Triandi Laksmiwati
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Interior Ruang Kelas Sekolah Dasar dengan Pendekatan Konsep Permainan Tradisional pada Program Full day School di Malang Gentha Fernanda; Damayanti Asikin; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.232 KB)

Abstract

Program Full day School pada jenjang sekolah dasar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan waktu belajar dari pagi hingga sore hari. Namun hal ini berpotensi menyebabkan kebosanan pada diri anak yang dalam karakternya masih senang bermain. Melalui bermain, anak dapat belajar sekaligus merasakan suasana menyenangkan pada waktu bersamaan. Permainan yang memiliki nilai edukasi tinggi dan manfaat yang baik bagi anak adalah permainan tradisional. Sehingga konsep permainan tradisional inilah yang akan diterapkan pada ruang kelas. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder berupa pustaka dan studi komparasi objek sejenis. Dari hasil analisis telah didapatkan konsep dari permainan tradisional yaitu konsentrasi dan cermat, kreatif dan terampil, interaksi sosial yang membentuk kiteria desain ruang kelas. Kriteria desain ruang kelas tersebut digabungkan dengan tema interior yang disesuaikan dengan tahapan usia anak pada masing-masing kelas yang menjadi dasar dalam merancang interior ruang kelas.Kata kunci: interior, anak usia SD, full day school, permainan tradisional
Penerapan Warna Dan Cahaya Pada Interior Ruang Terapi Dasar Dengan Pendekatan Visual Anak Autis Gheista Indina; Rinawati P. Handajani; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1667.257 KB)

Abstract

Sarana terapi dapat berfungsi maksimal jika dapat berinteraksi dengan penggunanya melalui pendekatan indera yaitu dengan menciptakan susunan elemen pembentuk ruang yang mampu memberikan pengalaman tersendiri, terutama pada anak autis yang merupakan visual learner. Pada autis, terdapat klasifikasi disfungsi sensori yang terdiri dari hiper yang merupakan anak autis aktif dan hipo yang merupakan anak autis pasif. Masing-masing memiliki kemampuan menyerap informasi yang berbeda terutama dalam penglihatan. Untuk itu sebaiknya terdapat pembedaan pengelompokan ruang terapi berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sensori yang berbeda. Tiap karakteristik berdasarkan klasifikasi sensori menjadi kata kunci yang dikembangkan menjadi tema dan karakter tiap ruang terapi. Kata kunci anak hiper adalah relaksasi dimana aspek visual lebih sederhana, dan minim detail sehingga dapat membantu mengurangi kelebihan sensori, kecemasan dan stress atau tantrum pada anak autis hiper. Sedangkan hipo, kata kuncinya adalah stimulus dimana aspek visual dapat menarik perhatian dan memicu gerak aktif serta semangat pada anak. Tema dan karakter ruang menjadi dasar analisis unsur dan prinsip interior dengan batasan kajian aspek visual sebagai aspek pembentuk pengalaman ruang yang berbeda disesuaikan dengan alur kegiatan. Warna dan cahaya merupakan elemen yang mudah ditangkap secara visual ruang kemudian menuju ke bentuk dan elemen lainnya dalam ruang. Kata kunci: ruang terapi, sensori, visual, hipersensori, hiposensori
KARAKTER WARNA BATIK MALANGAN SEBAGAI DASAR DESAIN INTERIOR GALERI BATIK MALANGAN Charistya Permana; Triandriani Mustikawati; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.89 KB)

