AbstrakBanyaknya kebudayaan lokal menjadi simbol bagi Indonesia. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat, budaya yang ada semakin luntur atau bahkan hilang. Bebasnya budaya asing yang masuk dan tanpa adanya filter, mulai menggusur kebudayaan lokal termasuk dari kebiasaan, gaya hidup, cara berpakaian, makanan, dan pola berfikir. Generasi penerus bangsa lebih tertarik dengan budaya asing karena penyajian lebih modern, menarik, dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan usaha untuk tetap melestarikan budaya lokal Ponoragan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Lembaga PAUD diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulumnya. Pengembangan kurikulum dengan menambah Tema Budaya Lokal Ponoragan Untuk Membentuk Karakter Cinta Tanah Air pada seluruh lembaga PAUD agar budaya lokal tidak mengalami krisis kepunahan kebudayaan. Sehingga lembaga dapat meningkatkan kualitas kurikulumnya melalui kearifan lokal budaya didaerah masing-masing. AbstractThe abundance of local culture has become a symbol for Indonesia. But with the rapid advancement of technology, the existing culture is fading or even disappearing. The freedom of foreign culture to enter and without any filter, began to displace local culture, including from habits, lifestyles, ways of dressing, food, patterns of thinking. The next generation of the nation is more interested in foreign cultures because the presentation is more modern, interesting, and varied. Therefore, efforts are needed to continue to preserve the local culture of Ponoragan through Early Childhood Education (PAUD). PAUD institutions are given the freedom to develop their curriculum. Curriculum development by adding the Ponoragan Local Culture Theme To Form Love for the Homeland Character in all PAUD institutions so that local culture does not experience a crisis of cultural extinction. So that institutions can improve the quality of their curriculum through local cultural wisdom in their respective areas.