Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat CENDEKIA UTAMA

PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA SISWA SMK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 Siti Haryani; Ana Puji Astuti; Joyo Minardo
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v10i1.705

Abstract

ABSTRAK Masih rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun pada masyarakat dapat menimbulkan resiko penyebaran penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sedang berlangsung sekarang ini adalah COVID-19 (Corona Virus Desases 19). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada siswa SMK. Adapun manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan penyakit melalui perilaku mencuci tangan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan pendekatan   cross sectional, artinya pengumpulan data dilakukan terhadap responden untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan. Sasaran penelitian adalah siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kab. Semarang, Jawa Tengah Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling. Jumlah sampel sebanyak 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% atau 90 siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berpengetahuan baik, bahwa  85.8 % atau 103 siswa SMK Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang berperilaku baik. Analisis bivariat menunjukkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku mencuci tangan dengan nilai signifikasi (p-value) sebesar 0.003, dimana p-value kurang dari ? (0.05). Saran ditujukan untuk meningkatkan upaya pencegahan terhadap Covid-19, sebaiknya tetap dilakukan protokol kesehatan dengan 3 M yaitu mencuci tangan mengguankan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku Mencuci Tangan,  Covid-19
PENGARUH TEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI DEMAM DI RSUD UNGARAN Siti Haryani; Eka Adimayanti; Ana Puji Astuti
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.648 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v0i0.212

Abstract

Anak merupakan potensi penerus cita-cita bangsa, oleh karena itu perkembangan anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua dan juga dari pemerintah.  Jika anak dipupuk dan dipelihara dengan baik sesuai dengan keinginan dan harapan maka anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula, akan tetapi apabila anak tidak dipupuk dan dipelihara maka anak tidak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak pra sekolah yang mengalami demam di rumah sakit Ungaran. Adapun luaran yang akan dihasilkan pada penelitian ini adalah meningkatkan ketrampilan perawat dalam prosedur tepid sponge, sehingga bisa diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak untuk menurunkan  suhu dengan melibatkan orangtua. Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan Pretest-Posttest Non Equivalent Control Group Design. Uji analisis bivariat menggunakan Paired  t Test. Uji Pengaruh dengan Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan suhu sebelum sebelum dilakukan tepid sponge sebagian besar ( 73, 34 %) berada pada suhu 38-39° Celcius. Suhu tubuh setelah dilakukan tepid sponge sebagian besar (63 %) berada pada suhu 37 -38° Celsius. Perbedaan suhu tubuh anak pada uji t berpasangan untuk kelompok intervensi diperoleh nilai signifikansi  0.000 (p < 0.05). Pemberian kompres water tepid sponge berpengaruh terhadap   penurunan suhu tuhuh. Kesimpulan penelitian ini adalah Pemberian kompres water tepid sponge berpengaruh terhadap   penurunan suhu tuhuh Kata Kunci : Tepid Sponge, Suhu tubuh, anak pra sekolah
PENGEMBANGAN INTERVENSI KEPERAWATAN MANDIRI DENGAN ALAT DIGITAL MASSAGER ANOCHOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENYAMANAN PADA PASIEN TERINFEKSI HIV Ummu Muntamah; Siti Haryani
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 9, No 1 (Maret 2020) : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v9i1.516

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi masih tingginya Angka kejadian HIV-AIDS di Indonesia. Sampai saat ini kasus HIV-AIDS Jumlah penderita HIV-AIDS di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dinilai semakin mengkhawatirkan. Sekarang ini, sedikitnya ada 289 orang dengan HIV, dan 145 orang menderita AIDS (ODHA) tengah mendapatkan pendampi ngan di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil lokakarya Review Penanggulangan HIV/AIDS didapatkan permasalahan bahwa 1) belum optimalnya kelembagaan dan lemahnya koordinasi serta jejaring kelembagaan yang menangani pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, 2) kurangnya akses layanan yang berkualitas, 3) belum tersedianya strategi dan metoda komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tepat tentang HIV/AIDS 4) stigma masyarakat yang menganggap bahwa penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit AIB sehingga menyebabkan pasien HIV/AIDS dijauhi oleh masyarakat. Faktor-faktor tersebut menyebabkan pelayanan/perawatan pasien yang terinfeksi HIV/AIDS mudah sekali stress dan daya tahan tubuh makin menurun. Jenis dan desain penelitian ini menggunakan metode quasy experiment dengan menggunakan satu kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol, yaitu tindakan yang dilaksanakan pada satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol sebagai pembanding. Sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok dilakukan pengukuran awal (pretest) dan post test termasuk pengukuran tekanan darah (TD), nadi, suhu, skala nyeri dan tingkat kenyamanan. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampel penderitayang ada. Hasil penelitian didapatkan pada kelompok intervensi terdapat penurunan tingkat nyeri dari sedang menjadi ringan, serta mengalami tingkat kenyamanan. Kata Kunci : Massager, Kenyamanan, HIV 
PENGARUH ORAL HYGIENE MENGGUNAKAN HEXADOL GARGLE DALAM MEMINIMALKAN KEJADIAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI RUANG ICU RSUD TUGUREJO SEMARANG Amat Tohirin; Mona Saparwati; Siti Haryani
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 8, No 1 (Maret 2019) : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.816 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v8i1.301

