Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Asti Sri Listiani; Ida Farida; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 11 No 1 (2013): Jurnal Kontruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.754 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.11-1.71

Abstract

Transportasi darat khususnya angkutan umum perkotaan yang berada di kota-kota besarsangatlah penting keberadaanya dalam menjalankan salah satu fungsi utamanya yaitu sebagaipengangkut pergerakan masyarakat untuk mengerjakan aktifitas sehari-harinya dimana pelayananyang diberikan diharapkan dilakukan secara cepat, aman, nyaman, murah dan efisien. Data di dapatdengan penyebaran kuisioner kepada pemilik angkutan umum perkotaan/ sopir angkot trayekCilawu-Garut Kota Kabupaten Garut dan juga wawancara dengan pengusaha angkot kemudian datadianalisis, hasil analisis data untuk mengetahui besarnya Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Sebelum dilaksanakan penelitian di lapangan haruslah disusun suatu tahapan adapun tahap-tahapdalam penelitian adalah survei pendahuluan, persiapan survei, dan pelaksanaan survei(pengumpulan data). Hasil analisis data menunjukkan tarif berdasarkan BOK sebesar Rp. 4.057,72,untuk tarif umum sebesar Rp. 5.000,00 dan untuk pelajar Rp. 2.000,00. Sebagian besar penggunaangkutan kota memiliki penghasilan rendah berkisar Rp.500.000,00-Rp. 1.000.000,00. Pemerintahperlu memberikan subsidi untuk penumpang agar mampu membayar sesuai kemampuannya.
STUDI PERSIMPANGAN BUNDARAN SUCI KABUPATEN GARUT Selpiana Apriani; Ida Farida; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 11 No 1 (2013): Jurnal Kontruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.526 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.11-1.73

Abstract

Persimpangan Bundaran Suci Kabupaten Garut merupakan dua persimpangan yangberdekatan dengan kondisi yang berpotensi terjadi kemacetan dan kecelakaan. Hal ini disebabkanruas jalan mayor merupakan jalan menuju pusat perekonomian dan permukiman. Dari hasilanalisis dapat disimpulkan bahwa di Bundaran Suci Kabupaten Garut memiliki nilai DerajatKejenuhan (DS) = 0,72, Tundaan (DT) = 12,06   det/jam serta menghasilkan peluang antrian (QP)= 9% - 31%. Nilai derajat kejenuhan sesuai dengan nilai yang disarankan oleh MKJI 1997. Hal inidapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan pada Bundaran Suci Kabupaten Garut yaitu DS = 0,75.Setelah dilakukan rekayasa dengan menggunakan manajemen lalulintas pada lokasi ini maka,derajat kejenuhannya menurun dan memenuhi kriteri. Dengan melakukan pelebaran setiappendekat bagian jalinan dan lebar jalinan pada bagian jalinan Bundaran Suci KabupatenGarut,maka di peroleh nilai Derajat Kejenuhan Bundaran sebesar 0,72, sehingga sudah sesuaidengan persyaratan MKJI yaitu DS ≤ 0,75.
STUDI PEMANFAATAN RUANG PUBLIK UNTUK LAHAN PARKIR DI JALAN CIKURAY GARUT Devi Maulana Ibrahim; Eko Walujodjati; Agus Ismail
Jurnal Konstruksi Vol 11 No 1 (2013): Jurnal Kontruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.233 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.11-1.86

Abstract

Bentuk pemanfaatan ruang publik Kota Garut salah satunya adalah parkir khususnya Jalan Cikuray Garut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter dan ruang publik, mengetahui karakter dan  lahan parkir di ruang publik, dan menyusun arahan penataan lahan parkir di ruang publik. Metode penelitianya adalah observasi, wawancara, inventarisasi, dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Distribusi ruang publik di Kota Garut mengelompok di pusat kota dengan fungsi sebagai kawasan komersial, sebagai pusat kuliner dan sarana rekreasi. Pengembangan lahan parkir pada ruang publik didukung oleh Dinas Perhubungan, dan pengelolaan lahan parkir oleh masyarakat lokal. Hasil terakhir penelitian ini adalah penambahan serta pengadaan tempat khusus parkir kendaraan, pengadaan legalitas pengelola parkir, pemberdayaan terhadap petugas parkir legal, dan menjadikan lokasi ruang publik sebagai area parkir.
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL CISUMDAWU (STUDI KASUS: DEVELOPMENT OF CILEUMYI-SUMEDANG DAWUAN TOLL ROAD PHASE I) Andi Setiawan; Eko Walujodjati; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.5 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.282

