Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Kelimpahan Plankton di Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat Nurruhwati, Isni; Hasan, Zahidah; Sahidin, Asep
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton di Waduk Cirata. Penelitian dilakukanselama 11 bulan dari Bulan Maret 2015 sampai dengan Bulan Februari 2016. Pengambilan sampel dilakukandi tiga stasiun yaitu inlet, tengah dan outlet Waduk Cirata. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan StasiunI rata-rata 16,646x103 ind/l dan Stasiun II kelimpahan rata-rata 13,384x103 ind/l dan Stasiun III 11,742x103ind/l. Pada Stasiun 1 ditemukan dengan jumlah taxa tertinggi berkisar antara 16-20 taxa. Sedangkan jumlahtaxa paling rendah ditemukan pada stasiun III dengan kisaran jumlah 14-18 taxa. Kelimpahan totalfitoplankton berkisar 11,052x103-15,692x103 ind/l, sedangkan kelimpahan total zooplankton berkisar 684–962 ind/l. Berdasarkan hasil pengukuran kelimpahan plankton di Waduk Cirata tersebut masih dalamkelimpahan sedang.Kata kunci: Kelimpahan, Plankton, Waduk Cirata
PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN LAYUR (Trichiurus sp) DI PERAIRAN PANGANDARAN, JAWA BARAT Firmansyah, Teguh; Hasan, Zahidah; Afrianto, Eddy; Apriliani, Izza M
Jurnal Airaha Vol 7 No 01: Juni 2018
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.433 KB)

Abstract

Fishing activity by catching gill nets by Pangandaran fishermen is using traditional methods inherited by ancestors especially in determining fishing ground such as seeing the color of water surface, small ripple, fish jump, the presence of foam, and see the existence of birds. Such activities make fishing activities less than optimal because the level of uncertainty is high and will impact on high operational costs such as the use of fuel wasted and trip time becomes longer. Knowledge of fishing zones is essential for fishing activities because by knowing potential fishing areas will result optimal catch and reduced effort. Information about potential fishing areas can be obtained through analysis of the distribution of a-chlorophyll in water. The research was doing from October to November 2017. The research used survey method with 7 experimental fishing activities in Pangandaran Waters. From the results of this activity can known that category distribution of fishing ground catchment area in Pangandaran spread from medium to potential category.
The Biodiversity of Gastropods In Karapyak Rocky Shores, Pangandaran Region, West Java Province, Indonesia Asep Sahidin; Zahidah Zahidah; Herman Hamdani; Indah Riyantini; Roni Sewiko
Journal Omni-Akuatika Omni-Akuatika Special Issue 2nd Kripik SCiFiMaS
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.057 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2018.14.2.547

Abstract

Pangandaran rocky shores have a unique ecosystem and a variant of invertebrate organisms such as mollusk from the gastropod class. This study aims to analyze the biodiversity of gastropods on the rocky shore of Karapyak beach. This research consists of 5 stations. The quadrant set by 1 m x 1 m vertically toward the sea. The result found 773 individuals scattered in nine families. The family of Neritidae dominated (43%), followed by family cyprinoids with 6.3%. Nerita plicata is a species found to dominate in every station with an average abundance (256 ± 10) and/m2. Using the Bray-Curtis cluster analysis, showed variations in the distribution and abundance of different gastropods vertically into the ocean and uniformly distributed horizontally to the shore. Substrate and tidal are the main variables in the spatial distribution of gastropods in the Karapyak beach.
HUBUNGAN ANTARA KARAMBA JARING APUNG DENGAN JENIS MAKANAN YANG TERDAPAT PADA LAMBUNG IKAN ENDEMIK DI WADUK KOTO PANJANG, RIAU Eni Sumiarsih; Otong Suhara Djunaedi; Yayat Dhahiyat; Zahidah Zahidah
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5076.709 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v5i1.16654

