Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IT OUTSOURCING SUCCESS FACTORS FOR THE CLIENT ORGANIZATION Jimmy, Jimmy
JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Vol 7, No 2, Juli 2008
Publisher : Department of Informatics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.459 KB) | DOI: 10.12962/j24068535.v7i2.a179

Abstract

Information and Technology Outsourcing (ITO), as defined by Willcocks et al.[1], is the practice of sourcing all or part of an organization‘s IT and IS functions along with its related services from an outside vendor. Due to the huge sum of money involved on each ITO contract, ITO managers were under pressure to successfully deliver what has been expected from the contract. This paper will focus on synthesizing ITO success factors from the current literatures to suggest a complete list of factors which influence the ITO success for the client organization. Based from the literatures, the following list of factors is proposed as the ITO key success factors: selective outsourcing, client core capabilities, relationship, ITO process, ITO configuration fit, supplier capabilities, ITO contract and stakeholder management. With a clear understanding on both the expectations and the success measurements, an ITO manager could use the proposed key success factors to enhance the success of his/her outsourcing ITO contract.   Keywords: Information Technology Outsourcing, Key Success Factor
PENGGUNAAN MINYAK NYAMPLUNG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH Jimmy, Jimmy
Jurnal Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v6i2.387

Abstract

Vegetable oil have a higher flash point compared with kerosene. Because of the higher flash point, it would require an effort to lower the flash point. This study aimed to determine the effect of the composition ratio of ethanol and ethyl lactate in lowering nyamplung oil flash point. To determine the ratio of ethanol and ethyl lactate, preliminary experiments carried out by the addition of additives in the ratio 1:1; 1:2; 1:3; 2:1; 2:3 on nyamplung oil for determining the solubility of additives in the nyamplung oil. The result gives good  solubility for ratio 1:1. Concentrations of ethanol additive used each are 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. Nyamplung oil used as much as 200 grams. Additives mixing made in stirred vessel at room temperature with slow stirring for 10 minutes. It can be concluded that the addition of ethanol and ethyl lactate additive effect on the decline in oil flashpoint nyamplung, nyamplung oil with ethanol and ethyl lactate concentration of each of the 2% obtained by the flash point 550C, density 0.9358 g/cm3 and viscosity 43.71 mm2/s. Nyamplung oil with additive ethanol and ethyl lactate more appropriately applied to the press stove. Keywords: composition of ethanol and ethyl lactate, flash point, nyamplung oil
PENGGUNAAN MINYAK NYAMPLUNG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH Jimmy, Jimmy
Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2012): BERKALA ILMIAH TEKNIK KIMIA
Publisher : jurusan teknik kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak nabati merupakan alternatif substitusi minyak tanah, karena titik nyala minyak nabati lebih tinggi dari minyak tanah, maka diperlukan suatu upaya untuk menurunkan titik nyala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan komposisi etanol dan etil laktat dalam campuran aditif terhadap titik nyala minyak nyamplung. Untuk memperoleh perbandingan etanol dan etil laktat yang ditambahkan, dilakukan percobaan pendahuluan melalui penambahan aditif dengan rasio 1:1; 1:2; 1:3; 2:1; 2:3 pada minyak nyamplung. Tujuannya untuk mengetahui kelarutan aditif dalam minyak nyamplung. Penambahan etanol dan etil laktat dengan perbandingan 1:1 memberikan kelarutan etanol yang baik dalam minyak nyamplung. Setelah itu, dilakukan variasi konsentrasi aditif terhadap minyak nyamplung. Peubah konsentrasi aditif etanol yang digunakan masing-masing adalah 0%; 1%; 2%; 3%; 4%; 5%. Minyak nyamplung yang digunakan sebanyak 200 gram. Pencampuran bahan aditif dilakukan dalam bejana berpengaduk pada temperatur kamar dengan pengadukan lambat selama 10 menit agar homogen. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan aditif etanol dan etil laktat terjadi penurunan titik nyala minyak nyamplung, minyak nyamplung dengan konsentrasi etanol dan etil laktat masing-masing 2% diperoleh titik nyala 55°C, densitas 0,9358g/cm3 dan viskositas 43,71 mm2/s. Minyak nyamplung dengan aditif etanol dan etil laktat lebih tepat diaplikasikan pada kompor tekan dari pada kompor sumbu. Kata kunci : komposisi  etanol dan etil laktat, titik nyala, minyak nyamplung
KINETIKA REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KELAPA SAWIT Jimmy, Jimmy
Jurnal Teknik Kimia Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v7i1.446

