Nurachmad Sujudwijono
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MUSEUM LAYANG-LAYANG DI KUTA SELATAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP ARSITEKTUR KINETIK Guruh Pratama Zulkarnaen; Agung Murti Nugroho; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.319 KB)

Abstract

Museum Layang-layang di Kuta Selatan merupakan suatu tempat pendidikan, penelitian dan rekreasi baru yang ingin memperkenalkan aneka macam jenis layang-layang baik berasal dari Indonesia khususnya dan seluruh dunia pada umumnya dalam bentuk dua dimensi hingga tiga dimensi. Desain museum yang mengambil pendekatan dari arsitektur bergerak yang respon terhadap alam yaitu aliran angin sangat berhubungan erat dimana tanpa bantuan angin yang mengalir kencang layangan tidak dapat terbang dengan bebas begitu pula ruang pamer (publik) dan fasilitas pendukungnya merupakan bagian yang saling berhubungan dan saling terkait. Metode parametric untuk mentransformasikan hasil sintesa dalam wujud desain dengan mengkombinasikan pendekatan yaitu pendekatan programatik fungsional objek yang diwadahi berupa layang-layang dan pendekatan konsep arsitektur kinetik kanonik dan numerik terhadap potensi aliran angin untuk desain fasad kinetik yang sesuai pada museum. Penggunaan selubung bangunan fasad bergerak (kinetik) sebagai strategi penerapan konsep arsitektur kinetik berfungsi bagi kenyamanan pengunjung dan untuk objek pamer serta terkait dengan komponen fasad museum yang dapat bergerak akibat aliran angin. Desain bangunan secara optimal menangkap dan mengalirkan aliran angin dari luar ke dalam bangunan melalui fasad kinetik sederhana pada selubung bangunan, sebagai penyelesaian arsitektur yang selaras lingkungan dalam iklim pesisir pantai.Kata Kunci: museum, layang-layang, arsitektur kinetik sederhana, fasad kinetik
Pusat Rehabilitasi Pecandu Narkoba Berbasis Therapeutic Community dengan Pendekatan Healing Environment di Kota Batu Ida Wahyu Safitri; Rinawati P Handajani; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam merancang sebuah pusat rehabilitasi narkoba, yang perlu diperhatikan adalah karakteristik pecandu yang ada dan terapi jenis apa yang dibutuhkan, sehingga dapat sesuai dengan tujuan rehabilitasi dan berkaitan dengan latar belakang pecandu tersebut. Pada kajian ini, jenis terapi yang dipilih adalah therapeutic community karena disesuaikan dengan kebutuhan pecandu di wilayah Malang, Kota Batu khususnya, yang mayoritas berada pada usia dewasa dan merupakan kalangan pekerja. Metode yang digunakan dalam perancangan pusat rehabilitasi narkoba ini berupa deskriptif-analitik, yaitu penulisan paparan, gambaran atau deskripsi mengenai objek terkait, kemudian dianalisa menggunakan teori-teori yang relevan dan ditunjang dengan pembandingan dengan objek sejenis. Metode perancangan yang digunakan yaitu pragmatik dan kanonik. Hasil kajian ini berupa sebuah rancangan bangunan dan desain interior pusat rehabilitasi narkoba berbasis therapeutic community yang menerapkan konsep healing environment. Penerapannya disesuaikan pada bangunan dan ruang dalam secara lebih mendalam, karena ruang dalam lebih banyak digunakan selama proses rehabilitasi dibandingkan ruang luar. Berdasarkan hasil kajian, ada 6 variabel atau kriteria desain yang dapat dijadikan acuan dalam penerapan konsep healing environment pada desain ruang dalam, yaitu bentuk, warna, pencahayaan, material, akustik, dan tekstur.Kata kunci: pusat rehabilitasi narkoba, healing environment, Kota Batu
Perancangan Sport Center di Kota Bontang (Pengaruh Bukaan pada Selubung Bangunan) Haviidho Zulkarnaen; Agung Murti Nugroho; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.531 KB)

