n/a Wijono
Jurusan Teknik ELektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

RANCANG BANGUN SISTEM PENGEREMAN REGENERATIF PADA MOBIL LISTRIK TEUB SEV Ahmad Yusuf Rizki; n/a Wijono; Waru Djuriatno
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hampir semua kalangan penduduk Indonesia sudah menggunakan kendaraan roda 4 berbahan bakar minyak untuk sarana transportasi dalam kota, kendaraan tersebut dapat digantikan dengan mobil listrik yang tentunya lebih ramah lingkungan. Kontur jalan, khususnya di Malang begitu banyak naik dan turun. Pada saat jalanan turun biasanya kita menggunakan sistem pengereman mekanik dengan kampas rem untuk mengubah energi kinetik pengereman menjadi energi panas. Sistem pengereman ini tidak efisien jika digunakan dalam mobil listrik karena mobil listrik dilengkapi dengan mesin listrik yang dapat melakukan pengereman sendiri (regenatif).Tujuan akhir yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat merencanakan dan merealisasikan alat yang mampu melakukan pengereman regeneratif pada mobil listrik. Sistem pengereman regeneratif membutuhkan mobil, mesin arus searah tanpa sikat, penyearah tiga fasa tak terkontrol, buck-boost converter, penyimpan energi supercapacitor, dan kontroler. Besar torsi pengereman pada mesin dipengaruhi oleh besar arus keluaran dari mesin tersebut. Sistem pengereman regeneratif ini dikendalikan dengan suatu mikrokontroler yang akan mengubah-ubah nilai dutycycle pada buck-boost converter agar nilai arus masukan buck-boost converter yang selalu berbanding lurus terhadap nilai arus keluaran mesin dapat berubah sesuai keinginan. Berdasarkan hasil pengujian statis didapatkan efisiensi maksimum pengereman ini pada tegangan sumber 10 V, set point arus 1 A dan mode boost converter sebesar 42%. Kata kunci: Pengereman regeneratif, mesin arus searah tanpa sikat, penyearah, buck - boost converter, kontroler, supercapacitor, mobil. ABSTRACT Almost all the population of Indonesia is already using a 4-wheel vehicle fuel oil for transportation within the city, this vehicle can be replaced with an electric car which certainly more environmentally friendly. Contours of the road, especially in Malang so much up and down. When way down, we usually use mechanical braking system to convert kinetic energy become heat energy with brake pad. This brake system is not efficient if used in electric car, because bldc machine can be operated as generator and perform braking (regenerative braking). The ultimate goal of this research are planning and realization a tool that can do regenerative braking for electric car. Regenerative braking system requires a car, brushless direct current motor, 3-phase uncontrolled rectifier, buck - boost converter, storage energy, and controller. The value of braking torque on the machine is affected by the output current value from the machine. The regenerative braking system is controlled by a microcontroller which will variety the value of dutycycle in buck boost converter, so that the buck boost converter input current value that always directly proportional due to output current value of the machine , the output current value of the machine can be changed as desired. Based on static test results obtained maximum efficiency of this braking at 10 V source voltage, set point current 1 A and on boost converter mode. This efficiency is abaut 42%.. Keywords: Regenerative braking, brushless direct current motor, rectifier, buck - boost converter, controller, supecapacitor, car.
