Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

IMPLEMENTASI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN DARING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD Ni Putu Sri Wahyuni; Ni Luh Gede Karang Widiastuti; I Gusti Ngurah Santika
Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.019 KB) | DOI: 10.38048/jipcb.v9i1.633

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persoalan rendahnya kemampuan berpikiri kritis siswa kelas V Sekolah Dasar Dwijendra Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui implementasi metode examples non examples dalam pembelajaran daring untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Dwijendra Denpasar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadopsi dari Kurt Lewin 2011. Secara ringkas, penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Dwijendra Denpasar dengan jumlah siswa 39 orang siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu test keterampilan berpikir kritis dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan dianalisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 15,39% dari 61,53% pada siklus I kriteria cukup aktif menjadi 76,92% kriteria aktif pada siklus II menjadi 87,17%. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan, bahwa implementasi metode examples non examples dalam pembelajaran daring dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD.
Insersi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia Ditinjau dari Perspektif Teoretis I Gusti Ngurah Santika; I Nyoman Sudiana
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol. 11 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v11i4.42052

Abstract

Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran instrumental dan fungsional dalam membentuk mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insersi pendidikan karakter melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif analitis melalui kajian teoretis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insersi pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pembelajaran bahasa Indonesia dengan penguasaan ke empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dapat membentuk karakter siswa menjadi teliti, kiritis, peka, dan bernalar. Keterampilan berbicara dapat membentuk karakter siswa menjadi tenang, berani, percaya diri, santun, dan kejujuran. Keterampilan membaca dapat membentuk karakter siswa menjadi kreatif, bertanggungjawab, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Keterampilan menulis dapat membentuk karakter siswa menjadi cermat, antusias, inisiatif, dan disiplin. Melalui keempat keterampilan tersebut, pendidikan karakter dapat diinsersi dalam pembelajaran Bahasa IndonesiaKata Kunci: Pendidikan Karakter; Pembelajaran; Bahasa Indonesia.
Reviewing The Handling Of Covid-19 In Indonesia In The Perspective Of The Pancasila Element Theory (TEP) I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gusti Ayu Mas Darwati
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 6, No 2 (2021): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v6i2.5272

Abstract

The purpose of this research was to review the handling of Covid-19 in Indonesia using the Pancasila Element Theory (TEP). The method used in this research was descriptive qualitative. Data collection methods used in this research were documentation and literature studies. Based on the Pancasila Element Theory, the handling of Covid-19 in Indonesia can be viewed from the problems, thoughts, ideas, acceptance, agreement, truth, and peace. The results of this research indicated that Covid-19 with its characteristics was a problem that encourages the emergence of thoughts from competent people. From that thought, various ideas were born in the form of appeals and regulations issued by the Government. However, citizen acceptance of the Government's efforts to prevent the spread of Covid-19 in Indonesia was very low. This happened because of a disagreement between the Government and its citizens in viewing Covid-19. If so, it is impossible for the handling of Covid-19 in Indonesia to be done properly. This means that the handling of Covid-19 in Indonesia contains problems, so it is impossible to achieve peace. Tujuan penelitian ini untuk meninjau penanganan Covid-19 di Indonesia dengan menggunakan Teori Elemen Pancasila (TEP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan literature. Berdasarkan Teori Elemen Pancasila penanganan Covid-19 di Indonesia dapat ditinjau dari permasalahan, pemikiran, gagasan, penerimaan, kesepakatan, kebenaran, dan kedamaian. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa Covid-19 dengan karakteristiknya merupakan permasalahan yang mendorong munculnya pemikiran dari orang-orang kompeten. Dari pemikiran itu, lahirlah berbagai gagasan dalam bentuk himbauan dan aturan yang dikeluarkan Pemerintah. Tetapi rendah sekali penerimaan warga terhadap usaha Pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal itu terjadi karena adanya ketidaksepakatan antara Pemerintah dengan warganya dalam memandang Covid-19. Kalau begitu tidak mungkin penanganan Covid-19 di Indonesia bisa dilakukan dengan benar. Berarti penanganan Covid-19 di Indonesia mengandung permasalahan, sehingga tidak mungkin tercapai kedamaian.
Efforts of State-Owned Enterprises (SOE) in Disseminating Pancasila by Actualizing Tri Hita Karana (THK) I Gusti Ngurah Santika; I Nengah Suastika
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 1 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i1.6488

