This Author published in this journals
All Journal Rekayasa Sipil
Siti Nurlina
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Variasi Jarak Sengkang Dan Rasio Tulangan Longitudinal Terhadap Mekanisme Dan Pola Retak Kolom Bertulangan Ringan Akibat Beban Siklik Ari Wibowo; Sugeng P. Budio; Siti Nurlina; Eva Arifi; Dufanti Ayu W
Rekayasa Sipil Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.172 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2016.010.02.01

Abstract

Kolom merupakan struktur batang tekan vertikal yang memiliki fungsi utama sebagai penyalur beban-beban bangunan dari atas hingga ke pondasi. Di Indonesia, masih sering dijumpai bangunan tua dan rumah tinggal yang memiliki rasio tulangan longitudinal kurang dari 1% atau biasa dikenal dengan kolom bertulangan ringan. Kolom bertulangan ringan dipercaya memiliki performa yang buruk dalam menahan gempa, padahal di beberapa kasus yang ditemui di banyak negara, kolom bertulangan ringan cukup mampu bertahan terhadap gempa. Di sisi lain jarak sengkang merupakan salah satu aspek konstruksi yang penting pada kolom. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang jarak sengakang dan rasio tulangan longitudinal. Penelitian ini membahas tentang pengaruh jarak sengkang dan rasio tulangan longitudinal terhadap kolom bertulangan ringan akibat beban siklik.Dalam penelitian ini kolom beton bertulang digunakan sebagai benda uji dengan banyak benda uji sebanyak 4 buah kolom dengan variasi rasio tulangan longitudinal (0,8% dan 1,1%) dan variasi jarak sengkang (15 cm dan 25 cm). Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan sebesar 0.1 Pu dan beban siklik hingga kolom melewati keruntuhan beban lateral dengan metode displacement control. Data berupa beban dan perpindahan setiap siklusnya dicatat untuk analisis mekanisme retak. Sedangkan gambar diambil sebagai acuan pola retak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mekanisme yang terjadi pada keempat spesimen kolom adalah sama, dimana terjadi retak lentur pada pembeban awal. Keruntuhan lateral terjadi pada drift yang hampir sama pada spesimen dengan rasio tulangan yang sama. Sehingga variasi jarak sengkang tidak begitu berpengaruh pada mekanisme retak kolom tersebut. Adapun besarnya beban saat retak untuk masing-masing spesimen L15C, L25C, M15C, dan M25C berurutan adalah sebesar 1127 kg, 1062 kg, 1008,5, dan 937 kg. Pola retak yang terjadi pada keempat spesimen adalah sama, yang diawali dengan retak lentur dan kemudian dilanjutkan dengan retak geser. Jarak sengkang yang lebih rapat (15 cm) akan menghasilkan jarak retak yang lebih rapat daripada sengkang dengan jarak yang lebih renggang (25 cm). 
Respon Portal 3D Dengan Variasi Konfigurasi Struktur Terhadap Beban Gempa Siti Nurlina; Desy Setyowulan; Devi Nuralinah; Ahmad Badiuzzamani
Rekayasa Sipil Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.064 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2016.010.02.07

Abstract

Penelitian tentang respon portal 3D dengan variasi konfigurasi struktur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi konfigurasi struktur portal 3D terhadap mode shape akibat beban gempa yang terjadi, mengetahui tipe kerusakan yang terjadi pada setiap bentuk konfigurasi dan mengetahui perbedaan antara analisis dan pembuatan modelisasi struktur bangunan di laboratorium. Pada penelitian ini digunakan analisis dinamis dengan menggunakan program SAP2000 serta dilakukan percobaan untuk tiga benda uji yang telah dipilih dari beberapa variasi yang telah dilakukan analisanya. Model struktur yang digunakan dalam proses analisis sebanyak 3 model, dengan variasi konfigurasi denah struktur berbentuk persegi, persegi panjang, dan segi delapan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat perbedaan bentuk mode shape dari setiap konfigurasi. Selain itu, kerusakan struktur secara umum terjadi pada kolom. 
Perbandingan Daktilitas Balok Beton Bertulang Dengan Menggunakan Perkuatan CFRP Dan GFRP Siti Nurlina; Hendro Suseno; M. Taufik Hidayat; I Made Yana Pratama
Rekayasa Sipil Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.702 KB)

