Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia (JRGI)

Klasifikasi Kualitas Massa Batuan Dengan Metode Rock Mass Rating (Rmr) Terhadap Kestabilan Lereng Pada Kecamatan Wolasi, Konawe Selatan, Sulawei Tenggara Hasria Hasria; Erwin Anshari; Harziman Ningrat
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 01 (2019): Edisi April JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara administrasi daerah penelitian terletak di Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 04ᵒ 08' 49,7"- 04 09' 26,5"LS dan 122ᵒ 29'58,0"- 122 29' 32.2"BT. Daerah penelitian termasuk dalam Kompleks Meluhu yang berumur Trias (TRJm) yang tersusun atas sekis mika dan batusabak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas massa batuan berdasarkan metode RMR. Metode RMR mengacu pada 5 parameter utama yaitu kuat tekan batuan utuh, Rock Quality Designation, spasi diskontinuitas, kondisi diskontinuitas, dan luahan airtanah. Berdasarkan 5 (lima) parameter tersebut, maka dapat ditentukan kelas massa batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun 1 memiliki nilai RMR 68, stasiun 2 memiliki nilai RMR 61, stasiun 3 memiliki RMR 57, dan stasiun 4 memiliki RMR 60. Berdasarkan nilai RMR tersebut, maka dapat diklasifikasikan bahwa stasiun 1 dan stasiun 2 termasuk dalam kelas II dengan massa batuan baik, sedangkan stasiun 3 dan stasiun 4 termasuk dalam kelas III dengan massa batuan sedang. Suatu lereng yang mempunyai kelas II dengan massa batuan yang baik, maka diidentifikasikan sebagai lereng yang relatif stabil, sedangkan apabila mempunyai kelas III dengan massa batuan yang sedang, maka diidentifikasi sebagai lereng yang kurang stabil sehingga rawan terjadinya longsor.
Interpretasi Sebaran Zona Mineralisasi Emas Berdasarkan Metode Polarisasi Terinduksi Di Daerah “Y” Gunung Pongkor Jawa Barat Muhammad Ichsanul Akbar Natsir; Jamhir Safani; Erwin Anshari
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan emas daerah Pongkor merupakan endapan emas hidrothermal tipe ephitermal (berupa urat-urat kuarsa) low sulphidation, dengan mineral pembawa yang mengandung logam dan non-logam. Dengan menggunakan metode Induced Polarization (IP) yang memanfaatkan sifat kelistrikan dan polarisabilitas batuan, dapat dideteksi adanya mineral-mineral sulfida yang disseminated dan berasosiasi dengan mineral logam lainnya yang disokong oleh metode resistivity. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa zona penyebaran mineralisasi emas berdasarkan penampang 2D dan 3D data resistivity dan Chargeability yang didukung dengan data geologi yang ada. Pemodelan penampang 2D data resistivity dan Chargeability dilakukan dengan menggunakan software Res2dinv yang kemudian diinput kedalam software surfer 13 dan pemodelan penampang 3D data resistivity dan Chargeability dilakukan dengan menggunakan software Geosoft Oasis Montaj, yang dimana penampang 3D ini akan digunakan untuk mengetahui kedalaman serta sebaran mineral logam pada daerah penelitian. Data pengukuran merupakan data sekunder dengan panjang lintasan pengukuran IP sepanjang 2000 meter dan berjumlah 5 lintasan, serta masing-masing lintasan memiliki spasi antar elektroda sepanjang 50 meter. Interpretasi dilakukan dengan mengkorelasikan penampang 2D true resistivity dan true Chargeability. Hasil interpretasi menyatakan bahwa zona mineralisasi emas ditandai dengan nilai high resistivity (200 – 2365,7 Ωm) dan high Chargeability (500 – 810 msec). Hal ini disebabkan oleh sistem mineralisasi pada daerah penelitian merupakan sistem epithermal. Dari 5 lintasan yang diolah, indikasi keterdapatan zona mineralisasi emas hampir terdapat pada tiap lintasan yang diklasifikasikan berdasarkan zona mineralisasi tinggi, sedang dan rendah. Volume potensi mineralisasi emas berdasarkan nilai Chargeability terestimasi pada sistem ephitermal ini adalah  174.028.250 m3.