Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Emosi Verbal Suku Bajo Sampela Susiati - Susiati; Nurhayati Nurhayati; Ikhwan Said
Sosial Budaya Vol 16, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v16i2.6762

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis emosi verbal Bahasa Indonesia suku Bajo Sampela (SBS) dan mengidentifikasi faktor munculnya emosi verbal Bahasa Indonesia SBS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi. Sementara, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipasi yang moderat, rekam, dan catat. Data dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori penggolongan jenis emosi Goleman dan teori penggolongan faktor Hurlock.Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh jenis emosi verbal bahasa Indonesia SBS, yakni (1) amarah; (2) kesedihan; (3) rasa takut; (4) kenikmatan; (5) cinta; (6) terkejut; dan (7) jengkel. Ketujuh jenis emosi tersebut didapat dari berbagai bentuk piranti linguistik, yakni kata, frasa, kalimat, dan gaya bahasa. Selanjutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi munculnya emosi verbal bahasa Indonesia SBS, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal ditemukan dari tiap jenis emosi.  Kata kunci: emosi, jenis, faktor, suku bajo sampela AbstractThis study aims to describe the type of Indonesian verbal emotions of the Bajo Sampela (SBS) ethnic group and identify factors for the emergence of SBS's Indonesian verbal emotions. This research is a qualitative research. Data is collected using the observation method. Meanwhile, data collection techniques use moderate participation observation techniques, record, and record. Data were analyzed descriptively according to the theory of Goleman type classification and Hurlock factor classification theory.The results showed that there were seven types of SBS Indonesian verbal emotions, namely (1) anger; (2) sadness; (3) fear; (4) enjoyment; (5) love; (6) surprised; and (7) annoyed. The seven types of emotions are derived from various forms of linguistic devices, namely words, phrases, sentences, and language styles. Furthermore, there are two factors that influence the emergence of SBS's Indonesian verbal emotions, namely internal factors and external factors. Internal factors and external factors are found in each type of emotion. Keywords: emotion, type, factor, bajo sampela ethnic group
ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DALAM BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS VII SMP N 18 LAU KABUPATEN MAROS Naki Aswan; Nurhayati Nurhayati; Abidin Pammu
JURNAL ILMU BUDAYA Vol. 6 No. 2 (2018): July-December
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims, namely (1) describes the ability to write essay description of the class VII SMP Negeri 18 Lau through the use of media image series and (2) to analyze the obstacles faced by students of class VII SMP Negeri 18 Lau in arranging a bouquet of descriptions using the media picture series.This research is a qualitative research. This research data in the form of bouquets description seventh grade students of SMP Negeri 18 Lau. Data collection methods are methods refer to Technical note. Data were analyzed with descriptive methods.The results showed that the analysis of the ability to write essay description of the class VII SMP Negeri 18 Lau through the use of media image series shows (1) the ability to organize ideas in an integrated manner, (2) choice of words / diction precise, (3) the use of vocabulary in varied, (4) the creation of cohesion and coherence and (5) writing techniques in accordance with Indonesian enhanced spelling (EYD). The constraints in the use of media such images in learning, from the point of view of teachers that (a) some teachers still use traditional learning methods, (b) the limited ability of teachers to provide media images in accordance with the concept of learning and (c) the teacher has not been able to use media image series of continuous learning. As from the student's perspective (a) The student has not mastered the rules of spelling properly, (b) students are less serious about work and (c) the influence of the local language diversity.
PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM PENULISAN CERPEN SMP NEGERI 18 LAU, KABUPATEN MAROS I Nani I Nani; Nurhayati Nurhayati; Munirah Hasjim
JURNAL ILMU BUDAYA Vol. 6 No. 2 (2018): July-December
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aimed (1) to explain the learning process in writing short stories using the Learning-Based Project Methode by Class VIII at Lau State Junior High School, Maros Regency; (2) to explain the learning tesult of the short stories after the implementation of the model of the Learning-Based Project Methode by Class VIII at Lau State Junior High School, Maros Regency.The research type used was the Classroom Action Research, know as Penelitian Tindakan Kelas (PTK) or the Classroom Action Research. This Classroom Action Research implemented several cyrcle in its implementation.The research results indicated that there had been inceases of the process and the learning achievement of the students. Meanwhile, the learning result of the control class showed a difference. Cycle I reached the mean result of 70,86 and the cycle II reached the mean value of 72,11. However, such difference did not show any increase in the learning result. Both cycle could be categorized as adequate. The learning achievement of the experiment class showed a difference which was significant enough. Cycle I reached the mean value of 79,76 and could be categorized as adequate, while cycle II reached the mean value of 84,79 which was categorized as good. This revealed the learning increase which was significant enough.
Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Nurhayati Nurhayati
Jurnal Syntax Admiration Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v1i2.34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor fundamental yang terdiri dari variabel leverage, pertumbuhan penjualan, arus kas, laba per saham, likuiditas serta ukuran perusahaan terhadap rasio pembayaran dividen. Sampel penelitian adalah 36 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur pada 2016-2018. Data dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan yang diproses menggunakan SPSS dengan metode analisis regresi panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan, arus kas dan laba per saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembayaran dividen sedangkan leverage, likuiditas serta ukuran perusahaan tidak secara signifikan mempengaruhi rasio pembayaran dividen. Kata kunci : Fundamental, pertumbuhan jualan, arus kas dan rasio pembayaran dividen.
Sikap Bahasa Masyarakat Gantarang Terhadap Bahasa Konjo: Studi Kasus di Desa Benteng Gantarang Indarwati Indarwati; Nurhayati Nurhayati; Lukman Lukman; Harlina Sahib
Jurnal Sinestesia Vol. 12 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27219283.142