Abstract

Tingginya tingkat kesibukan yang terjadi di masyarakat menyebabkan penurunan kualitas kesehatan, tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan olahraga teratur. Minimnya sarana olahraga menjadi kendala masyarakat untuk berolahraga, sehingga pemerintah Kota Bontang berencana membangun sport center untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana olahraga. Kota Bontang terletak pada wilayah garis khatulistiwa dan memiliki cuaca panas yang cukup stabil sepanjang tahun, hal ini menunjukkan potensi dari potensi alam di Kota Bontang akan sangat berguna jika dimanfaatkan sebagai pengganti energi pada bangunan sport center. Metode yang digunakan pada perancangan sport center di Kota Bontang ini menggunakan metode programatik. Tujuan dari metode ini adalah untuk menghasilkan sintesis yang berupa konsep perencanaan melalui pengolahan atau analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Aktivitas olahraga pada bangunan sport center tentu akan menghabiskan banyak energi listrik sebagai pencahayaan buatan, namun jika bangunan dirancang dengan dengan memanfaatkan potensi alam seperti sinar matahari, dan angin maka penggunaan energi pada bangunan akan sangat berkurang, oleh karena itu dengan bukaan pada selubung bangunan bertujuan untuk memanfaatkan pencahayaan alami agar didapatkan bangunan yang hemat energi.Kata kunci: sport center, pencahayaan alami, hemat energi
Perancangan Pusat Informasi dan Edukasi Mangrove Surabaya Subagus Gondho Cahyono; Tito Haripradianto; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Degradasi kawasan pesisir Indonesia semakin bertambah tiap tahun, termasuk kerusakan hutan mangrove. Kerusakan diakibatkan alih fungsi lahan untuk perumahan, tambak dan ekploitasi berlebihan. Menurut Departemen Kehutanan, pada tahun 2003 kerusakan mencapai 200.000 hektar setiap tahun. Kota Surabaya dengan potensi mangrove yang cukup baik, merencanakan pengembangan kawasan pusat konservasi mangrove. Dalam pengembangannya, kondisi ekosistem mangrove yang khas memerlukan penanganan arsitektural khusus sesuai kondisi alam sekitarnya untuk mengurangi dampak lingkungan akibat proses pembangunan. Konsep arsitektur berkelanjutan diperlukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan pesisir dan keberlangsungan generasi masa depan, misalnya dengan pemakaian material alam yang bisa dibudidayakan kembali. Untuk melestarikan dan memaksimalkan ekosistem hutan mangrove di Pantai Timur Surabaya, maka diperlukan fasilitas pusat informasi dan edukasi ekosistem mangrove dengan material alami ramah lingkungan yang sesuai dengan kondisi lingkungan disekitarnya. Metode programatik dan pragmatis digunakan pada pada prose analisis sampai proses perancangan. Perancangan bangunan berkelanjutan harus menekan kerusakan akibat pembangunan dan sesuai kondisi alamnya, optimalisasi penerapan material alami seperti bambu dapat dikembangkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.Kata kunci: mangrove, arsitektur berkelanjutan, material alami, bambu
PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR Ika Budi Setya Zuyyinati; Jusuf Thojib; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.73 KB)

Abstract

Perkembangan MICE (Meeting, Insentive, Convention and Exhibition) di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan akan wadah tersebut terus meningkat terutama untuk kota-kota besar. Selaras dengan permasalahan tersebut, kabupaten Sidoarjo berencana membangun gedung serbaguna terbesar. Gedung tersebut terutama digunakan untuk kegiatan pertemuan, seminar dan sebagainya sehingga dibutuhkan ruang auditorium. Menyikapi permasalahan tersebut, dalam perancangan auditorium perlu memperhatikan beberapa hal terutama kenyamanan audio dan visual. Metode perancangan berawal dari menganalisis jumlah pelaku, menentukan sifat elemen-elemen pembentuk ruang sebagai pemantul atau penyerap, pemilihan material yang digunakan, dan menghitung waktu dengung yang terjadi dalam ruangan. Penghitungan waktu dengung digunakan sebagai tolak ukur kenyamanan audio yang disarankan terjadi. Hasil kajian menunjukkan bahwa penempatan material sesuai dengan karakter material itu sendiri mempengaruhi penyebaran suara yang terjadi di dalam ruang.Kata kunci: Sidoarjo, auditorium, akustika ruang dalam
Elemen Ruang Dalam pada Fasilitas Rawat Inap Pasien Gangguan Jiwa Berdasarkan Aspek Keamanan Azhari Azizah Rifqi; Rinawati P Handajani; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.455 KB)