DESAIN RANGKAIAN PELIPAT TEGANGAN 12 kV COCKCROF-WALTON ENAM TINGKAT Dony Darmawan Putra; n/a Wijono; Waru Djuriatno
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelipat Tegangan Cockcroft-Walton (CW) adalah sebuah rangkaian bertingkat yang dapat melipat gandakan tegangan dengan hanya menggunakan dioda dan kapasitor. Pada penelitian ini dirancang pelipat tegangan hingga mampu membangkitkan tegangan 12 kV, yang disusun sebanyak enam tingkat. Pelipat ini dirancang sebagai alat pengisian storage capacitor (CS) untuk aplikasi pembentukan gelombang kombinasi tegangan dan arus impuls mengikuti standar yang ditetapkan oleh IEC (International Electrotecnical Commission) 61000-4-5 kelas 4. CS seharusnya dapat diisi muatan hingga tegangannya mencapai 4 kV berdasarkan standar tersebut. Pembangkit impuls kombinasi tegangan dan arus bekerja berulang-ulang dalam waktu yang singkat, maka sistem pengisian ini diharapkan dapat mencapai tegangan tersebut dalam waktu maksimal 10 detik. Selain pengisian juga diperlukan perancangan alat pelepas muatan yang tersimpan pada CS. Waktu pelepas ini diharapkan mencapai 0 kV dalam waktu maksimal 15 detik. Alat pelepas muatan ini menggunakan teknik redaman lebih (overdamped). Ada tiga macam hasil penelitian yaitu hasil tegangan keluaran rangkaian pelipat tegangan CW sebelum dihubungkan CS, waktu pengisian CS, dan waktu pelepasan muatan CS. Hasil penelitian menunjukan pelipat tegangan CW dapat membangkitkan tegangan hingga 12.01 kV pada simulasi dan 11.9 kV pada percobaan. CS dapat terisi hingga tegangan 4 kV dalam waktu 9.8 detik pada simulasi dan  7.9 detik pada percobaan. CS dapat dilepaskan dalam waktu 14.2 detik pada simulasi dan waktu 10 detik pada percobaan. Hasil ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Kata kunci: pelipat tegangan Cockcroft-Walton, tegangan storage capacitor, waktu pengisian, waktu pelepasan.   ABSTRACT Cockcroft-Walton (CW) voltage multiplier is a voltage booster circuit with an array of series-connected only diodes and capacitors. In this work, voltage multiplier is designed for generating voltage until 12 kV, the constructed generator is a modified 6-stage. It is designed as circuit charger of storage capacitor (CS) for generating combination wave impulse apllication which following standard those set in IEC (International Electrotecnical Commission) 61000-4-5 class 4. CS should be charged up to 4 kV according this standard. High impulse voltage and current works repeatedly in a short time, so the charging system is expected to reaches targeted voltage within a maximum time of 10 seconds. Besides charging is also required design of circuit discharger for discharging electric charge inside CS. It is expected to reaches 0 kV within a maximum time of 15 seconds. It uses overdamped tecnique. There are three results of the research are output voltage of CW  voltage multiplier before connecting CS, charging time of CS and discharging time of CS. The result showed that CW voltage multiplier can generate up to 12.01 kV on simulation and 11.9 kV on experiment. CS can be charged up to 4 kV in 9.8 seconds on simulation and 7.9 seconds on experiment. CS can be discharged in 14.2 seconds on simulation and 10 seconds on experiment. These results are in accordance with what the expectation. Keywords: Cockcroft-Walton voltage multiplier, storage capacitor voltage, charging time, discharging time.
Studi Pengaruh Non-Induktif Koil Tipe Solenoid Terhadap Efisiensi Energi pada Generator Gas Hydroxy dengan Penerapan Sumber Arus Pulsa Train Ansyaruddin Rahmatdiansyah; n/a Wijono; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Generator Gas Hydroxy merupakan alat yang digunakan sebagai tempat proses elektrolisis air. Alat ini terbuat dari 5 pasang elektroda berbentuk tabung konsentris dengan jarak sela 1 mm. Pada penelitian ini, energi listrik DC yang digunakan untuk kerja alat adalah Arus Pulsa Train berfrekuensi tinggi. Perangkat keras pembangkit pulsa train yang dirancang memiliki perbedaan nilai frekuensi envelope yang diukur dengan nilai frekuensi envelope yang diharapkan. Namun demikian, alat ini telah diberikan batasan penggunaan nilai frekuensi envelope untuk menghindari kesalahan pengujian dengan nilai persentanse yang besar. Pada rangkaian listrik ditambahkan komponen induktor eksternal bernama Non-induktif Koil yang berbentuk solenoid. Koil ini dibuat dengan menggunakan teknik bifilar winding. Pada setiap pengujian digunakan koil dengan jumlah lilitan bervariasi. Variasi lilitan yang digunakan, yaitu 20 lilitan, 40 lilitan, 60 lilitan dan 100 lilitan. Setiap pengujian lilitan koil juga digunakan penerapan variasi nilai frekuensi pulsa train yang berbeda (5 kHz – 40 kHz).Kata Kunci— generator gas hydroxy, elektrolisis, pulsa train, non-induktif koil, bifilar winding
