Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN SELF MENTAL HEALTH AWARENESS PADA ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN RASA NYAMAN PADA FASE PEMULIHAN SIRKUMSISI DENGAN TERAPI KOMPLEMENTER BERBASIS SPIRITUAL Suci Ratna Estria; Dayat Trihadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.087 KB)

Abstract

Sirkumsisi menurut sebagian ulama adalah hal yang wajib bagi laki-laki muslim. Sirkumsisi atau yang biasa disebut dengan sunat/khitan dilakukan dengan cara bedah minor yaitu dengan membuang kulit penis yang akan meninggalkan luka yang cukup mengganggu bagi anak. Proses pemulihan luka sirkumsisi tergantung oleh beberapa factor, salah satunya kondisi psikologis. Salah satu masalah kondisi psikologis anak adalah gangguan rasa nyaman yang masih sering terabaikan oleh tenaga kesehatan, keluarga maupun anak yang disurkimsisi. Gangguan rasa nyaman pada anak jika diabaikan akan menimbulkan masalah psikologis lebih lanjut dan jika dibiarkan akan memberikan efek yang lebih berat lagi seperti post traumatic syndrome disorder.Gangguan rasa nyaman pada anak dapat diatasi dengan berbagai intervensi komplementer, antara lain relaksasi otot progresif dimodifikasi spiritual, mindfulness spiritual dimodifikasi khusus untuk anak dan terapi dzikir. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap kesehatan jiwa sendiri dengan intervensikomplementer. Metode yang dilakukan adalah dengan serangkaian kegiatan berupa diskusi, ceramah, simulasi, praktek & evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah, anak yang disirkumsisi memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman yang dialami. Kesimpulannya kegiatan tersebut bahwa terapi komplementer berbasis spiritual selain dapat meningkatkan kemampuan koping anak juga dapat meningkatkan iman anak.
PERBEDAAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN MINDFULNESS SPIRITUAL THERAPY TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA EARLY EXPOSURE DALAM MENGHADAPI KLIEN GANGGUAN JIWA Suci Ratna Estria; Dayat Trihadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 2 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.908 KB)

Abstract

Mayoritas mahasiswa keperawatan menunjukkan kecemasan, ketidaknyamanan dan ketakutan ketika harus berinteraksi dengan klien yang memiliki diagnose gangguan jiwa. Kecemasan yang dimiliki oleh mahasiswa disebabkan karena pandangan negative terhadap ODGJ Mayoritas mahasiswa keperawatan yang menunjukkan kecemasan, ketidaknyamanan dan ketakutan ketika harus berinteraksi dengan klien yang memiliki diagnose gangguan jiwa. Kecemasan yang dialami mahasiwa dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan prestasi. Relaksasi Otot Progresif merupakan salah satu cara yang dikembangkan oleh seorang psikolog Chicago yaitu Edmund Jacobson untuk menanggulangi kecemasan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan intervensi relaksasi otot progresif dan mindfulness spiritual islam terhadap kecemasan mahasiswa pra klinik stase jiwa Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 177 responden. Data dianalisa menggunakan uji t berpasangan. Instrument penelitian menggunakan STAI. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi relaksasi otot progresif (p 0,0001) dan intervensi mindfulness spiritual islam (0,0001) Saran dari penelitian adalah diperlukan adanya intervensi relaksasi otot progresif dan mindfulness spiritual islam untuk menurunkan kecemasan mahasiswa menghadapi ODGJ.
Management of Anxiety Among Village Health Cadre: an Experimental Study Laila Musalimah; Suci Ratna Estria
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 3 (2022): Proceedings of the 3rd International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v3i.617

Abstract

Background: Anxiety is experienced by individuals almost every day. Yet, it is unnatural if it happens continuously to be able to disrupt the minds and activities. Lack of information becomes an obstacle in mental health management, especially anxiety. One of the steps to achieving healthy status is the empowerment of mental health cadres through Anxiety Education training.Objective: This study time to determine the effect of anxiety education on the knowledge and skills of cadres in managing anxiety in Suro Village, Kalibagor Sub-District, Banyumas Regency. Method: This study used a pre-experimental design with one group pretest-posttest. The population and samples were 40 respondents selected using the total sampling method. Then, the Wilcoxon test was utilized for the statistical test. Results: This study showed that the majority of respondents are 36-45 years old (35%), and graduated from elementary school level (45%). They worked as housewives (57.5%), and have been being a cadre for 0-10 years (42.5%). The p-value obtained from the Wilcoxon test was 0.000 < 0.05. It meant that there was a significant influence on the level of knowledge and skills of cadres before and after being given anxiety education. Conclusion: Good knowledge would affect the ability and skills of cadres in managing anxiety in their life and in the community.
Description of Adolescents' Mental Health During the Covid-19 Pandemic in Majalangu Village, Watukumpul Sub-District, Pemalang Regency Lisa Dewi Diana Sari; Suci Ratna Estria
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 3 (2022): Proceedings of the 3rd International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v3i.629