Abstract

Reaction kinetics data is one of the models which can help in making transesterification process efficient. This research aims to learn the kinetics of transesterification reaction of palm oil, and to make the research data usable as initial data for further research. To obtain the best kinetics data, we used temperature variation of 30, 45, and 60 oC, NaOH concentration of 1% of the oil weight, molar ratio of oil:methanol is 1:6. Reaction times used in this stud are2, 4, 6, 8, 10, 20, 30, 45, 60, 90 and 120 minutes. Transesterification of palm oil takes place in the second order reaction with temperature of 600C, the best reaction rate  0.0158 mol/(L.minute, reaction rate constant k1 = 1,6846x10-4 L/(mol.minute) and k2 = 5.1872x10-5L/(mol.minute), conversion 86.61% FAME(Fatty Acid Methyl Ester).
PEMBUATAN GLISEROL TRIBENZOAT DARI GLISEROL (HASIL SAMPING INDUSTRI BIODIESEL) DENGAN VARIASI RASIO REAKTAN DAN TEMPERATUR REAKSI Rastini, Endah Kusuma; Jimmy, Jimmy; Auwalani, Wahyuda; Setiawati, Nur Aini
Jurnal Teknik Kimia Vol 10, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v10i2.533

Abstract

Gliserol merupakan hasil samping produksi biodiesel yang perlu diolah menjadi produk turunannya untuk memaksimalkan pemanfaatannya. Keberadaan gliserol akan melimpah saat produksi biodiesel berkembang. Meskipun gliserol bukan merupakan zat yang beracun, buangan limbah gliserol dengan volume yang besar tetap akan menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan dan kesehatan sehingga diperlukan usaha diversifikasi gliserol menjadi berbagai product urunanna untuk meningkatkan konsumsinya. Proses esterifikasi gliserol merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam konversi gliserol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut proses reaksi gliserol dan asam benzoat dengan menggunakan katalis asam klorida untuk mendapatkan kondisi optimum proses produksi gliserol tribenzoat dengan variasi temperatur dan rasio reaktan (gliserol dan asam benzoat). Penelitian dilakukan dengan mereaksikan antara asam benzoat yang larut dalam metanol dengan gliserol dan asam klorida sebagai katalis dalam reaktor berpengaduk dengan tekanan 3 atm, kecepatan pengadukan 100 rpm, volume reaktor 500 mL, waktu reaksi 60 menit, dan katalis 7%. Variabelnya adalah temperatur (50, 65, 70, 80, 90 0C) dan rasio mol gliserol/asam benzoate (1:3; 1:3,5; 1:5 dan 1:7). Kondisi optimum terjadi pada rasio reaktan 1:5 dan temperatur 70 ⁰C yang menghasilkan massa gliserol tribenzoat sebesar 55,48 g, yield terhadap gliserol sebesar 5,44 dan yield terhadap reaktan total hasil reaksi sebesar 77,87%.
KARAKTERISASI KATALIS Fe-Co/HZM-5 UNTUK REAKSI FISCHER-TROPSCH Jimmy, Jimmy; Gunardi, Ignatius; Aushaf, Faishal; Pamungkas, Gagas; Roesyadi, Achmad
Jurnal Teknik Kimia Vol 13, No 1 (2018): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v13i1.1145