STUDI UNJUK KERJA GENERATOR GAS HYDROXY DENGAN PENERAPAN ARUS PULSA TRAIN SEBAGAI SUMBER ENERGI Maulani Candra; n/a Wijono; Mochammad Dhofir
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.85 KB)

Abstract

Salah satu sumber energi terbarukan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan mengurangi polutan pada kendaraan bermotor adalah hydroxy. Gas hydroxy dapat diperoleh dari proses elektrolisis air. Stanley A. Meyer telah menemukan generator gas hydroxy dengan menerapkan arus pulsa train pada proses elektrolisis. Hasil penelitian yang diinginkan adalah melakukan studi unjuk kerja generator gas hydroxy dengan penerapan arus pulsa train dan menganalisis keluaran generator gas hydroxy yaitu hidrogen dan oksigen. Hasil penelitian adalah volume gas hidrogen dan oksigen meningkat sebanding dengan peningkatan arus. Volume gas hidrogen dan gas oksigen keluaran dari generator gas hydroxy meningkat dengan penerapan arus pulsa train. Semakin meningkat frekuensi envelope pulsa train maka volume gas hidrogen dan gas oksigen juga semakin meningkat. Semakin besar frekuensi envelope maka semakin besar pula efisiensi daya dari sistem.Kata Kunci— efisiensi daya, elektrolisis, generator gas hydroxy, pulsa train.
PENGGUNAAN GAS DISCHARGE TUBE (GDT) UNTUK RANGKAIAN PELIPAT TEGANGAN MARX GENERATOR 6kV Nola Ribath; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelipat tegangan Marx generator merupakan generator impuls RC yang disusun bertingkat untuk memperoleh tegangan keluaran yang lebih tinggi dariada tegangan masukannya. Beberapa kapasitor dan resistor dirangkai sedemikian hingga kapasitor diisi secara paralel bersama-sama kemudian diluahkan sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang berlipat sesuai dengan jumlah tingkatnya. Pada penelitian ini rangkaian Marx generator dirancang menggunakan gas discharge tube (GDT) sebagai saklar elektronik pada saat breakdown hingga rangkaian mampu membangkitkan tegangan yang diharapkan. Rangkaian Marx generator ini dirancang sebagai supply untuk mengisi storage capacitor untuk aplikasi pembangkit gelombang kombinasi tegangan dan arus impuls mengikuti standar yang ditetapkan oleh IEC (International Electrotecnical Commission) 61000-4-5 kelas 4. Hasil penelitian menunjukan pelipat tegangan Marx generator dapat membangkitkan tegangan hingga 6,8 kV. Storage Capacitor yang seharusnya dapat diisi muatan hingga tegangannya mencapai 4 kV, namun hanya dapat terisi hingga tegangan 1 kV. Hal ini disebabkan karena tegangan impuls keluaran yang dihasilkan sangat sempit. Kata kunci: pelipat tegangan Marx generator, gas discharge tube (GDT), tegangan storage capacitor.   ABSTRACT Marx generator voltage multiplier is an RC impulse generator that is arranged in stages to obtain a higher output voltage than input voltage. Some capacitors and resistors are arranged so the capacitors are charged in parallel together then generated to produce multiple output voltages corresponding to the number of levels. In this research, voltage multiplier is designed using gas discharge tube (GDT) as a media for breakdown voltage to generate 6kV. Marx generator circuit is designed using a gas discharge tube (GDT) as an electronic switch at breakdown until the circuit is capable to generate the expected voltage. Marx generator circuit is designed as a supply to charge the storage capacitor for high impulse voltage and current generator applications. The results show that the Marx generator can produce voltage up to 6.8 kV. Storage Capacitor that should be charged until the voltage reaches 4 kV, but only can be filled up to 1 kV. It is caused by impulse output voltage has narrow time period Keywords: Marx generator voltage multiplier, gas discharge tube (GDT), storage capacitor voltage.
