Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISA DAYA SAING DAN PELUANG EKSPOR WORTEL DI KELOMPOK TANI KATATA, PANGALENGAN, JAWA BARAT Budiman, Arief; Trimo, Lucyana; Suminartika, Eti; Fatimah, Sri
Agricore Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komoditas wortel telah lama menjadi andalan produksi salahsatu kelompok tani Katata yang berada di Pangalengan, Jawa Barat. Produksinya memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak hanya baik dalam pemenuhan lokal saja, namun juga terhadap pemenuhan Ekspor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengatahuan daya saing dan peluang ekspor dari dampak kebijakan pemerintah pada usahatani wortel di Kelompok Tani Katata. Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Katata, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Data dianalisis dengan Policy Analysis Matrix (PAM), untuk menghitung keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan dampak kebijakan pemerintah dengan menggunakan harga aktual dan harga bayangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengusahaan wortel di Kelompok Tani Katata memiliki keunggulan kompetitif karena nilai PCR sebesar 0,062 atau PCR kurang dari satu (PCR < 1). Hal yang sama menunjukkan bahwa wortel memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRC 0,060 atau DRC kurang dari satu (DRC < 1). Kebijakan pemerintah dinilai menghambat ekspor output dan adanya proteksi terhadap input lokal dibuktikan dengan nilai NPCO dan NPCI yang kurang dari satu. Secara keseluruhan kebijakan pemerintah yang berlaku saat ini masih belum mendukung dalam hal pengembangan dan peningkatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif pengusahaan komoditas wortel di Kelompok Tani Katata.
Kajian Pengembangan Agroindustri Berbasis Teh Rakyat Trimo, Lucyana; Fatimah, Sri; Djuwendah, Endah
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.451 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v1i2.1634

Abstract

ABSTRAKPeluang kelompok tani teh menjadi kelompok bisnis agroindustriteh cukup besar, ini karena tingginya dukungan pemerintah melalui program GPATN serta semakin tingginyapermintaan pasar luar negeri dan dalam negeri dalam bentuk“instant tea” (makanan, minuman, farmasi, kosmetik).Namun, kondisi tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani teh. Hal ini terlihat dari, sebagian besar petani the masih menjual produknya dalam bentuk pucuk basah. Penelitian dilakukan untuk mengkaji kendala yang dihadapi oleh petani teh rakyat dalam pengembangan agro-industri teh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif survey. Tempat penelitian yang dipilih adalah Kabupaten: Garut (KecamataCisurupan), Cianjur (Kecamatan Sukanagara) dan Bandung (Kecamatan Pasirjambu), yang merupakan sentra teh di Provinsi Jawa Barat.Data dikumpulkan dengan cara: studi kepustakaan, dan wawancara dengan pihak terkait, yaitu pejabat pada instansi pemerintah, koperasi, pabrikan, asosiasi petani teh, kelompok tani, serta petani teh yang diambil secara acak sederhana dari setiap Kecamatan yang dijadikan sampel. Secara proposional sampel diambil berdasarkan luas wilayah sentra teh, dan setiap kecamatandiambil 30 orang petani teh. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, dengan pendekatan system thinking. Salah satu alat pendekatan system thinking yang digunakan yaitu dengan causal loop modelling, agar mudah mendeskripsikannya maka digunakan Causal Loop Diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi dalam mengembangkan agroindustri teh rakyat, yaitu: 1) kurangnya ketersediaan pucuk the sebagai bahan baku agroindustri, 2) kurangnya pengetahuan untuk meningkatkan nilai tambah pucuk teh, 3) kurangnya kemampuan dalam penyediaan modal dan peralatan dalam mengolah pucuk teh, dan 4) masih kurangnya dukungan pemerintah dalam mempromosikan teh olahan rakyat (misal: dalam rapat-rapat atau kegiatan-kegiatan yang berlangsung di pemerintahan sebaiknya memanfaatkan produk olahan the dari petani).Katakunci: agroindustri, kendala, nilai tambah, peluang, teh rakyat, ABSTRACTThe increasing market demand, abroad and domestically in the form of "instant tea" (food, beverage, pharmaceutical, cosmetics), and also support from the higher government through GPATN program makes the oopportunitiesof tea small holder groups into tea agro-industry business is quite huge.But infact, this opportunity cannot be utilized properly bytea small holder. Most of the tea small holders still sell their products in the form of freshflush. This research was conducted toinvestigate the constrain of tea small holder in agroindustry development.The study was conducted using a survey descriptive study approach. Selected location research is located at the center of tea small holder in West Java province, i.e.District of Garut (Subsdistrict of Cisurupan), Cianjur (Subdistrict of Sukanagara) and Bandung (District of Pasirjambu). In this research, the data were collected by study of literature and interviews with relevant parties, i.e. officials at government agencies, cooperatives, manufacturers, associations of tea farmers, tea small holder groups, and tea farmers. Tea farmers are taken randomly from each subdistrict sampled. Proportionally, samples are taken based on the size area of tea central region, and from those each district about 30 tea farmers were taken. Data were analyzed descriptively, with a system thinking approach. One of the tool system thinking approaches used in this research is causal loop modeling, in particularly Causal Loop Diagram. Result of the research showed that the obstacles of tea small holder in developing agro-industrial were : 1) the lack of availability of tea flush as raw material for agro-industry, 2) the lack of knowledge to increase value added of tea flush, 3) the lack of capability in the providing capital and equipment in processing the tea flush, and 4) the lack of government support in promoting the tea small holder’s products (e.g., Doing product promotion fromthe tea small holder in the goverment meetings or activities; such as by using those products in the activities).Keywords: agro-industry, constrain, opportunity, tea small holder, value added 
PENINGKATAN NILAI TAMBAH LIMBAH KULIT MANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK DAN MANISAN KULIT MANGGA Mukti, Gema Wibawa; Rasmikayati, Elly; Kusumo, Rani Andriani Budi; Fatimah, Sri
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.422 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1879

