Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN TEMPE DAN PRODUK OLAHANNYA DI KELURAHAN BENCONGAN KABUPATEN TANGERANG Marcelia Sugata; Jap Lucy; Dela Rosa; Ariela Samantha; Agustina Ika Susanti; Reinhard Pinontoan
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i1.36277

Abstract

Yayasan Dutasia merupakan salah satu yayasan non-profit yang berlokasi di Kampung Dhumpit, Kelurahan Bencongan, Tangerang, Banten. Visi dan misi dari Yayasan Dutasia adalah pemberdayaan masyarakat kurang mampu melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan. Anggota dari yayasan ini beraneka ragam, mulai dari anak-anak usia sekolah hingga ibu rumah tangga. Pengabdian kepada masyarakat kali ini berfokus pada pemberian keterampilan untuk membuat tempe dan produk olahannya pada para peserta yang sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tempe dipilih karena merupakan makanan dengan kandungan gizi tinggi dan harga yang terjangkau, serta dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, proses pembuatan tempe cukup mudah dilakukan dan hanya memerlukan peralatan yang sederhana. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan. Penyuluhan ditekankan pada nilai gizi dan nilai ekonomis tempe yang lebih tinggi daripada kedelai. Nilai ekonomis tempe dapat ditingkatkan lagi dengan mengolah tempe menjadi produk olahan lainnya. Oleh karena itu, produk olahan tempe berpotensi sebagai peluang usaha. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, para peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan antusias dan penuh semangat. Setelah penyuluhan dan pelatihan, para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membuat dan mengolah tempe. Selain itu, kegiatan ini membuat beberapa peserta mulai memikirkan dan mempertimbangkan untuk memulai usaha sehingga dapat memperoleh penghasilan tambahan.
EDUKASI SARS-CoV-2 (COVID-19) SERTA PENCEGAHANNYA DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN PROTOKOL KESEHATAN DAN VAKSINASI KEPADA JEMAAT GEREJA HKBP [EDUCATION SARS-CoV-2 (COVID-19) AND ITS PREVENTION BY IMPLEMENTING HEALTH PROTOCOLS AND VACCINATION TO CONGREGANTS OF THE HKBP SETIA MEKAR CHURCH, BEKASI] Pangeran Andareas; Dela Rosa; Maroloan Aruan; Feronia Reni Cyrena Santoso; Juandy Jo; Ernestine Arianditha Pranasti; Friska Dewi Sari Hutauruk; Margaretha Lodwinia; Advelina Hubertha Fanggidae
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 5, No 2 (2021): October
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v5i2.4290

Abstract

One part of Tridharma tertiary institutions in Indonesia that connect the world of education and society is Community Service. This Community Service, higher education requires a very active role in the application of the field of science and skills to provide knowledge to the public. This Community Service provide education about Covid-19 and how to prevent itu by online system (Zoom Application) to the congregation of HKBP Setia Mekar Church, Aren Jaya Village, East Bekasi District, West Java Province. Pandemic of Covid-19 that occurred in Indonesia has caused a decline the level of community health. This condition caused by low of education and public awareness regarding health protocols and vaccination. Based on that problem, Activity of Community Service were carried out at HKBP Church, Setia Mekar to provide a complete understanding about Covid-19 and improving awareness of HKBP Setia Mekar member on the importance of implementing health protocols and a vaccination to prevent Covid-19 transmission. The results of this Community Service obtained data through a questionnaire that there was an increase in the knowledge of the HKBP Setia Mekar member regarding the topic of this Community Service about 13,8%.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Salah satu bagian dari Tridharma perguruan tinggi di Indonesia yang menghubungkan dunia pendidikan dan masyarakat adalah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Kegiatan PkM perguruan tinggi dituntut berperan aktif dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Kegiatan PkM kali ini adalah melakukan edukasi tentang Covid-19 dan pencegahannya secara daring (Aplikasi Zoom) kepada jemaat Gereja HKBP Setia Mekar, Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Provinsi Jawa Barat. Kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan penurunan tingkat kesehatan di masyarakat. Kondisi tersebut diduga disebabkan karena kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat terkait protokol kesehatan dan vaksinasi. Dari permasalah tersebut, kemudian dilakukan kegiatan PkM di Gereja HKBP Setia Mekar untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang Covid-19 serta meningkatkan kesadaran jemaat HKBP Setia Mekar tantang pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi untuk mencegah penularan Covid-19. Hasil kegiatan PkM diperoleh data melalui kuesioner bahwa terdapat pengingkatan pengetahuan jemaat HKBP Setia Mekar mengenai topik PkM sebesar 13,8%.
PENYULUHAN PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 KEPADA GURU DAN ORANG TUA MURID DI PAUD-TK BINTANG KECIL, KABUPATEN BEKASI [EDUCATION ON PREVENTION OF COVID-19 TRANSMISSION TO TEACHERS AND PARENTS AT BINTANG KECIL KINDERGARTEN, BEKASI REGENCY] Pangeran Andareas; Dela Rosa; Anastasia Setyopuspito Pramitaningastuti; Handika Immanuel; Ernestine Arianditha Pranasti; Anugerah Moses Matthew; Cerissa Cerissa; Chintya Eirene Hadi; Angela Puspita Sari; Christian Jose Andreas
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 6, No 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v6i1.5255

