n/a Soemarwanto
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGARUH VARIASI JUMLAH MESH PADA SISTEM PEMBUMIAN GRID TERHADAP NILAI RESISTANSI PEMBUMIAN Muhammad Romadhon; Moch. Dhofir; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 7 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini menguraikan hasil penelitian tentang variasi jumlah mesh pada sistem pembumian grid pada tanah berpasir dilakukan dengan beberapa variasi kedalaman penanaman elektroda, panjang konduktor dan jumlah kisi serta pengaruh penambahan pengisian tanah. Variasi kedalaman penanaman adalah 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm dan 100 cm. Variasi panjang konduktor dan jumlah mesh adalah 100 cm (satu kisi), 175 cm (dua kisi), 250 cm (tiga kisi), 300 cm (empat kisi), 400 cm (lima kisi), 425 (enam kisi), 600 cm (sembilan kisi). Sedangkan variasi penambahan pengisian tanah pada kedalaman 100 cm adalah 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, dan 100 cm. Pengukuran dilakukan dengan metode 3 titik. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa nilai tahanan pentanahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman elektroda yang ditanam, jumlah elektroda, ukuran konduktor dan kondisi tanah dimana elektroda tersebut ditanam. Dan didapatkan nilai resistansi pembumian pada tanah berpasir dengan menggunakan variasi jumlah elektroda mesh yang paling rendah yakni pada elektroda model mesh G dengan ukuran 0,75 m x 0,75 m, panjang konduktor 100 cm dan jumlah mesh 9 (sembilan kisi) di kedalaman penanaman 100 cm sebesar 28,13 ohm.Kata kunci---variasi jumlah mesh, pembumian grid, tanah berpasir.
ANALISIS ARUS INRUSH SAAT SWITCHING KAPASITOR BANK DI GARDU INDUK (GI) MANISREJO MADIUN Mohamad Adif; n/a Soemarwanto; Mochammad Dhofir
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.866 KB)

Abstract

Gardu Induk (GI) Manisrejo Madiun sebagai penyuplai daya ke konsumen. Beban induktif di sisi beban harus memiliki faktor daya tidak kurang dari 0,85 yang telah ditetapkan oleh PLN. Untuk memenuhi persyaratan faktor daya tersebut, maka diperlukan sebuah kompensator daya reaktif yaitu berupa bank kapasitor. Pihak menejemen PLN memutuskan bahwa faktor daya yang diinginkan sebesar 0,85 lagging. Namun bila dua atau lebih susunan kapasitor (capacitor bank) yang diparalel pada suatu bus, back to back switching, dari kapasitor dapat menghasilkan nilai arus inrush, osilasi frekuensi dan lonjakan tegangan yang tinggi, ini dapat membahayakan peralatan listrik serta dapat memperpendek umur kapasitor. Setelah dilakukan analisa menggunakan standart ANSI/IEEE C37.012-2005 bahwa besarnya arus inrush pada susunan kapasitor bank Gardu Induk (GI) Manisrejo Madiun mencapai lebih dari 100 kali arus rms kapasitor yang terpasang sehingga dapat berbahaya. Nilai arus inrush tersebut berada diatas nilai yang diijinkan oleh publikasi IEC 70 sebesar 100 kali arus rms kapasitor (A.S. Pabla, 1989). Sehingga membutuh solusi untuk mereduksi arus inrush tersebut yaitu dengan menggunakan reaktor yang dipasang seri dengan kapasitor bank. Oleh karena itu dalam skripsi ini melakukan analisis arus inrush saat switching kapasitor bank di GI Manisrejo Madiun yang analisisnya dilakukan dengan menggunakan model rangkaian.Kata Kunci: arus inrush, kapasitor bank, faktor daya, switching, reaktor.
Analisis Perbandingan Faktor Daya Masukan Penyearah Satu Fasa dengan Pengendalian Modulasi Lebar Pulsa dan Sudut Penyalaan Syaifur Ridzal; n/a Soeprapto; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.445 KB)

