Sahala Hutabarat
Deparment Of Fisheries, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Diponegoro University, Semarang

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER) DALAM PENGELOLAAN ECENG GONDOK PADA PERAIRAN RAWAPENING DI DESA ASINAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Herdijaya, Gawang Pandu; Hutabarat, Sahala; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.384 KB)

Abstract

Keberadaan eceng gondok bukan merupakan hal baru lagi di perairan Rawapening. Berdasarkan keberadaanya, dapat dibagi dua kelompok masyarakat yang pro dan kontra terhadap populasi eceng gondok. Dari kedua kelompok di atas, apabila tidak ditemukan solusi pengelolaan yang baik dapat menimbulkan konflik antar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pemangku kepentingan dalam pengelolaan eceng gondok pada perairan Rawapening  dan menganalisis Key Persons dalam pengelolaan eceng gondok di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Metode sampling  yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball sampling. Sedangkan untuk analisa data menggunakan pendekatan manajemen stakeholder (pemangku kepentingan). Langkah-langkah dalam manajemen stakeholder menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode manajemen stakeholder diketahui bahwa perangkat desa dan pengurus kelompok nelayan dan pembudidaya memiliki nilai tertinggi berdasarkan kriteria ukuran kuantitatif. Kedua pihak ini  yang lebih diutamakan dalam penyusunan rencana pengelolaan eceng gondok di perairan Rawapening. Berdasarkan hasil yang didapat, masyarakat Desa Asinan menginginkan diikutsertakan dalam pengelolaan dan pengawasan eceng gondok di Rawapening. Pemerintah dapat memberikan bantuan berupa dana dan peralatan untuk memudahkan pelaksanaan. Sedangkan masyarakat merupakan pelaksana kegiatan pengelolaan dan berperan sebagai pengawas harian guna menjaga kelestarian dan keindahan Rawapening.
ANALISIS KESESUAIAN KEGIATAN WISATA DI KAWASAN PANTAI TANJUNG LESUNG, KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN Rachmanita, Tasya; Hutabarat, Sahala; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 1 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.439 KB)

Abstract

ABSTRAK Pantai Tanjung Lesung merupakan kawasan wisata pantai yang terletak di desa Tanjung Jaya, Pandeglang. Pantai ini merupakan kawasan dalam proses pengembangan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi potensi wisata, menganalisa karakteristik dari kegiatan wisata, menganalisa daya dukung kawasan (DDK) dan mengidentifikasi Indeks Keseuaian Wisata (IKW). Penelitian dilakukan pada bulan Juli – September 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk menghitung IKW dan DDK dan metode deskriptif dengan menyebar kuisioner kepada 30 responden masyarakat dan pengunjung menggunakan teknik sampling purposive sampling untuk mengetahui potensi, persepsi dan daya tarik.  Potensi Pantai Tanjung Lesung yaitu memiliki keadaan pasir putih dengan panjang pantai 50 meter. Daya tarik yang diberikan kawasan pantai adalah keindahan pemandangan pantai yang bersih dan masih alami. Vegetasi tumbuhan yang berada di kawasan pantai adalah pohon Kelapa, Gebang dan Trembesi yang digunakan untuk penghijauan lahan dan pelindung dari angin pantai. Indeks Kesesuaian Wisata  Pantai Tanjung Lesung dengan di ketiga stasiun termasuk dalam kategori S1 atau sangat sesuai dengan nilai IKW 96%. Daya Dukung Kawasan pantai Tanjung Lesung untuk kegiatan berenang memiliki daya tampung sebanyak 199 orang, kegiatan snorkeling 90 orang, dan  bananaboat 75 orang. Kegiatan wisata pantai tidak melebihi kapasitas DDK. Kesesuaian kegiatan di pantai Tanjung Lesung untuk kegiatan wisata berenang tergolong sangat sesuai dengan nilai IKW 96% untuk kegiatan snorkeling 70% dan bananaboat 72% tergolong sesuai bersyarat karena  memiliki kedalaman dan kecerahan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Kata Kunci: Potensi Wisata, Indeks Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan, Pantai Tanjung Lesung ABSTRACT                Tanjung Lesung beach is a coastal tourist area located in the village of Tanjung Jaya, Pandeglang, that still in development process. The aims were to identify the tourism potentials, to analyse the characteristics of the tourism activities, to analyse carrying capacity (CC) of the area  and to identify the Tourism Suitability Index (TSI). The study was conducted from  July to September 2016. The research used quantitative method to count TSI and CC and descriptive method by spreading questionnaires to 30 respondents of community and visitors using purposive sampling technique to know the potential, perception and tourism attractiveness. The potency of Tanjung Lesung is full of white sand along of 50 meters. Vegetation in the area of the beach a coconut tree,  “Gebang” and “Trembesi” used for reforestation and protection of the wind beach. The attraction of beach area is its beautiful view with clean and unspoiled water. The TSI of Tanjung Lesung Beach in three stations are in S1 category or very suitable with value of 96%. The CC of Tanjung Lesung Beach for swimming is 199 person, snorkeling is 90 person, and bananaboat is 75 person. Suitability activities in Tanjung Lesung beach for swimming activities is classified as very suitable with TSI value of 96% for snorkeling activities 70% and bananaboat 72% are classified in conditional because of depth and brightness that do not comply with the standard Keywords: Tourism Potential, Tourism Suitability Index, Carrying Capacity, Tanjung Lesung Beach 
PENGARUH LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP KELIMPAHAN MAKROBENTHOS DI SUNGAI ELO MAGELANG Wulandari, Angela Herma Gita Retno; Hutabarat, Sahala; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.013 KB)

