Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kemiskinan Masyarakat di Indonesia: Perspektif Sosiologi Islam dan Fenomenologi Barat Yulasteriyani Yulasteriyani; Randi Randi; M Hasbi
Intizar Vol 25 No 2 (2019): Intizar
Publisher : Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intizar.v25i2.4463

Abstract

Tulisan ini memaparkan bagaimana konsep miskin dipahami menurut perspektif ajaran agama Islam yang disandingkan dengan fenomenologi Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemiskinan memiliki variasi makna dan tolok ukur seperti miskin pespektif ekonomi, miskin dilihat dari sosial budaya, serta miskin perspektif agama. Miskin dalam perspektif Islam mutlak sama yakni kondisi manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehari. Sedangkan perspektif fenomenologi bervariasi seperti BPS pengeluaran per kapita per bulan yang dibawah garis kemiskinannya (Badan Pusat Statistik), pendapatan kurang dari PPP $1 perhari (Bank Dunia), tidak berpenghasilan setara 320 kg beras/pedesaan dan 480 kg beras/perkotaan per tahun (Sagoyo), bergantung standar masyarakat bersangkutan (Panjaitan), dan ketidakberuntungan masyarakat (Suharto).
Kampus Mengajar: Upaya Pendampingan Pendidikan Era Pandemi Covid-19 di Desa Kalampadu Ogan Ilir Yulasteriyani Yulasteriyani; Gita Isyanawulan; Isma Nurillah
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 4 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i4.1898

Abstract

This service is motivated by the socio-cultural phenomenon of education in Kalampadu Village since the distance school system has created new social problems. The quality of school resources, parental resources, online media, and internet access does not support the learning process, causing children to find it challenging to understand school subject matter. This socio-cultural-educational problem should not be left without efforts to solve the problem because the nation's children are the hope and successor in a prosperous future of Indonesia. The Unsri community service team helped solve this educational problem by conducting socialization and internalization of socio-cultural-educational. This community service activity was carried out at the Village Hall, Kalampadu Village, involving 32 participants consisting of parents, teachers, students, community leaders, and the village government. This method is carried out by delivering material and direct practice to the participants of service activities. The results of these activities are full of practice from Parsons' structural, functional theory. Every series of events from beginning to end fits perfectly with the AGIL scheme in socializing and internalizing educational norms. Welcoming remarks as a process of re-adaptation, delivery of material according to the re-integration scheme, and a question-and-answer and interactive process is applying all elements of adaptation-achievement of goals-integration-maintenance of patterns. This service activity integrates the socio-cultural system of education towards an ideal and prosperous educational, social system.
Tipologi Tindakan Sosial Petani Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan Yulasteriyani Yulasteriyani; Opan Suhendi Suwartapradja; Nandang Mulyana
Society Vol 9 No 2 (2021): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.239 KB) | DOI: 10.33019/society.v9i2.226

Abstract

Traditional farming communities are synonymous with subsistence culture, whereas modern society is a commercial economy. Economic action in sociology is called social action, which has different motives and orientations depending on the actor concerned. This research aims to analyze the socio-economic actions of farming communities in Kalampadu Village, Muara Kuang Sub-district, Ogan Ilir Regency, South Sumatra Province. This research uses a qualitative method. Informants in this research are rainfed rice farmers and stakeholders in Kalampadu Village and collect data using observation techniques, in-depth interviews, and documentation. The results showed that farmer actors in the village of Kalampadu carried out a dualism of economic action, both subsistence economics and commercial economics. Weber’s social action is not practiced partially. Some of these concepts of social action can be used simultaneously or separately. There are three models of social action in the socio-economic behavior of farmers, namely traditional social action (subsistence economy), traditional social action of rational instrumental integration (secondary subsistence economy), and rational social action (commercial economy).
DIMENSI RELIGIUSITAS LANSIA DI DESA LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Dian Sri Andriani; Ardi Saputra; Yulasteriyani Yulasteriyani
Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (JPPM) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (JPPM)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jppm.v8i2.15667