Abstract

Pada saat sekarang ini peralatanelektonika daya sering digunakan dalam aplikasi diindustri. Seperti konverter sebagai peralatan konversidaya listrik, yang biasanya digunakan sebagai powersupply. Penggunaan penyearah terkendali memilikikekurangan karena dapat menimbulkan harmonisapada sistem tenaga listrik dan juga memiliki faktor dayayang rendah. Seperti halnya Faktor daya padapenyearah satu fasa terkendali dengan pengendaliansudut penyalaan yang cenderung rendah.Teknik pengendalian pada penyearah dapatmeningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasimerupakan teknik pengendalian pada sistem penyearah.Salah satu dari teknik pengendalian adalahpengendalian modulasi lebar pulsa . Oleh karena ituakan dibandingkan dua macam pengendalian, yaitupengendalian sudut penyalaan dan pengendalianmodulasi lebar pulsa.Pada penelitian ini digunakan analisismenggunakan deret fourier dan simulasi untukmengetahui harmonisa dan faktor daya pada penyearahterkendali.Kata Kunci — Penyearah setengah terkendali, Faktordaya, Harmonisa.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto; Mochammad Dhofir; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.181 KB)

Abstract

Sambaran petir merupakan ancaman bagi gedung bertingkat. Pada gedung Condotel Borobudur Blimbing Kota Malang yang masih dalam tahap perencanaan pembangunan perlu dirancang system proteksi petir internal agar dapat melindungi seluruh peralatan di dalam gedung. Hal ini dilakukan dengan pemasangan arrester dan bonding ekipotensial dan melakukan pemerisaian terhadap peralatan listrik dan TI serta seluruh bagian konduktif di dalam struktur bangunan.Pada makalah ini dilakukan analisis tegangan lebih pada tingkat proteksi level III dengan arus petir 100 kA. Gelombang tegangan berjalan yang timbul berkisar 0,001 kV hingga 1,176 kV. Sedangkan pada titik pembumian akan mengalami kenaikan tegangan sebesar 100 kV. Selanjutnya, tegangan induksi yang timbul akibat loop – loop antara down conductor dengan kabel catu daya sebesar 110 kV/m2 dan 60,89 kV/m2. Sedangkan tegangan induksi yang timbul akibat loop – loop pada kabel telekomunikasi dan TI 300 V/m dan 200 V/mm.Pembagian zona proteksi petir pada gedung terbagi menjadi LPZ 1 dan 2. Perancangan sistem proteksi internal pada Gedung Condotel Blimbing Kota Malang dilakukan dengan pemasangan arrester kelas B dengan tingkat pemotongan 4 kV pada jalur masuk instalasi daya dan TI pada bagian LPZ 0B – 1, kemudian pada bagian MDP seluruh pelayan beban dipasang arrester kelas C dengan tingkat pemotongan 2,5 kV dan pada bagian SDP ditempatkan arrester kelas D dengan tingkat pemotongan 1,5 kV hingga 0,8 kV bergantung pada LPZ 1 atau 2, kemudian seluruh bagian akan diikat pada bonding ekipotensial yang akan dijadikan satu titik pembumian.Kata Kunci— Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
RESISTANSI PENTANAHAN SISTEM GRID DENGAN PENAMBAHAN PASIR HITAM Indra Nugraha; Moch. Dhofir; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil Jurnal ini menguraikan hasil penelitian enelitian tentang tentang tentang penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada penambahan pasir hitam pada sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan sistem pentanahan grid pada lingkungan dengan resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa resistansi tinggi dilakukan dengan beberapa variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan variasi luasan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan elektroda, ketebalan penambahan pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman pasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalamanpasir hitam dan variasi kedalaman penanaman penanaman penanaman penanaman penanaman penanaman elektroda elektroda elektrodaelektrodaelektroda. Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan Variasi luasan elektroda dengan ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 ukuran mesh 1 (50 cm x cm) dan 2 100 cm x 100 cm). V cm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Vcm x 100 cm). Variasi ariasi ariasi ariasi ariasi ketebalan penambahanketebalan penambahan ketebalan penambahanketebalan penambahan ketebalan penambahan ketebalan penambahanketebalan penambahan ketebalan penambahanketebalan penambahanketebalan penambahanketebalan penambahan ketebalan penambahan pasirpasirpasirpasir hitam hitamhitam adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm. dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm.dan 100 cm. Variasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanaman ariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanamanariasi kedalaman penanaman elektrod elektrod elektrodelektroda adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan adalah 20 cm, 40 60 80 cm dan 100 cm. 100 cm. 100 cm. 100 cm. 100 cm. 100 cm. 100 cm. 100 cm. Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran resistansi pentanahanresistansi pentanahan resistansi pentanahanresistansi pentanahan resistansi pentanahan resistansi pentanahan resistansi pentanahanresistansi pentanahan resistansi pentanahan resistansi pentanahan resistansi pentanahan dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. dengan metode 3 titik.dengan metode 3 titik. Dari hasil Dari hasil Dari hasil Dari hasil Dari hasil Dari hasil penelitian inipenelitian ini penelitian ini penelitian ini penelitian ini penelitian ini diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi diperoleh nilai resistansi pentanahanpentanahan pentanahan pentanahan pentanahan palinpalinpalin g rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah rendah dengan penambahan pasir hitam basah pada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkungan pada tanah lingkungan pada tanah lingkungan pada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkungan pada tanah lingkunganpada tanah lingkunganpada tanah lingkungan dengan dengan dengan dengan ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x ukuran 100 cm x 100 cm padapadapadapada kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm kedalaman penanaman 100 cm sebesar sebesar sebesar sebesar sebesar 65 ,5 ohm.ohm.ohm.ohm.Kata kunciKata kunciKata kunciKata kunciKata kunciKata kunciKata kunci Kata kunci --- pasir pasir pasir pasir hitam hitam, gridgridgrid , luasan luasan luasan luasan luasan elektroda elektrodaelektrodaelektrodaelektroda .
PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung Nugroho; Mochammad Dhofir; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.478 KB)

