Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA KAMPUNG KB DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATRA BARAT Remiswal Remiswal; Duski Samad; Arham Junaidi Firman
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 14 No. 2 (2021): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 14.2
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.579 KB) | DOI: 10.24156/jikk.2021.14.2.102

Abstract

Pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat untuk mengatasi masalah kependudukan belum pernah dievaluasi sejak dicanangkan tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pendidikan keluarga pada Kampung KB di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatra Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi evaluatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif di Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota Solok yang dipilih secara purposif pada tahun 2018 pada periode bulan Juli hingga Oktober. Sumber data dalam penelitian ini meliputi OPD-KB Kab/Kota, PLKB, Ketua, Kader, dan seksi Kampung KB, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua PKK dan 50 PUS yang ditentukan secara systematic random sampling pada masing-masing Kampung KB. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian: pertama, pembinaan dan penggerakkan pendidikan keluarga oleh pengelola program Kampung KB masih belum memperlihatkan posisi sentral dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis keluarga. Kedua, sarana dan prasarana pendidikan keluarga pada setiap Kampung KB masih belum terealisasi dengan semestinya. Ketiga, langkah dan upaya strategis dari Pemerintah belum terlihat untuk pencapaian indikator program Kampung KB dalam pelaksanaan pendidikan keluarga. Keempat, PUS memiliki pengetahuan dan partisipasi pada setiap kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh Kampung KB. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya komitmen dan sinergi pemerintah, pengelola, masyarakat, dan stakeholder dalam menyukseskan pendidikan keluarga pada Kampung KB.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERWAWASAN AL-QUR’AN DAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X Rozi Fitriza; Mezi Szah Putra; Duski Samad
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.243 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v9i4.3212

Abstract

Pemerintah provinsi Sumatera Barat mencanangkan program integrasi pendidikan al-Quran dan budaya alam Minangkabau pada setiap mata pelajaran di tingkat SMA/SMK. Untuk itu diperlukan pedoman pengintegrasian yang bersifat implementatif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) matematika berwawasan al-Qur’an dan budaya Minangkabau yang memenuhi kriteria valid dan praktis untuk peserta didik kelas X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D dengan tahapan Define, Design, Develop dan Disseminate. LKPD hasil pengembangan diujikan terhadap satu kelompok peserta didik dan pendidik kelas X SMAN 2 Padang Panjang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa: pedoman wawancara dengan peserta didik dan pendidik (pada tahap define dan develop), lembar analisis konsep/tugas, lembar validasi, lembar observasi, dan angket respon peserta didik dan pendidik. Analisis data kualitatif dilakukan dengan langkah: reduksi/kodifikasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data kuantitatif berupa tingkat validitas dan praktikalitas, disajikan dalam bentuk persentase dan kategori. Penelitian ini menghasilkan LKPD materi sistem persamaan linier tiga variabel berwawasan al-Qur’an dan budaya Minangkabau. Permasalahan dan soal-soal disajikan menggunakan konteks budayaMinangkabau. Ayat-ayat al-Qur’an pada setiap LKPD terkait dengan materi yang dibahas. Hasil validasi ahli menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan sangat valid dengan persentase kevalidan 84,27%. Respon peserta didik menunjukkan produk LKPD ini sangat praktis dengan persentase 89,03%. Sedangkan pendidik menilai LKPD ini praktis dengan persentase 80,2%. Jadi LKPD materi sistem persamaan linier tiga variabel berwawasan al-Qur’an dan budaya Minangkabau dapat digunakan dalam pembelajaran matematika kelas X.The West Sumatra government implements the integration of Al-Quran education and Minangkabau natural culture in every subject at the SMA / SMK level. For this reason, an implementative integration guideline is needed.This study aims to develop and to create math teaching student worksheets that make use of concepts that come from the Al-Qur’an and Minangkabau culture. The worksheets fulfill valid and practical criteria for grade X students. This study applies research and development methods. The development model used is a 4-D model which consists of the Define, Design, Develop, and Disseminate stages. The developed LKPD was tested on  a group of class X students and educators at SMAN 2 Padang Panjang. The research instruments used were: interview guides with students and educators (at the define and develop stage), concept/task analysis sheets, validation sheets, observation sheets, and student and educator response questionnaires. Qualitative data were analyzed by reducing/codifying data, presenting data, and drawing conclusions. Quantitative data in the form of validity and practicality made percentages and categorization. This research produces LKPD with the insight of the Al-Qur’an and Minangkabau culture for the material of the system of linear equations three variables. The problems and questions presented are using the Minangkabau cultural context. The verses of the Al-Qur’an that are presented are related to the material being discussed. The results of expert validation show that the developed LKPD is very valid with a validity percentage of 84.27%. The response of students showed that the product produced was very practical with a percentage of 89.03%, while the educators considered that this LKPD was practical with a percentage of 80.2%. So LKPD with the insight of the Al-Qur’an and Minangkabau culture is valid and practically used in class X mathematics learning in the material of the system of linear equations three variables. 
Deradicalization-Based Aswajasi Education and Minagkabau Local Wisdom in Syaikh Sulaiman’s Thought Muhammad Kosim; Martin Kustati; Duski Samad
AL-TAHRIR Vol 21, No 1 (2021): Islam: Liberalism and Fundamentalism
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/altahrir.v21i1.2703