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan sikap bahasa masyarakat penutur bahasa Konjo di kecamatan Gantarang terhadap bahasa Konjo, khususnya yang ada di desa Benteng Gantarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni metode survei, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3% responden Tidak Setuju (TS), 16,7 % memilih bersikap Netral (N), 10% responden Sangat Tidak Setuju (STS); jika bahasa Konjo harus diajarkan/diperoleh anak-anak di rumah; hanya 16,7% yang Setuju (S). Adapun pernyataan ke-2, yakni bahasa Konjo harus dijadikan bahasa utama dalam komuniasi sehari-hari di rumah ditanggapi tidak setuju sebanyak 56,7% responden, responden yang Setuju (S) sebesar 20% dan 13,3% memilih bersikap Netral (N). Pernyatan ke-3, yakni bahasa Konjo harus digunakan di sekolah dasar (khususnya kelas 1 sampai kelas 3), ditanggapi tidak setuju sebanyak 70% dan hanya 13,3% yang Setuju (S), dan sisanya Sangat Tidak Setuju (STS). Kemudian, pernyataan ke-4, yakni bahasa Konjo perlu diajarkan di sekolah, sebanyak 56,7% responden menyatakan Tidak Setuju (TS) dan 26,7% menyatakan Setuju (S), dan 10% responden memilih bersikap Netral (N). Pada pernyataan ke-5, yakni ketika bertemu dengan sesama orang Konjo harus menggunakan bahasa Konjo ditanggapi setuju sebanyak 66,7% responden menyatakan Setuju (S), 26,7% menyatakan Sangat Setuju (SS), dan sisanya menyatakan sikap Netral (N) dan Tidak Setuju (TS). Pada pernyataan ke-6, yakni Anak-anak perlu dibimbing menggunakan bahasa Konjo yang sopan/santun ditanggapi 46,7% responden menyatakan Setuju (S), 33,3% menyatakan Sangat Setuju (SS), dan 13,3% memilih bersikap Netral (N). Pernyataan ke-7, Sebanyak 53,3% responden menyatakan Setuju (S) dan 36,7% menyatakan Sangat Setuju (SS), dan sisanya Tidak Setuju (TS) dan Netral (N) dengan pernyataan “Bahasa Konjo melestarikan budaya daerah”. Adapun pernyataan ke-8, yakni Bahasa Konjo adalah kebanggaan orang Konjo ditanggapi setuju sebanyak sebanyak 56,7% responden menyatakan Setuju (S), 23,3% Sangat Setuju (SS), dan 13,3% responden memilih bersikap Netral (N), serta sisanya Tidak Setuju (TS). Sebanyak 53,35% responden memilih sangat setuju dan 40% setuju, dan sisanya menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa bahasa Konjo melestarikan budaya daerah.
Analisis Teknik Penerjemahan Dalam Menerjemahkan Proyeksi Cerita Rakyat Indonesia Dwibahasa Iswarti Iswarti; Nurhayati Nurhayati; Asriani Abbas; Suryadi Kadir
Kode : Jurnal Bahasa Vol 11, No 4 (2022): Kode: Edisi Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/kjb.v11i4.40940