Abstract

This research aims to determine the efforts of SOE in disseminating Pancasila by actualizing Tri Hita Karana. This type of research is descriptive qualitative. Data was collected by means of documentation. The results of this research indicated that the dissemination of Pancasila by SOE through the actualization of Tri Hita Karana can be seen from the ESR and CSR. The harmonious relationship between SOE and God is carried out through SOE activities that are oriented towards supporting the community in religion, for example building houses of worship, Ramadan package support, Iftar with Orphans, Hajj support, Tirtayatra, Pilgrimage, and religious discussions, as well as spiritual development. The dissemination of Pancasila through the actualization of Tri Hita Karana, especially in establishing a harmonious relationship with the environment is carried out by SOE through investment in the environmentally friendly sector, maintaining a balance in the exploitation of natural resources, and waste treatment (waste recycling). The dissemination of Pancasila through the actualization of Tri Hita Karana by SOE in building harmonious relations with humans is reflected in their concern for the community by empowering them socially and economically, education/training, improving health, organizing public facilities and infrastructure.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya BUMN dalam mendiseminasikan Pancasila dengan mengaktualisasikan Tri Hita Karana. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan diseminasi Pancasila oleh BUMN melalui aktualisasi Tri Hita Karana dapat dilihat dari TJSL dan CSRnya. Hubungan harmonis antara BUMN dengan Tuhan dilakukan melalui kegiatan BUMN yang orientasinya mendukung masyarakat dalam keagamaan, misalnya membangun rumah ibadah, bantuan paket Ramadhan, Buka Puasa Bersama Anak Yatim, bantuan naik haji, Tirtayatra, Ziarah, dan diskusi keagamaan, serta pembinaan rohani. Diseminasi Pancasila melalui aktualisasi Tri Hita Karana, terutama dalam menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan dilakukan BUMN melalui investasi pada sektor ramah lingkungan, menjaga keseimbangan eksploitasi sumber daya alam, pengolahan limbah (daur ulang limbah). Diseminasi Pancasila melalui aktualisasi Tri Hita Karana oleh BUMN dalam membangun hubungan harmonis dengan manusia tercermin dari kepeduliannya kepada masyarakat dengan memberdayakan secara sosial dan ekonominya, pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan, penyelenggaraan sarana, dan prasarana umum.
Menelisik Akar Kegaduhan Bangsa Indonesia Pasca Disetujuinya Hasil Revisi UU KPK Dalam Perspektif Pancasila I Gusti Ngurah Santika
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v6i1.25001

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegaduhan yang terjadi di Indonesia pasca disetujuinya hasil revisi UU KPK. Demonstrasi diberbagai daerah yang dilakukan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi penolakannya terhadap hasil revisi UU KPK malah berujung bentrokan dengan aparat keamanan. Penelitian ini bertujuan untuk menelisik akar kegaduhan bangsa indonesia pasca disetujuinya hasil revisi UU KPK dalam perspektif Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan literatur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pancasila yang merupakan sumber kebenaran dan kedamaian bagi Indonesia tidak digunakan sebagai rujukan normatif oleh segenap komponen bangsa dalam menjalankan kedudukan dan perannya. DPR dan Presiden dalam merevisi UU KPK kurang terbuka terhadap aspirasi rakyat Indonesia. KPK tidak memainkan perannya sebagai lembaga penegak hukum yang secara yuridis bertugas melaksanakan UU. Pers tidak profesional dan independen dalam menyajikan imformasi ke publik. Mahasiswa cenderung bertindak anarkis dalam menyampaikan aspirasi politiknya.Kata kunci: Revisi Undang-Undang; Komisi Pemberantasan Korupsi; Pancasila
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Budaya Mana’o di Desa Manu Kuku Kabupaten Sumba Barat Veronika Buka; I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gede Sujana
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v8i1.40757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam budaya Mana, o di Desa Manu Kuku Kabupaten Sumba Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan obeservasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa nilai-nilai Pancasila telah diimplementasi dalam budaya Mana, o, seperti nilai ketuhanan tercermin pada saat Yadi panga’a Marapu monno dengi we’e maringngi, we’e malala (Memberi persembahan dan meminta berkat kepada Marapu); Nilai kemanusiaan tercermin dari kesempatan yang diberikan kepada setiap orang untuk mengikuti musyawarah dan mengemukakan pendapat; Nilai persatuan tercermin pada saat Pakua ngarakuada ne umma kalada (berkumpul bersama di rumah besar/adat); Nilai Kerakyatan tercermin dari seorang Rato atau tua-tua adat yang sangat dihormati dan dihargai oleh masyarakat berkepercayaan Marapu; Nilai Keadilan tercermin dari Paghilla dobba (kerja sama), bagi rata panga’a (bagi rata makan,daging, minuman dan lain-lain). Implementasi nilai-nilai Pancasila tidak hanya berimplikasi pada keberlanjutan kebudayaan, tetapi juga membentuk karakter warna negara yang kuat.
TINJAUAN HISTORIS TERHADAP KEPPRES NO. 24 TAHUN 2016 TENTANG HARI LAHIR PANCASILA I Gusti Ngurah Santika
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/citizenship.v10i1.8472

