Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penggarapan Ragam Hias dengan Teknik Gradasi pada Pembelajaran Seni Rupa Muhsin Ilhaq; Rio Eka Putra
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 4, No 2
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.682 KB) | DOI: 10.36982/jsdb.v4i4.797

Abstract

ABSTRACTLearning resources are basically available in the surrounding environment. A learning approach based on the surrounding environment will provide a more interesting learning experience and can stimulate positive motivation. In order for the learning process to be carried out well, enrichment of the learning resources needs to be done. This study aims to get an overview of learning methods based on the surrounding environment by utilizing decorative ornaments at the Palembang Great Mosque as a learning resource. Furthermore, through this research researchers are expected to get a formulation of the use of decorative ornaments at the Palembang Great Mosque as a source of learning. Aside from being a form of support for the government in the context of inheritance and maintaining physical cultural products in the form of written documentation. It is very rare to find art textbooks, especially about decoration. In fact, the author has not yet found a textbook specifically discussing the various decorations in Palembang, so this research needs to be done. The author is of the opinion that, the use of ornamental diversity at the Palembang Grand Mosque as a source of learning art knowledge can be done through two methods namely, observing forms of ornamentation directly in the field or through enriching learning resources.Keywords : Learning Resources, Decorative Ornament, visual arts learningABSTRAKSumber belajar pada dasarnya sudah tersedia di lingkungan sekitar. Pendekatan belajar berbasis pada lingkungan sekitar akan memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan dapat merangsang motivasi positif. Agar proses belajar terlaksana dengan baik, maka pengayaan sumber belajar perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran metode pembelajaran berbasis lingkungan sekitar dengan memanfaatkan ragam hias pada mesjid Agung Palembang sebagai sumber belajar. Selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan peneliti mendapatkan suatu formulasi pemanfaatan ragam hias pada Mesjid Agung Palembang sebagai sumber belajar. Di samping sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam rangka pewarisan dan menjaga produk budaya fisik berupa dokumentasi tertulis. Sangat jarang ditemukan buku teks seni rupa, terutama tentang ragam hias. Faktanya, penulis belum menemukan buku teks secara khusus membahas ragam hias yang ada di Palembang, sehingga dengan demikian penelitian ini perlu dilakukan. Penulis berpendapat bahwa, Pemanfaatan ragam hias pada Mesjid Agung Palembang sebagai sumber belajar pengetahuan seni rupa dapat dilakukan melalui dua metode yakni, pengamatan bentuk ragam hias secara langsung di lapangan maupun melalui pengayaan sumber belajar.Kata kunci : Sumber Belajar,  Ragam Hias, Pembelajaran seni rupa
PEMANFAATAN VIDEO CONFERENCE PADA PEMBELAJARAN SENI TARI KREASI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG Amelia Maharani; Nofroza Yelli; Rio Eka Putra
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v6i2.1711

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pemanfaatan video conference pada pembelajaran seni tari kreasi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang, dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran tari kreasi menggunakan video conference siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman pembelajar an khususnya tentang seni tari kreasi melalui  pemanfaatan video conference yang diberikan oleh pendidik kepada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah pengumpulan data dilakukan maka dapat hasil penelitian dan pembahasan yang mana dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan video conference dalam Pembelajaran tari kreasi ini sangat membantu proses pembelajaran jarak jauh. Pada penelitian ini, proses pembelajaran tari kreasi berjalan dengan baik, yang dapat dilihat dari uraian pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi, wawancara dengan guru dan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang, serta dokumentasi terkait hasil evaluasi yang dilakukan guru kepada siswa terkait materi yang telah diberikan menggunakan video conference.
FUNGSI SOSIAL ANSAMBEL MUSIK GAMBUS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT RIAU Rio Eka Putra
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 1, No 2
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.967 KB) | DOI: 10.36982/jsdb.v1i1.120