Abstract

Community Service (CS) is one part of Tridarma of higher education in Indonesia that correlates the world of education to the community. CS activities aim to actualize knowledge and skills possessed by universities to the community in the hope that it will solve various problems in the community and improve the welfare of the community. The Covid-19 pandemic is a health problem that is currently being faced by the Indonesian people, especially in crowded areas such as the school environment. The real impact of the Covid-19 pandemic is a decline in health levels that causes death in the community. One of these conditions is suspected to be due to a lack of education to the public about preventing the transmission of Covid-19. Based on these problems, CS activities were carried out in the form of online counseling on preventing the transmission of Covid-19 to teachers and parents at Bintang Kecil Kindergarten, Bekasi Regency. CS data was obtained by using a Pre-Experimental Design (One Group Pre-Test Post-Test) approach using a quiz instrument (goggle form). The result of pre-test and posttest showed an increase in the knowledge of teachers and parents in the Kindergarten of Bintang Kecil, Bekasi Regency by 13,1%. BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu bagian dari Tridharma perguruan tinggi di Indonesia yang mengkorelasikan antara dunia pendidikan dengan masyarakat. Kegiatan PkM bertujuan untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perguruan tinggi kepada masyarakat dengan harapan akan menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pandemik Covid-19 merupakan permasalahan kesehatan yang saat ini sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, terutama pada area yang padat seperti lingkungan sekolah. Dampak nyata dari pandemik Covid-19 adalah terjadinya penurunan tingkat kesehatan hingga menyebabkan kematian di masyarakat. Kondisi demikian salah satunya diduga karena kurangnya edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan penularan Covid-19. Berdasarkan permasalahan tersebut, sehingga dilakukan kegiatan PkM dalam bentuk penyuluhan secara daring mengenai pencegahan penularan Covid-19 kepada guru serta orang tua murid di PAUD-TK Bintang Kecil, Kabupaten Bekasi. Data kegiatan PkM diperoleh dengan pendekatan Pre-Experimental Design (One Group Pre-Test Post-Tes) menggunakan instrument kuis (google form) berisi 10 pertanyaan.  Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan guru dan orang tua murid di PAUD-TK Bintang Kecil, Kabupaten Bekasi sebesar 13,1%. 
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN HERBAL DAN GERAKAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMA ORA ET LABORA TANGERANG SELATAN, BANTEN [TRAINING ON MAKING HERBAL SOAP AND WASHING HANDS WITH SOAP AT ORA ET LABORA HIGH SCHOOL, SOUTH TANGERANG, BANTEN] Dela Rosa; Jessica Novia; Ernestine Arianditha Pranasti; Benny Setiawan; Febbyasi Megawaty
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i2.2341

