Ikterus pada neonatus sebesar 25-50% bayi cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan.Gejala fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga,.Peningkatan frekuensi ini tidak terkait dengan karakteristik ASI melainkan pola dalam menyusui.Tujuan penelitian mengetahui pola pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan kejadian Ikterus neonatorium.Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Retrospektif, dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Populasi seluruh ibu yang mempunyai bayi yang menderita ikterus neonatorium dengan teknik pengambilan adalah akcidental sampling. Instrumen yang digunakan chek list dan skala Kramer, bayi dipantau dari baru lahir sampai dengan uisa 5-7 hari.Analisis uji Chi Square. Pola pemberian ASI dengan full breastfeeding sebagian besar tidak mengalami ikterus sebanyak 31 ( 47, 7%), sebaliknya pemberian partial feeding sejumlah 11 ( 16, 9%), dengan nilai signifikan( p=0, 004, <0, 05). Ada hubungan yang signifikan antara variabel pola pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan peristiwa ikterus neonatorum.Petugas kesehatan mengantisipasi kejadian icterus dengan melakukan deteksi dini pada bayi baru lahir yang bermasalah dengan cara mengobservasi cara pemberian ASI dan pola pemberian ASI baik di rumah sakit atau di rumah.