Jamzuri Jamzuri
Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNS Jalan Ir Sutami 36A Surakarta

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENYUSUNAN TES DIAGNOSTIK FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS Nugraeni, Dita; Jamzuri, Jamzuri; Sarwanto, Sarwanto
Jurnal Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.666 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan menghasilkaninstrumen tes diagnostik alat ungkap miskonsepsi siswa dalam materi Listrik Dinamis di Sekolah Menengah Atas kelas X semester genap. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D)dengan metode 4-D yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Penelitian melibatkan ahli bidang studi Fisika dan siswa SMA Negeri Colomadu. Teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara dan teknik tes. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptifnya dan analisis butir tes. Analisis deskriptif digunakan untuk proses penyusunan tes diagnostik. Sedangkan  analisis butir tes pilihan ganda dengan alasan yang sudah ditentukan meliputi uji validitas, dan reliabilitas soal. Tahap dalam penelitian terdiri dari 1) tahap Define meliputi analisis kurikulum, analisis silabus, dan analisis kebutuhan, 2) tahap design meliputi penyusunan kisi-kisi dan instrumen tes yang terdiri dari 20 butir soal yang teruji validitasnya melalui kegiatan validasi yang dilakukan oleh validator ahli, 3) tahap develop dilaksanakan dengan uji coba terbatas. Uji coba terbatas melibatkan 26 siswa (skala kecil) dan 53 siswa (skala besar) dari Kelas XI SMA Negeri Colomadu, 4) tahap disseminate. Berdasarkan analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa hasil penelitian ini antara lain: 1) butir soal tes diagnostik yang telah disusun sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Terdapat sebaran soal pada setiap kompetensi dasar. Pada kompetensi dasar 5.1 yaitu memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) ada 15 item soal, kompetensi dasar 5.2 yaitu mengidentifikasi penerapan listrik AC (alternating current)dan DC (direct current)  dalam kehidupan sehari-hari ada 4 item soal, dan pada kompetensi dasar 5.3 yaitu menggunakan alat ukur listrik terdapat 1 item soal. Jumlah soal yang disusun sebanyak 20 butir. Instumen yang disusun bertujuan untuk mengukur ranah kognitif siswa antara C1 sampai C4. Adapun jumlah butir soal berdasarkan pengukuran ranah kognitif antara lain: memahami (C2) sebanyak 3 soal, menerapkan (C3) sebanyak 6 soal, dan menganalisis (C4) sebanyak 11 soal. 2) Tes diagnostik yang disusun mampu mengklasifikasikan tingkat pemahaman siswa. Tingkat pemahaman siswa dibedakan menjadi tiga yaitu memahami, miskonsepsi, dan tidak tahu konsep. Tingkat pemahaman siswa diungkap melalui pemahaman konsep materi (Listrik Dinamis). Dari 20 butir soal yang disusun, terdapat 13 butir soal yang dapat dijadikan sebagai tes diagnostik. Sedangkan 7 butir soal yang tidak dapat dijadikan sebagai tes diagnostik yaitu nomor 5, 10, 11, 15, 17, 19, dan 20. Hal ini bisa terjadi karena soal nomor 5, 10, dan 20 hanya dapat mengungkap kemampuan siswa dalam tingkat pemahaman miskonsepsi dan tidak tahu konsep, sedangkan tingkat pemahaman memahami tidak dapat diungkap. Sedangkan untuk soal nomor 11 dan 17 hanya dapat mengungkap kemampuan siswa dalam tingkat pemahaman memahami dan tidak tahu konsep, sedangkan tingkat pemahaman miskonsepsi tidak dapat diungkap. Dan untuk soal nomor 19 hanya dapat mengungkap kemampuan siswa dalam tingkat pemahaman miskonsepsi saja, sedangkan tingkat pemahaman memahami dan tidak tahu konsep tidak dapat diungkap.Berdasarkan persentase pemahaman konsep tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen soal telah memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid, relevan, spesifik, representatif, seimbang, sensitif, fair, dan efisien.Kata kunci: Tes diagnostik, miskonsepsi, Listrik Dinamis.
PENERAPAN MEDIA MIND MAPPING PROGRAMPADA MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI.A2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA Permatasari, Indhah; Jamzuri, Jamzuri; Wahyuningsih, Daru
Jurnal Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.778 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penggunaan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa. (2) Penggunaan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang dikhususkan pada materi pokok fluida dinamis sebanyak 30 siswa. Data diperoleh melalui pengamatan, review tanggapan guru, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi pokok fluida dinamis. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa terbukti dengan analisis lembar observasi motivasi belajar siswa selama penelitian berlangsung, yang pada awalnya rata-rata tiap indikator motivasi belajar siswa sebesar 21,67%, siklus I menjadi 52%, dan pada siklus II menjadi 53,33%. (2) Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI.A2 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada materi pokok fluida dinamis. Peningkatan hasil belajar fisika siswa berdasarkan  aspek kognitif  yakni ketuntasan belajar fisika oleh siswa pada siklus I sebesar 83,33% yang kemudian meningkat menjadi 90% pada siklus II dari target yang ditetapkan yakni ketuntasan belajar siswa sebesar 75%. Kata kunci: Mind Mapping, CTL, motivasi belajar, hasil belajar
DESAIN SIGNAL GENERATOR UNTUK UJI KELISTRIKAN TUBUH Siti Aminah, Nonoh; Jamzuri, Jamzuri
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4308.537 KB)

