Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISA KARAKTERISTIK TRAKSI DAN EFISIENSI TRANSMISI PADA MOBIL TAWON 664 CC. Ichsandityo Wicaksono; Agung Sudrajat; Yusvardi Yusuf
JURNAL PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Vol 8, No 1 (2021): JURNAL PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jptm.v8i1.14061

Abstract

Traksi merupakan gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua permukaan tanpa mengalami slip atau gaya tangensial yang ditransmisikan secara melintang terhadap dua permukaan melalui gesekan atau lapisan fluida yang menghasilkan gerakan, memberhentikan laju, atau mentransmisikan daya. Skripsi ini mempelajari tentang karakteristik traksi berdasarkan pertimbangan efisiensi transmisi yang dihasilkan oleh mobil tawon. dalam penelitian ini penulis melakukan tiga tahapan pengujian. Tahapan pertama adalah melakukan pengujian menggunakan dynotest untuk mengetahui daya aktual serta efisiensi transmisi, tahap kedua melakukan perhitungan sehingga didapat grafik karakteristik traksi kendaraan. Selanjutnya tahap ketiga dilakukan analisa dari hasil grafik karakteristik yang telah didapat sehingga didapatkan kesimpulan. Dari hasil pengujian serta perhitungan diperoleh grafik karakteristik traksi dan efisiensi transmisi, pengujian dynotest menunjukan nilai efisiensi transmisi pada tingkat gigi 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut sebesar 97,5 %, 75,8 %, 77,2 % dan 77,9 %. Nilai gaya dorong maksimal pada gigi 1, ,2 ,3 dan 4 berturut-turut sebesar 2,049 kN, 1,047 kN, 0,592 kN, dan 0,385 kN. Setelah dilakukan analisa terdapat loses traksi yang cukup besar pada tingkat gigi 1 menuju gigi 2 sebesar 1,313 kN, pada tingkat gigi 2 menuju gigi 3 sebesar 0,661 kN, dan pada tingkat gigi 3 menuju gigi 4 sebesar 0,209 kN.Kata kunci: Karakteristik Traksi, Dynotest, Transmisi, Mobil Tawon 664 cc.
Desain Awal Pembangkit Listrik Menggunakan Bahan Bakar Sampah Kota Cilegon Dengan Kapasitas 2 MW Imron Rosyadi; Yusvardi Yusuf; Haryadi Haryadi; Aswata Aswata; Remmo Ardian
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume IV Nomor 1, April 2018
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.734 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.3627

Abstract

Produksi sampah terus meningkat sedangkan lahan tempat pembuangan a khirmemiliki batas kapasitas tertentu. Masalah sampah di beberapa kota besar mulai muncul karena pengolahan secara konvensional dan manajemen yang buruk.Untuk itu perlu diterapkan teknologi untuk memusnahkan sampah secara efisien,efektif, dan berkesinambungan. Pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) merupakan salah satu opsi untuk menangani hal tersebut . Pada perencanaanPLTSa ini akan menggunakan siklus uap sederhana dengan extraction steamsetelah melewati turbin. daya yang direncanakan yaitu sebesar 2 MW berdasarkan asumsi dari data statistik sampah kota Cilegon. Untuk mengetahui efisiensi darisistem pembangkit pada perencanaan ini menggunakan software cycle tempo.Sedangkan untuk perancangan ruang pembakaran menggunakan software firecad.  Ruang pembakaran untuk PLTSa dirancang agar tidak menghasilkan zat -zat yangberbahaya bagi lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan komposisisampah yang sesuai. Berdasarkan analisa, sampah yang layak dijadikan untuk bahan bakar PLTSa memiliki moisture mini mal sebesar 50%.
ANALISA PENGARUH KELEMBABAN SAMPAH KAYU DAN SISA MAKANAN PADA INCENERATOR PORTABLE SKALA RUMAH TANGGA Imron Rosyadi; Mekro Permana Pinem; Aswata Aswata; Yusvardi Yusuf; Dhimas Satria; Lega A.
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 1, April 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v1i1.1467

