Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REKAYASA PEMBUATAN NANOENKAPSULAN EKSTRAK BUAH PEDADA (Sonneratia caseolaris) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DAN SIFATFISIKOKIMIA YANG DIHASILKAN Anto Susanto; Encik Eko Rifkowaty; Rosmalinda Rosmalinda; Tardi Kurniawan; Assorudin Assorudin
JURNAL SAINTIKA UNPAM Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Matematika FMIPA Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.562 KB) | DOI: 10.32493/jsmu.v2i2.3309

Abstract

Buah pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan salah satu penyusun hutan bakau (Mangrove) dan banyak sekali ditemukan di pesisir pantai ketapang. Masyarakat ketapang mengenal buah ini dengan nama buah kedabu. Buah pedada selain vitamin C, juga mengandung karbohidrat (76,56% gram), lemak/gliserol (0,9 gram/buah), protein (4,83 gram) dan zat mineral (Pradipta et al., 2008). Kandungan asam askorbat dapat dijadikan sebagai salah satu zat antioksidan alami yang bermanfaatan untuk produk pangan. Zat antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi suatu produk, khususnya produk pangan berlemak dari reaksi oksidasi, seperti ketengikan oksidatif. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formulasi dasar yang optimum dalam mendapatkan mutu nanoenkapsulan buah pedada (Sonneratia caseolaris) yang baik secara fisikokimia, diantaranya : kadar air, kadar abu, vitamin C, kadar gula, kadar zat menguap, dan pH nanoenkapsulan selama penyimpanan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang dicoba dalam penelitian ini adalah : perlakuan proporsi konsentrat buah pedada dengan enkapsulan (b/b) (K), terdiri dari 3 taraf ; K1 = 1:1; K2 = 1:3, dan K3 = 1:5. Perlakuan lama simpan (L), terdiri dari 3 taraf : L1 = Minggu ke-0; L2 = Minggu ke-4; dan L3 = Minggu ke-8. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji Fisher (uji F) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam masing-masing faktor perlakuan dan interaksinya terhadap variabel yang diamati. Perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan uji Fisher, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan proporsi konsentrat buah pedada dengan enkapsulan (b/b) 1:1 dan periode lama simpan 0 hari memberikan hasil terbaik dengan nilai kadar air 9.68%, kadar abu 7.67%, vitamin C 0.75 mg, kadar gula 13%, kadar zat mudah menguap 1.39%, dan nilai pH 4.2.
Pengaruh Ekstraksi Cara Basah dan Cara Kering Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cengkodok (Melastoma malabathricum L.) Encik Eko Rifkowaty; Adha Panca Wardanu
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 5, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.573 KB) | DOI: 10.17728/jatp.v5i1.33

Abstract

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui potensi tanaman Cengkodok (Melastoma malabathricum L) sebagai antioksidan alami, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk untuk menentukan rendemen, total antosianin, dan ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan terbaik, serta menguji aktivitas antioksidan dan stabilitas warna dari aktivitas antioksidan yang terbaik. Ektraksi dilakukan dengan dua cara yaitu ekstraksi cara basah dan ekstraksi cara kering. Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan penambahan asam sitrat dengan perbandingan bahan dan pelarut 1:4. Selanjutnya dilakukan uji kestabilan antioksidan dan warnanya dari ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan terbaik, dan dilakukan ANAVA (Analisa Varian). Aktivitas antioksidan terbaik didapatkan dari perlakuan ekstraksi cara basah dengan rendemen 32,6142%, total antosianin 33,3279 mg/ 100 gr sampel, dan aktivitas antioksidan sebesar 95,2234%. Kestabilan antioksidan dan warna antosianin semakin menurun seiring meningkatnya pH, meningkatnya kadar gula, dan tingginya suhu pemanasan. Kemudian ANAVA menyatakan hasil bahwa pada kestabilan antioksidan berbeda nyata pada taraf 5% pada perlakuan pH, kadar gula, dan suhu pemanasan.AbstractThis study was aimed to reveal the potency of weeds Cengkodok (Melastoma malabathricum L) as natural antioxidant source, while purpose specific for determine the extract yield, anthocyanin total, the best antioxidant activity possessed by an extract and its colour stability.. Procedure of extraction were conducted in two methods; wet extraction and dry (powder) extraction. Specifically, it was used 70% ethanol solvent and citric acid with the proportion between substance and solvent was 1:4. Furthermore, the test was done on the antioxidant stability and the colour of essence that has optimal antioxidant activity and then it was analyzed using ANAVA (Analysis of Variant). The optimal antioxidant activity was obtained from wet extraction treatment with yield 32,6142%, anthocyanin total 33,3279 mg/100 Egr of sample, and antioxidant activity was 95,2234%. Antioxidant stability and anthocyanin decreased while pH and glucose was increased, and heating temperature was also increased. ANAVA showed that the antioxidant stability was totally different on the level of 5% on the treatment of pH, glucose, and heating temperature.
Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Gliserin Terhadap Sabun Transparan Daun Ketepeng (Cassia Alata) Encik Eko Rifkowaty
JURNAL PATANI: Pengembangan Teknologi Informasi dan Pertanian Vol 4 No 2 (2020): PATANI VOL. 4 NO. 2 September 2020
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.757 KB) | DOI: 10.47767/patani.v4i2.83