Abstract

Jenis kontrak yang secara umum digunakan dalam proyek konstruksi salah satunya adalah Kontrak Gabungan Lump Sum dan Unit Price. Kontrak tersebut merupakan pengembangan dari Sistem Kontrak Harga Tetap (Lump Sum) dan Sistem Kontrak Harga Satuan (Unit Price), kedua tipe kontrak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dijadikan bahan pertimbangan oleh kontraktor untuk menentukan tindakan dalam mengatasi risiko. Penelitian ini mengambil sampel yaitu proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Development of Cileunyi - Sumedang - Dawuan Toll Road Phase I). Analisa risiko dilakukan dengan menstrukturisasi risiko menggunakan metode RBS (Risk Breakdown Structure) kemudian mengalikan nilai dampak dan frekuensi untuk mendapatkan nilai tingkat risiko pada tiap faktor risiko. Hasil analisis yang didapat dari RBS, dianalisa lebih lanjut berdasarkan pengalaman empiris pelaksana proyek untuk mengetahui tindakannya dalam mengatasi risiko, kemudian kemudian dianalisa dan dibahas lagi menggunakan tabel perbandingan jumlah risiko, perbandingan tingkat kepentingan risiko (importance level) dan tingkat risiko berdasarkan sistem pembayaran. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu jenis risiko dan tingkat risiko pada tiap tahapan proyek untuk proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price juga tergantung pada jenis pekerjaan, lokasi proyek, kompleksitas pekerjaan dan tingkat kemampuan (pengalaman) kontraktor, bukan hanya pada tipe kontrak yang digunakan. Selain itu berdasarkan tingkat kepentingan (importance level) tiap jenis pekerjaan, membuktukan bahwa belum tentu proyek dengan sistem gabungan lump sum dan unit price memiliki tingkat risiko lebih rendah daripada proyek dengan sistem kontrak yang lain. Sedangkan berdasarkan sistem pembayaran, Proyek Jalan Tol Cisumdawu menggunakan sistem pembayaran termin progress payment. Menurut hasil wawancara , ada dua tipe sistem pembayaran termin yaitu monthly payment dan progress payment, secara umum sistem pembayaran progress payment lebih berisiko dibandingkan dengan sistem pembayaran monthly payment, namun itu semua kembali lagi kepada integritas kedua belah pihak yaitu antara kontraktor dan pemilik proyek (owner). Hal yang membedakan penangnan risiko pada setiap tahapan proyek dengan sistem kontrak gabungan lump sum dan unit price adalah antisipasi terhadap harga pasar/nilai tukar rupiah.
ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PADA PONDASI TELAPAK, BOR PILE DAN TIANG PANCANG DENGAN DAYA DUKUNG YANG SAMA Ginsa Rustira; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 13 No 1 (2015): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.479 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.13-1.286

Abstract

Konstruksi bangunan terdiri dari dua bagian yaitu bangunan atas (upper structures) dan elemen bangunan bawah (sub structures). Bangunan bawah menyalurkan gaya-gaya bangunan atas ketanah pendukung. Pondasi bangunan dapat didefinisikan sebagai suatu konstruksi yang mampu mendukung beban bangunan struktur atas, sehingga stabilitas tanah yang dihasilkan dan deformasi yang diperkirakan masih dapat ditolerir.(Bowles, 1988) Pondasi telapak (foot plate) termasuk dalam pondasi dangkal. Pondasi telapak didefinisikan sebagai pondasi yang mendukung struktur secara langsung pada tanah pondasi, digunakan bilamana terdapat lapisan tanah berkualitas baik yang cukup tebal letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan tanah (sekitar 2,0 sampai 3,0 meter). Pondasi Bor Pile termasuk dalam kelompok pondasi dalam atau identik sebagai pondasi tiang yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan menyerap lenturan modulus elastisitas tanah akibat pererakan tiang. Pondasi bor pile (top pile) yang terdapat di bawah poer ( file cap) sebagai tumpuan kolom. Daya dukung pondasi bor pile ditentukan dari tahanan ujung (end bearing) dan tahanan gesekan selimut (skin friction). Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ketanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ketanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Persaingan yang semakin kompetitif menurut optimasi teknis dan biaya antara pondasi telapak, pondasi bor pile dan tiang pancang. Analisis yang akan dilakukan terhadap berbagai variasi: diameter tiang, kedalaman tiang, jumlah tiang, dimensi pile cap dan kondisi tanah. Perkiraan biaya konstruksi pondasi telapak dan pondasi bor pile ini mengikuti biaya-biaya pembangunan proyek secara umum, yaitu biaya material, biaya peralatan, biaya transport, biaya tenaga kerja, biaya tetap (overhead cost), biaya pajak dan lain-lain. Total Biaya Pondasi Telapak  = Rp. 3.558.983. Total Biaya Pondasi Bor Pile = 6.882.450 + 2.425.474 = Rp. 9.307.924.Biaya Pondasi Tiang Pancang, Total biaya pemancangan 50 titik = Rp. 251.500.000,- jadi Total biaya pemancangan per titik = Rp. 5.030.000,-
ANALISIS BIDANG KERN PADA PROFIL BAJA RINGAN Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.492 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.293