Abstract

Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota,  peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi Pemerintah Daerah. Dari semua sampah tersebut penyumbang terbesar yaitu sampah organik sebesar 85% dan sampah anorganik sebesar 15%. Salah satu metode alternatif penanganan sampah dapat diterapkan dirumah tangga dengan incenerator portable. Incenerator portable ini memiliki ruang pembakaran dan tempat penampung sampah yang akan dibakar. Proses pembakaran dilakukan dengan tertutup, untuk menghindari bahaya toksin maupun infeksi dari sampah yang akan dimusnahkan. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian hasil pembakaran sampah organik yang terdiri dari sampah sisa makanan dan kayu dengan variasi kadar air sampah. Dari hasil pengujian sampah organik dengan variasi kadar air, diperoleh temperatur maksimum dengan nilai kadar air awal 43,33% dengan temperatur 729oC, untuk kadar air 58,67% dengan temperatur 698oC, untuk kadar air 68,67% dengan temperatur 589oC, dan untuk kadar air 78,67% dengan temperatur 546oC. Sedangkan sampah yang tereduksi dari proses pembakaran berturut turut adalah 96%, 95%, 94,6%, dan 94,2%. Dari hasil pengujian diatas didapat hasil bahwa incenerator portable ini mampu untuk membakar sampah organik hingga kadar air 78,67%, tetapi untuk pembakaran optimal yaitu pada pembakaran hingga kadar air hingga 58,67%, dan didapat pengujian sampah organik pada incenerator dengan variasi kadar air secara umum berlangsung sempurna karena dari setiap pengujian sampah yang direduksi diatas 80%. Dan dari data tersebut didapat semakin tinggi kadar air maka semakin rendah temperatur maksimal yang tercapai dan jumlah sampah yang tereduksi.
Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Sifat Mekanik Paduan Besi Tuang Putih Dengan Cr-Ni Untuk Bilah Shot Blasting Hamdan Akbar Notonegoro; Hasanudin Gufron Fachrudin; Greida Frista; Yusvardi Yusuf Yusuf; Erny Listijorini; Rina Lusiani; Kurnia Nugraha
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.2585

Abstract

Bilah sebagai salah satu komponen yang berfungsi sebagai pelontar bola-bola logam dalam mesin shot blasting, masih banyak yang diimpor dari luar negeri. Namun demikian, ditemukan banyak kegagalan ataupun umur pakai yang pendek yang disebabkan karena bahan bilah tersebut rentan mengalami kerusakan lebih cepat akibat kondisi operasional. Dalam penelitian ini dikembangkan bahan bilah berbasis paduan besi tuang putih dengan Cr-Ni yang diberi variasi perlakuan panas, baik hardening maupun tempering, untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai optimal kenaikan sifat mekanik diperoleh melalui hardening pada suhu 1000 oC yang dilanjutkan tempering pada suhu 400 oC. Pada kondisi tersebut, sampel hasil paduan memiliki struktur fasa ferit acicular, perlite dan karbida berbentuk bulat-bulat kecil. Struktur fasa ini membuat sifat mekanik sampel menjadi lebih keras dan lebih tahan terhadap gerusan saat terjadi gesekan.
ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD Imron Rosyadi; Agung Sudrajad; Dhimas Satria; Yusvardi Yusuf; Kurnia Tri Wijaya
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.992 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.2587

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil berbagai macam produk pertanian salah satunya berupa padi, Padi merupakan tanaman yang penting di Indonesia, karena sebagai sumber makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia adalah nasi yang berasal dari padi. Pengeringan salah satu proses tahapan padi menjadi beras untuk menurunkan kadar air bahan sampai tingkat yang di inginkan. Pengeringan yang dilakukan di Indonesia sebagian besar menggunakan metode tradisional, hal tersebut memiliki beberapa kekurangan yaitu kehilangan sejumlah gabah akibat kotoran, dimakan hewan, serta tidak dapat dijemur pada saat hujan. Karena faktor – faktor tersebut pengeringan mekanis sangat dibutuhkan. Tujuan penelitian adalah menganalisa karakteristik laju aliran fluida pada mesin pengering untuk memberikan gambaran tentang profil kecepatan, tekanan dan temperature pada saat proses pengeringan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan software CFD yaitu Gambit 2.2.30, dan Fluent 6.3.26. Pada varian temperature 45°C merupakan varian terbaik karena menghasilkan kontur yang merata yang ada diruangan pengering dengan suhu 43,3°C. Pada varian kecepatan 25 m/s merupakan varian terbaik menghasilkan tekanan sebesar 1800 – 2000 pascal karena proses pemindahan gabah membutuhkan 1876 pascal, dan udara yang masuk keruangan pengering lebih merata walaupun terdapat pusaran.
Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (Oee) Pada Mesin Rolling Stand 3 (Section Mill) Untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Di Pt. Krakatau Wajatama Dadi Cahyadi; Ika Rahmita; Yusvardi Yusuf
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume IV Nomor 2, Oktober 2018
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.078 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.4105