OPERASI EKONOMIS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ITERASI LAMBDA MENGGUNAKAN KOMPUTASI PARALEL Dheo Kristianto; Hadi Suyono; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 6 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.419 KB)

Abstract

Operasi ekonomis pembangkit tenaga listrik merupakan aspek penting dalam manajemen sistem tenaga listrik. Penelitian ini membahas tentang operasi ekonomis pembangkit tenaga listrik dengan menerapkan metode iterasi lambda menggunakan komputasi paralel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penjadwalan pada masing – masing unit pembangkit tenaga listrik sehingga didapatkan daya keluaran yang optimal dengan biaya total bahan bakar yang minimum dan membandingkan waktu perhitungan iterasi lambda pada operasi ekonomis pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan komputasi paralel dan serial. Data yang diuji dalam penelitian ini adalah pembangkit listrik tenaga termal sistem IEEE 30 Bus dan sistem 500 kV Jawa – Bali. Perhitungan operasi ekonomis pada penelitian ini dilakukan dengan mencari kombinasi penjadwalan (On/Off) dari masing – masing unit pembangkit. Kemudian menentukan biaya bahan bakar pada masing – masing kombinasi menggunakan metode iterasi lambda komputasi serial. Kombinasi yang dipilih adalah kombinasi yang menghasilkan biaya bahan bakar yang paling minimum. Kombinasi penjadwalan yang menghasilkan biaya bahan bakar paling minimum akan dianalisis menggunakan metode iterasi lambda komputasi paralelKata Kunci—Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor
RANCANG BANGUN UNIT PENENDANG DENGAN PLUNGER SOLENOID PADA ROBOT SEPAK BOLA BERODA Hemi Septiady; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di dunia, keberadaannya juga telah diikuti oleh dunia robot. Robot sepak bola yang telah dibuat, akan dipertandingkan oleh KRI (kontes robot indonesia). Pemenang dalam kontes KRI akan mewakili Indonesia untuk bertanding di RoboCup. KRI membagi menjadi dua kategori yaitu humanoid robots soccer dan wheeled robots soccer. Kemampuan yang harus dimiliki pada robot sepak bola yaitu pergerakan, mendeteksi, menggiring dan menendang bola. Dalam makalah ini, akan membahas metode menendang bola pada wheeled robots soccer. Ada beberapa metode untuk menendang bola, yaitu metode mekanik dan elektrik. Metode mekanik membutuhkan dimensi penendang bola yang luas dan sistem menendang bola yang berat, sehingga robot tidak bekerja dengan maksimal. Metode elektrik memiliki keunggulan, yaitu dimensi pemendang bola yang lebih kecil dan sistem penendang bola yang jauh lebih ringan, sehingga robot menjadi lebih maksimal. Robot sepak bola beroda yang dimiliki universitas brawijaya, pada sistem penendang bola menggunakan metode mekanik, yaitu motor dc dan rantai, sistem tersebut masih memiliki kelemahan, maka dalam makalah ini, kami akan mendesain dan mengevaluasi sistem penendang robot dengan metode elektrik, yaitu menggunakan solenoid. Untuk memeroleh gaya impact yang tinggi, solenoid membutuhkan tegangan besar dari sumber tegangan rendah. Solenoid juga membutuhkan injeksi mendadak untuk proses menendang bola, maka proses menendang bola mememerlukan rangkaian boost konverter dan kapasitor bank. Hasil dari ekperimen solenoid dengan sumber tegangan 60 volt. Arus yang mengalir paling kecil yaitu 2.95 A menghasilkan jarak tendangan bola yaitu 1.6 meter dengan waktu 2,6 detik, dan arus yang paling besar yaitu 7,26 A, menghasilkan jarak tendangan bola yaitu 2 meter dengan waktu 1,9 detik. Kata Kunci – metode menendang bola, boost konverter, kapasitor bank, solenoid, robocup, KRI   Abstract - Football is the most popular sport in the world, its existence has been followed by robotics research. The soccer robot that has been created will be contested by KRI (kontes robot indonesia). The winners in KRI competition will represent Indonesia to compete in the RoboCup. KRI divides into two categories: humanoid robots soccer and wheeled robots soccer. Basic