sedang sejumlah 17 (53.1 persen). Dari hasil uji statistic wilcoxon signan rank test diperoleh nilai p = 0,001 berarti nilai p < α (0,05) bahwa ada pengaruh pemijatan bayi usia 6-12 bulan terhadap peningkatan nafsu makan bayi di Desa Tenggun Dajah Bangkalan sebelum dan sesudah perlakuan. Pada ibu yang memiliki bayi usia 6 -12 bulan untuk selalu menjaga asupan nutrisi untuk kebutuhan bayi dalam proses tumbuh kembangnya, diperlukan pelajaran khusus untuk menjaga supaya bayi tetap dalam kondisi gizi yan gtercukupi.
Perbedaan Penggunaan Bedong Kain Dan Skin Warp Dalam Pengaturan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kedungdung Kecamatan Modung Ida Fitri Hariani; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya Rosyida
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipotermi mengakibatkan terjadinya Perubahan metabolisme tubuh yang akan menyebabkan kegagalan fungsi jantung, Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25derajat Celcius maka bayi akan mengalami hipotermi melalui evaporasi, konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/Kg BB/menit, sedangkan pembentukan panas yang dapat di produksi hanya persepuluh dari jumlah kehilangan panas di atas, dalam saat yang bersamaan. Tujuan penelitian ini Mengetahui Perbedaan Penggunaan Bedong Kain dan Skin Warp dalam Pengaturan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kedungdung Kecamatan Modung. Kesimpulan dari 30 bayi dilakukan pada bedong kain 15 bayi dan Skin Wrap 15 bayi. Didapatkan rerata perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan bedong kain -,633, dengan Standar Deviasi, 440, dan p value 0,000 dapat simpulkan adanya efektifitas sebelum dan sesudah diberikan tindakan bedong kain dan Skin Wrap akan tetapi selisih peningkaatan suhu tubuhnya terlalu sedikit. Sedangkan pada Skin Wrap didapatkan perbedaan rerata -1,287, standar deviasi 490, dan p value 0,000 dapat disimpulkan adanya efektivitas sebelum dan sesudah diberikan Skin Wrap, maka peningkatan suhu tubuh menggunakan Skin Wrap terbukti lebih cepat menaikkan suhu tubuh bayi baru lahir. Terdapat nilai confiden interval pada bedong kain, nilai min -,877 dan nilai max -,390. Pada Skin Wrap nilai min adalah -1,558 dan nilai max -1,015. Saran hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi/acuan penelitian yang berkaitan dengan efektivitas penggunaan bedong kain dan Skin Wrap dalam pengaturan suhu tubuh, penelitian ini dapat diteruskan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan penyakit yang berbeda.
Pengaruh Kompres Bawang Merah (Allium Ascalonicum L) Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pasca Imunisasi Dpt Pada Bayi Usia 2- 6 Bulan di Puskesmas Kedungdung Kecamatan Modung Tri Ambarwati; Retno Setyo Iswati
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunisasi merupakan salah satu cara preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang diberikan secara terus menerus menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standart. Imunisasi yang wajib diberikan kepada anak diantaranya vaksin DPT Pentabio. Kompres bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh vena berubah ukuran diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi dan hambatan produksi panas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompres Bawang Merah (Allium Ascalonicum L) Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pasca Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 2-6 Bulan. Desain Penelitian adalah Pra Experiment dengan pretest-posttest one group design. Populasi adalah bayi usia 2-6 bulan yang telah mendapatkan imunisasi DPT yaitu 122 bayi dengan sampel 39 bayi. Lokasi penelitian di Puskesmas Kedungdung Bangkalan. Variabel independent pemberian kompres bawang merah, Variabel dependen penurunan suhu tubuh Instrumen yang dipakai adalah lembar observasi dan kuosioner. Hasil penelitian dari hasil uji statistic menggunakan SPSS dengan uji mann whitney didapatkan asym. sign 0.034 atau lebih kecil dari 0.05 yang berarti adanya pengaruh suhu tubuh pasca imunisasi DPT sebelum dan sesudah diberikan kompres bawang merah (allium ascalonicum l). Di sarankan ibu atau keluarga agar mau bayinya di imunisasi dan memberikan kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh pasca imunisasi DPT.
Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Respon Nyeri Pasca Imunisasi Campak Pada Bayi Usia 9-12 Bulan Di Polindes Karang Asem Siti Komariyah; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu.C.R
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunisasi dasar adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi musik terhadap respon nyeri pasca imunisasi campak pada bayi usia 9-12 bulan. Desian penelitian ini Quasi Experiment dengan desain Two Pretest-Posttest Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 9 – 12 bulan yang dilakukan imunisasi campak berjumlah 43 dengan sampel 38 bayi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Accidental Sampling. Variabel independen pemberian terapi musik Variabel dependen respon nyeri pasca imunisasi campak. Instrumen menggunakan Skala Wong Baker. Anailsa menggunakan uji wilcoxon (0,05). Hasil penelitian didapatkan uji statistic wilcoxon pada kelompok intervensi diperoleh nilai p = 0,000 < α (0,05) dengan demikian disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap respon nyeri pasca imunisasi campak bayi usia 9 – 12 bulan. pada kelompok kontrol diperoleh nilai p = 0,157 > α (0,05) demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian tanpa terapi musik terhadap respon nyeri pasca imunisasi campak bayi usia 9 – 12 bulan. Ada perbedaan pengaruh pemberian terapi music terhadap respon nyeri pasca imunisasi campak bayi usia 9-12 bulan antara kelompok intervensi dan control Saran ibu dengan petugas dapat menerapkan relaksasi terapi musik ketika melakukan imunisasi supaya bayi lebih tenang dan relax dan bayi tidak menjadi fokus terhadap nyeri yang di alami.
Efektifitas Pemberian Kompres Daun Dadap Serep (Erythina Lithosperma) Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Bayi Pasca Imunisasi Dpt Di Desa Moarah Bangkalan Siti Hajaroh; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya Rosyida
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian imunisasi DPT wajib dari pemerintah diberikan sampai dengan batas usia satu tahun. Imunisasi ini memiliki efek samping demam. Cara dalam menurunkan demam dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Cara farmakologis diberikan dengan pemberian parasetamol dan pemberian non farmakologis melalui pemberian kompres dadap serep. Tujuan penelitian mengertahui efektivitas pemberian dadap serep dalam menurunkan panas pada anak balita pasca imunisasi DPT. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian one group pre-post test design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 responden. Sampel dalam penelitian sebagian dari penelitian sebanyak 32 responden. Teknik pengambilan sampel melalui random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian adalah kompres dadap serep dan demam pasca imunisasi DPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 responden menunjukkan penurunan suhu tubuh pada bayi memiliki nilai rerata sebelum diberikan kompres dadap serep sebesar 37,4 derajat C, dan setelah dilakukan pemberian menjadi 36 derajat C lebih rendah setelah dilakukan pemberian kompres dadap serep. Hasil uji statistik nilai ρ value sebesar 0,000 (p<0,05) maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pemberian dadap serep dalam menurunkan panas pasca imunisasi DPT. Dengan demikian sebagai seorang tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait efektivitas dadap serep dalam membantu menurunkan demam.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kayu Putih (Melaleuca Leucadendra) Terhadap Respon Nyeri Tumbuh Gigi Pada Bayi Usia 6-9 Bulan Sri Suhartini; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya R; Setiana Andarwulan
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigi pertama umumnya akan tampak dalam mulut ketika bayi berusia antara 6 sampai 14 bulan. Pada pertumbuhan gigi gusi akan tampak teriritasi, kemerahan dan sedikit menggembung, bila diraba akan adanya puncak gigi. Gejala lain yang sering mengikuti adalah meningkatnya temperature tubuh atau demam, mual dan anak menjadi rewel. Minyak atsiri dikenal baik untuk mengatasi sejumlah kondisi kesehatan. Pasalnya, kandungan ini dapat bertindak sebagai analgesik, antipiretik, antiseptik, antijamur dan antibakteri sehingga seluruh efek tersebut dapat membantu mengurangi rasa sakit pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun kayu putih (Melaleuca leucadendra) terhadap respon nyeri tumbuh gigi pada anak usia 6-9 bulan.Metode Penelitian yang digunakan pra eksperimental desain one group pra-post test design dengan jumlah sample 17 orang melalui teknik accidental sampling. Uji statistic yang digunakan spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan respon nyeri tumbuh gigi sebelum diberikan ekstrak sebagian besar nyeri hebat (64,71 persen). Respon nyeri tumbuh gigi setelah diberikan ekstrak daun kayu putih sebagian besar tidak nyeri sejumlah (35,29 persen). Hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai p=0,005 yang artinya H0 ditolak. Kesimpulan Ada pengaruh pemberian ekstrak daun kayu putih (Melaleuca leucadendra) terhadap respon nyeri tumbuh gigi pada anak usia 6-9 bulan.