Abstract

This community service was held for students at Ora et Labora Senior High School in Tangerang, who needed education in using and making organic soap, especialy soap that does not pollute the environment and is also good for washing hands. This activity was completed by holding a training and doing an experiment to make soap using extracts of Nathopanax scultellarium and Piper betel leaves which contain secondary metaboliites compounds with anti-bacterial and antioxidant activities. The aim of this training was to introduce the students to soap ingridients and daily-life applications of medicinal natural products. The soap made is herbal soap with natural anti-bacterial and antioxidant properties. This herbal soap is also easily degradble by natural microbes, so it is safer for environment. The training to make soap can increase student's knowledge at Ora et Labora Senior High School about soap with extras of natural ingredients, the use of soal as an easy way to live a healthy life through the washing-hands-with-soap initiative, and the awarness about the importance of preserving the environment. Bahasa Indonesia Abstrak: PkM ini dilaksanakan bagi siswa Sekolah Menengah Atas Ora et Labora yang memerlukan edukasi pemilihan/penggunaan dan pembuatan sabun yang ramah lingkungan untuk digunakan dalam kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dan praktek membuat sabun menggunakan ekstrak daun mangkokan dan daun sirih yang banyak mengandung senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antibakteri and antioksidan. Dalam pelatihan ini, muridmurid dapat mengenal bahan-bahan pembuatan sabun serta mengenal penggunaan bahan alam berkhasiat obat dalam kehidupan sehari-hari. Sabun yang dibuat adalah sabun herbal yang berkhasiat antioksidan dan antimikroba alami. Sabun herbal ini juga mudah didegradasi oleh mikroba alami sehingga lebih aman bagi lingkungan. Pelatihan pembuatan sabun herbal dapat meningkatkan pemahaman siswa menengah atas Ora et Labora tentang sabun dari ekstrak bahan alam, penggunaannya melalui gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebagai cara mudah hidup sehat, dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI DAN KULIT BUAH MELINJO (Gnetum gnemon L.) Dela Rosa
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 4, No 1 (2020): MAY
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melinjo (Gnetum gnemon L.), widely cultivated in Southeast Asia, is known to have many phenolic and flavonoid compounds which have antioxidant activity. Antioxidants such as phenolic and flavonoids have photoprotective capabilities because they can help inhibit the formation of free radicals. In this research, seed and skin of melinjo were extracted using various solvents, such as hexane, ethyl acetate, and ethanol. Antioxidant activity test using DPPH, total flavonoid, and total phenolic content were tested for each fraction. The result showed that ethanol fraction of melinjo seed has the best antioxidant activity both for the seed and the skin. IC50 for ethanol fraction from skin is 440,58 ± 40,89 ppm with total flavonoid and phenolic content are 145,00 ± 23,79 QE/ g DW dan 32,31 ± 4,03 mg QE/ g DW. Meanwhile IC50 for ethanol fraction from seed is 424,78 ± 10,30 ppm with total flavonoid and phenolic content is 172,57 ± 18,01 mg QE/ g DW dan 32,31 ± 4,03 mg QE/ g DW.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KOMBUCHA DAUN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DENGAN PENAMBAHAN MADU [PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS OF KOMBUCHA FROM GOTU KOLA LEAVES (Centella asiatica (L.) Urban) WITH HONEY ADDITION] Ratna Handayani; Stefany Indah Pricilia Tjoa; Dela Rosa
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 5, No 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gotu kola (Centella asiatia (L.) Urban) is a type of plant that grows in Indonesia and is generally used as a brewed drink and traditional medicine. Kombucha is a fermented beverage of tea and sugar as a fermentation substrate using a kombucha starter culture called Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast. This research to determine the effect of honey addition and fermentation time for antioxidant activity of kombucha. Gotu kola with concentrations of 1%, 2% and 3% leafs with 12 days of fermentation. Kombucha with the best antioxidant activity added with honey and variations in fermentation time. Kombucha analyzed in the form of antioxidant activity, total phenolic, color, pH, total titrated acid, total dissolved solids, SCOBY thickness, total bacteria, total yeast, and