Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Dakwah Tabligh

MAJELIS TAKLIM DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN DAKWAH Nur Setiawati
Jurnal Dakwah Tabligh Vol 13 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdt.v13i1.296

Abstract

Abstract;  Dakwah secara umum dapat dipahami sebagai upaya sadar, sistematik, dan berkesinambungan yang dilakukan orang-orang beriman untuk mewujudkan sistem Islam dan membangun komunitas atau masyarakat Islam (lqamat al-mujtama' al-islam) sehingga manusia benar-benar menjadi Islam dalam arti tunduk dan patuh kepada Allah SWT dan menyembah kepadanya. Majelis taklim sebagai salah satu bentuk organisasi dakwah tersebut juga sering disebut sebagai pusat pembelajaran Islam (Islamic learning institution). Sebagai pusat pembelajaran Islam, majelis taklim diakui telah menyumbangkan peran yang amat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa, khususnya dalam pengajaran agama dan penguatan moral bangsa. Keberadaan majelis taklim dalam masyarakat telah membawa manfaat dan kemaslahatan bagi umat, khususnya bagi kaum perempuan, apalagi bagi mereka yang menjadi anggota dan jamaahnya. Pengembangan dakwah merupakan salah satu perilaku manajerial yang itu merupakan meliputi pelatihan yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan seseorang dan memudahkan penyesuaian terhadap pekerjaannya dan kemajuan keriernya. majelis taklim dalam meningkatkan manajemen pengelolaan organisasi termasuk didalamnya pengembangan dan peningkatan dalam misi dakwah di masyarakat. Untuk dapat melakukan pengembangan dan peningkatan dakwah, majelis taklim harus dapat melakukan pembaruan dan inovasi terhadap peningkatan kualitas sumber daya anggota dan melakukan desain strategi dan pendekatan dakwah yang tepat dan efektif dengan media komunikasi yang bervariasi dan partisipatif. Kata Kunci:Majelis Taklim, Pengembangan Dakwah Da'wah can generally be understood as an attempt conscious, systematic, and continuous committed by believers to realize the Islamic system and build a community or the Islamic community (lqamat al-mujtama 'al-Islam), so that people actually become Islamic in the sense of subject and obedient and pray to God. Majelis Taklim as a form of Dakwah organization is also often referred toas a center of Islamic learning (Islamic learning institution). As a center of Islamic learning, it is recognized has donated a very large role in the intellectual life, especially in the teaching of religious and moral strengthening of the nation. Its existence in society has brought benefits and welfare for the people, especially for women who become members and congregation. Development of Dakwah is one of managerial behaviors that is included training used as a means to improve somene’s skills and facilitate an adjustment to the work and his carierr. Majelis Taklim in improving the management of the organization includs of the development and improvement in the Dakwah mission in community. To be able to do the development and improvement of Dakwah, it must be able to reform and innovation to strengthen the resources of members and conduct design strategies and approache appropriate and effective Dakwah with variative and participative media communication. Keywords:Majelis Taklim, Development of da’wah
TANTANGAN DAKWAH DALAM PERSPEKTIF KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA Nur Setiawati
Jurnal Dakwah Tabligh Vol 13 No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdt.v13i2.308

Abstract

Abstract; Negara Indonesia adalah termasuk negara yang penduduknya majemuk dalam suku, adat, budaya dan agama. Islam diyakini pemeluknya sebagai agama sempurna. Ajarannya mencakup semua tuntunan kehidupan manusia di muka bumi agar selamat dan bahagia menuju kehidupan akhirat yang lebih kekal dan abadi. Berkaitan dengan relasi antar manusia. Agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju pada tujuan (the ultimate) yang sama. Pluralisme adalah bentuk kelembagaan dimana penerimaan terhadap keragaman melingkupi masyarakat tertentu atau dunia secara keseluruhan. Maknanya lebih dari sekedar toleransi moral atau konksistensi pasif. Tolernasi adalah persoalan kebiasaan dan perasaan pribadi, sementara koeksitensi adalah semata-mata penerimaan terhadap pihak lain, yang tidak melampaui ketiadaan konflik. Pluralisme, di satu sisi, mensyaratkan ukuran-ukuran kelembagaan dan legal yang melindungi dan mensyahkan kesetaraan dan mengembangkan rasa persaudaraan di antara manusia sebagai pribadi atau kelompok, baik ukuran-ukuran itu bersifat bawaan ataupun perolehan. Tidak ada agama yang dapat menghindari dakwah jika ia memiliki suatu kekuatan intelektual Menolak dakwah berarti menolak kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan orang lain terhadap apa yang diklaim sebagai kebenaran agama. Interpretasi yang semacam ini bisa melahirkan.sikap-sikap beragama yang toleran dalam mewujudkan kerukunan antar agama dan perkembangan multikulturalisme. Di dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman dan budaya menjadi modal sosial yang paling berharga bagi terciptanya harmonisasi sosial. Karena itulah, di dalam multikulturalisme, semua orang memiliki hak untuk diperlakukan sama dihadapan hukum. Kata Kunci: Tantangan, Dakwah, Perspektif, Kerukunan Indonesia is a country where its people are compound in a tribal population, customs, culture and religion. Islam is believed as a perfect religion for its followers. Its teachings include of all the guidance of human life on earth in order to safely and happily head to an afterlife which is eternal and immutable. In accordance with human relations, religion is different paths toward to the same destination (the ultimate). Pluralism is an institutional form in which the acceptance of diversity encompasses of a particular community or the world as a whole. Its meaning is more than just a moral tolerance or passive consistence. Tolerance is a matter of habit and personal feelings, while co-existence is merely the acceptance of the other people, which does not exceed the conflict. On the other hands, Pluralism requires an institutional and legal measures framework to protect and validate equality and develop a sense of brotherhood among people as individuals or groups, whether such measures are innate or acquisition. No one religion can avoid Dakwah, if it has an intellectual force to refuse Dakwah means it resists the need to obtain the approval of others to what is claimed as religious truth. This interpretation can establish tolerant religious attitudes in creating harmony among religions and the development of multiculturalism. In a multicultural society, cultural diversity and social capital are the most valuable things for the creation of social harmony. Therefore, everyone has the right to be treated equally before the law in multiculturalism. Keywords: Challenge, Da’wa, Perspective, Harmony