Abstract

Sungai Elo digunakan sebagai salah satu lokasi pembuangan limbah cair tahu, diduga telah mengalami penurunan kualitas perairan. Adanya masukan polutan seperti bahan organik dari limbah cair tahu yang berlebih akan menyebabkan pencemaran dan akan berdampak pada kehidupan makrobenthos. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh limbah cair tahu terhadap kelimpahan makrobenthos, mengetahui kondisi perairan yang ditimbulkan oleh buangan limbah cair tahu berdasarkan bio-indikator makrobenthos, dan mengetahui korelasi antara kelimpahan makrobenthos dengan bahan organik di Sungai Elo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 – Januari 2014 di Sungai Elo Magelang. Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun. Materi penelitian adalah makrobenthos dan bahan organik yang terdapat di Sungai Elo. Metode yang digunakan adalah metode survei dan metode deskriptif. Makrobenthos yang diperoleh selama penelitian di Sungai Elo terdiri dari 6 kelas yaitu Oligochaeta 2 genus, Polychaeta 1 genus, Clitellata 1 genus, Hexapoda 1 genus, Gastropoda 3 genus, dan Bivalvia 1 genus. Genus yang paling banyak ditemukan Melanoides sp. (144,38%), Tubifex sp. (53,30%), dan Elimia sp. (49,21%). Kelimpahan makrobenthos terbesar terdapat pada stasiun II sebesar 1284 ind/m3 dan terendah terdapat pada stasiun I sebesar 327 ind/m3. Kandungan bahan organik berkisar antara 5,63 – 17,67 mg/l termasuk dalam kategori sedang-tinggi. Nilai Saprobik Indeks (SI) dalam analisa Saprobitas adalah -3 yang berarti perairan tercemar berat. Hasil uji korelasi regresi antara kelimpahan makrobenthos dengan kandungan bahan organik diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,678. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,823 dengan nilai koefisien 0,7 < r ≤ 0,9 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut cukup kuat. Elo River was used as a location dismissal of Soybean Liquid Waste, has assumed been degradation of water quality. The existence of polutan like organic materials from soybean liquid waste will be contain and be affect to longlife of macrobenthos. The aim was to identify structure of macrobenthos community, the impact of soybean liquid waste based on macrobenthos bio-indicator, and corelation between macrobenthos abundance and organic materials in Elo River. The research was implemented on December 2013 - Januari 2014 in 3 location stations. The materials were organic materials and macrobenthos. The Method were Survey and Descriptive Method. The result was macrobenthos have been obtained consist of 6 classes, these were Oligochaeta (2 genus), Polychaeta (1 genus), Clitellata (1 genus), Hexapoda (1 genus), Gastropoda (3 genus), and Bivalve (1 genus). The most species founded was Melanoides sp. (144,38%), Tubifex sp. (53,30%), and Elimia sp. (49,21%). The biggest of macrobenthos abundance in station II, meanwhile the lowest of macrobenthos abundance in station I. Diversity index value all of stations ranging from 0,5 – 1,5. Content of organic material ranging from 5,63 – 17,67 mg/l include in moderate category. The value of saprobic index was -3, mean Elo River`s water wich high polutan. Result of regression test among macrobenthos abundance with content of organic material in Elo River obtained determination coefficient value (R2) was 0,678. Coefficient Corellation (r) was 0,823 with value of coefficient 0,7 < r ≤ 0,9 that sound was relationship among two variable strength enough.
PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN WISATA DI MAROON MANGROVE EDU PARK SEMARANG Sipayung, Louis Allen; Purwanti, Frida; Hutabarat, Sahala
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 3 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.094 KB)