Abstract

Produksi biofuel yang identik dengan bahan bakar fosil dapat dilakukan melalui sintesis Fishcer-Tropsch. Penggabungan katalis logam dan HZSM-5 (Fe-Co/HZSM-5) dapat menggabungkan proses polimerisasi gas sintesis (CO, H2) menjadi hidrokarbon rantai panjang dan perengkahannya dalam satu tahap. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan HZSM-5 mesopori menggunakan reagen desilikasi NaOH dan mempelajari komposisi Fe-Co terhadap karakteristik katalis Fe-Co/HZSM-5. Preparasi zeolite HZSM-5 terdiri dari desilikasi NaOH, pembentukan fase amorf menggunakan larutan HNO3 dan impregnasi katalis. Pengujian kristalinitas dan karakteristik pori HZSM-5 menggunakan XRD, BET dan SEM-EDX. Impregnasi divariasikan dengan kadar Fe 10-50% dalam Fe-Co menggunakan metode incipient wetness impregnation. Hasil uji XRD pada HZSM-5 dan meso-HZSM-5 (NaOH) pada kisaran sudut 2 sebesar 7-80 dan 23-23,910 membuktikan bahwa struktur kristal masih dipertahankan pada meso-HZSM-5. Katalis logam Fe-Co yang terimpregnasi menunjukkan besaran yang mendekati besaran prosentase impregnasi katalis yang dibuat. Hasil BET HZSM-5 menunjukkan adanya kenaikan diameter pori sebelum dan setelah desilikasi dari 2,104 nm menjadi 3,029 nm, kenaikan luas permukaan dari 266,28 m2/g menjadi 526,03 m2/g, Peningkatan volume pori dari 0,14 cc/g menjadi 0,486 cc/g. Karakterisasi katalis Fe-Co/HZSM-5 menghasilkan katalis mesopori amorf yang secara fisika memenuhi kualifikasi sebagai katalis Fischer-Tropsch.Kata kunci: biofuel, desilikasi, Fischer-Tropsch, impregnasi, katalis Fe-Co/HZSM-5.DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v13i1.1145
OPTIMALISASI PROSES PEMBUATAN SUBTITUSI TEPUNG TERIGU SEBAGAI BAHAN PANGAN YANG SEHAT DAN BERGIZI Minah, Faidliyah Nilna; Astuti, Siswi; Jimmy, Jimmy
Jurnal Industri Inovatif Vol 5 No 2 (2015): Jurnal Industri INOVATIF
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ubi jalar ungu merupakan salah satu sumber antioksidan yang mampu menghalangi laju perusakan sel radikal bebas akibat nikotin, polusi udara dan bahan kimia. Dengan pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai tepung maka  akan  dapat  mengurangi  kebutuhan  masyarakat  akan  tepung  terigu  di  Indonesia.  Tepung  ungu  yang dihasilkan  dari  ubi  jalar  ungu  ini  akan  diaplikasikan  untuk  pembuatan  roti  tawar  karena  roti  tawar  banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan sebagai pengganti makanan pokok nasi. Proses pembuatan tepung ungu ini dilakukan dengan menggunakan jenis pengawet dan waktu pengeringan yang berbeda  dengan  tujuan  untuk  mendapatkan  tepung  ungu  yang  mempunyai  antioksidan  yang  tinggi.Selain  itu untuk  mengetahui  pengaruh  subtitusi  tepung  sukun  dan  lama  perendaman  dalam  larutan  natrium  metabisulfit (Na2S2O5)  terhadap  mutu  kimia  dan  fisik  cookies  sukun  dan  tepung  sukun  (ArtocaRpus  Altilis  Fosberg). Metode penelitian substitusi tekun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu konsentrasi subtitusi  tepung  suku  (7,5%,  10%,  12,5%)  dan  lama  waktu  perendaman  (10,  20,  30,  40,  60),  serta  tanpa perendaman Natrium Metabisulfit (Na2S2O5). Parameter kimia yang diamati yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak,  kadar  protein,  kadar  karbohidra,  dan  uji  panelis  untuk  produk  cookies  tekun.  Sedangkan  perlakuan perendaman dalam natrium metabisulfit (Na2S2O5) berpengaruh dalam meningkatkan kelarutan warna dan daya  dispersi. Disamping itu tepung ungu yang memiliki antioksidan tertinggi ini dimanfaatkan untuk proses pembuatan roti  tawar  dengan  mensubstitusikan  tepung  terigu  dengan  perbandingan  1:4  dengan  tujuan  tidak  mengurangi kandungan  protein  didalam  roti  tawar  tersebut.  Hasil  penelitian  menunjukkan  tepung  ungu  yang  memiliki kandungan  antioksidan  tertinggi  terletak  pada  tepung  ungu  yang  menggunakan  pengawet  garam  dan  natrium metabisulfit dengan waktu pengeringan selama 7 jam sebesar 2.007,8521 ppm dan 2.106,5458 ppm.
VISUALISASI PETA KONTUR DALAM SUDUT PANDANG TIGA DIMENSI Jimmy, Jimmy
Jurnal Informatika Vol 7, No 2 (2006): NOVEMBER 2006
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/informatika.7.2.pp. 77-84