Abstract

Fenomena fisik yang melibatkan listrik dan magnet telah diamati sejak zaman dulu sekali. Namun, hanya dalam dua abad terakhir para ilmuwan mulai memahaminya. 300 tahun yang lalu, kita tidak akan pernah mengalami kontak dengan listrik buatan manusia selama hidup kita. Perkembangan luar biasa dalam bidang ilmu ini telah diterapkan banyak sekali, sehingga sekarang sulit membayangkan hidup tanpa listrik.Bioelektrisitas seperti elektrokardiogram diketahui hampir satu abad sebelum biomagnetisme ditemukan. Orang telah mengenal adanya ikan listrik (Torpedo dan belut) berabad-abad sebelum listrik secara ilmiah dipelajari. Pada tahun 1786, Luigi Galvani seorang ahli anatomi dari italia, menemukan bukti pertama bahwa listrik berperan dalam kontraksi otot. Ia mendapatkan bahwa apabila dua potong logam yang berbeda dihubungkan dan ujung – ujung dari keduanya disentuhkan ke beberapa bagian otot seekor kodok yang telah mati, otot kodok akan berkontraksi. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan dalam prosesnya ia menemukan baterai. Temuan tersebut merupakan sumber arus listrik tetap yang pertama. Dan merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah Fisika. Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada 2 aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.             Kata kunci : biolistrik
STUDI EKSPLORASI CARA MENDIDIK ANAK BERKARAKTER Jamzuri, Jamzuri
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.591 KB)

