Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Sejarah erupsi Semeru 1994 dan upaya penanganannya di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang Ana Ayu Ning Tias; Ronal Ridhoi; Ismail Lutfi
Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 17, No 1 (2023): Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v17i12023p26-42

Abstract

This paper aims to discuss 1994’s Semeru eruption and its aftermath, especially the history of eruption and mitigation in Pronojiwo District, Lumajang Regency. Using the history methods, as well as perusing some newspaper archives, government archives, and interviews, this paper tries to explore the new narratives of the Semeru eruption and how the indigenous faced the disaster. This paper finds out that the eruption of Mount Semeru which occurred in 1994 was one of the most devastating eruptions in its history, which caused a major impact on environmental damage, settlements, agricultural land, forestry land, livestock, and dead life. Several mitigation efforts after the disaster were done by the government in the form of building evacuation posts, alert posts, making check dams, transmigration departures, and material reliefs. These efforts were effective because the aid was distributed to the victims. However, the facts show that the community and the government were not ready to face the impact of natural hazards. Tulisan ini bertujuan membahas erupsi Semeru tahun 1994 dan akibatnya, khususnya sejarah erupsi dan penanganannya di Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Dengan menggunakan metode sejarah serta melakukan pembacaan mendalam terhadap beberapa arsip surat kabar, arsip pemerintah, dan wawancara, tulisan ini mencoba menggali narasi baru erupsi Gunung Semeru dan bagaimana masyarakat menghadapi bencana tersebut. Tulisan ini menunjukkan bahwa letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Februari 1994 merupakan salah satu letusan yang paling dahsyat dalam sejarahnya, yang menimbulkan dampak besar terhadap kerusakan lingkungan, pemukiman hingga kematian penduduk. Beberapa upaya penanganan pasca bencana yang dilakukan pemerintah yaitu berupa pembangunan posko pengungsian, posko siaga, pembuatan cek dam, pemberangkatan transmigrasi, dan bantuan material. Berbagai upaya tersebut terbukti efektif, karena bantuan bencana disalurkan kepada korban. Meski demikian, fakta menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah belum siap menghadapi dampak bencana alam yang datang tiba-tiba.
Daya tarik wisata sejarah budaya di Malang Raya Daya Negri Wijaya; Ismail Lutfi; Reza Hudiyanto; Deny Yudo Wahyudi; Fitri Ariska
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 3, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um081v3i32023p401-410

Abstract

Wilayah Malang Raya yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu berada di Provinsi Jawa Timur, menawarkan kombinasi kekayaan sejarah, warisan budaya, dan keindahan alam yang menakjubkan. Hal ini menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung. Namun, dalam masyarakat sering kali situs sejarah di wilayah tersebut tidak mendapat perhatian yang cukup, baik dalam hal perawatan maupun pemahaman terhadap cerita sejarah yang berkembang di sekitarnya. Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan ethnohistory. Metode kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis yang ada, sedangkan ethnohistory memberikan wawasan tentang perspektif budaya dan masyarakat lokal terkait dengan situs-situs sejarah tersebut. Penelitian ini mengulas wisata sejarah budaya di berbagai masa, termasuk masa Hindu-Budha, masa Islam, masa kolonial, dan masa pendudukan Jepang. Tujuannya adalah memberikan pandangan objektif tentang situasi sebenarnya dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta apresiasi terhadap warisan sejarah yang ada di Malang Raya. Dengan adanya artikel ini, diharapkan masyarakat dapat memahami akar budaya mereka sendiri, memperkuat jati diri bangsa, serta menjaga warisan berharga ini bagi generasi mendatang.The Greater Malang area, which includes Malang City, Malang Regency, and Batu City, is in East Java Province, offering a combination of rich history, cultural heritage, and stunning natural beauty. This makes it an attractive tourist destination for visitors. However, in society, historical sites in the region often do not receive sufficient attention, both in maintaining and understanding the historical stories that develop around them. This study uses the methods of literature study and ethnohistory. The literary method is used to obtain information from existing written sources, while ethnohistory provides insight into the cultural and local community perspectives related to these historical sites. This research reviews cultural history tourism in various eras, including the Hindu-Buddhist period, the Islamic period, the colonial period, and the Japanese occupation period. The aim is to provide an objective view of the actual situation and invite the public to increase awareness and appreciation of the historical heritage of Malang Raya. With this article, it is hoped that people can understand their cultural roots, strengthen their national identity, and protect this valuable heritage for future generations.Â