Abstract

Galeri merupakan suatu sarana yang berguna sebagai tempat pameran, koleksi, media promosi dan jual beli karya yang memiliki nilai tinggi. Penataan interior salah satunya dapat dilakukan dengan pembentukan suasana ruang tertentu untuk pengunjung. Batik Malangan merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh Kota Malang yang sedang diusahakan untuk diperkuat lagi identitasnya. Salah satu cara untuk membentuk suasana ruang pamer suatu galeri batik adalah dengan menerapkan karakter warna Batik Malangan agar masyarakat lebih mudah mengenal warna khas Batik Malangan tersebut, di samping motif yang beragam yang perlu diselaraskan. Karakter warna Batik Malangan yang digunakan dipilih berdasarkan analisis komposisi warna dan dimensi warna (hue, value dan chroma/intensitas). Pada analisis tersebut akan dihasilkan warna dominan dan warna yang paling jarang digunakan, serta karakter Batik Malangan berdasar warna, sebagai pembentuk suasana ruang. Warna dari motif batik Malangan ini dapat diterapkan pada elemen arsitektural yaitu untuk pewarnaan elemen dinding, lantai dan plafon serta perabot dengan memperhatikan unsur dan prinsip desain interior galeri.Kata kunci: warna Batik Malangan, interior galeri
Fasilitas Rumah Bina Diri pada SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C, Lawang-Malang Fani Arif Dianti; Rinawati P Handajani; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.987 KB)

Abstract

Anak tunagrahita merupakan salah satu anak dengan kekurangan kemampuan dalam hal kecerdasannya atau memiliki IQ yang dibawah rata-rata anak pada umumnya. Penanganan dengan pembelajaran dan pelatihan yang tepat sejak dini pada anak tunagrahita dapat membantu anak lebih mandiri dan tidak ketergantungan dengan orang lain. Salah satu pembelajarannya yaitu dengan melatih kemandiriannya dengan pembelajaran bina diri. Salah satu sekolah yang menyediakan fasilitas bina diri yaitu Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional Bagian C, Lawang-Malang yang juga sebagai sekolah percontohan di Jawa Timur. Sekolah ini memerlukan pengembangan pembangunan fasilitas pembelajaran bina diri yang lebih baik, karena kondisi ruang yang sudah ada kurang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan perancangan ruang dalam untuk memenuhi kebutuhan arsitektural ruang dalam yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas anak tunagrahita. Hasil akhir penelitian ini adalah perancangan ruang dalam fasilitas rumah diri sesuai dengan kriteria yang dihasilkan dari perilaku, aktivitas dan karakteristik anak tunagrahita ringan dan sedang. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam perancangan tersebut adalah layout (sirkulasi, pola penataan perabot), elemen pembentuk ruang (lantai, dinding, plafon), perabot (pola, bentuk), pencahayaan dan material. Kemudian kriteria perancangan digunakan untuk perancangan fasilitas rumah bina diri di SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C, Lawang-Malang.Kata kunci: Bina Diri, Anak Tunagrhita , SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C
Interior Layanan Perpustakaan Anak (Studi Kasus : Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur) Dyah Aprilia; Rinawati P Handajani; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1181.69 KB)

Abstract

Perpustakaan anak merupakan tempat yang memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca pada anak. Salah satu perpustakaan di Indonesia yang menyediakan layanan perpustakaan anak adalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Untuk meningkatkan minat baca pada anak, dapat diwujudkan dengan menciptakan perancangan ruang yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik pada anak. Ruang tersebut diharapkan dapat menarik anak untuk melakukan kegiatan membaca. Suasana yang menarik bagi anak dapat dengan menerapkan usur-unsur desain yang sesuai dengan karakteristik anak, seperti unsur warna dan unsur bentuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rancangan interior pada layanan perpustakaan anak yang dapat meningkatkan minat baca pada anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yang berupa penelitian dengan pendekatan studi kasus, sedangkan metode perancangan yang digunakan adalah metode programatik dan metode preseden. Penelitian didasarkan pada dua aspek yang terkait, yaitu unsur warna dan unsur bentuk yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik pada anak. Diharapkan dengan adanya rancangan interior layanan perpustakaan anak yang sesuai, dapat meningkatkan minat baca pada anak.Kata Kunci: Perpustakaan anak, karakteristik anak, warna, bentuk
REDESAIN OBJEK WISATA REMBANGAN DI JEMBER Dewi Permatasari Wiyono; Haru Agus Razziati; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.064 KB)

