Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Strategi Menumbuhkan Sikap Dan Perilaku Wirausaha Melalui Pembelajaran Kooperatif Yang Berwawasan Kewirausahaan Endang Mulyani
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.054 KB) | DOI: 10.21831/jep.v6i2.580

Abstract

Penelitian dengan judul pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship ini dilakukan dengan tujuan jangka panjang adalah untuk menumbuhkan sikap dan perilaku wirausaha siswa SMK. Tujuan jangka pendek dari penelitian ini adalah untuk menemukan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship. Untuk mencapai tujuan tersebut rencana kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap. Tahap I dilakukan penelitian tentang: 1) karakteristik siswa SMK dilihat dari sikap dan perilaku wirausahanya, 2) model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat mengajar. Pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship dalam penelitian ini menggunakan four-d model (Thiaragajan et.al, 1994).Dari penelitian tahun pertama, berdasarkan analisis data dari instrumen sikap dan perilaku wirausaha, diperoleh hasil bahwa dari 120 responden yang menjadi sampel penelitian sebagian besar sikap dan perilaku wirausahanya termasuk kategori sedang dan rendah (101 siswa termasuk kategori sedang dan 19 siswa termasuk kategori rendah). Dilihat dari hasil observasi tentang metode pembelajaran yang digunakan guru menunjukkan bahwa sebagian besar guru mata pelajaran ekonomi dan kewirusahaan masih menggunakan model pembelajaran ceramah sedikit divariasi dengan tanya jawab dan sedikit praktik untuk mata pelajaran kewirausahaan. Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan bahwa: 1) sebelum kegiatan pengembangan model pembelajaran kooperatif yang berwawasan kewirausahaan diuji coba, peneliti telah mengembangkan lembar penilaian model pembelajaran yang berwawasan kewirausahaan melalui validasi pakar. Dari hasil penilaian para ahli tersebut, lembar ini dinyatakan valid dengan kategori nilai baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi, 2) dilihat dari hasil pengembangan instrumen model pembelajaran kooperatif yang berwawasan kewirausahaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam instrumen yang telah dikembangkan, hasil penilain pakar menunjukkan hasil yang baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi, 3) dilihat dari sikap dan perilaku wirausaha sesudah diberi intervensi model pembelajaran kooperatif yang berwawasan entrepreneurship, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36 siswa sebagian besar sikap dan perilaku wirausahanya termasuk kategori tinggi (68,7%).4) implementasi model pembelajaran yang berwawasan kewirausahaan di kelas dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah Endang Mulyani
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.689 KB) | DOI: 10.21831/jep.v8i1.705

Abstract

Pemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk yang tidak produktif setiap tahun. Dalam praktik di sekolah, untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta   didik ada   beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:1)   pembenahan dalam Kurikulum; 2) peningkatan peran sekolah dalam mempersiapkan wirausaha; 3) pembenahan dalam pengorganisasian proses pembelajaran;  4) pembenahan pada diri guru. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan mulai dari PAUD – SMA/SMK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALB, merupakan suatu hal yang tidak bertentangan dengan butir-butir kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen RPJMN 2010 - 2014, yang telah menetapkan sebanyak 6 substansi inti program aksi bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan, 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, substansi inti program aksi bidang kependidikan yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan adalah penataan ulang kurikulum sekolah yang dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (di antaranya dengan mengembangkan model (link and match). Di samping itu pelaksanaan pendidikan kewirausahaan sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan  dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi: 1) peserta didik memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi, 2) lingkungan kelas yang mampu mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diinternalisasikan, dan 3) lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa kewirausahaan.
MODEL PENDIDIKAN EKONOMI KREATIF BERBASIS KARAKTER SEBAGAI BRIDGING COURSE PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN Sri Sumardiningsih; Endang Mulyani; Marzuki Marzuki
Jurnal Kependidikan Vol. 43, No.1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v43i1.1961

Abstract

Artikel ini merupakan hasil penelitian tahun pertama dari dua tahun penelitian yang direncanakan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat implementasi model pendidikan ekonomi kreatif berbasis karakter yang terdiri atas silabus, RPP, dan bahan ajar serta mengembangkan seperangkat instrumen yang diperlukan untuk menilai model pendidikan ekonomi kreatif yang telah dikembangkan. Pengembangan model   menggunakan Four-D yang meliputi define, design, develop, dan disseminate. Subjek penelitian adalah mahasiswa pengambil mata kuliah kewirausahaan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pengumpulan data dilakukan dengan angket, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan bahan ajar pendidikan ekonomi kreatif) hasil pengembangan termasuk ke dalam kategori baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi; 2) perangkat instrumen penilaian model pendidikan ekonomi kreatif hasil pengembangan (instrumen penilaian silabus, RPP, bahan ajar, penilaian kreativitas mahasiswa, dan penilaian keterlaksanaan model) termasuk dalam kategori “baik” dengan sedikit revisi.
PELATIHAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN EKONOMI (STRATEGI MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA PADA GURU DAN SISWA) Endang Mulyani; Barkah Lestari; Daru Wahyuni; Kiromim Baroroh
INOTEKS : Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Volume 14, Nomor 2, Agustus 2010
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.489 KB) | DOI: 10.21831/ino.v14i2.2294

Abstract

The main purpose of PPM activity is after  finishing the training students are expected to be able to practice the knowledge and their capabilities in using useless goods as economics learning media as strategy to build the spirit of businessman to teacher and students. There is a special purpose: (a) giving training to economics teacher concerning the use of useless  goods  as  economics  learning  media;  (b)  giving  supplies  and capability  in designing  the  use  of useless goods as  economics  learning media; and (c) giving supplies and capability in using useless goods as economics learning media which is a strategy to build the spirit of businessman in teacher and students. The method of PPM activity used to reach   the target is speech, simulation, and giving an assignment. The result which is reached through PPM activity is (a) Most of participants who have a positive attitude toward training  implementation. This case can be showed from the observation result that  most of serious teachers (95%) and enthusiastic; (b) It is looked from the understanding level toward learning material to show that 100 % participants understand in training material. This case is seemed at the time it  is given assignment to design useless goods from 7 groups, 100% is successful to develop useless goods. The understanding and mastering of teacher toward training material, although there are 2 media groups he or she develops but they are not appropriate to be sold; (c) It is looked from the capability of RPP development by using media of useless goods to show that from 7 groups, there are 6 groups collecting RPP, 1 group do not it; (d) It is looked from the capability to apply in the class showed by assignment the practice of using useless goods as learning media, there are 6 groups do it; and (e) It is looked from the spirit of businessman shows that all participants  are  seemed  to  be  enthusiastic trained  to  sell  product  result which is made of useless goods have been developed. The conclusion of this activity is the activity of dedication to people can  be  made  as  a  means  of  developing  teacher  capability  to  do  new innovations in the case of using and developing useless goods as economics learning media in the class, beside that teacher can do the refreshing and new ideas in learning. It is expected that in the next budget year LPM still facilitates same PPM activity with most of target which is wider so the increase of quality in learning can be felt by more schools and students.