Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

KARANG MEMADU: AN ANTIPOLYGAMY VILLAGE CALLED PENGLIPURAN Soethama, Putu Lirishati
E-Journal of Cultural Studies Volume 10, Number 4, November 2017
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.187 KB) | DOI: 10.24843/cs.2017.v10.i04.p01

Abstract

Modernization illustrates that traditional life does not provide enough roles and opportunities for women. Tradition is often interpreted as a restraint and persecution of women. It is no exaggeration to say that in traditional and modern life, polygamy is a legit and approved act. Polygamy is detrimental to women, making them suffer and helpless. However, in traditional village of Penglipuran, Bangli regency, Bali, polygamy is prohibited. Men who violate customary rules as outlined in the awig-awig of the village should be sentenced. This study aims to provide a basic and simple description of Karang Memadu, a unique tradition of Penglipuran. The purpose of this research is assisted by using library study method, interview with informants and the community of Penglipuran Village, as well as observation and capturing the life of the community by photographic equipment. The local wisdom of Karang Memadu in traditional village Penglipuan is an effort to protect women from polygamy. Customary sanctions must be acknowledged: prohibited from entering the temple area, prohibited from passing the village road up to disgrace of being isolated are effectively make the couple of polygamy can not be encountered in the village Penglipuran. Although this awig-awig is in contrast to Law No. 1 of article 3 verse 2 of 1974 on the legitimacy of polygamy, the terms are in accordance with article 5 stated polygamy may be ratified if there is a consent from the previous wife. This is the essence of Karang Memadu, no women are men’s second wive. Thus, it would have a greater value if Karang Memadu should not only be taken part as oral customary rules but also considered as as written one.
Figurative Language Used by Characters in the Sherlock Holmes 1 Movie Script “The Study in Pink” I Gusti Ngurah Agung Yustina; Putu Lirishati Soethama
Humanis Vol 22 No 2 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.192 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i02.p27

Abstract

The title of this study is Figurative Language Used By Characters in the Sherlock Holmes 1 Movie Script “The Study in Pink”. The aims of this study are to discover the types of figurative languages and their meanings used in the movie. The data source was taken from the internet website and this movie script was purely from the Sherlock movie in season one. In collecting data, the method used for this study was documentary method. In analyzing the data, the study used qualitative method. The major theory used is the theory of figurative language proposed by Knickerbocker and Reninger (1963), and the supporting theory about the meaning proposed by Leech (1974). The result shows that there are four types from ten types of figurative language appearing in the movie. In addition, there are three types that are used from seven types of meaning.
Translation Equivalence and Shift of Noun Phrases in the Novel The House on Hope Street and in Serpih – Serpih Harapan Ayu Nur Fitriyani; I Gusti Ngurah Parthama; Putu Lirishati Soethama
Humanis Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.725 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul "Kesepadanan Penerjemahan dan Pergeseran dari Frasa Nomina pada Novel The House On Hope Street dan Serpih - Serpih Harapan". Hal yang paling penting dalam penerjemahan adalah kesepadanan untuk menjaga makna tetap konstan. Selain itu, pergeseran dapat terjadi dalam proses penerjemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kesepadanan dari frasa nomina yang ditemukan dalam terjemahan dan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pergeseran yang terjadi. Sumber data diambil dari novel karya Danielle Steel berjudul The House On Hope Street dan terjemahannya ke dalam versi Indonesia berjudul Serpih-Serpih Harapan oleh Kathleen S.W. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian perpustakaan dan menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Catford. Hasil dari penelitian ini adalah kesepadanan terjadi dalam terjemahan, yang dikenal sebagai korespondensi formal dan kesetaraan tekstual. Pergeseran terjemahan yang ditemukan adalah kategori pergeseran terdiri dari pergeseran struktur, pergeseran kelas, pergeseran unit, dan pergeseran sistem intra. Ada 120 frasa kata benda yang ditemukan dalam analisis ini. Korespondensi formal 12 frasa dan tekstual kesetaraan adalah 10 frasa. Kategori yang paling dominan adalah pergeseran struktur, dengan 39 frasa, yang kedua adalah perge seran unit, dengan 33 frasa, yang ketiga adalah pergeseran sistem intra dengan 24 frasa. Selanjutnya, balik itu pergeseran kelas dengan 4 frasa. Jumlah yang dianalisi ada 38 frasa nomina.
Communication Relation of Propositions: A Case Study of Noun Phrase Shift in Rick’s The Serpent’s Shadow and Bayangan Sang Ular Ni Wayan Dessrimama; I Nyoman Sedeng; Putu Lirishati Soethama
Humanis Vol 21 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.162 KB) | DOI: 10.24843/JH.2017.v21.i01.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe hubungan makna yang menghubungkan dua atau lebih proposisi dengan topik tambahan pergeseran frasa nomina dalam penterjemahan. Penelitian ini fokus pada hubungan makna dan pergeseran pada frasa nomina. Data diambil dari novel berjudul The Serpent’s Shadow dan terjemahannya Bayangan Sang Ular (2010). Jenis penelitian ini adalah studi pustaka. Data dikumpul melalui teknik membaca dan mencatat. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan deskriptif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori hubungan makna oleh Larson (1998), dan teori Pergeseran dalam penterjemahan oleh Catford (1965). Hasil menunjukkan bahwa tipe hubungan makna yang ditemukan adalah sequential, simultaneous, progressive, conjoining, alternation, orientation, logical dan clarification. Sementara untuk pergersan frasa nomina ditemukan structure shift, unit shift, intra-system shift, class shift.
The Slang Words Used In “21 Jump Street” Movie Script By Michael Bacall Ni Putu Devi Septirahyuni; I Nyoman Sedeng; Putu Lirishati Soethama
Humanis Volume 16. No. 3. September 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.101 KB)