Abstract

Objek wisata Rembangan merupakan satu-satunya objek wisata pegunungan di Jember. Objek wisata Rembangan ini dahulu dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1937. Bangunan pertama yang dibangun di Rembangan adalah restoran Rembangan. Restoran Rembangan ini memiliki karakteristik dari bentuk dan tampilan. Jumlah pengunjung yang berwisata dan menginap di hotel dari tahun ke tahun semakin bertambah maka perlu adanya pengembangan pada penyelarasan tampilan bangunan hotel dengan restoran. Hal ini disesuaikan dengan penekanan bentuk dan tampilan serta penambahan kamar hotel, pengembangan fasilitas dan pengolahan tapak dengan penekanan sirkulasi dan tata massa. Sehingga terdapat keselarasan dan keterkaitan bangunan restoran dan hotel.Kata kunci: penyelarasan, pengembangan fasilitas dan tapak
INTERIOR RUANG KELAS DAN BENGKEL KERJA DENGAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS OTOMOTIF DI SMK KOTA MALANG Baskoro Azis; Damayanti Asikin; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.866 KB)

Abstract

Kota Malang merupakan kota pendidikan dengan kapasitas 50:50 antara SMK dan SMAsehingga diknas pada tahun 2007 berminat menambah jumlah SMK menjadi 70:30karena permintaan masyarakat agar setelah lulus dari SMK dapat langsung bekerja.Seiring meningkatnya perkembangan masyarakat semakin tinggi pula kebutuhan akankendaraan bermotor. Dari kendaraan bermotor tersebut terdapat pula barang yang tidakterpakai lagi atau sudah menjadi barang bekas. Barang bekas otomotif merupakanbarang bekas yang berperan cukup besar jumlahnya di lingkungan masyarakat. Untukmengurangi pencemaran barang bekas otomotif dapat dilakukan 3R (reduce, reuse,recycle) untuk mengatasinya. Penerapan 3R untuk interior ruangan merupakan salahsatu alternatif mengurangi pencemaran lingkungan. Penerapan barang bekas otomotifpada sekolah otomotif diterapkan pada ruang kelas dan bengkel kerja setelah melaluianalisis barang bekas otomotif sesuai dengan kebutuhan masing-masing ruang. Darihasil analisis pemanfaatan tersebut barang bekas pada interior ruang kelas dan bengkelkerja menggunakan barang bekas otomotif berupa kaca dan ban bekas.Kata kunci: interior ruang kelas, interior bengkel, barang bekas otomotif
Interior Ruang Kelas Unit Pelayanan Anak di GPIB Margo Mulyo Batu dengan Konsep Holistic Child Development Serra Vin Cornelia; Damayanti Asikin; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.926 KB)

Abstract

Ruang kelas Sekolah Minggu sebagai ruang ibadah anak seharusnya dapat mendukung aktivitas ibadah secara menyeluruh sesuai dengan karakter anak, yaitu perkembangan fisik, sosio-emosional, kognitif, dan spiritual. Keempat aspek perkembangan tersebut bersifat menyeluruh dan saling terkait, yang dapat dipahami sebagai Holistic Child Development (HCD). Untuk menjawab kebutuhan perancangan, maka konsep HCD inilah yang akan diterapkan ke dalam 3 ruang kelas anak. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder berupa pustaka dan studi komparasi objek sejenis. Dari hasil perancangan dapat diketahui penerapan aspek perkembangan anak dalam ruang kelas, tema interior, dan karakter ruang kelas yang berbeda sesuai dengan tahapan usia anak pada masing-masing kelas. Selain itu, sebagai wadah untuk aktivitas ibadah bagi anak maka nilai-nilai Kristiani juga dapat dimunculkan dalam desain.Kata kunci: interior, anak, sekolah minggu, perkembangan anak holistik