Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Etnofarmakologi dalam Tradisi Pengobatan Islam: Perubahan dan Keberlanjutan Peradaban Ertati Suarni; Ris'an Rusli; Rina Dwi Wulandari
Intelektualita Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial, dan Sains
Publisher : Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intelektualita.v11i2.14886

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan perubahan dan kemungkinan keberlanjutan tradisi etnofarmakologi pengobatan Islam di Indonesia dan negara-negara muslim. Penelitian ini jenis penelitian kualitatif deskriptif mengumpulkan informasi melalui penelusuran literatur, pendekatan analisis bibliografi dan interpretasi konten, untuk membuat kesimpulan terhadap perolehan kajian. Hasil penggalian informasi etnofarmakologi dalam tradisi peradaban Islam, terbukti dapat dianalisis dari sisi historis, bukti arkeologis, sosiologi, antropologis, tradisi ilmu pengobatan etnik, kedokteran Islam, selain itu, hal ini menciptakan kemungkinan bagi World Health Organization untuk terus mendorong etnofarmakologi Islam di masa depan. Kesimpulan, eksplorasi etnofarmakologi, dengan kelanjutan pengembangan ilmiah, memberikan kesempatan kepada para ilmuwan Muslim untuk meningkatkan kecemerlangan dan spiritual peradaban Islam.
INTERNATIONALIZATION OF AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH IN SOUTHEAST ASIA: ANALYSIS OF THE DA’WAH MOVEMENT KH ALI TUNGKAL Saidina Usman; Ris'an Rusli; Masyhur Masyhur; Makmur Harun
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 27 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/akademika.v27i2.5455

Abstract

The internationalization of Ahlussunnah Waljama'ah Islam in Southeast Asia in particular is growing rapidly. The spirit of maintaining the scientific sanad and teachings of Ahlussunnah Waljama'ah is one of the efforts to internationalize the role of KH Ali Tungkal's da'wah. With qualitative-descriptive and pure field research using bibliographical data methods, documentation, and interview results through a historical approach, this study explores: (1) The characteristics of the Islamic da'wah of Ahlussunnah Waljama'ah KH Ali Tungkal. (2) The Urgency of Internationalization of Ahlussunnah Waljama'ah Islam in Southeast Asia in a contemporary context with. The results of this study show that: (1) the characteristics of KH Ali Tungkal's missionary strategy movement, namely by establishing the Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) Tarekat. KH Ali Tungkal also founded the Al Baqiatus Shalihat Islamic boarding school. The characteristics of KH Ali Tungkal's da'wah material generally follow the Ahlussunnah Waljama'ah school. KH Ali Tungkal's da'wah material was planned as much as possible by referring to the books of Kifâyat al-Awwâm, Tuhfat al-Murȋd 'alâ Syarh Jauharat al-Tawhȋd, Syarh Hikam li 'Abdullâh al-Syarqâwȋ, Kifâyat al-Mubtadi'ȋn, Aqâ'id al -Faith and 'Charity Ma'rifah. The method of preaching KH Ali Tungkal both in the Al-Baqiyat Islamic Boarding School environment and in the community with Bil Lisan and Bil Qalam da'wah. (2) The internationalization of Ahlussunnah Waljama'ah Islam with tolerance, moderation, balance, and friendliness to all mankind is the most important thing in the context of Muslims in the contemporary era. So that KH Ali Tungkal's students are in Indonesia, Malaysia, Singapore, and Thailand. Internationalization and universalization of Islam Ahlussunnah Waljama'ah are increasingly unavoidable.
Penafsiran Ayat-Ayat Antropomorfisme Antara Islam Kultural dan Islam Transnasional Khozinul Alim; Ris'an Rusli; Fathur Rahman
Jurnal Semiotika Quran Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.092 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v2i2.15052