Abstract

Slang adalah bahasa Inggris non-formal yang dibuat dan digunakan oleh orang-orang dalam komunitas tertentu. Sebagian besar slang adalah hasil kreatifitas anak muda. Mereka menggunakan jenis bahasa ini dalam situasi informal atau tempat seperti rumah, sekolah, universitas, pasar, dan sebagainya. Kadang-kadang, mereka menciptakan kata baru dari bahasa mereka sendiri dan hanya dapat dipahami oleh komunitas mereka saja. Berbicara tentang film, merupakan sumber hiburan yang populer bagi pelajar, mahasiswa atau remaja. Ini adalah termasuk salah satu faktor dari penyebaran dunia slangism secara luas. Penelitian ini difokuskan pada analisis jenis slang, pembentukan kata, dan makna kata-kata slang yang digunakan dalam naskah film 21 Jump Street. Setelah menganalisa data, jenis slang yang digunakan oleh karakter dalam naskah film umumnya dalam bentuk slang primer, slang lainnya adalah slang sekunder. Selain itu, jenis pembentukan kata dalam menciptakan slang yang digunakan oleh karakter dalam naskah film ditemukan Pemotongan kata, Penggabungan, Pinjaman, Singkatan, dan Penggabungan dua kata. Dari analisis makna kata, sebagian besar digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau emosi seseorang, terutama dalam marah atau terkejut tentang sesuatu atau seseorang. Satu kata slang bisa memiliki beberapa arti lain. Setiap makna slang dijelaskan berdasarkan konteks dalam dialog atau percakapan film. Kosakata slang sangat kaya di bidang tertentu seperti seksualitas, kekerasan, kejahatan, danobat-obatan.
Indonesian – English Code-Mixing in Novel Touché by Windhy Puspitadewi Zawranisa Meigasuri; Putu Lirishati Soethama
Humanis Vol 24 No 2 (2020)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.536 KB) | DOI: 10.24843/JH.2020.v24.i02.p04

Abstract

This studyaims to find out the types of code-mixing, to identify word classcategories of the words being mixed, and to explain the factors of using mixed languages in Touché novel.Data were taken from Touché novel by WindhyPuspitadewi and were collected by using documentation method. The sample data were selected by using purposive sampling method. This study used qualitative method to analyze the data and the results are presented in formal and informal method. In order to analyze the code-mixing, the theory of factors in using code-mixing proposed by Tej K. Bhatia and William C. Ritchie (2013) was used. The result showed that from 85 Indonesian – English code-mixing data that had been collected, it was found that 39 data are insertion code-mixing, 36 data are alternation code-mixing and 10 data are congruent lexicalization. The categories of words being mixed are varied such as words (i.e. nouns, adjectives, etc.), phrases (i.e. noun phrases, adverb phrases, etc.), and clauses (i.e. dependent and independent clauses). There are four factors found in using code-mixing in the novel: social roles and relationships of participants, situational factors, message-intrinsic factors, and language attitudes, dominance and security.
Politeness Maxims Found Among Characters in “Paper Towns” Movie Putu Ismaya Syafitri; I Ketut Wandia; Putu Lirishati Soethama
Humanis Volume 17. No. 1. Oktober 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.33 KB)