requirements in soccer robots is movement, detecting, dribbling and kicking the ball.  this paper focus in the method of kicking the ball on wheeled robots soccer. There are several methods to kick the ball, namely mechanical and electrical methods. The mechanical method take a lot of space for ball kicking system and heavyweight system, makes the robot does not work with the maximum. The electrical method has more advantage in smaller dimension and much lighter shooter system, making the robot even more maximized. A wheeled football Robot owned by Universitas Brawijaya, on a shooter system using mechanical methods, i.e. DC motors and chains, the system still has weaknesses. in this paper, we will design and evaluate a robotic shooter system using electrical methods, by using solenoid. To get high impact force, the solenoid requires a large voltage from a low voltage source. Solenoid requires a sudden injection for the process of kicking the ball, to do that need to make of boost converter circuits and capacitor bank. Result of solenoid experimen with a voltage source of 60 volts. The smallest flowing current rate is 2.95 A with a ball distance around 1.6 meters in 2.6 seconds, and the highest current rate is 7.26 A, with ball distance around 2 meters in 1.9 seconds. Keyword – Method kicking a ball, boost converter, capacitor bank, solenoid, robocup, KRI             
PENGARUH VARIASI FREKUENSI DAN JARAK ANTAR KUMPARAN PADA SISTEM WIRELESS POWER TRANSFER Annisa Rifqiana; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Wireless Power Transfer (WPT) menggunakan gelombang medan magnet sebagai metode pengiriman daya. Medan magnet pada metode kopling induktif bekerja pada jarak dekat. Parameter sistem WPT perlu ditentukan untuk meningkatkan efisiensi sistem. Rangkaian LC kumparan pengirim dan penerima membutuhkan frekuensi resonansi yang sama untuk pengiriman daya maksimum. Selain itu, konfigurasi bentuk dan jarak antar kumparan juga perlu diperhitungkan untuk menghasilkan fluks yang maksimum. Pada penilitian ini dilakukan simulasi dan penghitungan efisiensi WPT kemudian dilakukan analisis pengaruh variasi frekuensi dan jarak antar kumparan terhadap efisiensi WPT. Hasil simulasi dan penghitungan menunjukan jarak antar kumparan berbanding lurus dengan efisiensi WPT. Semakin besar frekuensi maka nilai efisiensi semakin besar. Jarak dan frekuensi optimum untuk mencapai efisiensi maksimum pada simulasi adalah 0,001 m dan frekuensi 220 KHz dengan nilai efisiensi 24,888%. Sedangkan pada penghitungan jarak dan frekuensi paling optimum untuk mencapai efisiensi maksimum adalah 0,001 m dan frekuensi 220 KHz dengan efisiensi 18,8855%. Kata kunci: Wireless Power Transfer (WPT), kopling induktif, efisiensi Abstract Wireless Power Transfer (WPT) system uses magnetic field waves as a power delivery method. Magnetic fields from inductive coupling method only exist at close range. WPT system parameters need to be determined to improve efficiency system. The LC circuit of the sending and receiving coils requires the same resonance frequency for maximum power transmission. In addition, configuration of the shape and distance between coils also needs to be taken into calculation to produce maximum flux. In this research carried out simulation and calculation efficiency then carried out to analyze the effect of variations in frequency and distance between coils on WPT efficiency. Simulation and calculation results show the distance between coils is directly proportional to the efficiency of WPT. The greater frequency the value of efficiency is increase. The optimum distance and frequency to achieve maximum efficiency in the simulation is 0.001 m and the frequency is 220 KHz with an efficiency value of 24.888%. While the most optimum distance and frequency calculation to achieve maximum efficiency is 0.001 and the frequency is 220 KHz with an efficiency of 18.8855%. Keywords— Wireless Power Transfer (WPT), inductive coupling,  efficiency.