Abstract

Penafsiran ayat antromorfisme (tajsīm) adalah satu dari sekian objek kajian yang begitu penting untuk diteliti. Karena ia merupakan objek kajian teologi yang banyak melahirkan penafsiran yang berbeda. Tesis ini membahas komparasi penafsiran ayat antropomorfisme perspektif mufasir Indonesia yaitu dari kalangan Islam Kultural dalam hal ini adalah Muhammad Quraish Shihab, dan dari Kalangan Islam Transnasional dalam hal ini adalah Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Penelitian ini dirancang dengan metode muqāran (komparatif). Hasil penelitian dapat diketahui persamaan keduanya terletak pada penafsiran mereka yang mengarahkan kepada keyakinan kepada sifat-sifat jismiyyah Allah. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang digunakan. Jika Islam Kultural dalam hal ini Quraish Shihab cenderung menggunakan takwil, sedangkan Islam Transnasional dalam hal ini adalah Yazid Jawas menggunakan metode yang cenderung kepada tashbīh (menyerupakan Allah dengan Makhluk). Perbedaan penafsiran ini dilatar belakangi oleh perbedaan sosio-historis dari keduanya. Sedangkan konsekuensi dari perbedaan ini membuat umat Islam Indonesia terpecah dan tidak jarang menyalahkan atau mengkafirkan satu sama lain hanya karena perbedaan pandangan terhadap ayat antromorfisme. Hal ini dapat dilihat di dunia realitas maupun di dunia maya.
KARAKTERISTIK INTELEKTUAL DAN PERADABAN BANI UMAYYAH (KUTTAB SEBAGAI PENDIDIKAN ISLAM DASAR BAGI ANAK USIA DINI) MUHARRAHMAN RAHMAN; RIS'AN RUSLI; AMILDA SANI; DAVIK YASIN; AHMAD SUBIYADI
Raudhah - Proud To Be Professional مجلد 7 عدد 2 (2022): Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah-DESEMBER 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum (STITRU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48094/raudhah.v7i2.219

Abstract

Abstract The presence of Al-Qur'an study guidance is a manifestation of civilization and the development of Islamic Education. This study aims to re-describe the Kuttab Education system during the Umayyad era which is then analyzed by linking non-formal educational institutions for early childhood in the era of society 5.0, namely Al-Qur'an tutoring. The author uses a type of research library research with a descriptive analysis approach. The result is that Kuttab Education during the Umayyad era provided inspiration and contribution to Islamic Education today. Especially tutoring Al-Qur'an. Both of them have in common that lies in the material taught and the pattern of teachers who attend directly to students' homes. Al-Qur'an study guidance is present as an alternative for young children to learn to read and write the Qur'an, even other Islamic sciences.
Akulturasi Islam dalam Peradaban dan Budaya Ani Nafisah; Ris’an Rusli; Anisatul Mardiah; Ahyar; Ahmad Abdul Qiso
TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2021): TAUJIH: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Institut Agama Islam Al-quran Al-Ittifaqiah Indralaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.285 KB) | DOI: 10.53649/taujih.v3i2.101

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memahami akulturasi Islam dalam peradaban dan budaya, jenis penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research), dengan pendekatan penelitiannya adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa akulturasi Islam dinusantara begitu unik diawali dengan sejarah Islam masuk Indonesia melalui proses sejarah yang panjang, Pada awalnya, Indonesia/ Nusantara misalnya pulau Jawa telah dimasuki kebudayaan Hindu yang lebih dahulu berkembang di masyarakat dengan memiliki tradisi tatanan hidup pada masa itu, aksi damai sebagai strategi dakwah dalam penyebaran Islam sehingga ada yang respon memeluk ajaran Islam, berbagai macam yang disunting/disaring dari agama non Islam sebagai strategi menyebarkan agama Islam, misalnya melalui seni tari, musik dan lain-lain. Dalam upacara-upacara keagamaan seperti mauludan atau rajaban sering dipertunjukkan seni tari dan musik tradisional misalnya sekatenan di Jogjakarta dan wayang. Strategi dakwah tersebut menunjukkan adanya hubungan antara agama dan kebudayaan, dengan adanya korelasi tersebut menyebabkan adanya perbedaan kultur keagamaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kehidupan sosial budaya selalu dinamis, terus mengalami adanya perubahan, hubungan antara agama dan kebudayaan inilah yang menyebabkan adanya atau terjadinya proses akulturasi. Akulturasi merupakan culture contact yang memiliki proses dua arah (two way process), saling mempengaruhi antara dua kelompok yang mengadakan hubungan, atau oleh Ortiz disebut transculturation untuk menunjuk suatu hubungan timbal balik (reciprocal) antar aspek kebudayaan. Maka, Perlu ada dialog kreatif dan dinamis antara keduanya hingga akhirnya Islam dapat diterima sebagai agama baru tanpa harus menggantikan budaya lokal yang ada. Dalam hal ini, budaya lokal yang terkandung dalam tradisi dan adat istiadat masyarakat setempat tetap dapat dijalankan tanpa merusak ajaran Islam. Maka, diperlukan dialektika antara Islam dan budaya, Islam memberikan warna dan semangat pada budaya dan peradaban, dan budaya serta peradaban memberikan kekayaan pada Islam. Inilah yang terjadi dalam dinamika Islam di Indonesia, yang kaya akan tradisi dan budaya.
UNIVERSALISME ISLAM DAN ISLAM LOKAL: KAJIAN PERBANDINGANNYA Endang Switri; Ris’an Rusli; Anisatul Mardiah
Raudhah - Proud To Be Professional مجلد 8 عدد 1 (2023): Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah-APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum (STITRU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48094/raudhah.v8i1.317