Abstract

Judul tesis ini adalah "Politeness Maxims Found between Characters in Paper Towns Movie". Tesisini membahas tentang jenis kesantunan berbahasa yang digunakan oleh karakter di dalam film Paper Towns. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan jenis kesantunan berbahasa dan juga untuk menganalisis alasan mengapa kesantunan berbahasa yang digunakan oleh karakter dalam film Paper Towns. Data utama dalam penulisan ini diambil dari ucapan-ucapan dalam percakapan antara karakter di film "Paper Towns". Percakapan yang dipilih dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki prinsip kesopanan. Metode yang diterapkan dalam tesis ini adalah metode dokumentasi dan penelitian kualitatif. Data deskriptif dan kualitatif dianalisis berdasarkan teori kesantunan berbahasa dinyatakan oleh Leech (1983). Lintah mengusulkan enam maksim yang menentukan kesopanan. Teoriini juga dikenal sebagai prinsipkesopanan oleh Leech seperti: Maksim Kebijaksanaan, Maksim Kedermawanan, MaksimPujian, Maksim Kerendahan Hati, Maksim Persetujuan dan Maksim Simpati. Hasil analisis menunjukkan bahwa enam kesantunan berbahasa dapat ditemukan dalam film ini.Keenam kesantuan berbahasa tersebut adalah Maksim Kebijaksanaan, Maksim Kedermawanan, Maksim Pujian, Maksim Kerendahan Hati, Maksim Persetujuan dan Maksim Simpati. Jenis kesantunan berbahasa yang banyak digunakan oleh karakter adalah Maksim persetujuan. Selain itu, alasan untuk menggunakan kesantunan berbahasa adalahi konteks situasi dan hubungan antara karakter.
PELATIHAN BAHASA PERANCIS DASAR BAGI PEKERJA WISATA TIRTA DI MUSHROOM BAY NUSA LEMBONGAN S.A Isnu Maharani; I Wayan Mulyawan; P. Lirishati Soethama; I Nyoman Tri Ediwan; IGN Parthama
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.2 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p04

Abstract

Pelatihan bahasa Perancis dasar bertujuan untuk memperkenalkan bahasa Perancis kepada masyarakat di Nusa Lembongan khususnya pekerja wisata tirta di Mushroom Bay. Adapun pelatihan ini dilakukan berangkat dari fenomena meningkatnya kunjungan wisatawan Perancis ke Bali di tahun 2016 yang mencapai kenaikan sebesar 27,6 % dibandingkan tahun sebelumnya. Nusa Lembongan yang menjadi salah satu destinasi wisata mau tidak mau harus bersiap diri dengan sumber daya manusianya. Pekerja wisata tirta yang merupakan profesi dominan di Nusa Lembongan adalah mereka yang berinteraksi langsung dengan wisatawan mancanegara. Interaksi dimaksud adalah interaksi komunikasi menggunakan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing lainnya selain bahasa Inggris tentunya sudah menjadi keharusan bagi mereka untuk meningkatkan pelayanan terhadap para wisatawan. Pelatihan bahasa Perancis dasar ini menggunakan pendekatan fungsional yaitu pendekatan yang dalam mempelajari bahasa dengan melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa tersebut. Adapun metode yang digunakan adalah metode drill dengan teknik permainan. Orientasi pelatihan ini adalah berfokus pada peserta pelatihan untuk bisa memaksimalkan kemampuan interaksi dan komunikasi mereka. Dari kegiatan tersebut, peserta pelatihan diharapkan akan mendapatkan pengalaman belajar bahasa Perancis dasar yang menyenangkan.
en Komang Ayu Rosmala Dewi; I Nyoman Sedeng; Putu Lirishati Soethama
Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana Vol 28 No 2 (2021) : September
Publisher : Program Magister Linguistik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.467 KB) | DOI: 10.24843/ling.2021.v28.i02.p10

Abstract

This article discussed about morphosyntax that deals with the combination of morphology and syntax. The article was aimed to find out the derivational suffixes forming adjectives and the syntactic functions of the adjectives found in the data source. The data of this article were taken by library research method and note-taking technique from the novel Forrest Gump, which published in 157 pages and 26 chapters by Pocket Books in 1994. This novel is written by Winston Groom. The collected data were analyzed descriptive qualitatively based on the theory of Morphology and Syntax by Quirk, et al (1985). This article revealed that there were the attachment of suffix {-ful}, {-less}, {-ly}, {-y}, {-al}, {-ial}, {-ic} and {-ous} changed the base noun into adjective, it is called denominal adjectives. Then, deverbal adjectives which made the word class changed from verb into adjective, there were the attachment of suffix {-able} and {-ive}. Meanwhile, for the syntactic functions there were three types found, they are attributive, predicative and postpositive.
Stance of Indonesian Writers in Journal Articles Yana Qomariana; Lirishati Soethama
Lingual: Journal of Language and Culture Vol 12 No 2 (2021): Lingual: Journal of Language and Culture
Publisher : English Department, Faculty of Humanities, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/LJLC.2021.v12.i02.p07

Abstract

Stance refers to attitude, feelings, judgment or commitment of a speaker towards a proposition. A speaker employs certain linguistics features to express his stance including hedges, boosters, self-mentions and attitude markers. This research aims at analyzing stance of Indonesian writers in social and hard science journal articles written in English by examining the use of linguistic features employed as stance markers. The research result shows that the writers of social science articles use more stance marker compares to those of hard science articles. Indonesian writers maintain the objectivity of academic writing as there was very limited use of self-mentions in the articles. The stance markers used by Indonesian writers represent the positive, negative or neutral type of stance.