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan historis terhadap Keppres No. 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan atau liberary research. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila diperjuangkan oleh Megawati Soekarno Putri, PDI-P, dan Taufiq Kiemas sejak Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peirngatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila akhirnya berhasil diperjuangkan pada masa Pemerintahan Presiden Jokowi. Keppres No. 24 Tahun 2016 didasarkan pada pertimbangan, bahwa Ir. Soekarno lah yang pertama kali berpidato mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara dalam Sidang BPUPKI. Sedangkan alasan dan motivasi Presiden Jokowi untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila agar masyarakat mengetahui asal-usul Pancasila, menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam menggali, merumuskan, dan menetapkan Pancasila, menghentikan polemik siapa penggali dan penemu Pancasila, serta melestarikan dan melanggengkan Pancasila melalui pengamalan.  Kata kunci: Tinjauan Kritis, Hari Lahir Pancasila
Alur Pemikiran Finalisasi Pancasila dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 I Gusti Ngurah Santika; I Gede Sujana; I Made Kartika; I Nengah Suastika
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7, No 3 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.212 KB) | DOI: 10.17977/um019v7i3p552-561

Abstract

This study aimed to describe the historical review of the formulation and ratification of the Pancasila and to analyze the flow of thought for the finalization of Pancasila in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. This study used ideological-historical methods with literature study techniques. The Panitia Sembilan formulated Pancasila's ideology at the Investigative Agency for the Preparatory Work for Independence (BPUPK) meeting on 29 May 1945 to 1 June 1945 and stipulated in the Jakarta Charter on 22 June 1945 and ratified by the Preparatory Committee for Indonesian Independence (PPKI) on 18 August 1945. Finalization of Pancasila in the Constitution The Republic of Indonesia of 1945 was based on the ideological historical experience of the Indonesian nation to maintain national integration by limiting the authority of the People's Consultative Assembly as contained in Article 37 paragraph (1) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia.This study aimed to describe the historical review of the formulation and ratification of the Pancasila and to analyze the flow of thought for the finalization of Pancasila in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. This study used ideological-historical methods with literature study techniques. The Panitia Sembilan formulated Pancasila's ideology at the Investigative Agency for the Preparatory Work for Independence (BPUPK) meeting on 29 May 1945 to 1 June 1945 and stipulated in the Jakarta Charter on 22 June 1945 and ratified by the Preparatory Committee for Indonesian Independence (PPKI) on 18 August 1945. Finalization of Pancasila in the Constitution The Republic of Indonesia of 1945 was based on the ideological historical experience of the Indonesian nation to maintain national integration by limiting the authority of the People's Consultative Assembly as contained in Article 37 paragraph (1) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia.
Conflict Resolution Learning Model As A Strategic Effort in Building Peace Amidst Indonesia's Diversity Laros Tuhuteru; Yanry Budianingsih; I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gede Sujana; Esto Bula Wiri Memang
Widya Accarya Vol 14 No 1 (2023): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.14.1.1404.66-72

Abstract

As a pluralistic country, peace still seems to be a mere wishful thinking. Because all this time conflicts that are rooted in pluralism have injured and damaged the peace that was actually agreed upon by the founders of the nation. The purpose of this research was to find out the conflict resolution learning model as a strategic effort in building peace in the midst of Indonesia's diversity. The method used in this research was a library method or approach. Data collection techniques in this research used documentation and literature. The data obtained were then analyzed in depth and presented descriptively. The results of this research indicated that strategic efforts to build peace in the midst of Indonesia's diversity are carried out by educational institutions through the application of conflict resolution learning models. The application of the conflict resolution learning model aims to train students' skills in solving critical problems, communication, and interpersonal skills better. Conflict resolution methods can optimize student competence, especially training social values, social sensitivity and problem solving skills. In relation to the diversity of the Indonesian nation, there is a significant influence from the use of conflict resolution learning models on students' multicultural attitudes. The multicultural attitude of students who take part in learning with the conflict resolution learning model obtains good results.
Analyzing the Teacher's Central Role in Effort to Realize Quality Character Education Ruty Jacoba Kapoh; Petrus Jacob Pattiasina; Merlyn Rutumalessy; Marlen Wariunsora; Novita Tabelessy; I Gusti Ngurah Santika
Journal of Education Research Vol. 4 No. 2 (2023): JUNI 2023
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v4i2.176

Abstract

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter, nampaknya masih memiliki kekurangan yang sangat mendasar. Kekurangannya adalah pada implementasi pendidikan karakter yang memposisikan peran guru sangat kecil. Padahal, sebaik apapun kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan karakter, tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan peran guru yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran peran sentral dalam upaya mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas (sebuah kajian literatur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa peran sentral guru dalam mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas dilakukan melalui pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai model dan teladan bagi peserta didiknya. Peran sentral guru sebagai model dan teladan dapat dilihat dari pembelajaran yang di dalamnya menginternalisasikan dan menyisipkan nilai-nilai karakter pada diri siswa, seperti: kejujuran, rendah hati, terbuka, mau belajar, disiplin, tanggung jawab, dan adil.