Abstract

ABSTRAK Interpertasi lingkungan dapat berperan penting dalam ekowisata dengan memberikan edukasi kepada pengunjung tentang potensi kawasan, informasi tentang konsekuensi pada setiap tindakan dan mengubah perilaku pengunjung untuk melestarikan lingkungan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2017, dengan tujuan mengkaji profil dan persepsi pengunjung, mengidentifikasi ketersedian media informasi dan menyusun program interpretasi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner terhadap 50 pengunjung serta Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder MMEP Semarang. Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi ketersediaan media informasi yang ada di MMEP Semarang. Profil pengunjung yang datang ke MMEP Semarang paling banyak dari kelompok anak muda yang berusia antara 15-24 tahun dan  berasal dari wilayah Semarang sekitarnya (Kedungsepur). Persepsi pengunjung tentang informasi potensi wisata MMEP Semarang melalui program interpretasi yang ada, menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung (70%) masih kurang mendapatkan edukasi mengenai potensi wisata. Ketersediaan media informasi yang ada di MMEP Semarang terdiri dari papan informasi potensi alam, papan petunjuk arah, papan sejarah penanaman mangrove, papan informasi karcis, papan sejarah awal lokasi wisata dan papan larangan wilayah Lanumad. Program interpretasi lingkungan sesuai road map pengembangan wisata tahun 2015-2020 meliputi peyediaaan jasa pemandu wisata yang kompeten dan perbaikan fasilitas interpretasi yang sudah ada.   Kata Kunci: Interpretasi Lingkungan; Wisata; Media Informasi; Maroon Mangrove Edu Park  ABSTRACT Environmental interpretation play an important role in ecotourism by educating visitors about the potency areas, providing information on the consequences of each action and stimulating visitor behavior to preserve the environment. The study was conducted in February 2017, with the aims to assess visitor profiles and perceptions, to identify the availability of information media and to develop environmental interpretation programs. The method used in this research is descriptive method. The data were collected by interviewing to 50 visitors using  questionnaires and Focus Gorup Discussion (FGD) with stakeholders at MMEP Semarang. Observations were conducted to identify the availability of information media in MMEP Semarang. Profile of visitors who come to MMEP Semarang are mostly a group of young people with aged between 15-24 years and came from Semarang. The visitor perception about information of tourism potential at MMEP Semarang from the existing interpretation program, has shown that most of the visitors (70%) get less education about tourism potential. Availability of information media available in MMEP Semarang consists of natural potential information board, direction board, mangrove planting history board, ticket board information, early history board of tourist sites and ban board of Lanumad area. The environmental interpretation program would be develop according to the road map of tourism development 2015-2020 are providing competent tour guides and upgrading the existing interpretation facilities.  Keywords: Enviromental Interpretation, Tourism, Information Media Maroon Mangrove Edupark 
ANALISA SEBARAN SPASIAL IKAN CUCUT (Ordo Rajiformes) BERDASARKAN VARIASI KEDALAMAN DI PERAIRAN LAUT JAWA Fakhrurrizal, Richan; Hutabarat, Sahala; Hartoko, Agus
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.537 KB)