ANALISIS PENGGANTIAN RELE ANALOG GEC ALSTOM KE RELE DIGITAL COMPACT PADA BUS 6 kV DI PT. PJB UP GRESIK Eka Citra Agustini; Unggul Wibawa; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dapat mengamankan dan meningkatkan keandalan sistem. Penelitian yang dilakukan di PT.PJB UP. Gresik bertujuan untuk mengganti rele yang lama dan melakukan penyetelan ulang rele. Rele yang diganti yaitu rele arus lebih, rele tegangan kurang dan rele sinkronisasi. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa setelan rele yang baru berbeda dengan setelan rele yang lama. Pada analisis setelan rele yang baru didapatkan setelan rele lebih sensitif terhadap gangguan yang terjadi yaitu arus setelan sebesar 876,456 A dengan time dial 0,14 untuk OCR dan 100 A dengan delay 0,26 detik untuk GFR. Sedangkan setelan rele tegangan kurang yang baru sama dengan setelan rele yang lama dan untuk setelan rele sinkronisasi yang baru terjadi perbedaan pada setelan ΔV yaitu nilai setelan yang baru sebesar 458,18 volt. Dari hasil analisis koordinasi rele setelan baru dengan rele yang terpasang pada pembebanan bus menunjukkan koordinasi rele sudah tepat dan urutan kerja rele sudah benar. Kata kunci: rele arus lebih, rele tegangan kurang, rele sinkronisasi, setelan rele.   ABSTRACT One of important component in electrical power system is protection system that can preserve and increase reability of system. The research done at PT. PJB UP. Gresik has two main purposes which are replacing the old relays and resetting relays. Replacement of relays are include overcurrent relay, undervoltage relay and synchronization relay. The results from this research show that new setting relays are different with old setting relays. Also, after analysing new setting relays more sensitive than old setting relays from short-circuit that was 876,456 A with time dial 0,14 for OCR and 100 A with delay 0,26 second for GFR. While the new setting undervoltage relay is the same with the old setting and new setting synchronization relay there is different setting for ΔV that was 458,18 volt. The results from new relays coordination analysis with existing relays on bus 6 kV show that relays coordination and the sequence of working relays are correct. Keywords: overcurrent relay, undervoltage relay, synchronization relay, relay setting.
RANCANG BANGUN MOTIONLESS ELECTROMAGNETIC GENERATOR (MEG) Aldias Rizaldi; n/a Wijono; Lunde Ardhenta
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generator adalah perangkat listrik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Akan tetapi, terdapat satu jenis generator yang tidak mempunyai penggerak, biasa dikenal dengan Motionless Electromagnetic Generator (MEG). Sebuah MEG terdiri dari kumparan masukan, kumparan keluaran, satu permanen magnet, dan satu inti besi. Permanen magnet menghasilkan fluksi utama yang terhubung ke kumparan keluaran. Untuk menghasilkan gaya elektromagnetis (emf) di kumparan keluaran, kumparan masukan diberi arus bervariasi yang menghasilkan fluksi magnetik untuk mendapatkan fluksi magnet permanen yang bervariasi. Arus dapat diubah dengan mengatur besar dan frekuensinya. Dalam penelitian ini, MEG dirancang, disimulasikan, dibuat, dan diuji. Simulasinya meliputi pengujian dari pengaruh arus masukan, frekuensi, dan variasi beban terhadap emf keluaran. Pengaruh dari permanen magnetnya juga diuji. Hasilnya menunjukkan bahwa emf keluaran dipengaruhi paramater-parameter tersebut. Fluksi magnet permanen juga diperoleh dan ditiadakan oleh fluksi arus masukan dengan mengikuti arah arusnya. Hasil pengujian membuktikan bahwa MEG yang dibuat dapat dioperasikan sesuai dengan model perancangan. Kata kunci: MEG, fluksi, arus, frekuensi, magnet permanen, kumparan, emf ABSTRACT Generator is an electric device which converts mechanical energy to electrical energy. However  there is a kind of generators which does not have any moving part, which is known as a Motionless Electromagnetic Generator (MEG). An MEG is designed to consist of input coils, output coils, a permanent magnet, and an iron core. The permanent magnet produce the main flux that link to the output coil. In order to generate electromotive force (emf) in the output coil, the input coil is injected by current to produce the magnetic flux to vary the permanent magnet flux. The current is controlled by varying its magnitude and frequency.  In this research, an MEG  is designed, simulated, fabricated and tested. The simulation includes the evaluation of the effect of input current, frequency, and loads variations to the output emf.  The effect of permanent magnet is also evaluated as well. The results show that the output emf is varied as a function of those parameters. The permanent magnet flux is also gained and canceled by the input coils flux following the current directions. The tests of the fabricated MEG show that the device can run as it is designed. Keywords: MEG, flux, current, frequency, permanent magnet, coil, emf