Claim Missing Document
Check
Articles

Partisipatori Ergonomi: Redesain Hand Tools Pertanian Menurunkan Kebosanan Kerja Wahyu Susihono; Kulsum Kulsum
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 1 (2015): Oktober 2015
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jiss.v1i1.316

Abstract

Alat bantu tani sangat bervariatif, namun demikian masih banyak desain alat-alat pertanian yang baru sekedar memperhatikan fungsinya, belum mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan pengguna, sehingga beberapa tools yang belum ergonomis seperti desain arit yang beredar di pasar tradisional pada umumnya. Penggunaan tools yang tidak mempertimbangkan keinginan pengguna berdampak pada kebosanan atau penurunan gairah kerja. dibutuhkan desain yang sesuai dengan keinginan pengguna. Penelitian ini masuk pada kategori penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subject design). Subjek dipilih secara rundom (Random Sampling). Sampel berjumlah 48 orang yang telah dipilih dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perlakuan subjek terdiri dari kondisi sebelum intervensi (Periode I), kemudian subjek menjadi kelompok intervensi (Periode II). Uji Normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk dengan taraf kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat penurunan secara bermakna antara rerata skor kebosanan kerja subjek atau nilai P < 0,05. Rerata skor kebosanan kerja sebelum intervensi sebesar 96,39 ± 5,65 dan setelah intervensi 68,96 ± 3,75. Redesain tools berdasarkan kebutuhan pengguna dapat menurunkan kebosanan pekerja sebesar 28,45 %. 
ANALISIS TINGKAT STRES KERJA DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA PADA PEGAWAI BPBD KOTA CILEGON Lovely Lady; Wahyu Susihono; Ade Muslihati
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1b (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.355 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v3i1b.2084

Abstract

Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan salah satu Perangkat Daerah Kota Cilegon yang mempunyai tugas yaitu usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi. Dalam menjalankan tugasnya untuk membantu masyarakat dalam pencegahan bencana dan penanganan bencana, Pegawai Negeri Sipil rentan terhadap stres karena tuntutan pekerjaan yang berat dan tugasnya sebagai pelayan masyarakat dalam penanggulangan bencana, pegawai setiap saat harus waspada terhadap bencana yang akan terjadi. Berdasarkan penelitian terdahulu, hasil pengolahan beban kerja pegawai BPBD Kota Cilegon sangat tinggi sebanyak 7 orang, tinggi sebanyak 2 orang, dan sangat rendah 10 orang. Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan stres kerja. Tujuan penelitian yaitu mengukur tingkat stres kerja pegawai dan mengetahui faktor-faktor penyebab stres kerja. Penelitian ini menggunakan kuesioner NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Hasil penelitian adalah Pegawai yang mengalami stres kerja sebanyak 9 orang dan tidak stres 10 orang. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur, jumlah anak, masa kerja, kebisingan, suhu, ventilasi, ketidakpastian pekerjaan, tanggung jawab terhadap pekerja lain dan aktivitas di luar pekerjaan dengan stres kerja. Penyebab stress kerja pada karyawan adalah tipe kepribadian kepribadian A, penilaian diri, pencahayaan, konflik peran, ketaksaan peran, konflik interpersonal, kurangnya kontrol, kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban kerja, variasi beban kerja, kemampuan yang tidak digunakan, tuntutan mental dan dukungan sosial dengan stres kerja. 
Analisis Postur Kerja Dengan Metode Rappid Upper Limb Assessment (Rula) Sebagai Dasar Rekomendasi Redesign Fasilitas Kerja Wahyu Susihono
Journal Industrial Servicess Vol 1, No 2 (2016): Maret 2016
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.057 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v1i2.1617

