Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pertumbuhan Plantlet Anggrek Phalaenopsis amabilis (L.) Blume pada Tahap Subkultur dengan Perlakuan Jenis Media dan Konsentrasi Pepton Berbeda Anggi Krisdianto; Endang Saptiningsih; Yulita Nurchayati; Nintya Setiari
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2020.v07.i02.p06

Abstract

Phalaenopsis amabilis is an orchid native of Indonesia that included in the appendix II category and one of the flowers included in the national and international flower trade, so that needs to be used in vitro propagation. The type of media used in the subculture determines the results of plantlet growth. Media used include New Phalaenopsis (NP), Vacint and Went (VW), and Murashige and Skoog (MS). Pepton as supplement added to the media. This study aims to analyze the different media types and peptone concentrations during the subculture. The method used is a plantlet subculture to a media bottle. This study uses a completely randomized design with 4x3 factorial patterns and 3 replications. Data were analyzed with ANOVA at 95% significance. Plantlet P. amabilis was subcultured in MS, VW and NP media with peptone (0; 1; 2; 3 g/L). Growth was observed for 2 months. The parameters observed were the number, length, width, appearance of leaves; number, length, appearance of the root. ANOVA test showed that the two treatments did not have interactions with all parameters, except leaf length. The results showed that the treatment of media type and peptone concentration significantly affected all parameters. NP media and peptone concentration of 3 g/L are the best media and concentrations for the number of leaves (5.67; 5.89), leaf appearance (19.83; 20.22 days ); leaf width (0.42; 0.47 cm), leaf length (1.47 cm); root length (2.83; 2.86 cm), number of roots (2.33; 2.56), and root appearance (28; 27.22 days). The combination of NP media with pepton concentration of 3 g/L is the best combination for the growth of P. amabilis plantlets at the subculture stage.
Produksi Flavonoid Pada Kalus Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Secara In Vitro Dalam Medium MS Dengan Konsentrasi Sukrosa Yang Berbeda Rizqi Fadlia Julianti; Yulita Nurchayati; Nintya Setiari
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 8 No 1 (2021)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2021.v08.i01.p15

Abstract

Flavonoids are one of the compounds contained in tomatoes and act as antioxidants. Its production can be increased using callus culture. Factors that influence it is sucrose in media culture. Sucrose can be used as a carbon source and have the ability to increase the production of secondary metabolites. The aim of this research was to examine the effect of sucrose production which can increase the flavonoids from tomato plants. The explants used in the study were cotyledons from the aseptic germinated of the Permata F1 tomato variety. The method used was callus induction in MS media. Pieces of cotyledons from sprouts aged 7 DAP were grown in MS medium with the addition of 1 mg/L NAA and 1 mg/L BAP hormone and sucrose according to treatment for 49 days. The research design used a completely randomized design (CRD) with a single factor, namely 3 treatments of sucrose concentration : 20 g/L, 30 g/L, and 40 g/L with 6 replications. Qualitative and quantitative analyzes of flavonoid content were performed using a UV-vis spectrophotometer. The results showed that the concentration of sucrose had an effect on increasing the content and production of flavonoids in callus tomatoes. The addition of sucrose in MS media resulted in a compact callus texture and the fastest callus initiation time was reached at a concentration of 40 g/L. Sucrose concentration from 20-40 g/L increased the production of flavonoids. Sucrose concentration of 40 g/L is the best treatment to increase the growth and production of tomato callus in vitro. Keywords : cotyledons, tomato, flavonoids, callus, sucrose
Pertumbuhan Kantong Semar (Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce) Pada Berbagai Media Tanam Rina Budi Astuti; Sri Widodo Agung Suedy; Yulita Nurchayati; Nintya Setiari
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p06

Abstract

Nepenthes mirabilis (Lour.) is a unique plant with a pitcher at the tip of the leaf. This species belongs to a rare category so needed to be preserved. One of the conservation efforts are the selection of the composition growing media for cultivation. This study aimed to found alternative planting media that can support the growth of Nepenthes other than sphagnum moss media. The research was conducted at the green house in Ngablak Village, Ngablak District, Magelang Regency from August to November 2020. This study used a Completely Randomised Design (CRD) with 4 treatments, sphagnum moss, roasted husk, roasted husk with cocopeat (3:1), sphagnum moss with cocopeat (3:1) given of 4 replications. Research parameter include, number of leaves, leaf length, leaf width, and plant height measured at 12 Weeks After Planting (WAP). Observation data were analysis by Analysist of Varians (ANOVA) and Duncan Multiple Range Test (DMRT) on a confidence level of 95%. The result showed that all treatment had a significant effect on the number of leaves, leaf length, leaf width, and plant height. The best planting medium was sphagnum moss with the time of appearance of the leaves (2,39 week), the highest number of leaves (11,25 sheet), and plant height (1,6 cm). the mixture media of roasted husk and cocopeat (3:1) produced growth that wsn’t different from sphagnum moss, so it was recommended to be a cheaper alternative media. Keyword: Nepenthes mirabilis, sphagnum moss, roasted husks, cocopeat
Pertumbuhan dan Rendemen Minyak Atsiri Tanaman Selasih (Ocimum basilicum L.) pada Naungan yang Berbeda Ryan Qony Dharmawan; Nintya Setiari; Sri Haryanti
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p11