Abstract

PT Krakatau Wajatama adalah salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel. PT Krakatau Wajatama membawahi dua pabrik yaitu, pabrik baja tulangan (bar mill) dan baja profil (section mill). Permasalahan yang terjadi saat ini adalah proses produksi sering terhambat dan tidak mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan mesin Rolling Stand 3 (section mill) sering mengalami kerusakan. Mesin Rolling Stand 3 (section mill) digunakan untuk membentuk baja dengan proses penggilingan (rolling).Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dimana OEE merupakan metode sistematis untuk melakukan pengukuran tingkat efektivitas mesin. Perhitungan OEE dapat diukur dari data aktual yang terkait dengan Availability, Performance Rate dan Quality Rate. OEE dijadikan sebagai indikator, untuk mencari penyebab ketidakefektivan mesin dilakukan dengan perhitungan Six Big Losses untuk mengetahui faktor apa yang berpengaruh dari Six Big Losses yang ada.Berdasarkan hasil penelitian pada mesin Rolling Stand 3 (section mill) didapat nilai Availability 55,77%, Performance Rate 60,05%, Quality Rate 97,82% dan OEE adalah sebesar 32,86%, artinya OEE dibawah nilai standar untuk kelas dunia yaitu sebesar 85%. Untuk memaksimalkan efektivitas mesin secara keseluruhan diperlukan perbaikan pada faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya nilai OEE, jika dilihat dari keenam faktor Six Big Losses nilai terbesar terdapat pada faktor Equipment Failure.
Pengaruh Temperatur dan Reduksi Hasil Proses Rolling Terhadap Sifat Mekanik Ultra High Molecular Weight Polyethilene (UHMWPE) Sebagai Material Pengganti Lutut Tiruan Iman Saefuloh; Ahmad Rifa’i; Haryadi Haryadi; Yusvardi Yusuf; Sidik Susilo; Aswata Aswata
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume V Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v0i0.5842

Abstract

Kebutuhan akan polimer pada dunia industri dan kesehatan sangatlah pesat dengan kombinasi sifat mekanis yang baik, yaitu antara lain kekuatan yang tinggi, ketangguhan, kekerasan dan deformasi yang rendah. Untuk itu dilakukan pengujian polimer Ultra High Molecular weight polyethylene (UHMWPE) melalui proses Rolling. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengerollan pra pemanasan pada temperatur rekristalisasi dan tigkat deformasi terhadap sifat mekanis dari material  UHMWPE  yang diperoleh dari proses pengerollan dan dari proses pegujian seperti kekerasan, kekuatan tarik dan struktur mikro (SEM) material. Serta mengetahui seberapa besar pengaruh dari variable temperature pemanasan dan reduksi serta nilai respon kekerasan dan elongation. Spesimen dipanaskan pada temperatur 600C, 800C, 1000C per specimen dengan waktu tahan sesuai tebal sampel. Kemudian dilakukan peroses pengerollan dengan reduksi per spesimen 25%, 50% dan 75%. Nilai kekerasan tertinggi terjadi pada sampel hasil pengerollan dengan rata-rata pemberian beban sebesar 60,44 N/mm2, dan terendah pada sampel original sebesar 58,00 N/mm2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kenaikan nilai kekerasan pada nilai rata-ratanya dibandingkan dengan originalnya, serta suhu temperatur dan reduksi sangat signifikan terhadap sifat mekanik orientasi UHMWPE dibandingkan variabel elongation tarik. Pemberian temperatur pemanasan dan reduksi mempunyai pengaruh besar terhadap polimer UHMW PE. Pada penelitian ini didapatkan nilai elongasi terbesar terdapat pada specimen original sebesar 223,8% dan terendah pada specimen hasil uji dengan rata-rata 93,89%.
Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Besi Tuang Putih Dengan Cr-Ni Untuk Bilah Shot Blasting Hasanudin Gufron Fachrudin; Hamdan Akbar Notonegoro; Greida Frista; Yusvardi Yusuf; Erny Listijorini; Rina Lusiani; Kurnia Nugraha; Aswata Aswata
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume III Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.011 KB) | DOI: 10.36055/fwl.v2i1.2651