Abstract

Aktivitas kerja dengan menggunakan tenaga manual manusia (manual material handling) dan dilakukan secara berulang-ulang serta dalam jangka waktu yang lama berdampak pada peningkatan aktivitas otot tubuh statis pekerja. Proses kerja yang tidak mengindahkan kaidah ergonomi atau sikap aman dan nyaman, dapat menimbulkan resiko terjadinya keluhan otot dan rangka terutama pada bagian otot skeletal atau postural stress. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya keluhan postural stress diperlukan analisis postur kerja dengan menggunakan pendekatan metode RULA pada setiap aktivitas kerja operator. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional deskriptif. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa skor RULA tertinggi pada proses pengelasan sebesar 7, yang artinya postur pekerja beresiko tinggi dan dibutuhkan tindakan perbaikan sesegera mungkin. Hal tersebut dikarenakan sikap kerja operator berjongkok ketika melakukan pengelasan. Kemudian berdasarkan hasil dari skor RULA tersebut diperlukan rancangan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa meja katrol sebagai tempat pengelasan yang disesuaikan dengan antropometri tubuh pekerja dengan ditambahkan dengan nilai perchenthile untuk memberikan kenyamanan saat digunakan
PERBAIKAN METODE KERJA BERDASAR RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI DAN FABRIKASI Wahyu Susihono; Endah Rubiati
Spektrum Industri Vol 11, No 1: April 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.91 KB) | DOI: 10.12928/si.v11i1.1644

Abstract

Pengamatan awal yang telah dilakukan pada perusahaan konstruksi dan fabrikasi terdapat beberapa pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera, dari kuesioner Nordic Body Map diketahui keluhan yang dirasakan oleh pekerja, seperti sakit atau kaku di leher bagian atas sebesar 61%, kaku di leher bagian bawah 53%, sakit di punggung 69%, sakit pada lengan kanan 46%, sakit pada pinggang 53% dan sakit di bagian betis 53%, sakit pergelangan kaki 46% dari 13 pekerja. Kondisi ini dapat menimbulkan potensi cidera punggung (low back pain) dan keluhan musculoskeletal yang berkepanjangan, sehingga harus segera dilakukan perbaikan kerja dalam waktu singkat. Metode RULA (Rapid Upper Limb Assement) merupakan metode untuk meminimalisir pekerjaan dari ergonomic hazard, juga merupakan program pengendalian kelelahan pada pekerja, mengevaluasi postur tubuh, kekuatan yang dibutuhkan dan gerakan otot pekerja pada saat sedang bekerja. Hasil diperoleh skor RULA 6 pada proses preparation tahap pengerjaan membuat pola dan skor 7 pada proses cutting, assembling, finishing proses mengoprasikan alat. Prioritas gerakan kerja yang harus diperbaiki adalah saat proses mengambil tools, gerakan saat menghidupkan dan mematikan mesin dan gerakan saat mengoperasian mesin. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan fasilitas kerja dan re-layout menyimpan alat. Kata Kunci : Metode kerja, RULA, Fabrikasi
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA (Studi kasus di PT. LTX Kota Cilegon- Banten) Wahyu Susihono; Feni Akbar Rini
Spektrum Industri Vol 11, No 2: Oktober 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5237.634 KB) | DOI: 10.12928/si.v11i2.1663

Abstract

Perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja masih jauh dari yang diharapkan karena masih banyak terjadi kecelakaan kerja serta potensi bahaya kerja yang dapat membahayakan tenaga kerja. Penerapkan sistem manajeman keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) perlu dilakukan secara optimal. Penerapan SMK3 di perusahaan belum tentu berbanding lurus terhadap potensi bahaya (hazard) yang ada di lingkungan sekitar perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai risiko potensi bahaya kerja dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan serta mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode HIRA dan FTA. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan SMK3 telah sesuai dengan undang-Undang yang berlaku, namun nilai resiko potensi bahaya bagian fluid utility menunjukkan tingkat keparahan bahaya kerja kecil dan kemungkinan terjadinya potensi bahaya kerja juga kecil, nilai kategori potensi bahaya kerja perlu dikendalikan dengan prosedur rutin. Faktor penyebab potensial terjadinya potensi bahaya adalah suara mesin bising, Standard Operational procedure (SOP) belum terpasang secara ergonomis, terdapat benda asing yang menghalangi jalan, temperatur ruangan meningkat 50C dari temperatur normal. Kata Kunci : Penerapan SMK3, Potensi bahaya, HIRA, FTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSKULOSKELETAL DENGAN PENDEKATAN METODE OWAS (Studi kasus di UD. Rizki Ragil Jaya – Kota Cilegon) Wahyu Susihono; Wahyu Prasetyo
Spektrum Industri Vol 10, No 1: April 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2058.055 KB) | DOI: 10.12928/si.v10i1.1622

