Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS PROSES TERJADINYA PENALARAN REVERSIBEL UNTUK MASALAH INVERS Muhammad Muzaini; Muhammad Ikram; Sirajuddin Sirajuddin
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2930.635 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i2.3450

Abstract

ujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk menyelidiki proses terjadinya penalaran reversibel mahasiswa untuk masalah invers. Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan penalaran reversibel menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling di mana sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria penalaran reversibel. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan hasil karya matematika mahasiswa, berpikir keras, wawancara, dan komponen yang menyebabkan penalaran reversibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses terjadinya penalaran riversibel diawali dengan adanya hambatan yang menyebabkan partisipan tidak mampu melanjutkan proses penyelesaian, sehingga terjadi proses metakognisi dengan menganalisa kembali masalah secara analitik dan mengembangkan strategi heuristik lainnya. Partisipan menunjukkan perubahan sudut pandang di mana ia awalnya memaknai invers sebagai tindakan menukar variabel independen dan dependen, dan beralih dengan memaknai invers sebagai kebalikan dari proses fungsi yang melibatkan analogi dan representasi gambar. Kontribusi penelitian ini yaitu memberikan pengetahuan bahwa penalaran reversibel dapat terjadi dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika pada materi invers.
an Implementation of Ethno-STEM to Enhance Conceptual Understanding Marufi Marufi; Muhammad Ilyas; Winahyu Winahyu; Muhammad ikram
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2021): Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Islam Raden Intan Lampung, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2588.729 KB) | DOI: 10.24042/ajpm.v12i1.7834

Abstract

The Ethnomathematics-based STEM (Ethno-STEM) approach is currently one of the topics that receive attention to improve students' conceptual understanding. This study aimed to investigate the effect of the Ethno-STEM approach on students’ conceptual understanding. This study utilized quantitative data with a quasi-experiment. One class was chosen through a simple random sampling technique. The instruments used were conceptual understanding tests and an observation sheet of learning implementation. The data analysis techniques used were descriptive and inferential analysis, as well as the criteria of effect in instruction. Key findings point towards the importance of building an Ethno-STEAM approach that supports the conceptual understandings. Identification of critical elements of the teachers’ supports led to recommendations for teacher preparation for mathematical learning. We see the study as having value for research and practice by raising a new approach related to Ethno-STEAM and demonstrating the need for the development of theory to explain the relationships identified by this study. Key Words: 
Analysis of the meaning of continuity and differentiation: A study on graph problems Muhammad Ikram; Muhammad Muzaini
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol 9, No 1: May 2022
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jrpm.v9i1.48609

Abstract

Continuity and differentiability are concepts that students must master to effectively learn and solve problems in a variety of contexts. Thus, this study sought to elicit students' interpretations of the relationship between continuity and differentiability, particularly in graphic problems. Through a qualitative approach, this study involved 195 third-year undergraduate students from various Indonesian universities. Ten of them agreed to an in-depth interview for exploration and clarification. Thematic analysis was conducted to deduce patterns from the responses of participants based on the findings. This study discovered three types of meanings that students construct when they solve problems: 1) physical meaning; 2) analytical meaning, and 3) covariational meaning. The three findings could serve as a conceptual framework for future learning processes that emphasize continuity and differentiability. Additionally, our research revealed that Indonesian undergraduate students are unfamiliar with the graphical problems associated with the two concepts. Thus, future research will focus on developing learning strategies that incorporate a variety of representations to improve students' conceptual understanding of calculus concepts.
ANALISIS KESALAHAN KONSTRUKSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI INVERS Sulfriani Sulfriani; Muhammad Ikram; Jumarniati Jumarniati
Pedagogy: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6 No. 2 (2021): Pedagogy: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.062 KB) | DOI: 10.30605/pedagogy.v6i2.1619

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegagalan konstruksi siswa dalam menyelesaikan masalah fungsi invers. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Luwu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pemilihan subjek dilakukan dengan memberikan lembar tugas kepada siswa kelas XI yang bersedia untuk menjawab tugas yang diberikan kemudian dari hasil tersebut dipilih 2 subjek berdasarkan indikator kesalahan konstruksi konsep matematika. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan instrumen pendukung, yakni lembar tugas yang terdiri dari 1 butir soal dan pedoman wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif menurut Creswell (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesalahan konstruksi konsep yang dilakukan siswa, sehingga menyebabkan kegagalan konstruksi dalam menyelesaikan masalah fungsi invers, yaitu: (1) Lubang konstruksi, subjek mengalami lubang konstruksi dikarenakan proses berpikir subjek dalam mengonstruksi suatu konsep tidak sesuai dengan aturan yang ada. (2) Mis-analogical construction, subjek mengalami Mis-analogical construction dikarenakan subjek salah menganalogikan suatu bentuk konsep dengan bentuk konsep yang lain. (3) mis-logical construction, subjek mengalami mis-logical construction dikarenakan subjek kurang paham dengan konsep yang digunakan.
KEGAGALAN DAN KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN TRANSLASI ANTAR REPRESENTASI UNTUK MASALAH LAJU PERUBAHAN Surya Surya; Muhammad Ikram; Jumarniati Jumarniati
LINEAR: Journal of Mathematics Education Volume 2 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguran IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.841 KB) | DOI: 10.32332/linear.v2i2.3737