Abstract

Background: The COVID-19 pandemic greatly affects mental health among adolescents. Adolescents are one of the most vulnerable groups to mental health due to a lack of activity and time to play with peers. They just stay at home and study online. Objective: This study aims to figure out the overview of mental health, which includes symptoms of depression, anxiety, somatic, and decreased energy in adolescents in Majalangu Village, Watukumpul Sub-district, Pemalang Regency. Method: This was a retrospective study with a sample of 88 respondents who were selected using the proportional random sampling technique. Results: The study using the SRQ-20 showed that 54 respondents (61.4%) were mentally healthy while 34 respondents (38.6%) were not. Conclusion: There were four symptoms in the overview of adolescent mental health: symptoms of depression, characterized by feelings of worthlessness (66.67%); symptoms of anxiety, characterized by feelings of tension, anxiety, and worry (64.81%); symptoms of somatic, characterized by headaches (57.41%); and symptoms of decreased energy, characterized by feeling easily tired (92.59%).
The Effect of The Animation Video "Known and Protect Yourself" on Knowledge About Sexual Harassment in Children's Elementary School 2 Cinyawang, Patimuan District Nadeli Triwiono; Suci Ratna Estria
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 3 (2022): Proceedings of the 3rd International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pshms.v3i.634

Abstract

Background: Elementary-aged children are an important period to emphasize about their own safety. This is because at that age children like to spend time with friends. This factor makes children more vulnerable to sexual abuse. Objective: To find out the educational effect of the animated video "know and protect yourself" on the knowledge of prevention of sexual harassment in children at SD N 2 Cinyawang, Patimuan. Method: The research design used was Pre Experimental with the One Group Pretest Posttest Without Control Group Design approach. The sample of this research was 70 students in grades 4 and 5 of SD N 2 Cinyawang. Results: Most respondents were female with a percentage of 50.7%. The average result of sexual harassment prevention knowledge before being given education on the animated video "Know and Protect Yourself" is 5.47, while after being given education it is 8.89. The average difference before and after is 3.42. Conclusion: There is an educational effect of the animated video "Know and Protect Yourself" on knowledge about preventing sexual harassment in children at SD N 2 Cinyawang, Patimuan District (p value 0.000).
Kegiatan Menyusun Gambar dan Mewarnai Sebagai Sarana Edukasi Hand Hygiene Pada Anak Usia Prasekolah di Desa Karang Rau Banyumas Nurul Fatwati Fitriana; Reni Purwo Aniarti; Suci Ratna Estria; Sri Suparti; Meida Laily Ramdani; Abdul Hakim Nitiprojo; Dina Ratna Juwita; Candra Andodo; Hikmi Muharromah Pratiwi
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v3i1.435