Abstract

Abstract, This scientific work discusses the universalism of Islam and local Islam as well as comparative studies between Islamic universalism and local Islam. Islam is a religion of Rahmatan Lil'alam, of course, it does not distinguish one from another. The method in writing scientific works is the library method. Then this scientific work shows that Islamic universalism or Islam universalism, gentle Islam, friendly Islam, mingling Islam and love for the world including people of different religions, but there are limitations in terms of four so that Islam can grow and share in life. (From a social perspective), while local Islam is Islam that develops and grows in certain areas/regions, and the specific development of Islam in an area/region is different because each region has different cultures.
Etnografi masyarakat Melayu di Singapura pada abad ke-19 sampai 20 Masehi Syahrul Rahmat; Ris’an Rusli; Amilda Sani
AL MA'ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya Vol 5 No 1 (2023): Al Ma'arief: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya
Publisher : Program Studi Tadris IPS Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/almaarief.v5i1.5023

Abstract

The construction of a port by the British in Singapore in the 19th century made this area attract the attention of sailors and traders from various parts of the world with various cultural backgrounds. Indirectly, this condition impacts the Malays, who are the original inhabitants of this island. This article discusses the cultural history of the Singaporean Malay community in the 19th to 20th centuries. It reveals the demography and culture of the people referring to 25 records of Westerners who came to visit and settled in Singapore in the 19th to 20th centuries. The discussion in this article using historical research methods, which comprise four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Data analysis uses an ethnographic approach and cultural elements by Koentjaraningrat. In the 19th to 20th centuries, Singapore’s Malay population was always second only to the Chinese. Based on a search of several records of visitors who came to Singapore, it was discovered that Singapore was divided into three parts, namely the British or European area, the Chinese area and the Malay and Keling area. The culture of society in this period comprised technological, social, economic, and artistic aspects.
Ruqyah Syar’i: Signifikansi Dan Pengaruh Surat Al-Fatihah Dalam Praktik Ruqyah Agus Rifki Ridwan; Ris’an Rusli; Halimatuss’adiyah Halimatuss’adiyah
Jurnal Semiotika Quran Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jsq.v3i1.18331

Abstract

Basically the study of the Qur'an does not necessarily focus on the text of the Qur'an. However, it can also refer to social phenomena associated with the presence of the Qur'an in certain Muslim communities, as well as other individuals who are involved with it on a daily basis or what is often referred to as the Living Qur'an. The Qur'an lives in society and is known as the Living Qur'an. In contrast to most Al-Qur'an studies which concentrate on the text of the Al-Qur'an, this article aims to bring the evolution of Al-Qur'an studies into the realm of the Living Qur'an. An interesting option in its development may be the living Koran. The research findings show that Surah Al-Fatihah can be used to perform meruqyah for individuals.
IMPACT ADDICTED SOCIAL MEDIA ON TEENAGER IN PALEMBANG CITY Sefty Anggraini; Ris’an Rusli; Fajar Tri Utami Fajar
Indonesian Journal of Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Multidisciplinary Sciences
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.858 KB) | DOI: 10.59066/ijoms.v1i1.71