Abstract

Material Baja Ringan sudah banyak diaplikasikan terutama untuk rangka atap bangunan. Sambungan antar batang baja ringan menyalurkan gaya normal yang terjadi akibat beban beban yang ada berupa gaya tarik dan gaya tekan sebagai gaya gaya yang terjadi pada sistem rangka batang (Truss). Analisis Tegangan dalam Bidang Kern pada penampang profil Baja Ringan yang tidak simetris ini perlu dilakukan untuk melihat kekuatan dari pada material Baja Ringan. Profil Baja Ringan adalah material baja tipis dengan kekuatan tarik yang tinggi memungkinkan dimanfaatkan sebagai elemen struktur dengan kebutuhan melayani beban tarik dan beban tekan. Bidang Kern adalah suatu daerah dengan titik titik gaya normal berada dimana tegangan yang terjadi pada penampang tersebut adalah sejenis. Beban Normal Eksentris adalah beban normal yang bekerja diluar titik berat penampang. Analisis tegangan yang dilakukan sama dengan analisis tegangan pada beban sentris dan momen lentur yaitu σ = P / A ± Me . y / Ix. Momen tahanan Wax = Ix / y, Wbx = Ix / y, momen inersia Ix = 1/12. b.h3 + b.h.y2 Wkr y = Ix / c, Wkn y = Ix / y, batas atas sumbu x Ka x = Wbx / A, batas bawah sumbu x Kb x = Wax / A, batas kiri sumbu y Kkr y = Wkn y / A, batas kanan sumbu y Kkn y = Wkr y /A. Dari analisis yang sudah dilakukan diperoleh bidang kern yang tidak jauh berbeda dengan profil penampang bentuk C pada umumnya, yaitu Ka x = 25,29 mm Kb x = 25,29 mm Kkr y =18,775 mm Kkn y = 7,559 mm. Perbedaan mencolok diperoleh nilai Kkr y atau batas sebelah kiri dari sumbu y yang lebih jauh dibanding pada bentuk C. Hal ini dikarenakan adanya luasan tambahan dari bentuk kait pada profil tersebut.
PENGARUH PARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: RUAS JALAN CILEDUG KOTA GARUT) Ricky Muhammad Yany; Ida Farida; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.365 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.388

Abstract

Permasalahan transportasi didaerah perkotaan seringkali disebabkan tingginya kebutuhan pergerakan yang tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan jaringan jalan yang ada. Akibat dari adanya kegiatan on-street parking adalah menimbulkan kemacetan, oleh karena itu penanganan parkir di badan jalan sudah barang tentu menjadi sangat penting dan mempunyai dampak positif terhadap pemecahan masalah kemacetan, permintaan akan parkir akibat adanya pertokoan dan pasar juga terjadi di  Jalan Ciledug Kabupaten Garut. Masalah parkir ini sangat berhubungan dengan pola pergerakan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus cukup memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan penelitian pada ruas Jalan Ciledug, tingkat pelayanan jalan pada hari Senin berada pada nilai C, D dan E pada jam puncak pagi, siang dan sore. Sedangkan kinerja pada hari Kamis sedikit lebih baik dimana tingkat pelayanan jalan pada jam-jam puncak pagi, siang dan sore berada pada tingkat C, C dan D. Pada hari Sabtu tingkat pelayanan jalan sampai pada titik terburuknya, dimana pada jam puncak pagi, siang dan sore tingkat pelayanan jalan berada pada tingkat E, E dan E, hal ini diakibatkan Kota Garut yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik untuk berakhir pekan.
Perbandingan Pembebanan Gempa Bangunan Bertingkat Menggunakan Analisis Static Equivalent dan Analisis Dynamic Time History di Kab. Garut Hafid Mohamad Fadilah; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 18 No 1 (2020): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.18-1.780