Abstract

Oral Hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Ventilator Associate Pneumonia (VAP) pada pasien, sedangkan tindakan oral hygiene di Ruang ICU RSUD Tugurejo belum maksimal. Berdasarkan data catatan kunjungan pasien di Ruang ICU RSUD Tugurejo Semarang dari bulan Januari sampai September 2015, terdapat beberapa pasien mengalami resiko VAP dengan skor CPIS 3 sampai 5. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan oral hygiene menggunakan antiseptic hexadol gargle dalam meminimalkan kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di R. ICU RSUD Tugurejo. Penelitian ini merupakan penelitian Pre– Experimental. Populasinya yaitu seluruh pasien yang terpasang Ventilator. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Federer dan teknik pengambilan sampel Consecutive Sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 15 responden. Uji statistik yang digunakan uji wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan p value adalah 0,03 (p < 0,05), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kejadian ventilator associated pneumonia (VAP) sebelum dan sesudah oral hygiene menggunakan hexadol gargle. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan oral hygiene menggunakan antiseptik Hexadol Gargle bisa menurunkan angka kejadian VAP. Oleh karena itu, diharapkan kepada perawat yang bertugas di Ruang ICU RSUD Tugurejo untuk dapat menerapkan penggunaan hexadol gargle dalam pelaksanaan oral hygiene sehari dua kali pada pasien yang terpasang ventilator mekanik untuk mencegah VAP. Kata Kunci     : Oral Hygiene, Antiseptik Hexadol Gargle, VAP, Pasien ICU 
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH YANG DI RAWAT INAP DI RSUD UNGARAN Eka Adimayanti; Siti Haryani; Ana Puji Astuti
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 8, No 1 (Maret 2019) : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.647 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v8i1.307

Abstract

Hospitalisasi dan perawatan bisa menimbulkan stres bagi anak. Stresor yang dialami anak yang dihospitalisasi meliputi kecemasan terhadap perpisahan dengan orangtua, ketakutan karena ketidaktahuan, kehilangan kontrol dan otonomi, cidera tubuh yang mengakibatkan ketidaknyamanan, nyeri dan mutilasi, serta ketakutan akan kematian.Di lingkungan rumah sakit, bermain dan aktivitas ekspresif lainnya memberikan kesempatan sebanyak mungkin pada anak untuk menentukan pilihan guna mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi stres. Salah satu aktivitas yang menggunakan banyak otot adalah senam otak atau lebih dikenal dengan brayn gym. Brain gym adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui pengaruh brain gym terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah yang dirawat di rumah sakit.Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan rancangan pretest-posttest nonequivalent control group design. Subjek penelitian adalah anak usia prasekolah dengan rentang usia 3-6 tahun, sebanyak 32 responden. Kelompok intervensi diberikan intervensi dengan latihan brain gym, sementara kelompok control hanya  diberikan leaflet. Pemilihan sampel secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan, temperamen, dan pengalaman dirawat dirumahsakit. Data diolah dengan program komputer menggunakan uji statistik.  Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada anak yang dirawat dirumahsakit setelah dilakukan pemberian intervensi brain gym, dengan nilai p>0,05). Pemberian intervensi brain gym dan leaflet brain gym efektif  menurunkan tingkat kecemasan pada anak yang dirawat di rumahsakit. Kata Kunci: brain gym, kecemasan, anak prasekolah, dirawat dirumahsakit.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG BERMAIN AIR PADA ANAK USIA TODDLER Eka Adimayanti; Siti Haryani; Anggun Arief Wibowo
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 6, No 2 (2017): Edisi Oktober 2017
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2646.385 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v6i2.192

Abstract

Bermain merupakan kegiatan utama dalam dunia anak. Dengan bermain anak dapat memperoleh kesenangan dan pengetahuan. Pada usia toddler (1-3 tahun) anak mampu menyerap pengetahuan dengan mudah. Bila spons adalah otak anak, stimulasi lingkungan adalah air yang bisa diserap dengan cepat. Banyak orang tua yang menganggap bermain air hanya akan membuat anak sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang bermain air pada anak usia toddler di PAUD Kartika Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia toddler (1-3 tahun) di PAUD Kartika dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling didapat 23 orang tua. Alat pengukuran data berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang bermain air. Analisa statistik dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (8,7%), cukup sebanyak 11 orang (47,8%), dan baik sebanyak 10 orang (43,5%). Saran untuk orang tua yang memiliki anak usia toddler diharapkan tidak perlu melarang anaknya untuk bermain air karena bermain air dapat membantu perkembangan anak, bagi tenaga kesehatan untuk lebih memberikan informasi tentang bermain air pada anak usia toddler (1-3 tahun) baik melalui penyuluhan atau konseling oleh bidan dan tenaga kesehatan lain. Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Bermain air, Anak usia toddler (1-3 tahun)