Efektivitas Ekstrak Daun Kayu Putih (Melaleuca Leucadendra) Terhadap Penurunan Respon Nyeri Tumbuh Gigi Pada Bayi Usia 6-9 Bulan Sri Suhartini; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya R
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gigi pertama bayi umumnya tumbuh pada usia antara 6 sampai 14 bulan. Pertumbuhan gigi pertama akan menyebabkan gusi teriritasi, kemerahan dan sedikit menggembung, dan sering dikuti dengan meningkatnya temperature tubuh atau demam, mual dan anak menjadi rewel. Daun Kayu Putih yang mengandung minyak atsiri dikenal baik untuk mengatasi sejumlah kondisi kesehatan. Kandungan minyak atsiri dapat bertindak sebagai analgesik, antipiretik, antiseptik, antijamur dan antibakteri sehingga seluruh efek tersebut dapat membantu mengurangi rasa sakit pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun kayu putih (Melaleuca leucadendra) terhadap respon nyeri tumbuh gigi pada anak usia 6-9 bulan. Metode Penelitian yang digunakan pra eksperimental desain one group pra-post test design dengan jumlah sample 17 orang melalui teknik accidental sampling. Data yang digunakan adalah data primer, data respon nyeri tumbuh gigi didapatkan dari instrument Wong-Baker Faces Pain Rating Scale. Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon Hasil penelitian menunjukkan respon nyeri tumbuh gigi sebelum diberikan ekstrak daun kayu putih sebagian besar mengalami nyeri hebat sebesar 64,71 persen, sedangkan respon nyeri tumbuh gigi setelah diberikan ekstrak daun kayu putih sebagian besar mengalami tidak nyeri sebesar 35,29 persen, hasil uji statistik didapatkan hasil p-value = 0,001 sehingga bisa disimpulkan bahwa Pemberian ekstrak daun kayu putih (Melaleuca leucadendra) efektif terhadap penurunan respon nyeri tumbuh gigi pada anak usia 6-9 bulan.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 6-24 Bulan Di Puskesmas Kanapa- Napa Wa Ode Eva Rosdiana; Retno Setyo Iswati; Desta Ayu Cahya Rosyida
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di puskesmas kanapa-napa. Metode Penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah Balita 6-24 bulan yang mengalami stunting. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor yang berhungan dengan kejadian stunting yaitu faktor pemberian Asi Ekslusif, Berat Badan Lahir Rendah, Penyakit Infeksi,Status Imunisasi dan faktor sanitasi lingkungan. Simpulan Faktor pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa adalah sebagian besar kejadian stunting adalah ASI tidak ekskusif (40persen). Faktor penyakit infeksi berhubungan dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa dengan nilai P Value = 0,00. Faktor sanitasi lingkungan berhubungan dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa dengan nilai P Value = 0,009. Faktor status imunisasi berhubungan dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa dengan nilai P Value = 0,028. Faktor pola asuh anak tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa dengan nilai P Value = 0,724. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting pada umur 6-24 bulan di Puskesmas Kanapa- napa yaitu kelahiran dengan Berat Badan Lahir Rendah ,Penyakit infeksi dan Pemberian Asi Ekslusif.
PELATIHAN AKUPRESURE TITIK HEGU (LI4) PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3 UNTUK MENCEGAH PERSALINAN LAMA Retno Setyo Iswati; Nina Hidayatunnikmah; Tetty Rihardini; Solichatin Solichatin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.20410

Abstract

Penyebab dari tingginya Angka Kematian Ibu adalah komplikasi kehamilan dan persalinan. Persalinan lama menjadi penyebab langsung komplikasi persalinan. Masalah atau komplikasi kehamilan dan persalinan yang sebenarnya dapat dicegah. Melakukan tindakan pencegahan tertentu pada ibu hamil di trimester III dapat membantu untuk menghindari komplikasi persalinan, salah satunya dengan akupresur yang bertujuan memperlancar proses persalinan. Akupresur adalah tindakan menggunakan tangan untuk memijat bagian-bagian tubuh tertentu. Titik LI4 secara umum memiliki efek menghilangkan rasa sakit dan merangsang kontraksi rahim. Pemijatan pada titik LI4 dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin untuk induksi persalinan dan meningkatkan kadar endhorphin sehingga nyeri persalinan dapat berkurang. Pelatihan ini bertujuan agar ibu hamil trimester III meningkatkan pengetahuan tentang manfaat dari akupresure titik LI4 serta dapat melakukan akupresure titik LI4 secara mandiri sehingga dapat mencegah persalinan lama. Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan 3 tahap yaitu: Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (Tahap Penyuluhan dan praktikum) dan Tahap Evaluasi, dengan bantuan media leaflet. Peserta pelatihan adalah ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 9 bulan yang berjumlah 15 orang. Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah terdapat peningkatan pengetahuan tentang manfaat dari akupresure titik LI4 dan peserta pelatihan dapat melakukan akupresure titik LI4 secara mandiri.