Abstract

Kurangnya kapasitas Rumah Sakit Jiwa dan Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa mengakibatkan banyak pasien gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas perawatan untuk pasien gangguan jiwa. Pada fasilitas perawatan gangguan jiwa, banyak terjadi tindakan negatif dari pasien yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Diantaranya, banyak yang memanfaatkan elemen ruang dalam untuk melakukan kekerasan atau melarikan diri. Aspek-aspek pada elemen ruang dalam ruang pada rumah sakit jiwa dapat memberikan pengaruh negatif terhadap keselamatan dan keamanan pasien mental. Seharusnya, fungsi keamanan pasien selain didapatkan dari pengawasan parawat juga bisa didapatkan dari aspek fisik melalui bangunan yang meliputinya (Saraswati & Haryangsah, 2003). Untuk itu, diperlukan desain elemen ruang pada bangunan berdasarkan keamanan pasien. Untuk merancang elemen ruang berdasarkan keamanan pasien, tahap pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data mengenai perilaku pasien gangguan jiwa, kategori/ klasifikasi pasien gangguan jiwa, standar elemen/ sarana dan prasarana pada Rumah Sakit Jiwa. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis mengenai perilaku pasien yang disesuaikan dengan klasifikasi pasien dan standar sarana prasarana pada fasilitas kesehatan mental. Konsep elemen ruang dibuat sesuai dengan hasil analisis tiap ruang. Pada desain, dihasilkan tiga jenis ruang pasien yaitu ruang pasien golongan depressed, semi-depressed, dan co-operative. Elemen ruang pada ruang golongan depressed memiliki tingkat keamanan yang paling tinggi sedangkan elemen ruang pada ruang dolongan co-operative memiliki tingkat keamanan yang paling rendah.Kata kunci: elemen ruang, gangguan jiwa, keamanan
Resort Dengan Pendekatan Lansekap di Kawasan Pantai Selatan Balekambang Kabupaten Malang Mey Puspita Sari; Subhan Ramdlani; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Balekambang termasuk dalam Kawasan Pariwisata Pantai Selatan Pulau Jawa yang terus dikembangkan oleh pemerintahan. Didukung dengan adanya rencana pembangunan akomodasi dan pembangunan insfrastruktur jalan yaitu Jalur Lintas Selatan agar lebih mudah dalam mengakses kawasan pariwisata ini. Diharapkan pembangunan akomodasi dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung dan dapat menambah jumlah kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri. Pembangunan akomodasi pada daerah Pantai Selatan Pulau Jawa harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia yang tak jarang terjadi gelombang tinggi dan abrasi yang dapat mengakibatkan kerusakan. Oleh karena itu diperlukan konsep pendekatan lansekap untuk mengetahui kondisi, potensi, dan menambah daya tarik pada Kawasan Pantai Balekambang agar pembangunan akomodasi memiliki ciri khas tersendiri. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode analisis dan deskriptif yaitu dengan cara memahami fenomena dan kondisi pada tapak. Penelitian ini diawali dengan survey lokasi, pencarian studi komparasi, pemilihan teori dan menetapkan kriteria perancangan yang sesuai dengan kondisi di Kawasan Pantai Balekambang. Kriteria perancangan tersebut kemudian dianalisa dan dijadikan sebuah konsep desain resort pantai yang diwujudkan dengan memperhatikan lokasi, program ruang, degradasi lahan, tanah, kualitas pemandangan, orientasi massa bangun, sirkulasi, bentuk dan tampilan bangunan, struktur, utilitas, dan lansekap mikro.Kata kunci : resort pantai, lansekap, pariwisata
Sistem Ventilasi Alami pada Perancangan Pasar Ikan di Kota Pasuruan Kharisma Mahardika; Jusuf Thojib; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.728 KB)