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis klausa kompleks proyeksi dan terjemahannya dalam bahasa Inggris menggunakan pendekatan Systemic Functional Linguistics (SFL). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan proyeksi Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data berupa klausa kompleks proyeksi dari 13 cerita rakyat Indonesia dwibahasa dari empat penerbit berbeda (Little Serambi, Pustaka Pelajar, BKPBM dan Bintang Indonesia) dan juga berasal dari informan penilai kualitas terjemahan. Teknik pengumpulan data berbentuk analisis dokumen, kuesioner dan focus group discussion. Hasil penelitian ditemukan 15 teknik penerjemahan yaitu kesepadanan lazim, generalisasi, peminjaman, reduksi, eksplisitasi, transposisi, penambahan, modulasi, implisitasi, harfiah, partikularisasi, kreasi diskursif, amp.linguistik, adaptasi dan kompensasi. Teknik penerjemahan mempengaruhi perubahan proyeksi pada tataran level dan fungsi proyeksi.
Tindak Tutur Asertif Guru Dalam Sosialisasi Program PAUD Kepada Orang Tua Siswa di TK Kuncup Mekar Pitulua Wihdatul Afal; Nurhayati Nurhayati; Ery Iswary
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosialisasi dalam dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini merupakan proses memperkenalkan sebuah sistem kepada masyarakat dan bagaimana menentukan tanggapan serta reaksinya. Tindak tutur asertif sering digunakan karena tuturan tersebut mengekspresikan pernyataan, penyampaian, dan pemberitahuan akan topik sosialisasi yang diadakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi berdasarkan pandangan teori tindak tutur ilokusi Searle dengan menitikberatkan pembahasan pada tindak tutur asertif dalam sosialisasi program PAUD kepada orang tua siswa di TK Kuncup Mekar Pitulua. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak yang dipadupadankan dengan teknik rekam dan teknik catat. Tuturan-tuturan yang disimak tersebut dikhususkan pada tuturan yang mengandung bentuk dan fungsi tindak tutur asertif. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis pragmatik dengan tiga langkah esensial yaitu identifikasi data, klasifikasi data, dan analisis data. Analisis data yang dilakukan dengan mengklasifikasikan tuturan yang mengandung bentuk dan fungsi tindak tutur asertif berdasarkan teori Searle. Hasil penelitian didapatkan bentuk tindak tutur, yaitu (1) bentuk tindak tutur langsung dan (2) bentuk tindak tutur tidak langsung. Penelitian ini juga menjelaskan fungsi tindak tutur asertif, yaitu (1) fungsi memberitahukan, (2) fungsi menyatakan, (3) fungsi mengeluhkan, (4) fungsi menyarankan, (5) fungsi membanggakan, dan (6) fungsi melaporkan.
The use of L1 in L2 Learning in the Indonesian EFL context Abdul Muqit; Sahiruddin Sahiruddin; Aly mron; Nurhayati Nurhayati; Intama Jemy Polii
JEES (Journal of English Educators Society) Vol 8 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/jees.v8i1.1741

Abstract

The issue of L1 usage in the L2 classroom is still open. Historically, using the target language was the most effective method for learning L2. However, some research indicates that incorporating L1 into L2 sessions can also help to improve second language learning. The notion of L1 use is in the L2 classroom has also been associated with the notion of translanguaging in the bilingual or multilingual education. The goal of this study is to ascertain the attitudes and beliefs of teachers and students towards the use of first language in the second language classroom and to determine the extent to which such beliefs regarding the use of first language in the L2 classroom is related to one another to facilitate L2 learning. Participants in this study were 115 students (n=115) and 30 university English teachers (n = 30). A questionnaire was used to obtain the data, and descriptive statistics was employed. The study revealed that teachers and students are generally in favor of using L1 in L2 classrooms (bilingual instruction), depending on the context or goals. The L1 is used primarily to enhance L2 proficiency so that as the L2 proficiency progresses, monolingual approach can be implemented. This study partially supports the viability of a bilingual or co-taught method in the L2 classroom. HIGHLIGHTS: Teachers and students favor using a second language (bilingual approach) to facilitate learning inthe second classroom. For L2 learners to build their L2 skills, they need to be exposed to as much L2 input as possible.L2 learning and development heavily rely on the use of L1 to connect L1 and L2 information. Indonesian EFL classes can adopt the bilingual to monolingual EMI transition paradigm asreferring to students’ proficiency levels.