Abstract

AbstractIn the Koto Panjang Dam, Riau there are more than 1582fish floating cages present.  Fish feed spilled from the cage is believed to affect the diet of wild endemic fishes inhabit the dam. To understand the effect of the cage on the diet of the endemic, a study has been conducted on May to September 2013. There were 5 sampling sites, 2 sites located in the natural area that there is no cage (St 1Na and St2 Na) and the others (3 Ka, 4 Ka and 5 Ka) were in the area around the cage. Fishes were sampled hourly, for a 24 hour period and their stomach content was analyzed. Results shown that there were 31 species of endemic fishes such as Puntius schwanenfeldii, Macrones nemurus, Hampala bimaculata, Osteochillus hasselti, Rasbora vaillanti, Tynnichtys vaillanti, Ophiocephalus melanosoma, Chela oxygastroides, Cyclocheilichthys heteronema, Notopterus chilata, Puntius bramoidesandCyclocheilichtys apogon. Among these fishes, however, only P. schwanenfeldii that greatly affected by the presence of the aquaculture activities as the stomach of fish living around the cage was filled with fish feed pellets (more than 90%). The fish living in the area with no cage, however, filled with animal and plant remains. This fact indicates that the P.  schwanenfeldii is an opportunist fish that is able to change their diet into fish feed pellets. Based on data obtained, it can be concluded that the presence of fish floating cage aquaculture activities affect certain fish species only.Key words: Fish floating cage, Puntius schwanenfeldii, Koto Panjang Dam, endemic fish, fish feed pellet
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SITU CISANTI KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Zahidah Hasan; Iqbal Nur Syawalludin; Walim Lili
Jurnal Akuatika Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.753 KB)

Abstract

Penelitian tentang struktur komunitas plankton di Danau Cisanti Kabupaten Bandung, Jawa Barat Indonesia telah dilakukan pada bulan Mei 2009 sampai Juni 2009 selama musim hujan. Metode yang digunakan adalah metode survei. Sampling plankton dilakukan pada lima stasiun dengan enam kali ulangan setiap tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton terdiri dari 46 genus dan zooplankton 10 genus. Bacillariophyceae memberikan kontribusi tertinggi pada kepadatan fitoplankton dan Diatoma merupakan genus yang utama. Kepadatan zooplankton Sementara tertinggi diberikan oleh Crustaceae dengan Cyclops sebagai genus yang utama. Indeks Simpson berkisar 0,305-0,616, untuk fitoplankton dan 0,468-0,746 untuk zooplankton. Sementara indeks keanekaragaman berkisar 0,384-0,695 untuk fitoplankton dan 0,254-0,532 untuk zooplankton. Berdasarkan struktur komunitas dan nutrisi plankton (NO3-dan PO4-3) konsentrasi di waduk Cisanti dikategorikan sebagai mesotrophic cenderung eutrophic.
PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia spp. YANG DIBERI PUPUK LIMBAH BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK CIRATA YANG TELAH DIFERMENTASI EM4 Zahidah -; W. Gunawan; Ujang Subhan
Jurnal Akuatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.677 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan populasi Daphniaspp.yang dibudidayakan dalam media yang diberi pupuk yang berasal dari limbah budidaya Karamba Jaring Apung (KJA) yang berasal dari Waduk Cirata yang telah difermentasi terlebih dahulu menggunakan EM4.Sampel limbah diambil dari KJA di Waduk Cirata, Blok Cipanas Desa Calincing, Cianjur.Fermentasi limbah dan kultur Daphniaspp. dilakukan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Desember 2007. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode eksperimental, rancangan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari : kotoran ayam 5 gr/L air sebagai kontrol, limbah budidaya tanpa difermentasi sebanyak 5 gr/L air; limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 2,5 gr/L air;  limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 5 gr/L air; limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 7,5 gr/L air dan limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 10 gr/L air. Parameter yang diamati meliputi, laju pertumbuhan populasi, laju mortalitas populasi, kepadatan pada saat puncak populasi dan waktu mencapai puncak populasi serta kandungan nutrisi Daphnia spp hasil budidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah budidaya KJA yang telah difermentasi EM4, sebanyak 10 gr/L air menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 58,48% serta mortalitas sebesar 23,10%, dengan kepadatan populasi Daphniaspp. sebanyak 1541 ind./L yang dicapai pada hari kesepuluh, Nilai-nilai tersebut hampir sama dengan yang dihasilkan pada penggunaan kotoran ayam dengan nilai 60,01%, 27,80%, 1426 ind/L pada hari kesembilan secara berturut-turut. Kata kunci : Daphnia, KJA, dan Cirata
Pemanfaatan Teknologi Aerasi Berbasis Energi Surya Untuk Memperbaiki Kualitas Air dan Meningkatkan Pertumbuhan Ikan Nila Di KJA Waduk Cirata Zahidah Hasan; Masjamir -; Iskandar -
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.96 KB)