Abstract

Masalah translasi saat ini merupakan salah satu penelitian yang penting dalam matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegagalan dan kesalahan siswa dalam melakukan translasi antar representasi untuk masalah laju perubahan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Luwu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII. Penentuan subjek dalam penelitian ini berdasarkan pemberian lembar tugas disertai think aloud dan wawancara. Hasil data tersebut kemudian dipilih 4 orang subjek. Subjek yang terpilih terindikasi mengalami kegagalan dan kesalahan translasi antar representasi pada masalah laju perubahan. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini. Instrumen pendukungnya yaitu lembar tugas dengan 1 butir soal dan pedoman wawancara. Tahap analisis data meliputi : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kegagalan dan kesalahan dalam melakukan translasi antar representasi dikarenakan : (1) Siswa tidak memahami inti permasalahan yang diberikan. (2) Kurangnya pemahaman siswa terkait materi laju perubahan. Adapun kegagalan dan kesalahan siswa dalam melakukan translasi antar representasi yaitu : (1) Subjek gagal dalam tahap unpacking the source, dikarenakan subjek tidak memahami inti permasalahan yang diberikan. (2) Subjek melakukan kesalahan translasi antar representasi pada tahap unpacking the source, dikarenakan subjek salah dalam mengidentifikasi informasi pada soal. (3) Subjek melakukan kesalahan translasi antar representasi pada tahap preliminary coordination, dikarenakan subjek salah dalam menggunakan rumus.
ANALISIS PELEVELAN PENALARAN REVERSIBEL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PECAHAN Asvianto Tangke Manimpa; Muhammad ikram; Jumarniati Jumarniati
LINEAR: Journal of Mathematics Education Vol 3 No 1 (2022): Volume 3 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguran IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.61 KB) | DOI: 10.32332/linear.v3i1.3773

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan level penalaran reversibel siswa dalam menyelesaikan masalah pecahan di SMP Negeri 1 Palopo. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pemberian tugas reversibel pada pecahan yang disertai think-aloud dan pedoman wawancara. Tugas Reversibel pada pecahan terdiri dari 7 Level, dimana Level 1 (a dan b adalah bilangan bulat), Level 2 ( adalah pecahan satuan dan adalah bilangan bulat), Level 3 ( adalah pecahan bukan satuan, adalah bilangan bulat), Level 4 (Hubungan pembagi dan pembilang / dan adalah pecahan satuan, Level 5 ( disajikan sebagai bilangan campuran), Level 6 (Pembilang dari dan relatif prima, b adalah bilangan bulat), dan Level 7 (Pembilang dari dan relatif prima, b adalah besaran pecahan) dari model aljabar . Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian menujukkan bahwa ditemukan 3 subjek yang dipilih berdasarkan kelengkapan data hasil think-aloud, wawancara, dan hasil kerja sehingga ditetapkan S1 sebagai subjek kategori Level 1, S2 sebagai subjek kategori Level 6, dan S3 sebagai subjek kategori Level 7. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, subjek Level 1 menyelesaikan masalah hanya sampai pada Level 1 dimana dan adalah bilangan bulat dari model aljabar , subjek level 6 menyelesaikan masalah hanya sampai pada Level 1 dimana pembilang dari dan relatif prima, b adalah bilangan bulat dan adalah bilangan bulat dari model aljabar , dan subjek Level 7 menyelesaikan semua masalah dari Level 1 sampai dengan level 7.
The Analysis of Students’ Critical Thinking Skills in Determining Plane Figure Properties Nur Wahidin Ashari; Muhammad Ikram; I Luh Sumber Dani
Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. 5 No. 1 (2022): May 2022, Edumatika : Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ejrpm.v5i1.1336