Abstract

Fungsi pengetanahan peralatan garduinduk tersebut ialah untuk membatasi teganganyang timbul antara peralatan, peralatan dengantanah dan meratakan gradien tegangan yang timbulpada permukaan tanah akibat arus gangguan yangmengalir dalam tanah. Skripsi ini berisi tentangperancangan sistem pengetanahan peralatan digardu induk PLTU IPP KALTIM 3. Padaperancangan ini menggunakan sistem pentanahangrid-rod dengan membuat kombinasi antara jumlahgrid dan rod yang kedalaman penanamankonduktornya bergantung dari nilai tahanan jenistanah serta luas area pentanahan yang akandigunakan. Pada perancangan sistem pengetanahangardu induk ini tahanan jenis tanah sebesar 650ohm.meter, arus gangguan maksimum ketanahsebesar 7371.72 ampere, sehingga ukuran diameterkonduktor yang digunakan sebesar 20.25 mm.Dengan panjang konduktor grid (LC) sebesar 3386.6meter dan panjang konduktor rod (LR) sebesar5472.0 meter dan ketebalan batu koral 0.12 meter,maka didapat tegangan sentuh (Et) sebesar 708.50volt, tegangan langkah (Es) sebesar 829.78 volt dantahanan pengetanahan (????????) sebesar 3.936 ohm.Kata Kunci – Pentanahan, Gardu Induk, ArusGangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, TeganganLangkah, Tahanan Pengetanahan.
STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK TIPE OSCILLATING WATER COLUMN DI PERAIRAN PULAU SEMPU KABUPATEN MALANG Alfan Rizal Ubaidillah; n/a Soemarwanto; Hery Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 5 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.871 KB)

Abstract

Konversi Energi Gelombang Laut tipeOWC telah banyak diminati oleh para peneliti karenapertimbangan penempatan lokasi yaitu PLTO tipeOWC dapat di tempatkan di daratan yang berada ditepi laut sehingga memudahkan dalam aksespengoperasian, perawatan dan penyaluran daya listrikyang dihasilkan. Pertimbangan dasar lainnya karenatipe OWC tidak memiliki komponen konstruksi yangbergerak dibawah air laut yang sangat korosiv.Untuk mengetahui potensi pembangkit listriktenaga ombak tipe owc jika diterapkan di pulau sempumaka dilakukan perhitungan dan simulasiberdasarkan data-data ombak di pulau sempu. Padapenelitian ini menggunakan percobaan model denganbantuan software AutoCAD dan Ansys CFD.Hasil dari perhitungan dan simulasi tersebutdidapatkan perkiraan nilai daya listrik yang dapatdibangkitkan oleh pembangkit listrik tipe owc di pulausempu dengan nilai daya rata-rata tertinggi sebesar4.009.68 kW dan yang terendah sebesar 1.989,56 kW .Kata kunci : pembangkit listrik tenaga ombak,Oscillating water column, pulau sempu.
RANCANG BANGUN BUSBAR TERISOLASI GAS SF6 PADA GARDU INDUK SENGKALING 150 kV Indri Rahmawati; Moch. Dhofir; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia secara tidak langsung berdampak pada peningkatan penyuplai energi listrik yang mampu untuk mencukupi konsumsi energi tersebut. Proses penambahan penyuplai energi listrik akan membutuhkan pembangkit listrik atau gardu induk yang baru. Pembangunan gardu induk baru membutuhkan area yang luas, sedangkan penyediaan lahan yang luas sulit untuk didapatkan pada daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakuakan studi analisis pengaruh gas SF6 terhadap perancangan busbar. Pada makalah ini dilakukan analisis pengaruhkekuatan medan dielektrik gas SF6 sebesar ???????? ????????/???????? terhadap perancangan dimensi busbar ???????????? ???????? yang terisolasi oleh gas SF6. Perancangan busbar yang diutamakan adalah ketahanan busbar yang diisolasi oleh gas SF6 dalam menahan arus hubung singkat sebesar ???????? ???????? dan kekuatan busbar tersebut dalam menahan tegangan ketahanan frekuensi jala – jala ???????? ???????? sebesar ???????????? ????????. Ketahanan busbar tersebut selain mempengaruhi dimensi busbar juga mempengaruhi tekanan gas yang berada didalam tabung penutup busbar yang dapat ditentukan berdasarkan kuat medan dielektrik gas SF6. Keberadaan gas SF6 mampu merubah dimensi busbar menjadi kecil dan memiliki kekuatan untuk menahan tegangan tembus yang besar.Kata Kunci— Busbar, Gas SF6, Medan Listrik
Studi Pemanfaatan Arang Tempurung Kelapa Untuk Perbaikan Resistansi Pembumian Jenis Elektroda Batang Lucky Dedy Purwantoro; n/a Soemarwanto; Harry Soekotjo Dachlan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.211 KB)