Abstract

Abstract: Religious radicalism can lead people to commit acts of violence in the form of physical and non-physical terror in the name of religious teachings. The actions can create a negative stigma about Islam in which has the nature of rahmatan lil 'alamin. One of the main causes for the emergence of religious radicalism is a narrow understanding of the religion. Therefore, religious radicalism needs to be anticipated by the deradicalization of education. The aim of the study is to analyze the thoughts of Sheikh Sulaiman Arrasuli, as one of the influential scholars in Minangkabau, focusing on the deradicalization through education based ASWAJASI and Minangkabau local wisdom. Although the term deradicalization of the education is not found in his books, his thoughts that juxtapose religious education and local wisdom of Minangkabau have relevance in efforts to deradicalize education. In his several writings, Sheikh Sulaiman Arrasuli argued that the deradicalization of education in Minangkabau was carried out by developing the understanding of Ahl al-Sunnah wa al-Jamā’ah wa Syafi’iyyah which is full of moderate and balanced teachings. In the educational process, teachers are required to have ulama-based competencies, who are ready to be role models and enlighteners for the umara, the importance of collaboration between ulama and umara, prioritizing tafaqquh fi al-din studies in madrasas, strengthening the morals of students who are devout and cultured, and implementing education without violence. The education process is based on religion and local wisdom.الملخص: يتسبب التطرف الديني في قيام شخص ما بارتكاب أعمال عنف ضد الإرهاب الجسدي وغير الجسدي باسم التعاليم الدينية. يخلق هذا العمل وصمة عار سلبية ضد تعاليم الإسلام التي هي رحمة للألمين. أحد دوافع ظهور الراديكالية الدينية هو الفهم الضيق للتعاليم الدينية. لذلك، يجب توقع التطرف الديني من خلال نزع التطرف عن التعليم. يهدف هذا البحث إلى تحليل أفكار الشيخ سليمان الرسولي، مع أنه باحثًا مؤثرًا في مينانغكابو، حول نزع التطرف عن التعليم في مينانغكابو. على الرغم من أن مصطلح إزالة التطرف في التعليم غير موجود في كتبه، فإن أفكاره التي تقارن التعليم الديني والحكمة المحلية لمينانغكابو ذات صلة بالجهود المبذولة لإزالة التطرف في التعليم. في العديد من كتاباته، وجد أن نزع التطرف في التعليم في مينانجكابو قد تم من خلال تطوير فهم أهل السنة والجماعة والسيافية المليء بالتعاليم المعتدلة والمتوازنة. في العملية التعليمية، يُطلب من المعلمين أن يكون لديهم كفاءات علمية على استعداد ليكونوا نماذج يحتذى بها ومستنير للحكومة، وأهمية التعاون بين العلماء والحكومة، ووتطرح الدراسات الدينية في المدارس، وتعزيز أخلاق الطلبة، وينفذون التعليم دون عنف. تستند عملية التعليم على الدين والحكمة المحلية.Abstrak: Radikalisme agama mengakibatkan seseorang melakukan tindakan kekerasan hingga teror fisik dan nonfisik dengan mengatasnamakan ajaran agama. Tindakan ini menimbulkan stigma negative terhadap ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Salah satu pemicu munculnya radikalisme adalah pemahaman yang sempit terhadapa ajaran agama. Karena itu radikalisme tperlu diantisipasi dengan melakukan deradikalisasi pendidikan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Syekh Sulaiman Arrasuli, sebagai ulama berpengaruh di Minangkabau, tentang deradikalisasi melalui pendidikan berbasis ASWAJASI dan kearifan lokal Minangkabau. Meskipun istilah deradikalisasi pendidikan tidak ditemukan dalam kitab-kitabnya, akan tetapi pemikirannya yang menyandingkan pendidikan agama dan kearifan lokal Minangkabau, relevan dengan upaya deradikalisasi pendidikan. Dalam beberapa karya tulisnya, ditemukan bahwa deradikalisasi melalui pendidikan di Minangkabau dilakukan dengan mengembangkan paham ahl al-sunnah wa al-jamaah wa syafiiyyah yang sarat dengan ajaran moderat (tawasuth) dan seimbang (tawazun). Dalam proses pendidikan, guru dituntut memiliki kompetensi berbasis ulama yang siap menjadi teladan dan pencerah umat, pentingnya kolaborasi antara ulama dan umara, mengedepankan kajian tafaqquh fi al-din di madrasah-madrasah, menguatkan akhlak peserta didik yang taat beragama dan berbudaya, serta menerapkan pendidikan tanpa kekerasan. Proses pendidikan tersebut berbasis agama dan kearifan lokal.
Kebangkitan dan Perkembangan Madrasah di Indonesia Febri Malfi; Sudirman; Zulmuqim; Duski Samad
Arus Jurnal Pendidikan Vol 3 No 1: April (2023)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajup.v3i1.190