Abstract

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.Konfigurasi karakter dalam proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), Olah Rasa Karsa (Affective and Creativity development). Cara Mendidik Anak Berkarakter, pada gambar 1 ada tiga masalah yang harus diolah ketika pendidik menghadapi manusia, ialah : memberi isi kepala (head) berkaitan dengan otak (kognitip), memberi isi hati berkaitan dengan nilai agama (moral) dan memberi keterampilan tangan (psikomotorik). Sehingga ketiganya membentuk sikap berbasis aqidah yang benar yang menumbuhkan akhlaq mulia, bermotivasi untuk mandiri dan berprestasi.Khusus untuk sekolah yang berbasis agama Islam ada 5 konsep yang dapat diterapkan dalam mengelola sekolah, sebagai berikut :Menanamkanaqidah yang benarbertaqwa hanya kepada Alloh.Membentukakhlak mulia mengacu pada panutan  Nabi Muhammad saw.Meningkatkan motivasi belajarmendorong  semangat belajar.Menumbuhkan kemandirianMelatih belajar mandiri.Menghasilkanprestasi tertinggiNilai UAN  tinggi masukrangking. Kata Kunci : Karakter nilai-nilai perilaku Manusia
PROFIL PRAKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI CAHAYA Astuti Handayani, Ratih; Jamzuri, Jamzuri; Budiawanti, Sri
Jurnal Pendidikan Fisika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.419 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan profil prakonsepsi yang dimiliki siswa  kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Sragen pada materi Cahaya.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jenar Sragen. Sampel dalam penelitian sejumlah 96 siswa dari 201 siswa. Pemilihan subjek penelitian dengan teknik cluster - random sampling. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes, dan teknik wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes pilihan ganda dengan alasan tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.Dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa profil prakonsepsi yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 1 Jenar Sragen sebagai berikut: siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi benar tertinggi sebanyak 59.72 % yaitu pada konsep cahaya dan penglihatan. Siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi bersifat miskonsepsi tertinggi sebanyak 52.09  % yaitu pada konsep warna dan cahaya. Siswa yang memiliki rata-rata prosentase prakonsepsi salah tertinggi sebanyak 40.62 % yaitu pada konsep bayang-bayang dan bayangan. Profil prakonsepsi siswa bersifat miskonsepsi yang lebih dari 55 % adalah sebagai berikut :1) benda berwarna merah terlihat karena cahaya putih yang mengenai benda terserap selain warna merah, sedangkan warna merah tertinggal di benda (81.25 %); 2) semakin terang sumber cahaya, maka kecepatan cahayanya akan semakin cepat (62.5 %); 3) semakin jauh jarak benda terhadap cermin datar maka tinggi bayangannya akan semakin mengecil (62.5 %) ; 4) semua cahaya yang mengenai cermin akan dipantulkan  tidak ada yang diserap (61.46 %); 5) cahaya  yang  berasal  dari  sebuah  sumber  pada siang  hari  akan  tetap tinggal  pada  sumber  atau  tidak  merambat (59.38 %) ; 6) langit mendung tidak terbentuk bayangan karena cahaya terserap semua oleh awan (57.29 %).Kata kunci: Metode Deskriptif, Prakonsepsi, Miskonsepsi, Cahaya.
PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLRCTUALY (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Fitriyaningsih, Fitriyaningsih; Jamzuri, Jamzuri; Rahardjo, Dwi Teguh
Jurnal Pendidikan Fisika Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.371 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penggunaan pendekatan Somatic, Auditory, Visual Intelletualy (SAVI) melalui metode pembelajaran diskusi informasi dan demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa. (2) Penggunaan pendekatan Somatic, Auditory, Visual Intelletualy (SAVI) melalui metode pembelajaran diskusi informasi dan demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolalitahun pelajaran 2012/2013 yang dikhususkan pada materi pokok teori kinetik gas sebanyak 31 siswa. Data diperoleh melalui pengamatan, review tanggapan guru, tes kognitif, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : (1) penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI)dengan metode pembelajaran diskusi informasi dan demonstrasidapat meningkatkan motivasi belajar fisika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pokok teori kinetik gas. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa terbukti dengan analisis lembar observasi motivasi belajar siswa selama penelitian berlangsungmeningkat sebesar 43,14 % pada siklus 1, dan 65,72 % pada siklus 2 dibandingkan dengan keadaan awal (2) Pendekatan Somatic, Auditory, Visua, Intellectualy (SAVI)dengan metode pembelajaran diskusi informasi dan demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi pokokteori kinetik gas. Peningkatan hasil belajar fisika siswa berdasarkan aspek kognitif  yakni ketuntasan belajar fisika oleh siswa pada awalnya sebesar 64,74 % meningkat menjadi 100 % pada siklus I, dan pada siklus II menjadi 96,77 % dari target yang ditetapkan yakni ketuntasan belajar siswa sebesar 75%. Kata Kunci : Pendekatan SAVI, motivasi belajar, hasil belajar
UJI SIFAT OPAMP BERBASIS SINKRONISASI MATERI PRAKTIKUM IC 741 UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Jamzuri, Jamzuri; Aminah, Nonoh Siti
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 1 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.915 KB)