hedonic. Gotu kola kombucha was added with 10%, 15%, and 20% honey with 4 days, 8 days, 12 days, and 16 days of fermentation. Gotu kola kombucha with the addition of 20% honey and 12 days of fermentation had the lowest IC50 amount of 4061,64±355,41 ppm, total phenolic amount of 995,8176±0,67 mg GAE/L, lightness amount of 42,34±0,07, oHue amount of 89,76±0,02, pH amount of 2,77±0,00, SCOBY thickness amount of 0,70±0,07 cm, total bacteria amount of 4,73±8,54 CFU/mL, total yeast amount of 6,72±7,33 CFU/mL, and overall acceptance 6,27±0,96. Gotu kola kombucha with the addition of 20% honey and 12 days of fermentation had the highest antioxidant activity indicated by the lowest IC value..Keywords: fermentation; gotu kola (Centella asiatica (L.) Urban); honey; IC50; kombuchaABSTRAKPegagan (Centella asiatia (L.) Urban) adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia dan pada umumnya dimanfaatkan sebagai minuman yang diseduh dan obat-obatan tradisional. Kombucha merupakan minuman yang diperoleh dari hasil fermentasi teh dan gula sebagai substrat fermentasi dengan menggunakan starter kultur kombucha yang disebut Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan madu dan lama fermentasi terhadap aktivitas antioksidan kombucha. Kombucha akan dilakukan analisis berupa aktivitas antioksidan, total fenolik, warna, pH, ketebalan pelikel, total bakteri, total khamir, dan penerimaan secara keseluruhan. Kombucha daun pegagan ditambahkan madu 10%, 15%, dan 20% dengan lama fermentasi selama 4 hari, 8 hari, 12 hari, dan 16 hari. Kombucha pegagan dengan penambahan madu 20% dan lama fermentasi 12 hari memiliki nilai IC50 terendah yaitu sebesar 4061,64±355,41 ppm, total fenolik 995,8176±0,67 mg GAE/L, lightness 42,34±0,07, oHue 89,76±0,02, pH 2,765±0,00, ketebalan pelikel 0,70±0,07 cm, total bakteri 4,73±8,54 CFU/mL, total khamir 6,72±7,33 CFU/mL, dan dan penerimaan keseluruhan 6,27±0,96. Kombucha pegagan dengan perlakuan penambahan madu 20% dan lama fermentasi 12 hari memiliki aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan dengan nilai IC50 yang terendah.          Kata kunci: IC50; kombucha; lama fermentasi; madu; pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
PEMANFAATAN DAUN POHPOHAN (Pilea melastomoides) DAN BUAH KALAMANSI (x Citrofortunella microcarpa) DALAM PEMBUATAN PERMEN JELI [Utilization of Pohpohan Leaves and Calamansi in Jelly Candy Making] Yuniwaty Halim; Irani Ratnasari; Dela Rosa
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 4, No 2 (2020): NOVEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pohpohan leaves and calamansi are known to contain high calcium and vitamin C, respectively. Their utilization in food products is still limited. Jelly candy is one of the food products that are widely consumed. The aims of this research were to determine the addition of pohpohan leaves flour and calamansi juice in jelly candy making, and to determine the ratio of κ-carrageenan:konjac to obtain jelly candy with the best characteristics. The jelly candy was made by adding pohpohan leaves flour (2, 4, 6 gram per 100 gram jelly candy formulation) and  calamansi juice with water:calamansi juice ratio of 0:1, 1:1, and 1:2. Afterwards, different ratio of carrageenan:konjac of 1:1, 2:1, and 3:1 was also applied in jelly candy making. Addition of pohpohan leaves flour, calamansi juice and ratio of carrageenan:konjac affect the characteristics of jelly candy obtained. Based on hedonic test, the most preferred jelly candy was jelly candy that was added with 4 gram of pohpohan leaves flour, calamansi juice with ratio 0:1 (water to calamansi juice) and ratio between κ-carrageenan:konjac of 3:1. The best jelly candy has pH of 3.81 ± 0.04, total titratable acidity of 3.07 ± 0.21% and hardness value of 125.86 ± 2.40 g. The best jelly candy also contains 206.5850 ± 13.42 mg/ 100g calcium content and 0.021 ± 0.001 mg/mL of vitamin C.AbstrakDaun pohpohan dan kalamansi diketahui mengandung kalsium yang tinggi dan vitamin C. Akan tetapi, pemanfaatanya dalam produk pangan masih terbatas. Permen jeli merupakan salah satu produk pangan yang banyak dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan penambahan tepung daun pohpohan dan sari buah kalamansi dalam pembuatan permen jeli, serta untuk menentukan rasio karagenan:konjak untuk menghasilkan permen jeli dengan karakteristik terbaik. Permen jeli dibuat dengan menambahkan tepung daun pohpohan (2, 4, 6 gram per 100 gram formulasi permen jeli) dan sari buah kalamansi dengan rasio air:sari buah kalamansi sebesar 0:1, 1:1, dan 1:2. Selanjutnya, berbagai rasio karagenan:konjak sebesar 1:1, 2:1, dan 3:1 juga digunakan dalam pembuatan permen jeli. Berdasarkan uji hedonik, permen jeli terpilih adalah permen jeli yang ditambahkan dengan 4 gram tepung daun pohpohan, rasio air:sari buah kalamansi 0:1, serta rasio karagenan:konjak sebesar 3:1. Permen jeli ini memiliki nilai pH 3,81 ± 0,04, total asam tertitrasi 3,07 ± 0,21%, dan nilai hardness 125,86 ± 2,40 g. Permen jeli ini juga mengandung kalsium sebesar 206,59 ± 13,42 mg/100g dan vitamin C sebesar 0,021 ± 0,001 mg/ml. 