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan kebangkitan madrasah di Indonesia, mulai dari masa penjajahan sampai dengan sekarang ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan di perpustakaan atau museum terhadap bahan-bahan berupa buku-buku, majalah atau dokumen lainnya yang lainnya yang ada. Latar belakang kelahiran madrasah itu bertumpu pada dua faktor penting. Pertama, pendidikan Islam tradisional dianggap kurang sistematik dan kurang memberikan kemampuan pragmatis yang memadai. Dan kedua, laju perkembangan sekolah-sekolah ala Belanda di kalangan masyarakat cenderung meluas dan membawakan watak sekulerisme sehingga harus diimbangi dengan sistem pendidikan Islam yang memiliki model dan organisasi yang lebih teratur dan terencana. Keputusan Bersama Tiga Menteri ( Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri dalam Negeri) tahun 1975, tentang penyetaraan pendidikan madrasah serta peningkatan mutu madrasah, yang berusaha mengembalikan mainstream pendidikan nasional. Melihat kenyataan sejarah, kita tentunya bangga dengan sistem dan lembaga pendidikan Islam madrasah yang ada di Indonesia. Apalagi dengan metode dan kurikulum pelajarannya yang sudah mengadaptasi sistem pendidikan serta kurikulum pelajaran umum.
Pesantren : Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan Dan Karakteristiknya Robi Aroka; Desman Desman; Zulmuqim Zulmuqim; Erwin Erwin; Duski Samad
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.883