Abstract

IC OpAmp adalah peranti digunakan sebagai penguat sinyal masukan baik AC maupun DC, dalam bentuk operasi tegangan dan arus, untuk reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial serta logaritma dan anti logaritma.Untuk mempelajari penguat operasional, akan menjadi sangat mudah jika mahasiswa menguasai pengertian tentang Sifat dasar Op-Amp, Keberlakuan Hukum Ohm dan Untai setara Thevenin atau Norton serta uji perilaku OpAmp pada pola input dibandingkan terhadap pola outputnya.Rumusan masalah : (1) Apakah hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton dapat membantu analisis untai OpAmp? (2) Apakah perilaku OpAmp dapat ditunjukkan oleh untai IC 741?Metodologi penelitian : (1) Memilih model praktikum yang cocok dengan sifat dasar OpAmp. (2) Membandingkan pola input terhadap outputnyaHasil uji penelitian : (1) Hukum Ohm, Theorema Thevenin dan Norton membantu analisis untai OpAmp ? (2) Jika Ofset nol IC 741 diatur (0 Volt) maka ada kecocokan sifat OpAmp antara teori dan praktek. (3) IC 741 dapat menunjukkan sistem OpAmp sebagai untai penghitung penjumlah, perkalian, pembagian, integral dan diferensial.Kata kunci : Watak OpAmp
Penerapan Model Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kognitif Fisika Siswa Kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta Materi Suhu dan Kalor Sari, Priska Ratna; Jamzuri, Jamzuri; Surantoro, Surantoro
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 4 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.378 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor, (2) peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor. Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Mc. Taggart, serta model kolaboratif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 36 siswa. Data diperoleh melalui kajian dokumen,tes tertulis, observasi, kuesioner atau angket, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data perbandingan nilai antar siklus dan uji hipotesis menggunakan uji t satu ekor dapat disimpulkan bahwa: (1) ada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor. (2) ada peningkatan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 4 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada materi Suhu dan Kalor.Kata kunci : aktivitas belajar, kemampuan kognitif Fisika, Two Stay Two Stray.
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Aprilianingrum, Fitri; Jamzuri, Jamzuri; Supurwoko, Supurwoko
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 6 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.526 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengetahui ada atau tidak adanya miskonsepsi siswa SMA kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 tentang materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar, (2) mengetahui bagaimana profil miskonsepsi siswa SMA kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 tentang materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar, (3) menjelaskan langkah-langkah mengatasi miskonsepsi siswa SMA kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014 tentang materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan sampelnya siswa kelas XI.IPA.2 dan XI.IPA.4 SMA Negeri 8 Surakarta, yang diperoleh secara purposive sampling. Data penelitian miskonsepsi siswa diperoleh dari perangkat tes berbentuk pilihan ganda tipe II dan tipe III, yang dianalisis dengan statistik deskriptif.Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) ada sebagian siswa kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta pada Tahun Ajaran 2013/2014 memiliki miskonsepsi tentang materi Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar, (2) Profil miskonsepsi siswa kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta dengan persentase rata-rata terbesar adalah pada konsep Kesetimbangan statis (79,17 %). Berdasarkan kelompok bentuk miskonsepsi, siswa mengalami miskonsepsi pengertian yang paling dominan sebesar 81,25 % tetang konsep Kesetimbangan Statis, miskonsepsi hubungan antar konsep yang paling dominan sebesar 75,00 % tentang konsep Hubungan Momen Gaya dengan Percepatan Sudut, miskonsepsi penggunaan konsep yang paling dominan sebesar 65,50 % tentang konsep Momen Inersia dan miskonsepsi contoh-contoh konsep yang paling dominan sebesar 75,00 % tentang konsep Energi Kinetik Dalam Gerak Menggelinding, (3) Langkah-langkah mengatasi miskonsepsi siswa yaitu: (a) mencari dan mengungkap miskonsepsi siswa yang terjadi, (b) mencoba menemukan penyebab miskonsepsi siswa tersebut, (c) menentukan prioritas dan pelajaran remidial khusus.Kata Kunci: Miskonsepsi Siswa, Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar, Metode Deskriptif.
PENDALAMAN MATERI IPA BERBASIS PENDEKATAN PROSES BAGI GURU SD DI SUKOHARJO Jamzuri, Jamzuri; Aminah, Nonoh Siti
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 3 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.241 KB)

