Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERACTION BETWEEN RELIGIOUS PEOPLE POST SOCIAL CONFLICT IN ACEH SINGKIL DISTRICT Juhari Juhari; Zulfadli Zulfadli
Islam Futura Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Islam Futura
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jiif.v19i2.3683

Abstract

The case Singkil district in October 2015 in the form of inter-religious clashes that led to the burning of churches and loss of life is the fact that social interaction anatar religious adherents in the district of Gunung Meriah has not gone well. This study focused on the background of conflict, the interaction between religious communities after conflict and efforts to foster religious harmony after a conflict in Aceh Singkil. This study used a qualitative approach by using in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), and study the documentation as data collection techniques. The results showed that the social conflict between religious communities is part of the social dynamics that occur in the community that stretches the inter-religious relations, but on the other hand can strengthen internal solidarity respective faiths. Forms of social interaction leads to the associative process and found to be also the potential that may lead to forms of dissociative interaction. Other forms of social interaction among religions is mutual cooperation, kinship, mutual silaturrahmi and respect among religions. The search results show that during the Aceh Singkil district government has sought to provide guidance to inter-religious harmony though not maximized. This is evident from the Government's efforts impressed yet to find effective strategies for conflict resolution that is holistic, systemic and regenerative. Then it can be predicted that the events of religious conflicts are still likely to occur in the future, both in the district of Gunung Meriah and elsewhere, especially in the district of Aceh Singkil.
Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam di Indonesia Zulfadli Zulfadli
Serambi Tarbawi Vol 1, No 1 (2013): Serambi Tarbawi
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.982 KB) | DOI: 10.32672/tarbawi.v1i1.1204

Abstract

Usaha untuk mencari paradigma baru pendidikan Islam tidak akan pernah berhenti, sesuai dengan zaman yang terus berubah dan berkembang. Pendidikan Islam adalah sebuah sarana atau pun furshoh untuk menyiapkan masyarakat muslim yang benar-benar mengerti tentang Islam. Pendidikan Islam ke depan harus lebih memprioritaskan kepada ilmu terapan yang sifatnya aplikatif, bukan saja dalam ilmu-ilmu agama akan tetapi juga dalam bidang teknologi. Untuk merekonstruksi pendidikan Islam di era modern ini, persoalan pertama yang harus di tuntaskan adalah persoalan “dikotomi”. Artinya harus berusaha mengintegrasikan kedua ilmu tersebut baik secara filosofis, kurikulum, metodologi, pengelolaan, bahkan sampai pada departementalnya.
Kapasitas Parent dalam Mendisiplinkan Pembelajaran AUD Wahyu Khafidah; Tabrani ZA; Zulfadli; Nurhayati; Chairullah; Fadhilah; Ruhul Pajriah
Gunung Djati Conference Series Vol. 13 (2022): The Conference on Islamic Early Childhood Education (CIECE)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kapasitas dan peran orang tua dalam mendisiplikan pembelajaran anak dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposif sampling yaitu berjumlah 6 orang tua anak ibu dan anak, dua guru di PAUD Bustanul Nurul Ummi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, display data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Orang tua/ parent merupakan kunci utama dalam penerapan kedisiplinan pembelajaran anak sejak usia dini. Orang tua memiliki peranan dalam lingkungan keluarga, dan tidak dapat diberikan kepada lembaga pendidikan