Abstract

Ikan cucut atau hiu termasuk dalam kategori ikan-ikan bertulang rawan (elasmobranchii). Cucut merupakan ikan demersal sehingga perlu diketahui kedalaman suatu perairan untuk mengetahui habitatnya. Kedalaman tersebut dapat diketahui dengan menggunakan penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan suatu cara pengamatan objek tanpa menyentuh objek secara langsung. Tujuan penelitian adalah mengetahui perkembangan hasil tangkapan cucut, sebaran kedalaman di laut Jawa, dan hubungan antara sebaran kedalaman dengan hasil tangkapan cucut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling. Pertimbangan pengambilan data didasarkan pada hasil wawancara dengan nelayan setempat dan ketersediaan data produksi hasil tangkapan cucut yang dilengkapi titik koordinat lokasi penangkapan dari PPN Kejawanan pada tahun 2011 – 2012 adalah yang paling memadai, serta dilakukan pula analisa kedalaman yang berasal dari data batimetri laut Jawa. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi antara kedalaman dengan hasil tangkapan cucut untuk mengetahui hubungan sebaran spasial ikan cucut dengan variasi kedalaman, didukung dengan studi pustaka tentang habitat ikan cucut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan Cucut Junjunan (Rhynchobatus djiddensis) tertinggi didapatkan pada musim barat tahun 2011 dengan total hasil tangkapan 7440 kg, sedangkan tangkapan Cucut Depo (Rhinobatos schegelii) tertinggi didapatkan pada musim timur tahun 2011 dengan total hasil tangkapan 7383 kg. Variasi kedalaman di laut Jawa yang menunjukkan daerah penangkapan cucut pada musim timur berkisar antara 11 – 167 m, dengan kedalaman rata-rata 80 m pada daerah penangkapan cucut Depo. Kedalaman pada musim barat berkisar antara 14 – 134 m, dengan kedalaman rata-rata 50 m pada daerah penangkapan cucut Junjunan. Secara umum nilai koefisien korelasi (r) setiap jenis cucut yang didapat pada musim timur maupun musim barat adalah ≤ 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa hubungannya rendah (tidak erat) yang berarti terdapat sedikit pengaruh kedalaman terhadap hasil tangkapan cucut di laut Jawa.
PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN Spirulina platensis PADA TEMPERATUR YANG BERBEDA DALAM SKALA LABORATORIUM Bangun, Harina Hutami; Hutabarat, Sahala; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.492 KB)

Abstract

Spirulina platensis merupakan jenis alga hijau biru yang sering dijumpai sebagai pakan alami untuk usaha pembenihan. S. platensis memiliki dinding sel yang tipis serta inti tidak berselaput, membuat benih ikan mampu mencerna S. platensis dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju pertumbuhan S. platensis dan menentukan temperatur terbaik yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan Bulan Juni 2014 di BBPBAP Jepara, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metodologi eksperimental dan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Kultur S. platensis di laboratorium meliputi sterilisasi alat dan bahan, persiapan air media dan menghitung jumlah awal bibit. Perlakuan pada media uji dengan membedakan temperatur air media yaitu 25°C, 30°C dan 35°C dan masing-masing dilakukan tiga kali pengulangan. Kultur dilakukan menggunakan stoples kaca volume 3000 ml dengan kepadatan awal 10.000 unit/ml. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan S. platensis pada temperatur 30°C dan temperatur 35°C memiliki pola yang hampir sama. Temperatur 25°C laju pertumbuhan S. platensis menunjukkan peningkatan dari awal kultur hingga hari keenam. Temperatur 25°C merupakan temperatur terbaik untuk pertumbuhan S. platensis yang ditunjukkan pada hasil uji Post Hoc Duncan. Hasil uji ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 (Sig. < 0,05) yang berarti temperatur berpengaruh terhadap kepadatan S. platensis. Spirulina platensis is a type of blue-green algae are often found as a natural feed for hatchery operations. S. platensis has a thin cell walls and the core is not webbed, making fish seed is able to digest S. platensis properly. The purpose of this study was to determine the effect of temperature on the rate of growth of S. platensis and determine the best temperature which can increase the growth rate.This study used an experimental methodology and experimental design with a completely randomized design. S. platensis culture in the laboratory include the sterilization of equipment and materials, preparation of media water and count the number of initial inoculant. Treatment in the test medium with media differentiate water temperature 25° C, 30° C and 35° C, and each performed with three replications. The culture was done by using a glass jar volume of 3000 ml and the initial density of each sample was 10,000 units / ml. The results showed a similar pattern of growth of S. platensis at 30 ° C and a temperature of 35 ° C. Temperature of 25 ° C of S. platensis showed an increase from the beginning until the sixth day of culture. Temperature of 25 ° C is the best temperature for growth of S. Platensis that shown in the results of Duncan's Post Hoc test. The results of ANOVA test known that the significant value of 0.000 (Sig. <0.05) which means that the temperature has effect to the density of S. Platensis.
STATUS TROFIK PERAIRAN BERDASARKAN NITRAT, FOSFAT, DAN KLOROFIL-a DI WADUK JATIBARANG, KOTA SEMARANG Indriani, Wening; Hutabarat, Sahala; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.063 KB)