Abstract

Perbaikan postur kerja penting dilakukan untuk menjaga kenyamanan pekerja dalam melakukan aktifitas kerja. Gangguang pada sistem musculoskeletal seminimal mungkin terjadi. Pada aktifitas proses produksi pembuatan kripik singkong teridentifikasi bahwa postur kerja memiliki potensi menimbulkan cidera sehingga perlu dilakukan perbaikan metode kerja guna menurunkan indeks resiko kerja. Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) digunakan untuk mengevalusi dan menganalisa sikap kerja sehingga diperoleh kategori dan rekomendasi metode kerja yang baru. Perhitungan indek resiko kerja dilakukan agar dapat mengklasifikasikan kategori pekerjaan yang dilakukan. Perancangan mesin dengan menggunakan data antropometri dan data hasil rekomendasi OWAS. Hasil analisis OWAS menunjukkan bahwa sebelum perbaikan masuk pada kategori 3 yang artinya memerlukan perbaikan dengan segera dan 2 yang artinya memerlukan perbaikan dimasa mendatang, sedangkan setelah perbaikan diperoleh kategori 1 yang artinya tidak ada masalah pada sistem musculoskeletal. Indeks resiko sebelum perbaikan sebesar 243 satuan, setelah perbaikan menjadi 129 satuan artinya pekerjaan mempunyai resiko yang kecil (minimum risk) Kata Kunci : postur kerja, muskuloskeletal, OWAS
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Audra Bianca; Wahyu Susihono
Spektrum Industri Vol 10, No 2: Oktober 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.204 KB) | DOI: 10.12928/si.v10i2.1632

Abstract

Iklim organisasi yang baik, menentukan keberlangsungan suatu perusahaan untuk menjalankan usahanya, sedangkan perencanaan karir yang terprogram dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pada umumnya perusahaan menuntut karyawan untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar keuntungan perusahaan optimal, sedangkan karyawan membutuhkan jaminan kerja dan terpenuhinya hak sesuai perundangan. Kondisi ini akan tercapai apabila ada integrasi dari berbagai elemen kegiatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh iklim organisasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja di Perusahaan menggunakan metode uji regresi berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dimana hasil uji T nilai signifikansinya sebesar 0.072, begitu juga dengan pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dimana hasil uji T nilai signifikansinya sebesar 0.421 (p value dengan α = 0.05). Model regresi menunjukkan bahwa iklim organisasi memberi pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, sedangkan pengembangan karir memberi pengaruh positif. Iklim organisasi dapat diperbaiki melalui psikologi kerja, motivasi kerja, beban kerja yang sesuai, perbaikan struktural dapat dilakukan dengan memberikan kenyamanan fasilitas kerja, pemberian penghargaan pada karyawan yang berprestasi. Kata Kunci : iklim organisasi, karir, kepuasan kerja
INDONESIAN GINGER YIELD QUALITY AS THE BASIS FOR SALEABILITY OF GINGER OIL ON THE INTERNATIONAL MARKET Wahyu Susihono
Widyariset Vol 14, No 3 (2011): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.75 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.14.3.2011.579-588

Abstract

Ginger Rhizome is potential to be sold in form of ginger oil. The distillation process was needed to fi nd out the most profi table ginger to be sold in form of ginger oil. The research objectives are to fi nd out comparison of “rendemen” from rind and fl esh of gajah, emprit, and red ginger using water and steam distillation process with capacity: 5000 gram of raw materials. Characteristic test performed to fi nd out the feasibility of sales accordance with Essential Oil Association Standard. Result showed that the highest rendemen is red ginger rind: 1,102%, while the lowest is gajah ginger fl esh: 0,248%. Gajah ginger oil is not feasible to be sold in world market because of it soaping number that reached 25.52%.
Evaluasi Tracer Study Untuk Pembelajaran Di Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dengan Pendekatan Ergonomi Makro Stephanie Mayang P.; Yayan Harry Yadi; Wahyu Susihono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 2 No. 3 November 2014
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1783.485 KB)