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA TEH HITAM HERBAL DAUN JAMBU BIJI YANG DITAMBAHKAN DENGAN SARI JERUK NIPIS DAN Eucalyptus globulus [PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS OF GUAVA LEAF HERBAL TEA WITH ADDED LIME JUICE AND Eucalyptus globulus] Yuniwaty Halim; Fellia Evelyn; Dela Rosa
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 5, No 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guava leaves can be utilized as herbal tea because it contains bioactive compounds. In this research, guava leaf herbal tea was prepared according to black tea making process. Guava leaf herbal tea tends to have an astringent taste, therefore lime juice and Eucalyptus globulus were added to improve the sensory characteristics. The purpose of this study was to determine the best brewing temperature and time, and the effect of lime juice concentration and E. globulus essential oil on physicochemical and sensory properties of guava leaf herbal tea. In the first stage research, guava leaf herbal tea was brewed at different temperature (70, 80, 90oC) and time (5, 10, 15 minutes). The selected brewing temperature and time was 90oC for 10 minutes, with antioxidant activity (IC50) of 4372.22±54.71 ppm, total phenolic of 292.88±8.35 mg GAE/L, total flavonoids of 80.83±1.61 mg QE/L, and condensed tannin of 543.10 ±38.68 mg CE/L. In the second research stage, guava leaf herbal tea was prepared with the addition of lime (1, 2, 3%) and E. globulus (0,05, 0,10, 0,15%). When compared to herbal teas without the addition of lime and E. globulus, guava leaf herbal tea with addition of 3% lime and 0,15% E. globulus has lower antioxidant activity (IC50) of 10199.18±289.35 ppm, total phenolic of 303.12±19.70 mg GAE/L, total flavonoids of 78.20±3.52 mg QE/L, and condensed tannins of 362.40±12.40 mg CE/L. However, addition of lime and E. globulus to the guava leaf herbal tea increased the panelists' preference in terms of color and astringency.BAHASA INDONESIA ABSTRAK:Daun jambu biji dapat dimanfaatkan menjadi teh herbal dikarenakan memiliki kandungan senyawa bioaktif. Pembuatan teh herbal daun jambu biji pada penelitian ini menggunakan proses pembuatan teh hitam. Teh herbal daun jambu biji cenderung memiliki rasa sepat sehingga ditambahkan sari jeruk nipis dan Eucalyptus globulus untuk meningkatkan karakteristik sensorinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perlakuan suhu dan waktu penyeduhan terpilih, serta pengaruh penambahan konsentrasi sari jeruk nipis dan minyak esensial E. globulus terhadap karakteristik fisikokimia serta sensori teh herbal daun jambu biji. Penelitian tahap I dilakukan pembuatan daun teh jambu biji kering dan penyeduhan teh herbal daun jambu biji pada suhu (70, 80, 90oC) dan waktu penyeduhan (5, 10, 15 menit). Suhu dan waktu penyeduhan terpilih adalah suhu 90oC selama 10 menit, yang memiliki aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 4372,22±54,71 ppm, total fenolik 292,88±8,35 mg GAE/L, total flavonoid 80,83±1,61 mg QE/L, dan kandungan tanin terkondensasi 543,10±38,68 mg CE/L. Pada penelitian tahap II, dilakukan pembuatan teh herbal daun jambu biji dengan penambahan konsentrasi jeruk nipis (1, 2, 3%) dan E. globulus (0,05, 0,10, 0,15%). Jika dibandingkan dengan teh herbal tanpa penambahan E. globulus dan jeruk nipis, teh herbal daun jambu biji dengan penambahan jeruk nipis 3% dan E. globulus 0,15% memiliki aktivitas antioksidan (IC50) yang lebih rendah, yaitu sebesar 10199,18±289,35 ppm, total fenolik 303,12±19,70 mg GAE/L, total flavonoid 78,20±3,52 mg QE/L, dan kandungan tanin terkondensasi 362,40±12,40 mg CE/L. Namun, penambahan jeruk nipis dan E. globulus pada teh herbal daun jambu biji meningkatkan tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan rasa sepat.  
Development of Antimicrobial Edible Film Enriched with Double Emulsion of Cinnamon (Cinnamomum burmannii) Essential Oil Kam Natania; Jennifer Alvionita; Dela Rosa
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 16, No 1 (2022): TEKNOTAN, April 2022
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol16n1.10