Abstract

ABSTRAKWaduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang berada di Semarang yang berfungsi sebagai wisata, sumber air bersih dan untuk mencegah banjir dengan  menampung air dari sungai Kaligarang dan sungai Kreo. Informasi tentang status trofik waduk ini sangat dibutuhkan untuk pengelolaan waduk Jatibarang di masa mendatang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status trofik perairanberdasarkan kandungan nitrat (NO3), fosfat (PO4), dan klorofil-a di waduk Jatibarang. Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai acuan pengelolaan waduk Jatibarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 - 29 Maret 2016 dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan rentan waktu satu minggu. Penentuan lokasi sampling pada penelitian ini mengacu pada perbedaan area waduk Jatibarang yang selanjutnya dibagi menjadi tiga stasiun pengamatan. Stasiun I sebagai area masukan (inlet), stasiun II di perairan tengah waduk dan stasiun III di area keluaran (Outlet). Setiap stasiun dilakukan pengambilan dua titik sampel berdasarkan kedalaman yaitu permukaan dan 10 meter. Hasil penelitian menunjukan bahwa status trofik waduk Jatibarang berdasarkan kandungan nitrat dan phospat eutrofik dan hipertrofik, sedangkan dilihat dari kandungan klorofil-a termasuk oligotrofik. Kata kunci : Status Trofik; Nitrat; Fosfat, Klorofil-a ; Waduk Jatibarang ABSTRACT Jatibarang reservoir is one of the reservoir located in Semarang which has a function as a Tourism, a source of clean water and to prevent flooding control to collect water from Kaligarang and Kreo river.. Information on the trophic status of the reservoir is very necessary for the future Management of Jatibarang reservoir. The purpose of this study was to determine the trophic status of waters by nitrate (NO3), phosphate (PO4) , and chlorophyll -a in the Jatibarang reservoir . The results of this study will be expected as a reference management of Jatibarang reservoir.The research was carried out on 15 to 29 March 2016, with the replication of three times with span period of one week.Determining the location of sampling in this study refers to the difference in the activity of Jatibarang reservoir area is further divided into three observation stations . Station I input area (inlet) , the second station in the middle of the reservoir waters and III stations in the output area (Outlet). Each station is done taking two sample points based on the depth of that surface and a depth of 10 meters. The results showed that the trophic status of the reservoir Jatibarang based content from nitrate and phosphate eutrophic and hypertrophic, while the views of chlorophyll-a, including oligotrophic. Keywords : Trophic Status;  Nitrate; Phosphate;  Chlorophyll – a;  Jatibarang Reservoir
PENGARUH KANDUNGAN NUTRIEN TERHADAP KESUBURAN DI KOLAM BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI BALAI BENIH IKAN MIJEN, SEMARANG Rusyadi, Imron; Hutabarat, Sahala; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 1 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ikan Nila (Oreochromis sp) merupakan jenis ikan yang memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan perairan, namun kualitas air dalam wadah budidaya harus tetap dikelola dengan baik agar pertumbuhannya optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai nutrien yang dilihat dari kadar nitrat dan fosfat serta nilai kesuburan perairan yang dilihat dari