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk memecahkan salah satu masalah yang dihadapi oleh pembudidaya ikan dalam Karamba Jaring Apung (KJA), yaitu rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan ikan yang dibudidayakan termasuk ikan nila yang saat ini semakin banyak dibudidayakan di Waduk Cirata.  Rendahnya oksigen terlarut akan menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan yang tentunya akan menurunkan produktivitas KJA. Dalam penelitian ini diujicobakan pemberian aerasi dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi.  Aplikasi teknologi aerasi dilakukan mengingat beberapa hasil penelitian menunjukkan konsentrasi oksigen pada petak-petak KJA terutama pada malam hari relatif rendah (di bawah konsentrasi optimal).  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa solar cell dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk menggerakan aerator sebagai pemasok oksigen pada lokasi-lokasi KJA dalam meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dan pertumbuhan ikan nila yang dibudidayakan. Teknologi aerasi tersebut diharapkan menjadi bagian dari bisnis budidaya ikan dalam KJA dan mendukung ketahanan pangan berbasis protein ikan di Jawa Barat.  Konsentrasi oksigen terlarut pada KJA yang diaerasi berkisar antara 5,3-7,3 mg/L sedangkan di KJA yang tidak diaerasi berkisar antara 5,2-6,1 mg/L.  Pertumbuhan ikan nila pada KJA yang diberi aerasi tumbuh 495 %, sedangkan yang tidak diberi aerasi sebesar 130 %.   Kata kunci: KJA, aerasi, tenaga surya, ikan nila, Waduk Cirata  
IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI IKAN YANG DAPAT BERADAPTASI DI WADUK JATIGEDE PADA TAHAP INUNDASI AWAL Alfina Andani; Titin Herawati; Zahidah -; Herman Hamdani
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.309 KB)