Abstract

Pembelajaran IPA harus distrukturkan sedemikian rupa hingga para siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang diajarkan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut jam pelajaran harus diberi struktur dengan struktur utama : Pengembangan suatu masalah atau pertanyaan IPA, membahas solusi-solusi yang mungkin, contoh merumuskan hipotesa dan menguji hipotesa melalui perencanaan, pelaksanaan dan analisa percobaan-percobaan.Ada 8 struktur pembelajaran IPA, ialah : (a) Motivasi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi IPA pembelajaran (b) Penjabaran masalah sebagai bentuk uraian dari rumusan pertanyaan ilmiah IPA tertentu (c) Penyusunan Opini-opini sebagai perumusan sejumlah hipotesa atau dugaan sementara (d) Perencanaan dan konstruksi untuk memilih peralatan dari percobaan agar berfungsi (e) Percobaan IPA sebagai perwujudan sebab akibat dari reaksi alam (f) Kesimpulan hasil IPA dari suatu prosedur pemecahan masalah (g) Abstraksi dar hasil ilmiah yang sah (h) Konsolidasi pengetahuan melalui aplikasi dan praktek pengetahuan IPA secara menyeluruh suatu fenomena alam dan integrasi hasil pendidikan.Rumusan masalah penelitian : Apakah 8 struktur pembelajaran IPA di SD pola SEQIP masih dilaksanakan ?Metodologi penelitian ialah dengan mengamati perilaku mengajar IPA berdasarkan indikator delapan struktur pembelajaran ilmiah.Kesimpulan penelitian : Ke delapan struktur pembelajaran dilaksanakan secara luwes, tetapi harus memper hatikan aspek khusus sebagai berikut : (a) Makna masing-masing struktur dapat sangat bervariasi. Bobot tergantung pada materi yang akan diajarkan maupun kepada situasi dan didaktik suatu kelas (b) Dalam praktek pengajaran ada transisi terus menerus dari satu struktur ke struktur berikutnya, sehingga sulit menarik garis tegas masing-masing struktur (c) Kadang ada struktur yang diabaikan atau dua struktur terjadi secara bersamaan atau saling menyusul dengan begitu cepat sehingga sulit menarik garis pembatas yang tegas antara masing-masing struktur. Misalnya antara konstruksi dan percobaan, abtara percobaan dan kesimpulan, antara kesimpulan dan abstraksi. Terutama di kelas rendah, struktur-struktur “konstruksi”, “kesimpulan” dan “Abstraksi” kadang dapat diabaikan sama sekali. (d) Tergantung pada struktur dan pengaturan materi yang diberikan, ada struktur-struktur yang berulang-ulang secara teratur, kadang dalam jangka waktu yang sangat singkat dalam satu unit pelajaran.Saran : Sebelum mampu menangani delapan struktur ilmiah maupun variasinya secara mantap, sangat perlu untuk praktek menggunakan bentuk yang sederhana dulu, yang mempunyai struktur yang terpisah secara jelas, berdasarkan suatu protokol pelaksanaan pendidikan yang ditulis sebelumnya.Kata kunci : Struktur Pembelajaran Ilmiah