Abstract

Kota Pasuruan merupakan kota pelabuhan dengan potensi perikanan yang cukup besar.  Potensi perikanan Kota Pasuruan meliputi kawasan perikanan tangkap, kawasan  perikanan budidaya, dan kawasan industri perikanan maka diperlukan fasilitas  distribusi berupa pasar ikan. Sebagai bangunan pasar, Pasar Ikan Kota Pasuruan  memiliki permasalahan yang berhubungan dengan penghawaan yaitu tingginya tingkat  kelembaban udara akibat pengaruh suhu yang tinggi. Penerapan sistem ventilasi alami  pada elemen selubung bangunan akan memberikan kontribusi pada sirkulasi udara  dalam bangunan sehingga ruangan tidak panas, lembab dan permasalahan bau yang  terjadi pada pasar ikan akan terselesaikan. Metode perancangan yang digunakan  meliputi metode pragmatik dan diagramatik untuk konsep perancangan pasar ikan  secara fungsional serta simulasi eksperimental yang akan menguji kinerja  pengoptimalan sistem ventilasi terhadap bangunan pasar ikan. Proses simulasi  dilakukan dengan menggunakan software autodesk Vasari beta 3 untuk kawasan dan  perhitungan matematis untuk debit udara dalam bangunan sesuai standar. Sehingga  nantinya akan muncul kriteria perancangan pasar ikan di Kota Pasuruan.  Kata kunci: pasar ikan, sistem ventilasi, selubung bangunan
Kantor Sewa dengan Pendekatan Pencahayaan Alami di Kota Malang Pinasthika Fitriani Erahman; Agung Murti Nugroho; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kantor adalah fungsi bangunan dimana kegiatan utamanya menulis, membaca dan menggunakan komputer. Kegiatan tersebut memungkinkan kondisi dimana kenyamanan visual sangat dibutuhkan. Tidak semua sinar yang dihasilkan oleh matahari dapat digunakan sebagai pencahayaan dalam bangunan. Sinar matahari langsung yang terlalu banyak di dalam bangunan akan menyebabkan gangguan visual bagi manusia secara normal. Begitu juga sebaliknya kekurangan sinar matahari di dalam bangunan mengakibatkan suasana menjadi samar-samar bahkan gelap. Metode perancangan yang digunakan adalah metode pragmatis dengan simulasi untuk mengetahui kualitas pencahayaan dalam bangunan. Apabila hasil simulasi masih belum memenuhi kebutuhan kualitas pencahayaan maka akan dilakukan proses analisis kembali yang kemudian disimulasikan lagi hingga kualitas pencahayaan yang dimaksud dapat terpenuhi. Simulasi menggunakan software ecotect radiance 2.0. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pencahayaan dalam ruang kantor dengan sistem open plan antara lain bentuk bangunan, perletakan core, luas bukaan dan fasade bangunan. Keempat variabel diuji dengan dengan indikator standar iluminasi aktivitas kerja pada ruang kantor. Hasilnya pada ruang kantor dengan core pusat tunggal, luas bukaan 26 % dari luas lantai dan penggunaan shading device horizontal memiliki kisaran nilai iluminasi 300-700 lux. Nilai ini sudah memenuhi standar iluminasi aktivitas kerja yaitu 300 lux.Kata Kunci : kantor sewa, pencahayaan alami, bukaan, fasade bangunan
Pusat Penelitian Hortikultura Universitas Brawijaya di Cangar Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis Erni Kesuma Wardani; Herry Santosa; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perancangan pusat penelitian hortikultura merupakan upaya pengembangan kebunpercobaan hortikultura milik Universitas Brawijaya di Cangar, yang memilikipotensi untuk dijadikan sebagai kawasan penelitian dan usaha meningkatkankualitas dan kuantitas produk hortikultura. Besarnya penggunaan energi padakawasan pusat penelitian yang terdiri dari kelompok bangunan dengan kategoripenelitian seperti laboratorium diperlukan adanya usaha perancangan yangmemfokuskan harmonisasi dengan alam yaitu melalui pendekatan arsitekturekologis. Metode kajian yang digunakan adalah metode problem solving danprogramatik dengan mengacu pada teori Cowan and Ryn yaitu design with naturemelalui empat terapan elemen arsitektur ekologis antara lain optimalisasi vegetasi,sistem pencahayaan dan penghawaan alami, peningkatan mutu lingkungan danpengurangan sampah. Strategi pemanfaatan vegetasi eksisting dicapai melaluipotensi vegetasi eksisting, penetapan fungsi terkait pemanfaatan lahan, tata massa,sirkulasi dan ruang luar. Orientasi, bentuk dan lingkup bangunan digunakan sebagaistrategi pencahayaan alami. Elemen terapan peningkatan mutu lingkunganterwujud melalui penggunaan bahan dan material yang digunakan pada strukturbangunan. Pengolahan limbah organik yang dihasilkan oleh kegiatan laboratoriumdan dapat digunakan kembali sebagai silase atau kompos sehingga sampah yangdihasilkan bangunan laboratorium dapat dikurangi. Perancangan pusat penelitianmelalui pendekatan arsitektur ekologis, bertujuan untuk menjaga keberadaansumber daya alam dan potensi pada tapak sehingga dapat dipertahankan tanpaadanya penurunan kualitas lingkungan.Kata kunci: hortikultura, pusat penelitian, laboratorium, arsitektur ekologis