Abstract

Gangguan yang disebabkan karena adanya arus lebih pada sistem distribusi dapat menyebabkan penurunan tegangan yang cukup besar, penurunan stabilitas sistem, membahayakan jiwa orang serta dapat merusak peralatan elektronik. Salah satu cara untuk menghindari hal tersebut adalah perlu dipasang sistem pembumian yang baik. Sistem pembumian yang baik yakni semakin kecil nilai resistansi pembumian maka kemampuan mengalirkan arus ke tanah semakin besar sehingga arus gangguan tidak mengalir dan merusak peralatan. Dalam study kasus ini dilakukan treatment terhadap tanah dengan pemberian arang tempurung kelapa untuk memperkecil nilai resistansi pembumiannya. Arang tempurung kelapa memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah dari tanah serta memiliki struktur pori yang lebih besar sehingga dapat menyerap air lebih banyak dan memiliki sifat konduktif. Dalam penelitian ini juga dikaji mengenai faktor yang mempengaruhi sistem pembumian dengan memanfaatkan arang tempurung kelapa, diantaranya adalah pengaruh penambahan diameter arang tempurung kelapa yang ditanam konsentris elektroda batang dan pengaruh konsentrasi air dalam arang tempurung kelapa yang kemudian hasil kajian penelitian ini bisa dijadikan acuan pada perancangan sistem pembumian elektroda jenis batang untuk mendapatkan nilai resistansi pembumian terkecil. Kata Kunci – arang tempurung kelapa, elektroda batang, resistansi pembumian
Rancang Bangun Automatic Transfer Switch pada Motor Bensin Generator-Set 1 Fasa 2,8 Kw 220 Volt 50 Hertz Ardi Bawono Bimo; Hari Santoso; n/a Soemarwanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.524 KB)

Abstract

Automatic Transfer Switch (ATS) merupakansaklar otomatis untuk memindahkan catu daya listrik darisumber listrik PLN ke sumber listrik genset dansebaliknya. Dalam penelitian ini dirancang dan dibangungsebuah ATS yang diterapkan pada motor bensin genset 1fasa 2,8 KW 220 V 50 Hz (yang kemudian disebut genset).Komponen pensaklaran berupa TRIAC. Pelaksanaanpenelitian dimulai dengan kajian literature, penetuanspesifikas, batasan fungsi alat yang akan dibuat,perhitungan dan penentuan komponen yang akandigunakan, dilanjutkan dengan pengujian alat unjuk kerjadan analisinya, serta diakhiri dengan penarikankesimpulan. Dihasilkan suatu rancang-bangun ATS untukgenset. Proses pensaklaran dikendalikan olehmikrokontroller. Hasil pengujina menenjukkan bahwaATS yang dibuat terbukti dapat berfungsi melakukanpensaklaran otomatis sebagaimana yang dikehendaki.Index Terms—Automatic Transfer Switch (ATS), TRIAC,motor bensin generator-set 1 fasa 2,8 KW 220 V 50 Hz (genset)