Abstract

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang bersifat formal yang ada di Jawa, ia sudah ada sejak mulainya perkembangan Islam di Jawa. Ia tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan Islam di Nusantara. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah dikenal sejak zaman kolonial. Usia pesatren sudah sangat tua dan tidak pernah lekang diterpa perubahan zaman. Semakin lama semakin modern dan jumlahnya semakin banyak. Pesantren dijadikan sebagai sarana dakwah Islam dan memiliki konstribusi yang cukup besar terhadap perkembangan Islam di Jawa bahkan juga di luar Jawa. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai sejarah panjang dan unik. Secara historis, pesantren termasuk pendidikan Islam yang paling awal dan masih bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan yang muncul kemudian, pesantren telah sangat berjasa dalam mencetak kader -kader ulama, dan kemudian berperan aktif dalam penyebaran agama Islam dan transfer ilmu pengetahuan. Karena keunikannya itu maka pesantren hadir dalam berbagai situasi dan kondisi dan hampir dapat dipastikan bahwa lembaga ini, meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana dan karekteristik yang beragam, tidak pernah mati. Demikian pula semua komponen yang ada didalamnya seperti kyai atau ustadz serta para santri senantiasa mengabdikan diri mereka demi kelangsungan pesantren. tentu saja ini tidak dapat diukur dengan standart system pendidikan modren dimana tenaga pengajarnya dibayar, karena jerih payahnya, dalam bayaran dalam bentuk material.
Mengenal Pendidikan Islam dan Politik Pendidikan di Indonesia Rahmat Hidayat; Suharjo; Zulmuqim; Duski Samad
Arus Jurnal Psikologi dan Pendidikan Vol 2 No 2: Juni (2023)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan politik di Indonesia merupakan dimensi historis yang sulit dipisahkan dengan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Diskursus antara politik dan Pendidikan Islam   melahirkan   banyak   khazanah pemikiran,   perdebatan,  dan  juga  perbedaan cara  memahami  hubungan  keduanya dan juga terhadap negara. Kebijakan politik dimasing-masing periodesasi zaman membawa pengaruh dan perubahan terhadap Pendidikan Islam, mulai dari zaman sebelum kemerdekaan sampai kepada era kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan, seperti pada masa orde lama, orde baru, dan era reformasi. Perubahan yang dimaksud, dari satu sisi arus politik yang berkembang besikap diskriminatif dan menyudutkan pendidikan Islam, masih terlihat kurang menguntungkan pendidikan Islam baik secara kelembagaan maupun kurikulum (mata pelajaran). Di lain pihak merupakan momentum positif bagi eksistensi pendidikan Islam di Indonesia, seperti  terintegrasinya pendidikan Islam di dalam sistem pendidikan nasional sehingga berimplikasi pada terjadinya mobilitas  sosial dan vertikal, terbukanya  peluang bagi siswa-siswi madrasah dan santri memasuki wilayah pekerjaan pada sektor modern. Sehubungan dengan kondisi dan stuasi tersebut, maka dalam makalah ini akan menjelaskan pengaruh perubahan politik di Indonesia terhadap perkembangan Pendidikan Islam.
POLA PENGASUHAN ANAK KONTEKS PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA Mita Fitria; Zulmuqim; Duski Samad
Al Kahfi: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 8 No. 1 (2023): Al-Kahfi: Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI YAPTIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pola pengasuhan anak dalam konteks peran orang tua dalam pendidikan keluarga. Peran orang tua dalam membentuk dan mengembangkan potensi anak sangat penting dalam perkembangan mereka. Pola pengasuhan yang tepat dapat memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara holistik. Metode penelitian ini melibatkan survei dan studi literatur sebagai sumber data. Responden penelitian terdiri dari orang tua yang memiliki anak usia sekolah dasar. Survei dilakukan untuk memahami pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua dan dampaknya terhadap perkembangan anak. Studi literatur digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang konsep pengasuhan anak yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang efektif melibatkan kombinasi antara kasih sayang, disiplin, komunikasi, dan partisipasi aktif orang tua dalam kehidupan anak. Orang tua yang memberikan kasih sayang yang konsisten dan mendukung, sambil menetapkan batasan yang jelas dan konsisten, cenderung memiliki anak yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, kemandirian yang baik, dan kemampuan sosial yang kuat. Selain itu, komunikasi yang terbuka dan efektif antara orang tua dan anak juga berperan penting dalam pendidikan keluarga. Orang tua yang mendengarkan dengan empati dan memberikan pandangan yang konstruktif pada anak mereka membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan intelektual dan emosional anak. Partisipasi aktif orang tua dalam kehidupan anak juga menjadi faktor kunci dalam pendidikan keluarga. Melibatkan diri dalam pendidikan formal dan informal anak, seperti membantu dengan tugas sekolah, memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler, dan mendiskusikan topik-topik penting, dapat memperkaya pengalaman belajar anak. Dalam kesimpulannya, pola pengasuhan anak yang efektif melibatkan kombinasi kasih sayang, disiplin, komunikasi.
Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia Abdul Basit; Desman Desman; Zulmuqim; Duski Samad
AL-IBANAH Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL AL-IBANAH
Publisher : Institut Agama Islam Persis Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54801/ibanah.v8i2.196

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research), dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).
Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia Abdul Basit; Desman Desman; Zulmuqim; Duski Samad
AL-IBANAH Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL AL-IBANAH
Publisher : Institut Agama Islam Persis Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54801/ibanah.v8i2.196

Abstract

Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research), dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).
PESANTREN DAN PEMBAHARUANNYA ARAH DAN IMPLIKASI KASUS PESANTREN GONTOR Hendrayadi Hendrayadi; Duski Samad
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 7 No. 3 (2024): Inprogress Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.29377

Abstract

Penelitian ini membahas peran dan perubahan Pesantren Gontor sebagai institusi pendidikan agama dan kebudayaan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pesantren Gontor memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan agama dan kebudayaan Islam. Selain itu, Pesantren Gontor telah mengalami beberapa perubahan, termasuk perubahan kurikulum, metode pengajaran, dan penggunaan teknologi, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan partisipasi siswa.