Abstract

Logically naturally social function is the usefulness of a thing for the life of a society and a culture of creativity, taste and human initiative in meeting their needs are complex. Wholly includes knowledge belief, art, customary law, every conversation and habits. In my opinion is one of the traditional arts community culture that has existed and evolved from the first until now, traditional arts became one of the community needs either a primary or secondary. Stringed musical ensamble became the pride of the people of Riau did have game concept and distinctive musical compositions typified the spirit that is rooted in the life of the people of Riau. When talking about the use of music, of course we are referring to the way the music is used or to what is usually the music, either from the instrument itself or its relationship with various other community activities. The social function of music in society with symbols sing a song on someone’s lover, used in this way and other functions globally to pray to a god or singing call (capture) animal. Music used in the right situation and the situation was becoming part of the culture but can have a profound function or may not have a function.Keywords : social function, a stringed instrument ensemble Riau.
TARI SATU PADU: CIPTA KREASI TIM CREATIVE BELISSA SMP XAVERIUS 2 PALEMBANG Rully Rochayati -; Rio Eka Putra
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 4 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v4n2.p46-60

Abstract

Abstrak Tujuan dari terbentuknya Tim Creative Belissa adalah memberdayakan kemampuan guru dalam berkreativitas antara lain pembuatan video pembelajaran, membuat karya-karya baru dalam bentuk musik, maupun tari. salah satu yang telah disusun dan diwujudkan adalah tari Satu Padu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses berkreasi yang telah dilakukan oleh tim Creative Belissa yang dimulai dari menentukan konsep dasar perancangan karya hingga metode yang digunakan hingga terbentuk menjadi satu karya tari yang utuh. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriftif kualittatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan perekaman, dengan desain penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan bahan yang diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil akhir dari penelitian ini bahwa terbentuknya suatu cipta kreasi dari sebuah karya tari terkait dengan metode penciptaannya yaitu eksplorasi dan improvisasi, Melakukan Pengembangan Motif Melakukan Proses Perangkaian, tahapan latihan dan tahapan evaluasi. Terwujudnya tari Satu Padu dilandasi konsep dasar yaitu rangsang awal, ide gagasan, dan konsep gagasan yang mencakup judul, tema, gerak, penari, pola lantai, musik iringan tari, tata rias dan busana, area pentas, dan tata cahaya. Kata Kunci : Tari Stu Padu, Cipta Kreasi
Pandemi Covid-19 Sebagai Sumber Tema Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Komposisi Tari di Program Studi Seni Pertunjukan Universitas PGRI Palembang Rully Rochayati; Rio Eka Putra
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 3, No 3 (2021): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) April
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.035 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v3i3.483

Abstract

The purpose of this research is to find out how the Covid-19 pandemic can be used as a source of themes in the learning process in the Dance Composition course. The source of the theme is a part that must be known for students so that in the process of creating dance they can produce good and quality work, considering that the source of the theme is the basic foundation that leads to the formation of basic concepts in dance work. The method used is descriptive qualitative data collection techniques, namely observation, interviews, literature study and recording. The result of the research that has been done is that the source of the theme cannot be formed if the source of the work and the source of ideas is not determined in advance. After both are found, students can determine the source of the story theme, and the source of the motion theme. Determining the source of the work, the source of ideas, the source of the theme of the story and the source of the theme of motion are parts that must be surpassed by students who take the dance composition course in the Performing Arts Education Study Program. The findings that have been made by students turned out to present interesting new ideas and creativity, even though the findings of the motion were simple ones.
PELATIHAN MUSIK MELAYU MAK INANG PULAU KAMPAI DI SMAN 5 KOTA PALEMBANG Deria Sepdwiko; Nofroza Yelli; Auzi Madona Adoma; Rio Eka Putra
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 2 (2021): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v6i2.1311