klorofil-a dan fitoplankton, mengetahui kondisi perairan di kolam budidaya ikan Nila yang ditinjau dari kadar nutrien dan tingkat kesuburannya, serta mengetahui keterkaitan antara kandungan klorofil-a dengan nutrien dan juga fitoplankton dengan nutrien di perairan kolam budidaya ikan Nila (Oreochromis sp) BBI Mijen Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang dan di Laboratorium Balai Lingkungan Hidup, serta Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan FPIK Undip, Tembalang, Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian yang diperoleh nilai nutrien yang didapatkan yaitu nitrat sebesar 0,900-1,463 mg/l dan fosfat sebesar 0,092-0,100 mg/l. Nilai kesuburan perairan yang dilihat dari klorofil-a yaitu 2,44-3,41 mg/m3 dan kelimpahan fitoplankton sebesar 480-800 ind/l. Keterkaitan antara kandungan klorofil-a dengan nutrien, serta fitoplankton dengan nutrien secara keseluruhan menunjukkan bahwa kesuburan perairan lebih banyak dipengaruhi oleh nitrat daripada fosfat dan kondisi kesuburan di kolam budidaya ikan Nila (Oreochromis sp) BBI Mijen ditinjau dari kadar nutrien dan tingkat kesuburannya secara keseluruhan menunjukkan bahwa perairan pada kondisi tingkat kesuburan yang sedang. Kata kunci: kesuburan perairan; nutrien; fitoplankton; ikan Nila ABSTRACT Nila fish(Oreochromis sp)  is a species of fish that have a high tolerance to changes in the aquatic environment, so it can save amount of feeds that used. however the quality of the water in the cultivation container  should be well managed in order to gain optimal growth. The purpose of this study was to determine the nutrient value as seen from nitrate and phosphate as well as the value of the fertility waters seen from chlorophyll-a and phytoplankton, determine the condition water in terms of levels nutrients and fertility in the pond farm of parrot fish, and to know the relationship between chlorophyll-a with nutrients and also phytoplankton with nutrients in the waters of aquaculture ponds Nila fish (Oreochromis sp) at BBI Mijen Semarang. This research was conducted in June 2016 at Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang and Central Laboratory of Environment, as well as the Laboratory of Fish Resources Management and Environment FPIK Undip, Tembalang, Semarang. The method used in this research is descriptive analysis , methods of sampling using purposive sampling. The results of research, obtained amount nutrient value of nitrate about 0.900 to 1.463 mg / l and phosphate around 0.092 to 0.100 mg / l. Value of fertility waters as seen from chlorophyll-a is 2.44 to 3.41 mg / m3 and abundance of phytoplankton value are 480-800 ind / l. The linkage between the content of chlorophyll-a with nutrients, and phytoplankton with nutrients as a whole show that the fertility waters more influenced by nitrates than phosphates and fertility conditions in aquaculture of Nila fish (Oreochromis sp) in terms level of nutrients and fertility rates show that the waters was on good fertility condition Keywords: fertility waters; nutrient; phytoplankto; Nila  fish 
DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN LARVA IKAN DI KAWASAN PERAIRAN PANTAI DUKUH BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK (Distribution and Abundance of Fish Larvae in Coastal Waters of Bedono Village, Sayung, Demak Regency) Erzad, Avisha Fauziah; Hutabarat, Sahala; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.089 KB)

