Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal SOSPOL

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKAASIH KECAMATAN BOJONGLOA KALER KOTA BANDUNG Yusi Sulastri; Diani Indah
Jurnal Sosial Politik Unla Vol 22 No 1 (2017): Vol. 22, No. 1, Juni 2017
Publisher : FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak efektifnya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan oleh Lurah terhadap Efektivitas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Untuk menganalisis masalah yang diteliti, peneliti mengajukan teori Kepemimpinan dari Inu Kencana Syafi’ie (2013 : 41-46) berdasarkan teknik-teknik kepemimpinan yaitu Teknik Persuasif, Teknik Komunikatif, Teknik Fasilitas, Teknik Motivasi dan Teknik Keteladanan. Sedangkan teori efektivitas digunakan dari Duncan dalam Steers ( 1985:53) berdasarkan tiga dimensi, yaitu Pencapaian Tujuan, Integrasi dan Adaptasi. Berdasarkan teori-teori dalam kerangka penelitian, dapat merumuskan hipotesis Besarnya Pengaruh Kepemimpinan oleh Lurah terhadap Efektivitas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung ditentukan oleh dimensi persuasif, komunikatif, fasilitas, motivasi, keteladanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Explanatory Research. Sumber dan teknik pengumpulan data adalah sumber data primer dan data skunder sedangkan pengumpulan data adalah melalui studi pustaka dan studi lapangan yang meliputi angket, wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan searah antara variabel Kepemimpinan dengan Efektivitas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Dengan demikian hipotesis teruji secara empirik.
KOORDINASI CAMAT DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI KECAMATAN REGOL Adi Sujono Simanulang; Diani Indah
Jurnal Sosial Politik Unla Vol 23 No 1 (2018): Vol. 23, No. 1, Juni 2018
Publisher : FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah tentang Koordinasi camat dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif studi di Kecamatan Regol di Kota Bandung. Penelitian ini berbicara dan berfokus kepada koordinasi yang dilakukan oleh camat dalam mengembangkan ekonomi kreatif yang dimana ekonomi kreatif menjadi salah satu fokus utama dalam ekonomi kota Bandung khususnya di kecamatan Regol yang dimana kecamatan Regol memiliki banyak sumber potensi ekonomi kreatif seperti kuliner, seni, arsitek dsb. Berdasarkan observasi pertama, peneliti menemukan beebrapa indikasi permasalahan yang terjadi dalam koordinasi pengembangan ekonomi kreatif di Regol seperti elemen pembahasan ekonomi kreatif, adanya miskomunikasi dalam koordinasi, dan cukup banyak para pelaku ekonomi kreatif yang tidak bertahan lama atau gulung tikar. Peneliti mencoba meneliti dengan menetapkan rumusan masalah seperti, Bagaimana Koordinasi Pengembangan Ekonomi Kreatif yang dilakukan, Faktor apa saja yang menjadi pengha,bat, Dan upaya apa saja yang sudah dilakukan dari koordinasi pengembangan Ekonomi kreatif. Untuk menganalisis masalah yang telah peneliti jelaskan, maka peneliti memilih pendekatan teori menurut G.R Terry dengan dimensi sinkronisasi ,pengaturan waktu, harmonisasi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam koordinasi. Berdasarkan teori yang telah peneliti tetapkan maka penelitian ini memiliki proposisi sebagai berikut “Agar koordinasi pengembangan ekonomi kreatif kecamatan Regol berjalan baik dan optimal, maka koordinasi harus dilakukan berdasarkan dimensi Sinkroniasi, pengaturan waktu, harmonisasi dan tujuan yang ditetapkan. Metode penelitian yang peneliti tetapkan adalah metode deskriptif, yang bersumber pada data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan menggunakan Analisis data Miles dan Huberman serta pengujian data menggunakan Triangulasi data. Peneltian dalam skripsi ini mengindikasikan bahwa koordinasi camat dalam pengembangan ekonomi kreatif di kecamatan Regol akan berjalan baik dan berlangsung optimal jika dimensi sinkronisasi, pengaturan waktu, harmonisasi, penetapan tujuan dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Regol.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ZONASI MINIMARKET DI KECAMATAN SUBANG KABUPATEN SUBANG Diani Indah; Ujang Charda S
Jurnal Sosial Politik Unla Vol 23 No 2 (2018): Vol. 23, No. 2, Desember, 2018
Publisher : FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi kebijakan pengaturan minimarket di Kecamatan Subang Kabupaten Subang masih belum berjalan sesuai dengan harapan, masih banyaknya ditemukan minimarket yang tidak memiliki izin usaha minimarket, dikecualikannya zonasi pendirian minimarket dengan tidak memperhatikan jarak antara minimarket dan pasar tradisional yang menjadi penyebab utama permasalahan, dan belum ada satupun minimarket yang menjalankan kemitraan dengan toko tradisional tetapi pemerintah daerah belum melakukan tindakan tegas. Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan implementasi kebijakan zonasi minimarket dipengaruhi oleh masih lemahnya faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi yang berdampak negatif sangat besar terhadap keberadaan pasar tradisional dan sektor informal lainnya, sehingga sangat perlu dilakukan pengecekan kembali jarak dan izin dari pendirian minimarket di Kecamatan Subang. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Subang harus melakukan pengawasan, pengendalian, dan penertiban serta melakukan penataan kembali atas zonasi minimarket yang ada di wilayah Kecamatan Subang agar tidak berdekatan antara minimarket dengan pasar tradisional atau antara minimarket dengan minimarket lainnya. Untuk itu, implementasi kebijakan zonasi minimarket terlaksana dengan baik apabila memperhatikan dimensi komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.