Abstract

Selama ini dalam pembangunan sebuah struktur bangunan, hanya memperhatikan kekakuan dan kekuatan pada bangunan. Kekakuan diperlukan agar bangunan tidak bergoyang berlebihan, dan kekuatan agar bangunan tidak runtuh. Terdapat satu faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu daktilitas, karena bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar), apalagi pada perbaikan struktur bangunan yang usia bangunannya sudah tua atau penambahan struktur bangunan yang mengakibatkan bertambahnya beban yang ditahan memerlukan perkuatan yang sangat kuat dan daktilitasnya juga tinggi. Dalam makalah ini penulis melakukan pengujian tentang peningkatan daktilitas balok beton bertulang yang diperkuat dengan bahan perkuatan baru yaitu Carbon Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), dengan dimensi balok berulang 10 x 15 x 120 cm. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwa balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada CFRP dan balok tanpa perkuatan. Dimana GFRP memiliki daktilitas sebesar 2.707 sedangkan untuk balok tanpa perkuatan dan balok yang diperkuat dengan CFRP masing-masing yaitu 2.053 dan 2.333. Prosentase peningkatan daktilitas balok yang diperkuat dengan GFRP dari balok tanpa perkuatan yaitu sebesar 31.859% sedangkan balok yang diperkuat dengan CFRP yaitu sebesar 13.736% dari balok tanpa perkuatan. 
Uji Kuat Tekan Campuran Beton dengan Limbah Batuan Pabrik Pengrajin Batu Alam Junrejo, Kota Batu Siti Nurlina; Sri Murni Dewi; Arief Budi Setiawan
Rekayasa Sipil Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.429 KB)

Abstract

Semakin majunya perkembangan teknologi dalam era global dewasa ini menyebabkan semakin meningkatnya laju pembangunan fisik di indonesia, khususnya di bidang konstruksi. Seiring dengan pembangunan tersebut maka dibutuhkan pemenuhan bahan baku yang sesuai dengan yang diperlukan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, karena semakin menipisnya persediaan bahan baku yang ada sehingga sulit untuk memperolehnya maka berakibat mahalnya harga bahan baku tersebut. Penggunaan bahan baku dari limbah merupakan salah satu alternatif yang cukup potensial untuk diteliti. Jenis batu limbah yang dihasilkan pabrik pengrajin batu alam Junrejo bermacam-macam seperti marmer, andesit dan basalt. Dalam hal ini alternatif yang dicoba adalah menggunakan limbah batuan yang berjenis basalt sebagai pengganti butiran kasar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dilihat dari nilai kuat tekan campuran beton yang menggunakan limbah batuan pabrik pengrajin batu alam Junrejo, kota Batu sebagai pengganti agregat kasar. Limbah batuan yang digunakan pada campuran beton dalam penelitian ini adalah dengan mengkomposisikan pada variasi campuran agregat kasar dimulai dari penggunaan limbah dari 0 % sampai dengan 100 % agregat kasar limbah batuan tersebut dalam campuran beton.Setelah diketahui pengaruh dari penggunaan limbah batuan tersebut dalam campuran beton, maka diharapkan bisa dijadikan acuan dari hasil penelitian skripsi ini untuk menggunakan limbah batuan pabrik batu alam Junrejo, kota Batu. Tentunya sesuai dengan komposisi yang disarankan dalam penelitian ini. 
Pengaruh Penggunaan Pengekang (Bracing) pada Dinding Pasangan Batu Bata Terhadap Respon Gempa Lilya Susanti; Sri Murni Dewi; Siti Nurlina
Rekayasa Sipil Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.062 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan bracing terhadap ketahanan beban dandeformasi dinding, perbedaan waktu pemasangan bracing terhadap ketahanan respon gempa pada dinding danperbedaan bahan bracing terhadap ketahanan respon gempa pada dinding, yaitu bahan baja dan bracingbambu. Model yang digunakan berupa 24 dinding pasangan batu bata dimensi 1,2 m x 1 m dengan portalbalok dan kolom pada tepinya dengan dimensi 7 cm x 7 cm. Sebanyak 12 model dinding akan menggunakanbracing baja dan sisanya menggunakan bracing bambu. Dari 12 model dinding, 6 benda uji akan dipasangbracing pada fase pra retak dan sisanya pada fase paska retak. Kesemuanya akan diuji dengan bebanmonotonic dan cyclic yang diasumsikan sebagai beban gempa. Hasil pengujian menunjukkan bahwapenggunaan bracing dapat meningkatkan kekuatan dinding. Perbedaan waktu pemasangan bracingmemberikan perbedaan kekuatan pada dinding dimana bracing yang dipasang pada fase pra retakmemberikan kontribusi yang lebih baik daripada bracing yang dipasang pada fase paska retak. Bahan bambucukup efektif digunakan sebagai pengganti baja pada fase pra retak namun pada fase paska retak, bajamemberikan tahanan beban yang lebih baik. Selain itu, penggunaan bracing dapat meningkatkan daktilitasdindng. 
Pengaruh Variasi Penambahan Bottom Ash Dalam Pasta Semen Terhadap Waktu Pengikatan Awal Dan Akhir Retno Anggraini; Ristinah Syamsuddin; Siti Nurlina
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.763 KB)