Abstract

Pelatihan ini dirasa sangat penting, mengingat dasar-dasar teori musik sebagai acuan untuk membaca notasi baik itu notasi angka dan pengenalan notasi balok. Siswa harus diperkenalkan dengan notasi angka dan notasi balok sebagai pondasi untuk membaca partitur di dalam Lagu. Tujuan Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini yaitu untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, merealisasikan Program Kerja Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, memberikan pelatihan dan pengetahuan dalam pengenalan teori dan praktek, memberikan pelatihan dan pengetahuan dalam bentuk penanaman apresiasi terhadap Teori dan praktek dengan tema Pelatihan Musik Melayu  Mak Inang Pulau Kampai Pada Siswa-Siswi SMAN 5 Kota Palembang. Pelaksanaan kegiatan PkM ini dilakukan oleh 6 orang tim pengabdi dengan pokok bahasan yaitu Pengenalan Tentang Seni Pertunjukan, Teknik Membaca Notasi Lagu, Teknik Bermain Melodi Musik Melayu, Tehnik dasar vokal dan pengaplikasiannya, serta Melodi Lagu Melayu Dan Praktek. Ketercapaian tujuan Pelatihan Musik Melayu Mak Inang Pulau Kampai secara umum sudah baik, namun keterbatasan waktu dan jarak yang disediakan mengakibatkan tidak semua materi tentang musik dapat tersampaikan secara detil. Namun dilihat dari hasil latihan para peserta dalam menyanyikan dan memahami materi musik dan lagu Mak Inang Pulau Kampai, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kegiatan ini dapat tercapai. Kata Kunci: Musik Melayu; Mak Inang Pulau Kampai.
EKSISTENSI MUSIK KOLINTANG KAYU DALAM KEHIDUPAN PIKPP DI PT.PURSI PALEMBANG SUMATERA SELATAN Rio Eka Putra
Jurnal Sitakara Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i2.3252

Abstract

ABSTRAK Perkembangan seni pertunjukan akhir pekan ini Kamis musik tradisional dalam beberapa waktu terakhir berkembang pesat, baik dalam bentuk percampuran tradisi dalam musik modern dan air bersih yang penuh jumlah tradisional.Karena banyaknya sekolah seni yang berpose untuk foto tersebar di seluruh Indonesia. Perkembangan kesenian tradisional mereka muncul dan bergerak dengan aksi lebih cepat dari akulturasi satu wilayah ke wilayah lain, dan mengerang atas segala bentuk hasil karya degradasi manusia di dunia ini tentu saja selalu mengalami perubahan bentuk dan perkembangan dari masa ke masa. ke waktu, sering karena mungkin akan ada pekerjaan yang dilakukan seorang pria adalah hanya seperti itu dan sampai saat itu hanya masalah waktu. Sebagai contoh perkembangan pertunjukan seni musik akhir pekan ini Kamis kayu kolintang (alat musik perkusi melodi) besar di sisi lain berasal dari provinsi sulawesi timur minahasa juga. Saat ini seni musik kayu kolintang (melodi instrumen perkusi) berkembang di wilayah kota Palembang Sumatra Selatan, terutama yang dikendalikan PT.Pusri. Seni ini telah berkembang lebih dari lima tahun, keberadaan seni musik kolintang kayu telah datang karena salah satu berasal dari Sulawesi dan ingin musik berkembang di Palembang Sumatera Selatan. Saat orang-orang seni tertarik untuk mempelajari musik istri dari kayu kolintang sebagian besar karyawan kami PT.Pusri dan telah melakukan banyak pertunjukan kayu seni pertunjukan slide musik dari daerah yang dikendalikan kolintang di atau di luar PT.Pusri Palembang, Sumatra Selatan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah ketua kelompok yang disebut mother teresa pikpp (ibu persatuan karyawan PT.Pusri Palembang). Obyek dalam penelitian ini setelah peneliti melakukan serangkaian observasi, teknik pengumpulan tanggal yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.Perkembangan yang cukup pesat maka peneliti ingin menulis keberadaan dan pengembangan musik kayu kolintang di masyarakat Sumsel khususnya di PT Pursi Palembang Sumsel. Kata kunci: keberadaan, seni musik kayu kolintang.
MEDIA SOFTWARE MUSIK STUDIO ONE SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SENI MUSIK TRADISIONAL PADA MAHASISWA SENDRATARIK PGRI PALEMBANG Rio Eka Putra
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2019: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 12 JANUARI 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.436 KB)

Abstract

Creating a musical work can not only be done in groups but can be done individually, like the example of using music software that is developing now. A composer / creator can produce a piece of music with the form of an mp3 media player. The music software is equipped with various sounds such as the sound of violins, guitars, drums etc. In the Software it also has sounds from traditional traditions of musical instruments in Indonesia and the world. Regional music or traditional music is music that was born and developed in areas throughout Indonesia. The distinctive feature of this type of music is the song content and the instrument (the instrument). Traditional music has distinctive characteristics, namely poetry and melodies using local language and style. Traditional art which is identity, identity, media expression of the community. Learning by means of new innovations based on the construktivistic paradigm, help student to get a new understanding and can develop ideas widely and suport student independence in explisit discusion.
Proses Kreatif Organisasi STT Widya Dharma Shanti Dalam Kesenian Baleganjur di Desa Adat Nusa Agung Kecamatan Belitang III (Creative Process of STT Widya Dharma Shanti Organization in Baleganjur Arts in Nusa Agung Traditional Village, Belitang District III) I Gusti Ayu Nyoman Sutami; Feri Firmansyah; Rio Eka Putra
MUSICA : Journal of Music Vol 2, No 1 (2022): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v2i1.2580

