Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Masalah-Masalah terkait Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2: Sebuah Studi Kualitatif Retno Wahyuningrum; Djoko Wahyono; Mustofa Mustofa; Yayi S. Prabandari
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2020.9.1.26

Abstract

Pengelolaan diabetes melitus tipe 2 (DMT2) yang kompleks memicu masalah-masalah yang menyebabkan sasaran terapi tidak tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dialami pasien DMT2 dalam pengobatan. Pendekatan kualitatif digunakan dalam desain penelitian ini. Pengumpulan data melalui wawancara semiterstruktur, bertatap muka. Rekrutmen partisipan dilakukan di poliklinik penyakit dalam rumah sakit di Yogyakarta (RSUD Sleman, RS Bethesda, dan RSUD Wates) pada bulan November 2015–Mei 2016. Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup diterapkan untuk memperoleh jawaban dari partisipan. Pertanyaan-pertanyaan wawancara terkait dengan pemahaman tentang penyakit dan obat, aktivitas perawatan diri diabetes, komunikasi dengan tenaga kesehatan, dukungan sosial, dan kondisi psikologis. Setiap sesi wawancara direkam audio, ditranskrip verbatim, dan dianalisis menggunakan matriks. Partisipan juga diperiksa kadar HbA1c untuk mengetahui baik-buruknya kontrol glikemik. Dua puluh tiga partisipan memenuhi sesi wawancara, berusia antara 35–72 tahun dan didominasi perempuan (n=12). Kadar HbA1c rata-rata 7,9±2,0 %. Hasil analisis data teridentifikasi masalah pasien DMT2 dikategorikan menjadi masalah terkait faktor demografi, sosial, gaya hidup, hubungan dengan tenaga kesehatan, pemahaman mengenai penyakit, efek penyakit, pengendalian penyakit, komorbiditas, pengetahuan tentang pengobatan, dan asupan obat. Pemberian edukasi dan konseling kefarmasian sebaiknya tidak hanya berorientasi pada terapi farmakologi saja, namun juga memberikan motivasi pada pasien untuk mengubah perilaku, serta mempertimbangkan faktor psikologis dalam pengelolaan DMT2. Kata kunci: Diabetes melitus, edukasi, konseling, masalah terkait pengobatan, wawancaraMedication-related Problems in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus: A Qualitative StudyAbstractThe complexity of type 2 diabetes mellitus (T2DM) management offers plenty of challenges to patients. Poor glycaemic control, the presence of complications and comorbidities, and non-adherence furnish the challenges in arranging glycaemic target. This study was performed to explore the medication-related problems experienced by T2DM patients during treatment. Qualitative research was conducted through face-to-face semi-structured interviews. The combination of open- and closed-ended questions was formulated focusing on domains including illness- and medicine-related knowledge, diabetes self-care activities, patient–healthcare professional communication, social support, and psychological conditions. Interview sessions were audio-recorded, transcribed verbatim, and analyzed into matrix. Glycated hemoglobin (HbA1c) were measured to assess glycaemic control. Twenty-three T2DM outpatients from three general hospitals in Yogyakarta (Sleman District Hospital, Bethesda Hospital, and Wates District Hospital) were recruited and completed the protocol. The participants were 35–72 years old, was dominated by female (n=12), and had a mean HbA1c level 7.9 ± 2.0 %. Perceived factors leading medication therapy problems were of three types and related to: patient-, clinical condition-, and medicine-related factors. Patient-related factors were related to sociodemographic, lifestyle, and relationship with healthcare provider. Clinical condition-related factors included knowledge about illness, effects of illness, control over symptoms, comorbidities. Medicine-related factors associated with lack of knowledge about medicines and medicine use. This study concluded that behavior change and psychological well-being should be noticed when leading diabetes education and counseling.Keywords: Counseling, diabetes mellitus, education, interview, medication therapy problems
Aktivitas Antioksidan dan Penghambatan Xantin Oksidase Kulit Batang Songi (Dillenia serrata Thunb.): Antioxidant and Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Stem Bark of Songi (Dillenia serrata Thunb.) Carla Wulandari Sabandar; Juriyati Jalil; Norizan Ahmat; Nor-Ashila Aladdin; Harni Sartika Kamaruddin; Retno Wahyuningrum
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 6 No. 1 (2020): (March 2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.256 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.2020.v6.i1.15008