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan rutinitas ibadah lansia dan 2) mengetahui hubungan antara religiusitas terhadap kesehatan lansia. Penelitian ini dilakukan di Desa Labuhan Maringgai, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling (sensus), yaitu seluruh lansia yang berada di Desa Labuhan Maringgai sebanyak 73 jiwa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner dengan metode analisis statistik deskriptif, uji korelasi product-moment, uji hipotesis, dan uji besar pengaruh variabel. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 76% lansia sudah rutin melaksanakan ibadah shalat Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya yang disertai dengan zikir. Persentase lansia yang merutinkan baca Al quran sebesar 47%, sedangkan yang menghadiri pengajian di masjid sebesar 50%. Lansia yang belum merutinkan ibadah disebabkan oleh faktor pekerjaan. Diketahui sebesar 44% lansia masih bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kemudian, berdasarkan hasil uji statistik diketahui adanya hubungan yang positif antara rutinitas ibadah terhadap kebahagiaan lansia. Penduduk lansia yang rutin melaksanakan ibadah merasakan ketenangan secara psikis dan berdampak pada kesehatan jasmani. Adapun lansia yang belum rutin melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehai-hari mudah merasakan cemas atas situasi yang dihadapinya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari anggota keluarga dan pemerintah desa untuk mengupayakan kesejahteraan lansia.
REPRESENTATION OF CULTURAL IDENTITY IN LIMAS HOUSE PALEMBANG Dadang Hikmah Purnama; Mulyanto Mulyanto; Yulasteriyani Yulasteriyani
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 48 No. 1 (2021): JULY 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.666 KB) | DOI: 10.9744/dimensi.48.1.47-54

Abstract

This study analyzes the limas house as reflect of Palembang cultural identity, which is interpreted as the identity of "as to becoming". The change in the limas house as a cultural marker is adaptive and dynamic following changes in cultural identity, mainly a family structure, kinship relationship, gender, and marital status. This research uses a qualitative method with the structuralism and phenomenological approach. The informant criteria determined purposively. The data was collected using observation, in-depth interviews, and documentation. The study uses structural analysis to find the structure of form and the layout of the limas house. The analysis of cultural studies is carried out to provide context for the dynamics of changes in cultural identity that affect changes in the limas house. The results showed the structure of the limas house reflects the organizing the layout of the house according to family structure, kinship relationship, gender, and marital status as the cultural identity Palembang. The cultural identity is dynamic through the processes of production and reproduction, thus influencing changes in the limas house. The dynamics of change show the limas house can accommodate social continuity. Limas house is an arena that shows cultural identity through building changes that are adaptive to the social processes. Limas house needs to be protected, maintained, and developed through reinterpretation and revitalization in line with the cultural dynamics of the society.
Penguatan Pengelolaan BUMDes Semarak Berseri Desa Sumber Rahayu Kecamatan Rambang Kabupaten Muara Enim Randi Randi; Yulasteriyani Yulasteriyani; Yosi Arianti; Rizki Goffar Ismail; Prengki Prengki
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Maret : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/sewagati.v2i1.497

Abstract

Pengabdian ini adalah fokus kepada Penguatan Pengelolaan BUMDes Semarak Berseri Desa Sumber Rahayu Kecamatan Rambang Kabupaten Muara Enim. Adapun metode yang digunakan yaitu pelatihan dengan tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil dari pengabadian yaitu lemahnya pengelolaan yang disebabkan karena Sumber Daya Manusia yang terbatas dan ketidakmampuan pengelola untuk berinovasi terhadap potensi yanga ada.  Disamping itu kepengurusan BUMDes yang sering berganti menjadi salah satu penghambat untuk menjalankan BUMDes menjadi lebih baik hal ini disebabkan proses adminstrasi yang cukup lambat. Seharusnya proses pergantian kepengurusan disegerakan diambil alih dnegan pengurus baru. Adapun faktor lain yaitu modal yang dimiliki masih kurang. Pelatihan ini memberikan wawasan baru terkait pengelolaan BUMDes.