Abstract

A Contour map is commonly displayed in two dimensional view, where the earth's contours captured from above the earth. A Two dimensional contour map often difficult to express the earth's surface velocity. The problem arose when trying to visualize a contour map in three dimension environment, is about how to connect each contour lines that exist within the two dimensional contour map. In order to solve that problem, writer creates an algorithm that able to convert earth's coordinate data into a collection of polygonal mesh data. Conversion process is done by using a square polygon web. At the beginning, the square polygon web was set flat at the height of 0 meter. Then, every vertex on the square polygon web must be altered to the same height as the height of the contour map at the same coordinate. Experiments conducted shows that the square polygon web, which the height has been altered, able to display earth's contours in three-dimensional view. Abstract in Bahasa Indonesia : Pada umumnya peta kontur disajikan dalam sudut pandang dua dimensi, dimana kontur dilihat dari atas permukaan bumi. Penyajian peta kontur secara dua dimensi sering kali sulit memberikan gambaran mengenai ketinggian dari permukaan bumi yang sedang diamati. Permasalahan yang muncul ketika akan melakukan visualisasi peta kontur secara tiga dimensi adalah bagaimana cara menghubungkan garis kontur yang satu dengan yang lain. Permasalahan tersebut muncul karena sering kali data peta kontur yang didapat hanya berupa data koordinat bumi dari tiap kontur yang ada. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, penulis membuat sebuah algoritma yang dapat meng-konversi kumpulan data koordinat bumi menjadi kumpulan data koordinat mesh polygon yang merupakan komponen penyusun objek tiga dimensi. Pembentukan data koordinat mesh polygon dilakukan dengan memanfaatkan sebuah jaringan poligon bujur sangkar yang menutupi seluruh daerah peta kontur. Pertama-tama, jaringan poligon bujur sangkar diletakkan mendatar pada ketinggian 0 meter. Kemudian tiap vertex pada jaringan poligon bujur sangkar akan diubah ketinggiannya sesuai dengan ketinggian peta kontur pada koordinat sumbu X dan Y yang sama dengan koordinat X dan Y vertex. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jaringan poligon, yang ketinggian tiap vertexnya telah disesuaikan dengan ketinggian peta kontur, dapat menggambarkan kontur permukaan bumi secara tiga dimensi. Kata kunci: peta kontur, koordinat bumi, konversi, mesh polygon, tiga dimensi.
Analisis Morfologi Selulosa Kristalin Serbuk Kayu Belian (Eusideroxylon Zwageri) Jimmy, Jimmy; Malino, Mariana Bara; Sitorus, Berlian
PRISMA FISIKA Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v2i2.7317

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis morfologi selulosa kristalin hasil sintesis dari serbuk gergajikayu belian (Eusideroxylon Zwageri). Selulosa kristalin diperoleh melalui proses ekstraksi, bleaching danhidrolisis. Proses hidrolisis disertai dengan sonifikasi dan sentrifugasi dengan memvariasikan kelajuansentrifugasi adalah untuk mempelajari pengaruh kelajuan sentrifugasi terhadap ukuran kristalin yangterbentuk. Berdasarkan analisis SEM, morfologi selulosa kristalin yang dihasilkan berupa fiber denganukuran partikel rerata adalah 14,27 μm untuk kelajuan sentrifugasi 3.500 rpm dan 13,71 μm untukkelajuan sentrifugasi 4.500 rpm.Kata kunci: Analisis morfologi, Kayu belian, Selulosa kristalin, Sentrifugasi, Sonikasi
Biogas Waste Vegetable Green (Brassica Chinensis Var. Parachinensis) As Alternative Energy Sources Dewi, Rini Kartika; Minah, Faidliyah Nilna; Jimmy, Jimmy; Handraratri, Anitarakhmi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.462 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i2.5471

Abstract

Green mustard (Brassica chinensis var. parachinensis) waste has not been used optimally so it requires proper handling. The solution that can be done is to utilize the waste into biogas. Biogas is energy that can be used by vegetable farmers as lighting, a substitute for kerosene or LPG stoves and the rest of the biogas process can be used as fertilizer to fertilize plants. This research was conducted to determine the effect of the waste mass of Brassica chinensis var. parachinensis (0.5, 1, 1.5 and 2)kg and the length of fermentation time (0,5,10,15, 20) days on the pH and temperature values in biogas production and the mass ratio of vegetable waste and cow dung (1:0, 1: 0.5, 1:1 and 1:1.5)w/w to the volume of biogas produced. From the results obtained from each treatment for the pH value ranging from pH 6-7 and for the resulting temperature ranging from 25 C - 40 C. While the highest volume of gas produced was obtained from the mass of vegetable waste as much as 2 kg with a ratio of vegetable waste and cow dung 1:1.5 with a volume of biogas produced as much as 620 ml.