Abstract

Pembebanan gempa dengan menggunakan metode analisis static equivalent dan analisis dynamic time history, memiliki perubahan pembebanan yang sangat mendasar diantara kedua metode. Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa “perubahan mendasar terjadi pada struktur 5 dan 10 tingkat”. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pembebanan, menganalisis perubahan pembebanan yang sangat mendasar dan menganalisis metode yang cocok dalam perencanaan pembebanan pada bangunan dengan rentan 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 tingkat. Studi kasus dilakukan menggunakan data respons spectrum Kabupaten Garut dan time history El Centro 1940 (seismik frekuensi menengah). Fungsi bangunan sebagai hotel sebagai acuan untuk menentukan kategori risiko. Klasifikasi situs tanah keras dan menggunakan mutu beton yang digunakan fc’= 30 MPa. Untuk menghitung analisis statik ekivalen digunakan standar perhitungan SNI 1726-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan pembebanan gempa yang terjadi pada struktur 5 dan 6 lantai menggunakan analisis statik ekivalen dinilai akurat karena menghasilkan pembebanan gempa yang mendekati dengan hasil dari perhitungan analisis dinamik time history, tetapi dalam analisis ini pada struktur 7 lantai atau lebih untuk melakukan perhitungan pembebanan gempa lebih disarankan karena menghasilkan pembebanan yang jauh lebih besar dari perhitungan analisis statik ekivalen. Nilai gaya geser pada analisis statik ekivalen dinilai lebih linier peningkatannya dibandingkan dengan analisis dinamik time history.
Analisis Beban Gempa dengan Metode Statik Ekuivalen Berdasarkan SNI 1726-2019 pada Gedung Ipal Irpan Rifandi; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 18 No 2 (2020): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.18-2.811

Abstract

Indonesia berada di wilayah dengan tingkat rawan terhadap gempa yang tinggi dikarenakan pertemuan lempeng yang kompleks. lempeng tersebut termasuk tiga lempeng besar dan lempeng kecil lainnya.. Menurut SNI-03-1726(2002), Jakarta Timur termasuk di zona gempa 4 dengan resiko gempa menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batasan perioda fundamental struktur dan beban gempa yang terjadi pada gedung IPAL dengan metode statik ekuivalen berdasarkan SNI 1726-2019. Batasan perioda fundamental struktur (T) dipengaruhi oleh tipe struktur dan ketinggian bangunan. Semakin tinggi bangunan maka nilai T akan semakin besar. Dari hasil perhitungan beban gaya lateral ekuivalen di tiap lantai didapat gaya yang terbesar terjadi pada lantai basemen karena dilantai basemen total berat seismik (W) lebih besar dari lantai dasar. Dari hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin besar berat seismik maka gaya lateral ekuivalen akan semakin besar.
Analisis Kapasitas Balok Baja Ringan Menahan Tekuk Torsi Lateral Fikri Padhlurohman; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 18 No 2 (2020): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.18-2.812

Abstract

Salah satu elemen struktural pada sebuah bangunan adalah balok. Balok memiliki fungsi sebagai bagian bangunan yang menahan beban-beban diatasnya dan umumnya terbuat dari material beton atau baja, namun kini ada alternatif baru yaitu balok baja ringan. Namun karakteristiknya yang tipis membuat baja ringan rawan terhadap kegagalan tekuk, salah satunya adalah tekuk torsi lateral. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas sebuah balok baja ringan dengan penampang tersusun back to back dan toe to toe dalam menahan tekuk torsi lateral. Metode perhitungan yang digunakan pada penilitian ini adalah metode initiation yield dan metode lebar efektif. Dari hasil perhitungan didapat bahwa kapasitas momen nominal penampang untuk profil back to back dan toe to toe adalah 1.049,923 Kgm dan 1.223,319 Kgm. Sedangkan untuk hasil perhitungan kapasitas momen nominal akibat tekuk torsi lateral, untuk profil back to back dan toe to toe adalah sebesar 245,793 Kgm dan 336,764 Kgm..