Abstract

Larva ikan merupakan fase kehidupan awal dari pertumbuhan ikan dimana perkembangan organ tubuh belum terbentuk secara sempurna. Distribusi dan kelimpahan larva ikan sangat bergantung pada kondisi perairan di dalamnya. Kawasan perairan pantai merupakan perairan yang terhubung langsung ke laut dan masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan. Perairan pantai dukuh Bedono mengalami degradasi akibat berkurangnya tanaman mangrove dan terjadinya rob. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan larva ikan di kawasan perairan pantai dukuh Bedono. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penentuan titik sampling secara purposive. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah larva ikan yang tertangkap sebanyak 2.064 individu terdiri dari 10 famili yakni: Ambassidae (245 ind/100 m3), Mugilidae (507 ind/100 m3), Chanidae (378 ind/100 m3), Engraulidae (288 ind/100 m3), Lutjanidae (73 ind/100 m3), Nemipteridae (109 ind/100 m3), Carangidae (145 ind/100 m3), Gobiidae (160 ind/100 m3), Gerreidae (92 ind/100 m3), dan Oryziatidae (67 ind/100 m3). Larva ikan famili Mugilidae tertangkap paling banyak selama pelaksanaan penelitian. Berdasarkan analisis indeks morisita, pola sebaran larva ikan adalah acak. Kesimpulan yang dapat diperoleh ialah nilai kelimpahan larva ikan tertinggi terdapat pada titik IV sebesar 267 ind/100m3 dan terendah terdapat pada titik III sebesar 185 ind/100 m3. Pola persebaran larva ikan pada semua titik adalah acak dimana semua larva ikan dapat menyesuaikan dan bertahan hidup di mana saja pada suatu ekosistem. Fish larvae are the early life phase of the growth of fish where the development of organs has not been fully formed. The distribution and abundance of fish larvae depend on the condition of the waters in it. Coastal waters are waters that connect directly to the sea and are still influenced by land activities. The coastal waters of Bedono village have degradation due to the decreasing of mangrove plant and the increasing of seawater period. This study aims to determine the distribution and abundance of fish larvae in the coastal region of Bedono village. The research was conducted in March-April 2017. The research method used was a survey with purposive sampling point. The results showed that the number of captured fish larvae of 2,064 individuals consisted of 10 families: Ambassidae (245 ind/100 m3), Mugilidae (507 ind/100 m3), Chanidae (378 ind/100 m3), Engraulidae (288 ind/100 m3) , Lutjanidae (73 ind/100 m3), Nemipteridae (109 ind/100 m3), Carangidae (145 ind/100 m3), Gobiidae (160 ind/100 m3), Gerreidae (92 ind/100 m3), and Oryziatidae (67 ind/100 m3). Fish larvae of the Mugilidae family were caught at the most during the study. Based on the morisita index analysis, the pattern of fish larvae distribution is random. The conclusion that can be obtained is the highest value of fish larvae abundance found at point IV of 267 ind/100 m3 and the lowest is at point III of 185 ind/100 m3. The pattern of the distribution of fish larvae at all points is unevenly where all fish larvae can adapt and survive anywhere in an ecosystem.
DISTRIBUSI FITOPLANKTON BERDASARKAN WAKTU DAN KEDALAMAN YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KECIL KARIMUNJAWA Siregar, Legina Lourenta; Hutabarat, Sahala; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.151 KB)

Abstract

Fitoplankton merupakan organisme laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut yang memegang peranan penting sebagai produsen primer. Distribusi plankton di perairan bervariasi dipengaruhi kedalaman, hal ini dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang diterima fitoplankton untuk kegiatan fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton berdasarkan waktu dan kedalaman yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil menunjukkan bahwa ada 20 genera fitoplanktondan ditemukan Nitzschia sp. pada setiap pengambilan sampel. Kelimpahan fitoplankton berdasarkan waktu diperoleh korelasi 0,715 bersifat positif dan 0,470 bersifat negatif, sedangkan kelimpahan fitoplankton berdasarkan kedalaman diperoleh korelasi sebesar 0,928 bersifat negatif dan 0,898 bersifat negatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perairan pulau Menjangan Kecil memiliki komunitas sedang dan tidak ada spesies yang mendominasi. Kelimpahan fitoplankton akan mengalami peningkatan pada saat siang hari dan menurun pada waktu sore hari, sedangkan kelimpahan fitoplankton akan mengalami penurunan pada setiap kedalaman. Phytoplankton is marine organism that drifts and floats freely in the sea having an important role as primary producers. Distributions of plankton in the water vary influenced by the depth; it is influenced by the amount of light received by Phytoplankton for photosynthesis. This study aimed to determine the composition and the abundance of phytoplankton based on different time and depths. Descriptive method was used by doing a case study approach in this study. The results consist of 20 genera of phytoplankton and Nitzschia sp. was found in each sampling. Phytoplankton abundances based on time obtained positive correlation of 0.715 and 0.470 were negative, while the abundance of phytoplankton based on the depth obtained negative correlation of 0.928 and 0.898 were negative. Based on the results of this study, it is concluded that The Menjangan Kecil Island waters has moderate communities and no species dominated. Phytoplankton abundance increased during the day and decreases in the afternoon, while the abundance of phytoplankton decrease at each depth.Â