Abstract

Bottom ash adalah limbah hasil pembakaran batu bara yang terkumpul di permukaan tanah. Jumlah bottom ash semakin meningkat seiring dengan terus berlanjutnya proses pembakaran batubara. Sampai saat ini cara yang digunakan dalam mengatasi limbah ini adalah dengan menimbunnya sehingga diperlukan areal yang luas untuk penimbunan bottom ash. Penimbunan bottom ash akan mengganggu lingkungan dan masyarakat sehingga perlu dilakukan pengkajian dalam hal pemanfaatan limbah bottom ash salah satunya adalah sebagai campuran dalam pembuatan pasta semen. Waktu ikat awal adalah waktu dari pencampuran semen dan air menjadi pasta. Standart waktu yang diperlukan untuk ikat awal adalah 1 – 2 jam. Waktu ikat akhir adalah waktu pasta semen menjadi beton dan siap menerima tekanan. Standart waktu yang diperlukan untuk ikat awal adalah 4 – 6 jam. Penambahan bottom ash pada pasta semen dapat mempengaruhi waktu ikat awal dan akhir. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji pengaruh bottom ash pada pasta semen terhadap waktu pengikatan awal dan akhir. Penelitian ini dilakukan dengan penambahan variasi prosentase bottom ash dalam pasta semen kemudian pengujian ikat awal dan ikat akhir dilakukan dengan alat vicat. Data hasil analisa waktu ikat menunjukkan bahwa penambahan bottom ash mempengaruhi waktu ikat awal dan akhir pasta semen. Diketahui bahwa prosentase bottom ash dari berat semen menghasilkan waktu ikat awal optimum pada kadar bottom ash sebesar 8.43 % dengan waktu ikat sebesar 63,867 menit sedangkan pada waktu ikat akhir tidak terdapat pengaruh karena setiap penambahan bottom ash waktu ikat, grafik menghasilkan kurva linear. 
Pengaruh Jarak Tulangan Bambu Pada Struktur Cangkang Beton Bambu Komposit Siti Nurlina; Hendro Suseno; Devi Nuralinah; Indradi Wijatmiko; Bhondana Bayu B.K
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.002 KB)

Abstract

Cangkang dalam pengunaannya pada teknologi struktur tingkat lanjut, umumnya menggunakan tulangan baja untuk perkuatan dan daktilitas. Tetapi pada masa sekarang, tulangan baja yang dijual di pasaran relatif mahal. Oleh karena itu, perlu adanya bahan pengganti tulangan baja yang lebih murah. Penggunaan komposit anyaman bambu dapat digunakan sebagai alternatif tulangan pada struktur cangkang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kapasitas beban dari cangkang yang berukuran (120 x 60) cm degan sudut lengkung 54 derajat dengan variasi jarak tulangan bambu yaitu 10cm, 8cm, dan 6cm. Masing-masing tiga benda uji, dan menggunakan model sruktur cangkang 1 arah. Pembebanan dengan menggunakan beban garis pada 3 lokasi. pada hasil eksperimen dan uji statistik pada data hasil pengujian cangkang tipis dengan menggunakan variasi jarak tulangan bambu, tak terlihat adanya pengaruh yang signifikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa cangkang bekerja sebagai struktur tekan penuh, sehingga tulangan hanya bekerja sebagai pengekang dan beton berkerja sepenuhnya.