Abstract

This study aims to describe the impact of social media addiction on adolescents in the city of Palembang. The method used in this research is a qualitative research method with a descriptive design. The subjects in this study were 3 women who were students using purposive sampling. Furthermore, the data collection method uses interviews, observation, and documentation. Meanwhile, data analysis uses data collection, data reduction, data display, and conclusion / verification. The results of this study indicate that there are positive impacts and negative impacts felt by the three subjects. The negative impact is a lot of time spent on social media, decreased achievement at school, less active in the social environment. The positive impact makes it easier for subjects to communicate. The results of this study also show that social media addiction has more negative effects that positive effects.
Sentralisasi Islam Marginal: Konstribusi Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Melayu Nusantara Lukmanul Hakim; Ris'an Rusli; Danil Mahmud Chaniago; Aziza Meria
TSAQAFAH Vol. 15 No. 2 (2019): Islamic Civilization
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v15i2.3332

Abstract

AbstractThe Historiography of Islam in the Nusantara Malay has been dominated by western scholars such as K.P. Lando, J.C. van Leur, R.O. Winstedt and J.j.de Graff. They claim that Islam in the Nusantara Malay region is a peripheral Islam that has no connection with Islam in the Middle East as the central. In the domination of these western authors, AzyumardiAzra emerges with contrasting idea and disagrees the claim. He states that Islam in the Nusantara Malay world cannot be separated from Islam in the Middle East which has strong connection and be a part of Islam in general. It belongs to one entity. He also states thatthe establishment and the development of Islam in a region must have connection with other regions. Therefore, this research tries to reconstruct and to analyze Azra’s contribution toward the Historiography of Islam in Nusantara Malay. The method use are historiography and content analysis. Azra’s contributions in the Historiography of Islam in the Nusantara Malay are to be determining the direction of its historiography, be approaching Islamic history in the Nusantara Malays as part of the world Islam and Muslim history,coloring Islam itself and offering consciousness on the history of Islam for muslim in the Nusantara Malay and introducing social history in the Historiography of Islam in the Nusantara Malay. Keywords: Centralization, Marginal Islam, Azyumardi Azra, Islamic Historiography, The Nusantara Malay. AbstrakHistoriografi Islam Melayu Nusantara selama ini didominasi oleh penulis Barat, di antaranya: K. P. Landon, J. C. van Leur, R. O. Winstedt dan H. J. De Graaf. Mereka berpendapat bahwa Islam di kawasan Melayu Nusantara adalah Islam pinggiran, Islam yang tidak ada hubungannya dengan Islam di pusatnya Timur Tengah. Di tengah dominasi penulis Barat tersebut muncullah Azyumardi Azra, ia tidak sependapat dengan kebanyakan penulis Barat tersebut. Menurut Azyumardi Azra, Islam di dunia Melayu Nusantara tidak bisa dipisahkan dari Islam yang ada di pusatnya Timur Tengah, dalam artian Islam di dunia Melayu Nusantara merupakan bagian dari Islam secara keseluruhan. Ia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tumbuh dan berkembangnya Islam di suatu kawasan mesti terkait dengan Islam di kawasan lain. Tujuan penelitian ini untuk merekonstruksi dan menganalisis konstribusi Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Melayu Nusantara. Sedangkan metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah dengan pendekatan historiografi dan analisis isi. Konstribusi Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Melayu Nusantara adalah menentukan arah perjalanan sejarah Islam di Melayu Nusantara, mendekati sejarah Islam di Melayu Nusantara sebagai bagian dari sejarah umat Islam secara keseluruhan, memberi warna Islam dan kesadaran sejarah umat Islam di dunia Melayu Nusantara serta memperkenalkan sejarah sosial di dalam Historiografi Islam Melayu Nusantara.Kata Kunci:  Sentralisasi, Islam Marginal, Azyumardi Azra, Historiografi Islam, Melayu Nusantara.