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengukapkan Proses Kreatif Organisasi STT Widya Dharma Shanti Dalam Kesenian Baleganjur di Desa Adat Nusa Agung Kecamatan Belitang III. Kesenian Baleganjur merupakan kesenian musik Bali yang digunakan dalam upacara keagamaan maupun non keagamaan. Instrumen musik dalam kesenian Baleganjur terbagi menjadi dua yaitu instrumen musik perkusi dan melodi dimana alat musik yang digunakan yaitu berupa Kendang Lanang, Kendang Wadon, Reong, Ceng-Ceng, Kempur, Kempli, Ponggang , Kajar, Gong. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dari penelitian didapatkan hasil yang ditemukan bahwa adanya proses kreatif yang dilakukan oleh Organisasi STT Widya Dharma Shanti dalam Kesenian Baleganjur mengenai hal-hal seperti Ide sebuah musik yang mampu memberikan suasana semangat bagi masyarakat yang akan melakukan Persembahyangan. Artikel juga menjelaskan tentang teknik permainan pada semua alat musik, dan pengembangan sebagai sebuah proses atau penciptaan karya dalam Kesenian Baleganjur untuk memotret rangkaian proses kreatif organisasi STT Widya Dharma Shanti Dalam Kesenian Baleganjur.ABSTRACThis article aims to reveal the Creative Process of the STT Widya Dharma Shanti Organization in Baleganjur Arts in the Nusa Agung Traditional Village, Belitang III District. Baleganjur art is a Balinese musical art used in religious and non-religious ceremonies. Musical instruments in Baleganjur art are divided into two, namely percussion and melodic instruments where the musical instruments used are Kendang Lanang, Kendang Wadon, Reong, Ceng-Ceng, Kempur, Kempli, Ponggang, Kajar, Gong. In this study, researchers used qualitative research methods. From the research, it was found that there was a creative process carried out by the STT Widya Dharma Shanti Organization in Baleganjur Arts regarding things such as the idea of a music that was able to provide an atmosphere of enthusiasm for people who would perform prayers. The article also describes the technique of playing on all musical instruments, and development as a process or creation of works in the Baleganjur Arts to photograph the series of creative processes of the STT Widya Dharma Shanti organization in the Baleganjur Arts.
PEMBELAJARAN MENGGAMBAR MODEL ALAT MUSIK TRADISIONAL DENGAN TEKNIK POINTILIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 41 PALEMBANG Mutiara Istiqomah; Deria Sepdwiko; Rio Eka Putra
Besaung : Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jsdb.v7i2.2482

Abstract

Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang memiliki wujud pasti dan memanfaatkan unsur seni rupa, termasuk ke dalam bentuk gambar, lukis, patung dan lainnya. Seni menggambar model alat musik tradisional dengan teknik pointilis merupakan salah satu wujud pembelajaran karya seni rupa pada siswa kelas VIII SMPN 41 Palembang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pembelajaran menggambar model alat musik tradisional dengan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 41 Palembang?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran menggambar model alat musik tradisional dengan teknik pointilis pada siswa kelas VIII SMPN 41 Palembang. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai "Pembelajaran Menggambar Model Alat Musik Tradisional dengan Teknik Pointilis pada Siswa Kelas VIII SMPN 41 Palembang". Penelitian mendapatkan hasil yang sudah cukup baik pada siswa kelas VIII dalam melakukan proses pembelajaran dengan bimbingan Ibu Andi bunga, S.Pd selaku guru seni budaya. Pembelajaran yang memerlukan proses latihan dan kesabaran dalam menggambar dengan titik-titik serta ketepatan dalam menentukan kesan gelap terang, serta alat pena/drawing pen pada teknik pointilis. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya dalam bidang menggambar.