Abstract

The edible film can be used as a carrier of bioactive compounds that contributed to the shelf life or nutritional benefit of food products; however, the addition of bioactive compounds relied greatly on the compatibility of the bioactive compound toward the edible film matrix. Most of the bioactive compounds are nonpolar which incompatible with the polar nature of the edible film. In this research, the nonpolar essential oil of cinnamon, a potent antimicrobial agent, was made into a double emulsion. The double emulsions were made through a two steps emulsification stages, with CaCl2 as the inner water phase and guar gum as the outer water phase. The physicochemical characteristics (stability, viscosity, and droplet size) and the antimicrobial activity of the double emulsion were observed. The double emulsion showed stability up to 7 days of storage at room temperature with high antimicrobial activity; MBC values of 0.86, 1.37, 0.31, and 0.51 mg/mL against E. coli, S. aureus, R. stolonifera, and A. niger, respectively. Different concentrations (5%,10%,15%) of both emulsions were added into edible film suspension. The formation of double emulsion showed a promising result as a means to incorporate nonpolar compounds into basic edible film formulation to increase its functional properties while retaining their physicochemical characteristic. All formulations showed good edible film characteristics, with edible film with 8% essential oil showing a high inhibition zone (15.81 dan 6.92 mm) toward E. Coli and R. stolonifer, 0.0052 mm thickness, the tensile strength of 6.32 MPa, 13% elongation and WVTR of 1.06 g/cm2.h.
Penyuluhan Penggunaan Obat Yang Benar Dan Pemeriksaan Golongan Darah Di Pos Belajar Dutasia Tangerang Jessica Novia; Marcelia Sugata; Dela Rosa; Denny Juvi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.476 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.564

Abstract

Kesadaran masyarakat Indonesia akan betapa pentingnya kesehatan semakin meningkat, sehingga memicu peningkatan Upaya Pengobatan Sendiri (UPDS) atau swamedikasi. Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara penggunaan obat yang tepat dan rasional sehingga sering terjadi kesalahan dalam pengobatan yang mengakibatkan efek yang tidak diharapkan dari obat tidak tercapai, overdosis maupun timbulnya efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan penyuluhan yang tepat agar masalah-masalah terkait kesalahan pengobatan dapat dihindari. PkM yang dilaksanakan meliputi penyuluhan mengenai penggunaan obat yang tepat dan rasional, termasuk di dalamnya pengertian tentang klasifikasi obat, macam-macam sediaan obat dan cara penggunaannya, cara penyimpanan obat serta pembuangan obat yang sudah rusak atau kadaluarsa. Pemeriksaan golongan darah juga dilakukan untuk mencegah risiko kesehatan dan dalam keadaan darurat jika diperlukan transfusi darah. Kegiatan ini berlangsung selama 1 (satu) hari diikuti oleh ibu-ibu pembina Pos Belajar Dutasia dan anak-anak. Para peserta menunjukkan ketertarikan yang tinggi dan respon yang positif selama kegiatan berlangsung. Selain mendapatkan manfaat dari penyuluhan obat, peserta juga mendapatkan informasi terkait golongan darah masing-masing yang sebelumnya belum diketahui.