Abstract

Songi (Dillenia serrata) is a tree endemic to Southeast Sulawesi and its stem bark been used in folk medicine. Nonetheless, only a handful scientific knowledge regarding chemistry and biological activities has been investigated on the plant. The present study aimed to investigate the antioxidant and xanthine oxidase (XO) inhibitory activity of the stem bark of the plant. Methanol extract and organic fractions (petroleum ether, ethyl acetate, and methanol) of the dried powdered stem bark of songi were evaluated for phytochemical screening, total phenolic (TPC), total flavonoid contents (TFC), DPPH, FRAP, and XO in vitro assays. Flavonoids, tannins, terpenoids, steroids, and saponins present in the extract. TPC and TFC in extract were 59.2 mg GAE/g and 23.4 mg QE/g. The contents in organic fractions were in solvent-dependent manner (methanol>ethyl acetate>petroleum ether). Extract and fractions scavenged DPPH radicals (48.2–59.7%) at 100 μg/mL compared to ascorbic acid, trolox, and gallic acid (90.3–93.8%). FRAP values varied from 0.8–3.4 μg/μg equivalent trolox amount (quercetin and gallic acid were 25.7 dan 32.4 μg/μg, respectively). They also inhibited xanthine oxidase (15.3–50.3%) at 100 μg/mL (allopurinol, 98.2%). The study concluded the potential of methanol extract and organic fraction of the stem bark of songi, thus highlighted the prospect of songi to be used in herbal and drugs development from nature.
Inventarisasi dan Penanaman Bibit Tanaman Obat Bagi Masyarakat di Kelurahan Mangolo, Kabupaten Kolaka Carla Sabandar; Muh. Syahruddin; Rina Rembah; Harni Sartika Kamaruddin; Retno Wahyuningrum; Evodius Nasus; Abdul Gani Baeda; Rizki Kumalasari; Megawati Megawati; Muhamad Jalil Baari; Ica Aprilia Seleng; Khafidzah Yusuf; Muh. Ansar Azali; Muhammad Rayzhal Faturahman; Nun Ainun Arap; Nur Afifa; Nurliana Nurliana; Rezkiya Nur Insani; Rina Hardianti Pratiwi; Sri Gita Handayani; Susianti Susianti; Wahyuni Hakim; Yayang Rahmadani
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.09 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.78

Abstract

Pemanfaatan tanaman obat secara tradisional oleh masyarakat Kolaka telah berlangsung selama turun-temurun. Namun, hingga saat ini upaya pembinaan asuhan mandiri pemanfaatan taman obat keluarga masih belum giat dilakukan. Sebagai langkah awal program pembinaan, pengabdian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi tanaman obat dan penanaman bibit tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat di Kelurahan Mangolo yang secara geografis merupakan wilayah taman wisata alam Kolaka. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei potensi wilayah, identifikasi permasalahan, koordinasi dan perizinan, inventarisasi tanaman obat, pelatihan pembuatan pupuk alami, perbanyakan bibit dan pemeliharaan tanaman obat, penanaman bibit secara serentak, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pengabdian menghasilkan inventarisasi tanaman obat sebanyak 49 tanaman dan penanaman bibit tanaman obat sebanyak 297 bibit oleh masyarakat Kelurahan Mangolo. Melalui kegiatan ini, masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan berkelanjutan sebagai wujud kesadaran terhadap kesehatan bagi diri sendiri dan keluarga.
Effectiveness of Oxalis corniculata L. Ethanol Extract against Mono-Species of Biofilm Staphylococcus aureus Hasyrul Hamzah; Khalish Arsy Al Khairy Siregar; Ari Nurwijayanto; Retno Wahyuningrum; Seftika Sari
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 3 (2021): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v4i3.2418

Abstract

Inappropriate administration of antibiotics can cause resistance to bacteria. Staphylococcus aureus is one of the strong biofilm-forming bacteria that cause antibiotic resistance. Calincing (Oxalis corniculata L.) leaves have excellent antibacterial activity, but their antibiofilm activity against S. aureus has not been reported until now. Currently, the discovery of new antibiofilm against S. aureus biofilms is significant to prevent the impact of infections caused by biofilms. This study was intended to determine the effectiveness of the ethanol extract of O. corniculata leaves in inhibiting and eradicating S. aureus biofilm formation. Planktonic testing, inhibition, and biofilm eradication activity were carried out using the microtiter broth method. Antibiofilm activity of O. corniculata leaves against S. aureus biofilm was analyzed by calculating the minimum concentration of biofilm inhibitor (MBIC50) and minimum biofilm eradication concentration (MBEC50). Data were analyzed using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) with a 95% confidence level. Oxalis corniculata leaves showed inhibitory activity on the formation of the tested S. aureus biofilm. The ethanol extract of 1% O. corniculata leaves gave 76.23±0.01% antibacterial activity of S. aureus and 71.32±0.01% of mid-phase antibiofilm activity, and 69.33±0.01% maturation phase. The results also prove that the ethanolic extract of O. corniculata leaves can eradicate S. aureus biofilm formation. Therefore, the ethanol extract of O. corniculata leaves can be developed as a new antibiofilm against S. aureus.