p-Index From 2019 - 2024
1.456
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Mas Irfan Purbawanto Hidayat
Departemen Teknik Material Dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Variasi Waktu dan Temperatur Elektroplating Seng Terhadap Ketebalan, Kekuatan Lekat dan Ketahanan Korosi pada Baja Vania Mitha Pratiwi; Sulistijono Sulistijono; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Handis Zuniandra
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.999 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.50068

Abstract

Baja AISI 1020 merupakan baja karbon rendah dengan kadar karbon 0,20%. Sebelum baja diaplikasikan biasanya dilakukan pengerjaan akhir logam (metal finishing) untuk meningkatkan kualitasnya seperti sifat tahan korosi, tampak rupa, ketangguhan, daya hantar listrik, dan sifat lainnya. Salah satu cara metal finishing yaitu dengan elektroplating. Elektroplating dengan bahan pelapis seng banyak diaplikasikan karena seng merupakan pelapis baja yang tahan korosi, menghasilkan tampak permukaan yang cukup baik, serta harganya yang cukup terjangkau. Berdasarkan uraian di atas penulis menganalisa pengaruh temperatur dan waktu proses elektroplating seng terhadap ketebalan, kekuatan lekat, dan ketahanan korosi baja AISI 1020. Variasi temperatur yang digunakan yaitu 25, 30, dan 35°C. Sedangkan untuk variasi waktu yaitu 9, 12, dan 15 menit. Pengukuran ketebalan lapisan seng dilakukan menggunakan alat uji DFT, untuk mengetahui kekuatan lekat dilakukan pengujian Pull-Off, dan untuk mendapatkan nilai laju korosi dilakukan dengan pengujian immerse dan dilakukan perhitungan dengan metode weight loss. Nilai ketebalan paling tinggi sebesar 28,1333 µm dengan variasi temperatur 35°C dan waktu 15 menit. Nilai kekuatan lekat paling tinggi sebesar 15,595 MPa dengan variasi temperatur 25°C dan waktu 9 menit. Nilai laju korosi paling rendah sebesar 0,0097 mmpy dengan variasi temperatur 35°C dan waktu 15 menit.
Simulasi Aliran pada Proses Pengecoran Connecting Rod Berbahan Aluminium 7075 untuk Mesin Motor 150 cc dengan Variasi Tinggi Sprue Cetakan dan Temperatur Penuangan Menggunakan Metode Elemen Hingga Farid Miftahul Anwar; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Mavindra Ramadhani
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54627

Abstract

Connecting rod saat ini dimanufaktur melalui tiga metode yaitu forging, powder metallurgy, dan casting. Secara ekonomi, proses casting merupakan yang paling murah dibanding metode lain. Pada proses melakukan casting seringkali menggunakan trial and error untuk mendapatkan parameter casting yang dapat menghasilkan produk yang baik. Maka saat ini mulai digunakanlah simulasi numerik untuk menekan biaya produksi. Sudah banyak perangkat lunak yang diciptakan untuk menyimulasikan proses casting, namun banyak juga biaya yang dibutuhkan untuk membeli perangkat lunak tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai simulasi numerik casting menggunakan perangkat lunak numerik umum yaitu ANSYS Workbench. ANSYS Workbench menyediakan berbagai fitur analisis sehingga sebuah perangkat hanya perlu menggunakan satu perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan. Salah satu di dalamnya adalah ANSYS Fluent yang berguna menganalisis perilaku suatu fluida. Seperti diketahui proses pengisian cetakan harus menghindari aliran turbulen agar didapat produk cor yang baik. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah pouring temperature dan tinggi sprue cetakan terhadap sifat logam cair di dalam cetakan pada pengecoran connecting rod. Variasi tinggi sprue yang digunakan adalah 20 mm, 60 mm, dan 100 mm. Sedangkan untuk variasi temperatur penuangan adalah 715℃, 740℃, dan 765℃. Untuk material yang digunakan untuk connecting rod adalah aluminium 7075. Langkah-langkah penelitian ini dimulai dari desain model connecting rod dan gating system, kemudian melakukan simulasi dan analisis hasil. Berdasarkan simulasi ini, model yang memiliki intensitas turbulensi terkecil adalah tinggi sprue 20 mm dengan temperatur penuangan 740oC dan 765oC. Untuk fraksi volume logam terbesar yang masuk ke dalam rongga cetak terjadi pada model tinggi sprue 20 mm dengan temperatur penuangan 740oC. Dengan mempertimbangkan dua variabel tersebut, maka model pengecoran connecting rod untuk mesin motor 150 cc yang paling baik adalah menggunakan tinggi sprue 20 mm dengan temperatur penuangan 740oC.
Simulasi Transient Thermal Pada Pengecoran Connecting Rod Berbahan Aluminium 7075 untuk Aplikasi Mesin 150 CC dengan Variasi Material dan Desain Cetakan Menggunakan Metode Elemen Hingga Muhammad Puri Yogatama; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Mavindra Ramadhani
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.54954