Abstract

Bilah sebagai salah satu komponen yang berfungsi sebagai pelontar bola-bola logam dalam mesin shot blasting, sebagian besar diimpor dari luar negeri. Namun demikian, masih ditemukan kegagalan ataupun umur pakai yang pendek. Hal ini disebabkan bilah-bilah tersebut rentan terhadap gesekan dan benturan akibat kondisi operasional. Untuk itu, dalam penelitian ini dikembangkan bahan bilah berbasis paduan besi tuang putih dengan Cr-Ni. Peningkatan sifat mekaniknya dilakukan melalui variasi perlakuan panas, baik hardening (900–1000 oC) maupun tempering (400 oC, 500 oC, dan 1000 oC). Dari penelitian ini didapati bahwa nilai optimal kenaikan sifat mekanik, baik kekerasan dan ketahanan gesek, dihasilkan melalui hardening pada suhu 1000 oC yang dilanjutkan tempering pada suhu 400 oC. Pada kondisi tersebut, struktur fasa yang terbentuk berupa ferit acicular, perlite dan karbida berbentuk bulat-bulat kecil. Struktur fasa ini membuat sifat mekanik sampel menjadi lebih keras dan lebih tahan terhadap gerusan saat terjadi gesekan.
Pengaruh Peningkatan Temperatur Terhadap Nilai Kalor, Proksimat dan Ultimat Pada Sampah Padat Kota (MSW) Imron Rosyadi; Yusvardi Yusuf; Aswata Aswata; Muhammad A Fadhil; Haryadi Haryadi
FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta Volume V Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fwl.v0i0.5843

Abstract

Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota, peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Sampah khususnya organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar padat menggantikan batubara sebagai sumber energi fosil berbentuk padatan jika ditangani dengan baik, perlu adanya penanganan untuk menjadikan sampah organik menjadi bahan bakar padat yang nilai kalornya memenuhi standar. Dengan memanfaatkan panas gas buang dari pembakaran insenerator menggunakan proses torefaksi memungkinkan nilai kalor sampah organik menjadi meningkat setara dengan batubara subbituminious. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur torefaksi terhadap nilai kalor dari sampah tersebut, guna meningkatkan nilai kalor dari sampah yang memiliki kadar air rata-rata >20%. Sampah organik yang digunakan yakni berbasis nasi sisa makanan dan kayu dalam bentuk pellet kayu dengan temperatur torefaksi 210 oC, 240oC, 270oC dan 300oC selama 1 jam. Pengujian hasil dari produk torefaksi yang dilakukan yakni uji nilai kalor, uji proksimate dan uji ultimate. Dari hasil penelitian, didapat nilai kalor meningkat sebesar 39,3% untuk nasi sisa dan 26,1% untuk pellet kayu dibandingkan dengan yang tidak ditorefaksi, peningkatan nilai kalor paling tinggi terjadi pada produk torefaksi temperatur 300oC yakni 5811 kal/gr untuk nasi sisa dan 5571 kal/gr untuk pellet kayu, hasil proksimate didapat peningkatan karbon tetap sebesar 41,14% serta 38,57% dan kadar abu sebesar 13,13% serta 14,21% sedangkan terjadi penurunan kadar air sebesar 8,54% serta 7,23% dan zat terbang sebesar 50,56% serta 48,73%, hasil ultimate didapat peningkatan karbon serta nitrogen dan penurunan hidrogen. Dari hasil uji tersebut, terjadi dekomposisi senyawa organik menjadi zat-zat volatile. Dengan terbentuknya zat-zat volatile, maka kadar O/C dan H/C akan terus berkurang sehingga meningkatkan kadar karbon sampel dan meningkatkan nilai kalor produk torefaksi.
ANALISA PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN 4-TAK 113CC MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DAN ETHANOL Muhamad Hafidz Firdaus Priatama; Imron Rosyadi; Yusvardi Yusuf
ROTOR Vol 13 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.214 KB) | DOI: 10.19184/rotor.v13i2.21367

Abstract

The use of a fuel mixture of gasoline and ethanol can reduce the PM2.5 (Particulate Matter) value in the air by 0.3-0.4 µg m-3. This research aims to see the performance of a 4-stroke engine 113cc in standard conditions using a mixture of premium and ethanol. This research learns 5 types of mixture, E0, E10, E15, E20, and E25. The fuels was tested at 5 engine speed 4000, 4500, 5000, 5500, and 6000 rpm, at prony brake dynamometer to measuring performance, fuel consumption and Specific Fuel Consumption (SFC). The results of research show that the highest torque and power is the E15 mixture, that is 8.90 Nm at 5500 rpm and the power obtained is 5.529 kW at 6000 rpm. Meanwhile, the lowest fuel consumption value is found in the E10 with a value of 169.78 gr/hour at 4500 rpm. The lowest SFC value of all fuels is the E15 at 5000 rpm on 27.565 gr/kW.h. This is the lowest of any other fuel, because the Research Octane Number value is following the compression ratio of the engine, so there is no delay in ignition symptoms that occur during the combustion system. The viscosity value also contributes to the difference in data.