Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Surau and Modernization of Early 20th Century Islamic Education Case of Western Sumatra (Minangkabau) Herry Zulman; Duski Samad
MISTER: Journal of Multidisciplinary Inquiry in Science, Technology and Educational Research Vol. 1 No. 3c (2024): JULI (Tambahan)
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/mister.v1i3c.1915

Abstract

The study aims to investigate the Surau transformation and modernization in the development of Islamic education in the early 20th century in Western Sumatra. The method used is a library study. In general, Surau, as a center of Islamic learning, has an important role in the development of Islam and the understanding of its teachings. Surau has been the birthplace of many of Minangkabau's great scholars and has played a role in nurturing the spirit of nationalism against the Dutch colonization. Besides, Surau is also one of the oldest Islamic educational institutions in Western Sumatra.In addition to serving as a place of worship such as prayer and teaching, Surau is also a place to study various religious sciences such as fiqih, mantiq, and tafsir. Fiqih became the main focus of the defense at Surau. Surau's transformation into a madrasah was marked by a shift in learning patterns from the tradition of sitting on a chair to using chairs, tables, and desks. The modernization of Surau into a madrasah has expanded steadily in several locations in Western Sumatra such as Padang, Highlands, Sungayang, Baso, and other locations. Characters such as Syeih HM Thaib Umar, Abdul Ahmad, Abdul Karim Amarullah, Jamil Jambek, Sulaiman Arrasul, and others are recognized as the main drivers of Islamic modernization in Minangkabau.
Sejarah dan Pemanfaatan Masjid Agung Inderapura sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Kabupaten Pesisir Selatan Syahril Syahril; Enda Kurnia; Duski Samad
Tarikhuna: Journal of History and History Education Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/thje.v3i2.3449

Abstract

Artikel ini menjelaskan sejarah perkembangan dan pemanfaatan masjid Agung Inderapura yang merupakan masjid tertua yang terletak di Kenagarian Inderapura Tengah, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Masjid ini awalnya dinamakan dengan masjid Palupuh artinya masjid yang terbuat dari anyaman buluh bambu pada tahun 1819. Masjid ini didirikan oleh Tuanku Arifin merupakan Raja kedua dari kerajaan Inderapura. Seiring waktu kemudian masjid ini dijadikan sebagai Masjid Agung Inderapura sarana pendidikan Islam di  nama masjid Palupuh ini dengan nama masjid Agung Inderapura. Perkembangan Pembangunan Masjid Agung Inderapura terbagi menjadi tujuh periode. Keadaan masjid ini telah berubah dari model dan kontruksi awal dibangunnya, tercatat telah dilakukan tujuh kali renovasi bangunan masjid yang mana dua diantaranya merupakan perbaikan skala besar. Pada awal berdirinya masjid hanya dimanfaatkan sebagai sarana ibadah, namun setelah Masjid mengalami berbagai perkembangan tata kelola masjid mulai dimanfaatkan sebagai sarana dakwah dan pendidikan Islam bagi masyarakat Pesisir Selatan.