Abstract

This PKM activity is related to the Higher Education Research (PUPT) titled "Upaya Peningkatan Kapasitas Petani Mangga di Pasar Modern Ditinjau dari Dinamika Agribisnis dan Penguasaan Lahannya". In Jatinangor area as an educational center, many business locations sell drinks made from mangoes. So far, the part of mangoes used as raw material for juice is the meat, while the skin and seeds of mangoes are thrown away. By processing mango skin, the product will have added value due to increased use value of this agricultural commodity. The method of implementation of this activity is training and technical assistance in processing mango skin waste into chips and sweets, training and marketing assistance for processed mango skin products, and providing simple production tools. All stages of this activity are carried out in a participatory manner involving the target group. This PKM activity has improved the knowledge and skills of participants in processing mango skin waste into products of economic value, so that it can be an alternative income for the Cisitu village community in general and the Mekar Sawargi Women's Farmers Group in particular. Through the PKM activity an initiation was obtained from the Cisitu Village to develop a variety of processed products from mango skin waste as a superior product and is ready to be a part of Village Fund in the next planningABSTRAK: Kegiatan PKM ini terkait dengan kegiatan penelitian Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kapasitas Petani Mangga di Pasar Modern Ditinjau dari Dinamika Agribisnis dan Penguasaan Lahannya”. Di kawasan Jatinangor sebagai sentra pendidikan, banyak lokasi usaha yang menjual minuman dari buah mangga. Selama ini bagian buah mangga yang banyak digunakan untuk bahan baku jus adalah bagian daging buah mangga, sementara bagian kulit dan biji buah mangga dibuang begitu saja. Proses pengolahan kulit mangga akan menghasilkan nilai tambah produk akibat meningkatnya nilai guna bentuk komoditas pertanian. Metode pelaksanaan dari kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan teknis pengolahan limbah kulit mangga menjadi keripik dan manisan, pelatihan dan pendampingan pemasaran produk olahan kulit mangga, pemberian bantuan alat produksi sederhana. Seluruh tahapan kegiatan dilakukan secara partisipatif melibatkan kelompok sasaran. Kegiatan PKM ini telah memberikan perubahan pada aspek pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah limbah kulit mangga menjadi produk yang bernilai ekonomi, sehingga dapat menjadi alternatif penghasilan bagi masyarakat desa Cisitu umumnya dan Kelompok Wanita Tani Mekar Sawargi pada khususnya. Melalui kegiatan PKM diperoleh inisiasi dari pihak Desa Cisitu untuk mengembangkan beragam produk olahan dari limbah kulit mangga sebagai produk unggulan dan siap dialokasikan dalam penggunaan Dana Desa dalam perencanaan berikutnya.
Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Palu pada Materi Dinamika Partikel Fatimah, Sri; Kade, Amiruddin; Hatibe, Amiruddin
JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online) Vol 8, No 1 (2020): E-Jurnal Pend. Fisika Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2 Palu pada materi dinamika partikel. Subjek penelitian ini terdiri dari 24 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes seleksi responden, tes essay, dan wawancara. Tes seleksi responden terdiri dari 20 butir soal yang diberikan kepada 24 siswa untuk menentukan 6 responden dan tes essay berupa soal uraian keterampilan berpikir kreatif pada materi fluida statis sebanyak 8 butir soal yang diberikan kepada 6 responden yang terpilih. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa pada aspek kelancaran dan keluwesan diperoleh nilai rata-rata per soal pada kategori sedang, dan aspek orisinalitas dan elaborasi berada pada kategori tinggi serta keterampilan berpikir kreatif siswa dengan persentase rata-rata sebesar 58,33%. Disarankan bagi guru perlu membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang menuntut kreativitas peserta didik, sehingga peserta didik akan terlatih dalam berpikir kreatif.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MANGGA DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OFF SEASON DI KABUPATEN CIREBON Budi Kusumo, Rani Andriani; Rasmikayati, Elly; Mukti, Gema Wibawa; Fatimah, Sri; Saefudin, Bobby Rachmat
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 4, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.149 KB) | DOI: 10.25157/ma.v4i1.789