Abstract

Teknik Industri merupakan salah satu program studi yang ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Jurusan Teknik Industri memandang perlu untuk melakukan tracer study terhadap para lulusannya sebagai penunjang visi jurusan. Pada penelitian ini dilakukan pelaksanaan tracer study online dengan menggunakan software QTAFI. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelusuran lulusan jurusan Teknik Industri Untirta tahun 2011 dan mengevaluasi hasil tracer study lulusan jurusan Teknik Industri Untirta tahun 2011 dengan pendekatan ergonomi makro. Jumlah responden yang mengisi kuisioner sebanyak 38 orang dari 83 orang jumlah lulusan tahun 2011. Dari hasil pengolahan data secara analisis statistik deskriptif diketahui sebanyak 54% lulusan mencari pekerjaan setelah lulus dan 31% diantaranya mencari pekerjaan 1 bulan setelah lulus, 100% lulusan saat ini bekerja. 74% responden bekerja di sektor swasta dan sisanya tersebar di sektor pemerintahan, baik pusat maupun daerah termasuk BUMN sebanyak 22%, dan wiraswasta sebanyak 4%. Memanfaatkan teknologi internet pada pembuatan kuisioner tracer study secara online membuat responden tidak perlu mengisi kuisioner berupa hardcopy, ataupun melakukan wawancara langsung secara tatap muka maupun melalui telepon. Sesuai dengan prinsip ergonomi makro, peran teknologi internet pada pelaksanaan tracer study online memudahkan baik pihak jurusan maupun pihak lulusan dalam pelaksanaan tracer study sehingga proses perbaikan di jurusan Teknik Industri Untirta dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan Hazard Identification And Risk Assessment Maesaroh Maesaroh; Yayan Harry Yadi; Wahyu Susihono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 3 September 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.384 KB)

Abstract

Workshop PT Krakatau Engineering (KE) merupakan area untuk memproduksi produk dari bahan baja, dimana bahan baku baja yang digunakan di supply dari PT Krakatau Stell. Fungsi utama dari workshop PT Krakatau Engineering adalah memproduksi produk baru yang dipesan oleh customer sesuai dengan spesifikasi dan waktu pemesanan tertentu. Berdasarkan observasi diketahui intensitas pencahayaan workshop pada area fabrikasi sebesar 37,07 lux dan area machining sebesar  26,12 lux, kedua area tersebut memiliki nilai pencahayaan yang kurang dari nilai ambang batas pencahayaan yaitu 500 lux berdasarkan peraturan Kepmenkes RI No.1405/MENKES/SK/X1/2002. Selain kondisi lingkungan fisik, pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja juga diikuti oleh kesadaran setiap pekerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang telah disediakan oleh perusahaan. Kurangnya komitmen karyawan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Penggunaan APD merupakan salah satu cara untuk menghindari bahaya kerja yang akan berdampak pada berkurangnya efisiensi dan produktivitas kerja pekerja dan diketahui bahwa jumlah kecelakaan yang terjadi selama tahun 2012 adalah 8 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi bahaya akibat pencahayaan dan mengetahui kategori resiko untuk potensi bahaya yang terdapat di workshop PT Karatau Engineering. Metode yang digunakan untuk menentukan titik pengukuran pencahayaan dilakukan berdasarkan SNI 16-7062-2004 dengan jarak interval 6 meter untuk setiap titik pengukuran, sedangkan identifikasi potensi bahaya dan penilaian kategori resiko menggunakan pendekatan HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment). Kategori resiko didapat dari matrik penilaian resiko yang merupakan perkalian antara tingkat peluang dan tingkat keparahan. Hasil dari penelitian adalah diketahui kategori resiko pada area fabrikasi di staisun pemotongan adalah medium, stasiun gerinda dengan kategori high dan medium, stasiun pengelasan dengan kategori medium, inspeksi dengan kategoru medium, dan material handling dengan kategori medium. Pada area machining, kategori resiko stasiun pembubutan adalah high, stasiun milling dengan kategori medium, dan material handling dengan kategori medium.