Abstract

Usia prasekolah merupakan kelompok rentan terserang penyakit menular karena kebiasaannya memegang sesuatu benda, mengusap ingus dengan tangan. Salah satu penyakit yang menular adalah COVID-19 yang telah menjadi pandemic pada tahun 2020-2022. Salah satu tindakan pencegahan penularan penyakit tersebut adalah melalui cuci tangan. Pada usia prasekolah mempunyai tugas perkembangan meningkatkan keterampilan motorik halus dan motorik kasar. Keterampilan ini bisa dilatih menggunakan cara menyusun puzzle dan mewarnai. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak-anak dalam melakukan cuci tangan yang benar. Metode yang digunakan adalah ceramah, menyusun puzzle, mewarnai, praktik cuci tangan bersama dan diskusi dengan cara bercerita pengalaman kegiatan yang dilakukan. Hasil dari kegiatan ini adalah anak-anak mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir walaupun ada beberapa anak ketika menyusun puzzle masih melihat teman disampingnya. Anak-anak bisa mewarnai, praktik cuci tangan bersama dengan baik dan aktif dalam bercerita ketika menemukan kesulitan-kesulitan pada proses kegiatan. Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah sebagian anak-anak usia prasekolah mampu melakukan cuci tangan dengan baik dengan panduan gambar yang diwarnainya. Saran untuk kegiatan selanjutnya adalah kegiatan ini dikemas dengan bentuk perlombaan sehingga mereka mempunyai kemauan untuk bersaing tanpa mencontek dalam pekerjaan mereka.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Menggunakan Media Komik SITUNGRU dan Simulasi Pada Guru dan Karyawan Sri Suparti; Arum Astika Sari; Nurul Fatwati Fitriana; Suci Ratna Estria; Aprilia Widiyawati
Indonesian Journal of Community Dedication Vol. 5 No. 2 (2023): Indonesian journal of Community Dedication
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Henti jantung merupakan kondisi hilangnya fungsi pompa jantung secara mendadak, terjadi secara tiba-tiba, karena ketidakmampuan memompa darah ke seluruh tubuh dan membutuhkan penanganan segera karena berisko mengancam nyawa. Pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada henti jantung selama ini banyak dilakukan oleh tenaga medis, namun pada prinsipnya orang awam juga bisa memberikan BHD, yaitu dengan menggunakan hand Only RJP (Resusitasi Jantung Paru). Berdasarkan hasil analisis situasi ditemukan beberapa permasalahan mitra diantaranya Guru dan karyawan SD Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) belum memahami tentang henti jantung dan pemberian BHD. Selama ini belum ada kegiatan pelatihan BHD yang dilaksanakan disekolah. Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah untuk meningkatkan pemahaman Guru dan karyawan tentang henti jantung dan bagaimaan pemberian BHD pada henti jantung. Metode yang digunakan melalui pelatihan BHD yang terdiri dari kegiatan edukasi menggunakan media komik SITUNGRU (Resusitasi Jantung Paru), simulasi dan praktik. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner pre dan postest serta observasi praktik peserta. Hasil kegiatan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan pelatihan dengan nilai rata-rata 13,48 (pretest) menjadi 17,80 (posttest). Peserta dapat melakukan ketrampilan BHD dengan metode Hands only CPR, dengan rata rata nilai adalah 91,36. Selanjutnya untuk meningkatkan retensi pengetahuan dan ketrampilan BHD dapat dilatih dengan metode simulasi dan praktik secara periodik.
DIRECT CONTACT CHALLENGE: METODE MENURUNKAN STIGMA DAN MENINGKATKAN EMPATI TERHADAP ODGJ Suci Ratna Estria
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Orang gangguan jiwa sering dianggap berbahaya, tidak dapat diprediksi, rentan terhadap kekerasan, menakutkan dan berbagai stigma negative bagi sebagian besar mahasiswa keperawatan. Keyakinan dan pandangan yang dimiliki mahasiswa dapat menghalangi kemampuan mahasiswa keperawatan untuk memiliki empati dalam berinteraksi dan merawat pasien dengan penyakit mental di area klinis/RSJ. Kurangnya empati pada mahasiswa yang disebabkan oleh stigma negatif dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan direct contact challenge. Direct contact challenge merupakan sebuah rangkaian program terdiri dari edukasi terkait gangguan jiwa, kemudian peserta diberikan tantangan untuk berinteraksi langsung dengan orang gangguan jiwa yang ada di jalanan (gelandangan psikotik) serta memenuhi kebutuhan dasarnya (memberi makan, minum, merawat kebersihan diri). Interaksi langsung dengan orang gangguan jiwa dapat meningkatkan empati dan menurunkan stigma negative mahasiswa. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh direct contact challenge terhadap stigma dan empati mahasiswa terhadap orang gangguan jiwa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pre-eksperiment intact-group comparison. Populasinya adalah mahasiswa keperawatan s1 semester V. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 mahasiswa pada kelompok intervensi dan 81 pada kelompok kontrol, pengambilan sampel dengan simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji t berpasangan. Instrument yang digunakan menggunakan kuesioner Emphaty Toward the Mentally Ill Scale untuk mengukur empati mahasiswa terhadap orang gangguan jiwa dan kuesioner Community Attitudes Toward the Mentally Ill Scale (CAMI) Hasil : Rata-rata nilai stigma sebelum perlakuan pada kelompok intervensi adalah 96,4 dan pada control 92,3 skor Uji statistik menunjukkan nilai p=0.0001 pada skor stigma dan p=0.0001 pada empati, artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata skor stigma dab empati sebelum dan sesudah perlakuan antara kedua kelompok. Kesimpulan : Direct contact challenge dapat menurunkan stigma negative dan meningkatkan empati mahasiswa terhadap orang gangguan jiwa.