Abstract

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu sentra penghasil mangga di Provinsi Jawa Barat. Namun berbagai kendala menyebabkan ketidakstabilan produksi mangga di Kabupaten Cirebon, dimana salah satunya disebabkan adopsi teknologi off season yang masih terbilang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) karakteristik sosial ekonomi petani mangga di Kabupaten Cirebon; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani mangga dalam menggunakan teknologi off season di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah 130 orang petani mangga yang diambil secara acak. Data dianalisis secara deskriptif serta analisis regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden menanam mangga di lahan milik sendiri, dengan jumlah kepemilikan pohon < 100 pohon, Sebagian besar responden menggunakan modal sendiri dalam berusahatani mangga, dan menjual hasil panen kepada perusahaan pemasok buah. Frekuensi kegiatan penyuluhan, kemitraan dalam hal pemasaran, persepsi petani mengenai permintaan dan ketersediaan sarana produksi merupakan faktor – faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani dalam menggunakan teknologi off season.  Dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas mangga di Kabupaten Cirebon.Kata kunci: keputusan, mangga, off season, petani, pengaruh
PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK, LABEL ORGANIK KOMUNITAS, DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI TERHADAP MINAT BELI PRODUK ORGANIK DI KOMUNITAS ORGANIK INDONESIA Lestari, Goldie Shaumy; Sadeli, Agriani Hermita; Pardian, Pandi; Fatimah, Sri
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i2.5200

Abstract

Environmental and food security issues has caused organic farming practice to grow globally, including in Indonesia. One of the problems in Indonesia’s organic farming is the cost of organic certification as well as it’s long process. As a solution to this problem, Komunitas Organik Indonesia took an initiative to form a curration program called White Flower Label to guarantee that their member’s products are indeed organic. This study uses quantitative design and a survey method using questionnaire. The sample size used was 30 respondents. The technique used is explanatory, to explain how product knowledge (X1), community-assessed organic label (X2), and information seeking behaviour (X3) influence purchase intention (Y). The results shows that only information seeking behaviour (X3) has a significant effect on purchase intention, while product knowledge (X1) and community-assessed organic label doesn’t have any significant effect.
Komunikasi Risiko Usahatani Kentang di Luar Daerah Sentra Produksi (Studi Kasus Kelompok Tani Palintang Jaya Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung) Alhasany, Puan Fawwaza; Fatimah, Sri
Agrikultura Vol 33, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i2.39132

Abstract

Kelompok Tani Palintang Jaya merupakan kelompok tani yang mengusahakan tanaman kentang. Petani pada kelompok tani tersebut menanam kentang di lokasi yang tidak memiliki basis budidaya kentang sehingga berpotensi memicu peningkatan risiko yang tidak terduga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami karakteristik petani, teknik budidaya kentang yang dilakukan, risiko yang dihadapi, serta cara para petani mengkomunikasikan risiko untuk mencari solusi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, triangulasi data, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan yang melibatkan 30 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Petani anggota kelompok tani Palintang Jaya merupakan petani gurem semi komersial, yang melakukan usahataninya dengan cara tradisional dan memiliki tiga tipe karakter individu yaitu Early Adopters, Early Majority dan Late Majority (2) Teknik budidaya kentang yang dijalankan mengikuti standar yang diberikan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang (3) Risiko yang paling mengkhawatirkan bagi petani adalah risiko produksi, risiko finansial, serta risiko sosial dan hukum. (4) Jaringan sosial antar petani berbentuk Radial Personal Network dan aktor yang paling berperan adalah Ketua dan Pembina dan para anggota melakukan komunikasi risiko dengan berkomunikasi langsung dengan para key person.