Abstract

The plane figure is compulsory mathematics material at all levels of education, including junior high school. However, students still make frequent mistakes in understanding the plane figures' properties. In understanding this topic, students must have the skill to think critically. Critical thinking is a process of rational thinking before deciding or taking action in a more specific direction. Therefore, this study aims to determine students' skills in defining the plane figure's properties. The method used in this research is a qualitative research method. Tests and interviews were used to determine the students' skills in determining the properties of the plane figure. Researchers determined five indicators used to determine students' skills in determining the nature of the plane figure: focusing and formulating, observing and assessing observation results, making and assessing inductions, defining and assessing definitions, and integrating decisions. Three junior high school students were selected as research subjects with high, medium, and low skill levels, respectively. The data analysis used descriptive analysis using method triangulation and theory triangulation. The research results show two students' mathematical critical thinking patterns based on their skills. The subjects with high and medium skills can solve all problems with a small error rate and fulfill all predetermined critical thinking skills indicators. On the other hand, the subject with low skills has not been able to solve problems, so no critical thinking indicators are met. There is a misunderstanding on high and moderate skills subjects. Neither understand the meaning of opposite angles and parallel lines in specific plane figures. It can be a reference for teachers to improve students' understanding of mathematical concepts.
Pola Interaksi Siswa Dalam Belajar Matematika Berdasarkan Kemampuan Awal Melalui Pembelajaran Kooperatif Nini Kurniah; Fahrul Basir; Muhammad Ikram
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.053 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola interaksi siswa dalam belajar matematika berdasarkan kemampuan awal melalui pembelajaran kooperatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X1 SMA Negeri 1 Malili dengan jumlah siswa 31 orang. Data penelitian diperoleh dengan mengawali pemberian tes kemampuan awal untuk menentukan subjek penelitian. Kemudian membentuk kelompok dan mengamati jenis interaksi yang dilakukan subjek penelitian selama empat kali pertemuan, serta melakukan wawancara terhadap subjek penelitian. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa subjek kategori tinggi (ST) kurang aktif dalam pembelajaran dan memberikan kontribusi terhadap teman sekelompoknya. Hal ini dikarenakan subjek kategori tinggi tidak begitu setuju dengan pembelajaran kooperatif yang beranggapan bahwa teman sekelompoknya sulit diajak berinteraksi. Subjek kategori sedang (SS) cenderung seimbang antara bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan serta berdiskusi dalam berinteraksi. Sedangkan subjek kategori rendah (SR) lebih aktif dalam berinteraksi dan lebih banyak memberikan kontribusi terhadap teman sekelompoknya. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran kooperatif yang memberikan ruang bagi subjek kategori rendah untuk berkomunikasi atau berinteraksi terhadap teman kelompoknya.
Exploration of high school students' reasoning in solving trigonometric function problems Marufi Marufi; Muhammad Ilyas; Muhammad Ikram; Rosidah Rosidah; Phimlikid Kaewhanam
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 13, No 2 (2022): Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Islam Raden Intan Lampung, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajpm.v13i2.12972

Abstract

Reasoning has been extensively studied by many experts. However, Research on student reasoning in trigonometric problem solving, particularly those related to logical thinking skills is still sorely needed. This study aimed to explore students' reasoning in solving trigonometric function problems regarding logical thinking skills. The research was conducted using a qualitative approach. The research subjects involved high school students in Palopo, Indonesia. Based on the logical ability test results, three subjects were selected, namely students with high, medium, and low logical abilities. Research instruments in mathematical problem-solving tasks and interview guidelines are valid and reliable. Data collection was carried out through task-based interviews and think-aloud. The results of the study: (1) the reasoning subjects with high and moderate logical abilities in solving trigonometric function problems are the same in every type of question, always starting with inductive reasoning and then doing deductive reasoning (2) the reasoning of subjects with high and medium logical abilities is different in solving trigonometric function problems in the initial identification. Subjects with low logical ability showed no mental activity in solving trigonometric function problems. The research finding is that the subject has a high logical ability and is solving trigonometric function problems first by inductive reasoning and then deductive reasoning. In general, it is concluded that students with high and moderate logical abilities use inductive and deductive thinking patterns interchangeably in solving trigonometric function problems.
The Role of Student Team Heroic Leadership Strategy: Mathematical Communication of Middle-School Students Muhammad Muzaini; Sri Rahayuningsih; Sirajuddin Sirajuddin; Muhammad Ikram; Muhammad Hasby
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 6 No. 1 (2023): Volume 6 Nomor 1 tahun 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v6i1.2166

Abstract

The Role of Student Team Heroic Leadership Strategy: Mathematical Communication of Middle-School Students. Objectives: In this article, we focus on how to improve students’ mathematical communication in building effective group discussions using the student team's heroic leadership strategy. Methods: This type of research is Classroom Action Research, which was held in 2 cycles. The research subjects were 16 seventh-grade students (six boys and ten girls). Findings: The findings indicated that by implementing the Student Team Heroic Leadership learning strategy, students’ mathematical communication improved significantly. This finding is confirmed by the increase in the average score on students’ communication tests from 76% in cycle I to 96% in cycle II. The completeness criteria of the students’ mathematical communication exam results also progressed from the first to the second cycle. Other data indicate that students concealed information they did not comprehend during the learning process, making it harder for the teacher to assess their comprehension of the mathematical concepts provided. Conclusion: The study’s findings indicate that after using the Student Team Heroic Leadership learning strategy, students’ mathematics communication skills improved dramatically. As suggested, additional research should be able to examine ways to boost students’ self-confidence, particularly while displaying confusion when doing mathematical tasks provided by the teacher.