Abstract

Hasil penelitian diharapkan sebagai informasi awal ikan-ikan yang berpotensi dapat beradaptasi di Waduk Jatigede dan dapat dijadikan dasar untuk pengelolaan dan pelestarian keanekaragaman ikan. Metode penelitian menggunakan metode survei pada empat stasiun pengamatan dengan dua kali sampling per bulan, selama tiga bulan. Data yang dianalisis meliputi komposisi jenis, ukuran, jenis kelamin, kelimpahan, keanekaragaman, dan keseragaman ikan. Data didukung oleh parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH, dan DO. Hasil penelitian identifikasi dan inventarisasi ikan, terdapat 9 famili dari 17 spesies, yaitu Cyprinidae (Barbodes balleroides, Cyclocheilichthys repasson, Hampala macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Osteochilus hasseltii, Osteochilus microcephalus, Rasbora argyrotaenia, dan Barbodes gonionotus), Cichlidae (Oreochromis niloticus dan Oreochromis mossambicus), Osphronemidae (Trichogaster pectoralis), Channidae (Channa striata), Loricariidae (Liposarcus pardalis), Pangasiidae (Pangasius hypophthalmus), Bagridae (Mystus nemurus), Chanidae (Chanos chanos), dan Mastacembelidae (Mastacembelus erythrotaenia). Keanekaragaman ikan di Waduk Jatigede berkisar antara 0,54 sampai 1,65 dan Keseragaman ikan berkisar antara 0,36 sampai 0,96. 
Struktur Komunitas Plankton Di Cekdam Kampus Universitas Padjadjaran Muhammad Surya Fajar Pradana; Zahidah Hasan; Isni Nurruhwati; Heti Herawati
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.955 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada 23 November 2018 hingga 5 Februari 2019, pengambilan sampel plankton dan pengukuran parameter fisik kimiawi dilakukan secara insitu di Cekdam Unpad serta identifikasi plankton dilakukan secara exsitu di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Unpad. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan struktur komunitas plankton di Cekdam Unpad. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan analisis deskriptif kuantitatif. Sampling plankton dilakukan secara purposive sampling dengan 6 kali ulangan pada 4 stasiun yang telah ditentukan berdasarkan kondisi perairan yaitu stasiun 1 berada pada bagian inlet, stasiun 2 dan 4 berada pada bagian kanan dan kiri mewakili bagian tengah, serta stasiun 3 berada pada bagian outlet. Hasil penelitian ditemukan 23 genus plankton yang terbagi dalam 20 genus fitoplankton yang tergolong dalam 7 kelas dan 3 genus zooplankton yang tergolong dalam 2 kelas. Kelimpahan rata-rata terbesar fitoplankton yaitu Peridinium dari kelas Dinophyceae sebesar 223 ind/L, sedangkan zooplankton adalah Nauplius dari kelas Crustaceae sebesar 13 ind/L. Secara keseluruhan struktur komunitas plankton di Cekdam Unpad didominasi oleh 3 genus dari kelompok fitoplankton yaitu Peridinium, Chlorella, dan Navicula. Nilai rata-rata indeks dominansi Simpson fitoplankton berkisar antara 0,28 – 0,35, sedangkan untuk zooplankton berkisar antara 0,76 – 0,81. Nilai indeks keanekaragaman Simpson untuk fitoplankton berkisar antara 0,65 – 0,72, sedangkan unntuk zooplankton berkisar antara 0,10 – 0,24.Penelitian ini dilaksanakan pada 23 November 2018 hingga 5 Februari 2019, pengambilan sampel plankton dan pengukuran parameter fisik kimiawi dilakukan secara insitu di Cekdam Unpad serta identifikasi plankton dilakukan secara exsitu di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Unpad. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan struktur komunitas plankton di Cekdam Unpad. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan analisis deskriptif kuantitatif. Sampling plankton dilakukan secara purposive sampling dengan 6 kali ulangan pada 4 stasiun yang telah ditentukan berdasarkan kondisi perairan yaitu stasiun 1 berada pada bagian inlet, stasiun 2 dan 4 berada pada bagian kanan dan kiri mewakili bagian tengah, serta stasiun 3 berada pada bagian outlet. Hasil penelitian ditemukan 23 genus plankton yang terbagi dalam 20 genus fitoplankton yang tergolong dalam 7 kelas dan 3 genus zooplankton yang tergolong dalam 2 kelas. Kelimpahan rata-rata terbesar fitoplankton yaitu Peridinium dari kelas Dinophyceae sebesar 223 ind/L, sedangkan zooplankton adalah Nauplius dari kelas Crustaceae sebesar 13 ind/L. Secara keseluruhan struktur komunitas plankton di Cekdam Unpad didominasi oleh 3 genus dari kelompok fitoplankton yaitu Peridinium, Chlorella, dan Navicula. Nilai rata-rata indeks dominansi Simpson fitoplankton berkisar antara 0,28 – 0,35, sedangkan untuk zooplankton berkisar antara 0,76 – 0,81. Nilai indeks keanekaragaman Simpson untuk fitoplankton berkisar antara 0,65 – 0,72, sedangkan unntuk zooplankton berkisar antara 0,10 – 0,24.
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SUNGAI CITARUM HULU JAWA BARAT Adie Wijaya Putra; Zahidah Hasan
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 4 (2012)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas plankton serta melihat hubungannya dengan tata guna lahan dan diharapkan dapat memberikan informasi tentang keberadaan plankton sebagai bagian dari upaya pemantauan kualitas lingkungan di Sungai Citarum Hulu. Metode yang dipergunakan yaitu metode purposive sampling dengan menetapkan 8 stasiun, serta 6 kali waktu sampling secara time series setiap 1 minggu sekali yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2012. Komunitas plankton di Sungai Citarum Hulu terdiri dari 5 kelas fitoplankton dan 3 kelas zooplankton. Kelimpahan terbesar dari fitoplankton adalah dari kelas Bacillariophyceae (13 individu L-1), sedangkan dari zooplankton adalah kelas Crustacea  (19 individu L-1). Kisaran nilai indeks diversitas Simpsons untuk fitoplankton  0,18 – 0,90 dan  0,15 – 0,87 untuk zooplankton. Tata guna lahan di DAS Citarum Hulu sangat berpengaruh terhadap struktur komunitas plankton. Spesies defisit yang meningkat di stasiun 2 dengan nilai -44 menunjukkan perairan belum tercemar tetapi di stasiun 3 sampai stasiun 8 pada kisaran 0 – 63 menunjukkan jumlah genus yang ditemukan berkurang diduga akibat gangguan dari beban cemaran yang masuk ke badan perairan.