Abstract

Ketepeng cina dimanfaatkan secara tradisional dengan cara digosokkan atau ditempelkan pada kulit yang sakit untuk mengobati kurap dan penyebab gatal. Pembuatan sabun transparan dengan penambahan ekstrak daun ketepeng merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan daun ketepeng dalam pemanfaatannya sebagai obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi terbaik dari sabun yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan sabun transparan berbahan baku minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dengan berbagai formulasi sukrosa (7,5 gr, 9,5 gr dan 11,5 gr) dan gliserin (6,5 gr, 8,5 gr, dan 10,5 gr). Analisa yang dilakukan meliputi kadar air, pH, angka penyabunan, stabilitas busa, alkali bebas, dan zona hambat. Perlakuan terbaik ditentukan dengan menggunakan metode DeGarmo. Tahap kedua, perlakuan terbaik berdasarkan uji DeGarmo ditambahkan berbagai variasi parfum dengan konsentrasi 3,5% antara lain lemon, daun jambu, kenanga, dan melati dengan parameter organoleptik yang diamati aroma, busa, penampakan secara keseluruhan, dan uji iritasi. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa perlakuan terbaik berdasarkan uji DeGarmo adalah sabun transparan dengan konsentrasi sukrosa 7,5 gram dan gliserin 6,5 gram, sedangkan variasi parfum yang disukai yaitu sabun transparan penambahan parfum daun jambu.
Aktivitas Antioksidan Sirup Buah Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) dengan Variasi Penambahan Asam Sitrat Encik Eko Rifkowaty; Adha Panca Wardanu; Ningrum Dwi Hastuti
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 10, No 1 (2018): Vol.(10) No.1, April 2018
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.829 KB) | DOI: 10.17969/jtipi.v10i1.9768

Abstract

Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa)merupakan salah satu tanaman yang tumbuh liar di daerah kabupaten Ketapang Kalimatan Barat. Tanaman ini memiliki buah yang terasa manis dan mengandung antioksidan tinggi karena memiliki warna buah masak merah hingga kehitam-hitaman. Buah karamunting belum termanfaatkan secara optimal, sehingga dengan diolah menjadi produk sirup dapat meningkatkan nilai ekonomis secara kualitas maupun secara kuantitas. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan sirup dari buah karamunting dengan variasi penambahan asam sitrat 0, 0,05, 0,1%. Asam sitrat diharapkan mampu meningkatkan ekstraksi kandungan antioksidan sirup buah karamunting. Sirup yang dihasilkan kemudian dilakukan analisa gula reduksi dan antioksidan menggunakan DDPH. Persentase antioksidan tertinggi dilakukan uji lanjutan menggunakan GC-MS. Kandungan antioksidan buah, sirup karamunting variasi penambahan asam sitrat 0%, 0,05%, dan 0,1% dengan pengujian menggunakan DPPH berturut-turut 98,84%, 43,87%, 81,99%, dan 86,47%, sedangkan gula reduksi 0,21%, 3,62%, 4,11%, dan 11,90%. Berdasarkan GC-MS senyawa yang paling dominan dari bahan baku buah karamunting adalah hydroxy methyl furfurole (41,14%), dan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari sirup karamunting dengan konsentrasi asam sitrat 0,1%  adalah acetil acid 4,5% dan hydroxy methyl furfurole 3,5%. 
ANALISIS MUTU MARGARIN DENGAN PERBANDINGAN BAHAN BAKU MINYAK GORENG KELAPA : MINYAK GORENG SAWIT Encik Eko Rifkowaty; Irianto SP; Budi Pratomo Sibuea; Devi Sariyanti; Shelvy Antika Sari
Jurnal Teknologi Pangan dan Industri Perkebunan (LIPIDA) Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58466/lipida.v1i2.1043

Abstract

Margarine is an emulsion (w/o), made from vegetable oil. This experimental consisted of three oil comparison treatments was coconut cooking oil : palm cooking oil 50:50 ; 70:30 ; and 90:10. Parameter to be estimated were water content, free fatty acids, organoleptic tests, and pair comparison tests. Based on the pair comparison test, the color attribute for the 50:50 treatment is the same as the color of margarine on the market, while the aroma and taste attribute of the three treatments are different from the aroma and taste of margarine on the market. The results of the hedonic test had the higest score is 50:50 treatment (most preferred). Based on ANOVA on the three treatments the color and aroma attributes were significantly different, while the taste attributes were not significantly different. The result of this research was found that the water content of 50:50, 70:30, and 90:10 treatments were 5.30, 6.37 and 6.95% respectively, while the free fatty acids were 1.17, 1.47 and 1.83%. The percentage of water content complies with SNI 01-3541-2002, but this is not the case for free fatty acids.