Abstract

Connecting rod merupakan komponen yang penting pada sebuah kendaraan. Pembuatan connecting rod dilakukan dengan pengecoran. Dalam proses pengecoran terdapat banyak fenomena tidak dapat dikontrol secara langsung seperti distribusi temperatur, tegangan termal. Oleh karena itu digunakan ANSYS Mechanical Workbench untuk memprediksi fenomena dalam proses pengecoran. Menggunakan cetakan pasir silika untuk cetakan pasir dan besi cor kelabu sebagai permanent mold. Material yang digunakan untuk coran adalah alumunium alloy 7075 . pada simulasi ini menganalisa distribusi temperatur pada saat pendinginan dan tegangan termal, setelah simulasi didapatkan hasil bahwa kecepatan pendingiann cetakan besi cor kelabu untuk mencapai temperatur minimum 30oC lebih tinggi daripada cetakan pasir yaitu sebesar 36,64 detik untuk model 1 dan 34,64 detik untuk model 2 dibanding cetakan pasir sebesar 44,766 detik untuk model 1 dan 45,334 detik untuk model 2 detik dan tegangan termal pada material besi cor kelabu lebih besar daripada cetakan pasir yaitu tegangan termal tertinggi maksimum pada model 1 cetakan besi cor kelabu sebesar 1,5541e+015 pa dan teredah pada model 2 cetakan pasir sebesar 6,0414e+014 pa
Proses Pembuatan Besi Menggunakan Injeksi Gas Hidrogen ke Dalam Blast Furnace: Sebuah Alternatif untuk Mengurangi Emisi CO2 Fakhreza Abdul; Sungging Pintowantoro; Mas Irfan Purbawanto Hidayat
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.59337

Abstract

Semakin ketatnya aturan lingkungan hidup khususnya emisi karbon membuat industri besi dan baja yang sudah stabil dan mapan selama puluhan tahun menghadapi tantangan baru di masa depan. Adanya Paris Agreement tahun 2015, dengan target nol emisi CO2 pada tahun 2050 membuat banyak industri besi dan baja di dunia mulai mengembangkan berbagai alternatif teknologi untuk mereduksi emisi gas CO2 nya. Saat ini, industri besi dan baja telah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan emisi gas CO2, salah satu alternatif untuk mereduksi gas CO2 tanpa mengubah jalur produksi dan teknologi pembuatan besi dan baja yang sudah ada, yaitu dengan menggunakan injeksi gas hidrogen ke dalam blast furnace. Tentunya, penggunaan injeksi gas hidrogen dalam jumlah yang besar akan mempengaruhi proses dan fenomena yang ada di dalam blast furnace. Terdapat beberapa reaksi reduksi oksida besi yang menjadi semakin banyak terjadi dan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dalam proses di dalam blast furnace. Sehingga, blast furnace dengan injeksi gas hidrogen membutuhkan banyak penelitian dan studi yang lebih rinci.
Simulasi Delaminasi Laminat Komposit Serat Karbon terhadap Variasi Arah Serat Menggunakan Teknik Cohesive Zone Model (CZM) dan Virtual Crack Closure (VCC) dengan Metode Elemen Hingga Iqbal Bagaskoro; Mas Irfan Purbawanto Hidayat; Hosta Ardhyananta
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55512

Abstract

Perkembangan teknologi material komposit terutama di material komposit laminat sangat pesat. Material komposit laminat tersusun dari beberapa gabungan lamina-lamina yang berikatan sehingga sering menyebabkan terjadinya deformasi. Salah satu dari model kerusakan kritis pada komposit laminat yaitu delaminasi. Untuk mengetahui proses delaminasi, dimodelkan double centilever beam dengan pembebanan beban berupa displacement. Dalam penelitian ini dilakukan analisa delaminasi laminat terhadap variasi arah serat yaitu [0/+45/+45/0]2s dan [0/+45/+90/-45]2s dengan menggunakan teknik Cohesize Zone Model (CZM) dan Virtual Crack Closure (VCC) menggunakan ANSYS Workbench 19.I dengan modal static structural. Kemudian dilakukan analisa dari hasil simulasi numerik delaminasi pada material sesuai dengan teori. Dengan menggunakan 3750 elemen, 7500 elemen dan 15000 elemen didapatkan hasil bahwa nilai critical force dari variasi [0/+45/+90/-45]2s jauh lebih besar daripada [0/+45/+45/0]2s dan juga dianalisis karakterisasi stress-strain hasil dari simulasi.