Abstract

Selasih merupakan tanaman penghasil minyak atsiri. Sintesis minyak atsiri dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu. Pemberian naungan dapat mempengaruhi intensitas cahaya dan suhu yang diterima tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pemberian naungan yang berbeda dalam mempengaruhi pertumbuhan dan rendemen minyak. Penelitian ini merupakan penelitian experimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola tunggal yaitu naungan dengan parameter pertumbuhan dan pola faktorial dengan faktor pertama yaitu naungan dan faktor kedua yaitu organ tanaman dengan parameter rendemen minyak atsiri. Penanaman dilakukan dengan penyemaian benih selama 2 minggu kemudian dipindahkan ke polybag yang berukuran 30 cm x 30 cm yang berisi media tanam berupa campuran tanah, cocopeat, sekam bakar, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1:1 dan diberi pupuk kandang sebanyak 30 gr. Perlakuan naungan menggunakan naungan 0%, 25%, dan 50% untuk mengetahui pengaruh pertumbuhannya, sedangkan rendemen minyak diambil bagian daun, batang, dan bunga untuk mengetahui interaksi antara naungan dan rendemen minyak atsiri pada organnya. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%, dan jika ada beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Parameter data yang diambil adalah jumlah daun, waktu inisiasi bunga, tinggi tanaman, jumlah cabang primer, luas daun, berat kering, berat basah, dan rendemen minyak atsiri (daun, batang, dan bunga). Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, luas daun, waktu inisiasi bunga, dan rendemen minyak atsiri. Rendemen minyak tertinggi pada bagian bunga tanaman dengan naungan 50%.
Pengaruh Media MS dan VW Terhadap Pertumbuhan Planlet Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L. Blume) Setelah Transplanting Azura Muzdalifah Istiqomah; Nintya Setiari; Yulita Nurchayati
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.971 KB)

Abstract

Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang memiliki bunga khas dengan mahkota indah dan warna menarik. Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan bagian dari bunga nasional dan dijuluki “Puspa Pesona”. Ketersediaan Anggrek Bulan di alam mulai berkurang, sehingga diperlukan upaya konservasi. Pembiakan anggrek alam dapat dilakukan dengan teknologi tissue culture atau kultur jaringan biji. Salah satu metode penting dalam kultur jaringan yaitu proses transplanting. Tujuan transplanting agar planlet anggrek tersebut tetap terjaga pertumbuhannya. Penggunaan media tumbuh yang tepatmerupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan transplanting. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuipertumbuhan Anggrek Bulan pada dua media berbeda, yaitu MS (Murashige and Skoog) dan VW (Vacin and Went). Metode yang digunakan adalah transplanting planlet Anggrek Bulan umur 1 tahun hasil kultur jaringan dari biji ke media perlakuan MS dan VW tanpa ZPT. Selanjutnya planlet tersebut dipelihara di ruang inkubasi dengan cahaya 1000 lux dan suhu 25℃.Parameter yang diamati yaitu pertambahan jumlah tunas, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan panjang akar. Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa media MS meningkatkan jumlah tunas dan panjang akar, serta mempercepat munculnya tunas baru yaitu satu minggu setelah transplanting. Simpulan dari penelitian ini adalah pertumbuhan planlet cenderung lebih baik di media MS dibanding media VW.
RESPON PERTUMBUHAN DAN DENSITAS STOMATA ANGGREK Phalaenopsis HIBRID PADA FREKUENSI PENYIRAMAN BERBEDA SELAMA PERIODE AKLIMATISASI Nurullita Prahasti; Nintya Setiari; Endang Saptiningsih
Agrin Vol 26, No 1 (2022): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2022.26.1.654

Abstract

Aklimatisasi anggrek Phalaenopsis membutuhkan faktor lingkungan yang mendukung, diantaranya adalah ketersediaan air dan kelembaban media. Ketersediaan air yang dibutuhkan oleh planlet dapat dipenuhi dengan adanya penyiraman. Salah satu respon tanaman yang berkaitan dengan ketersediaan air adalah densitas stomata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan densitas stomata planlet anggrek Phalaenopsis hibrid pada fase aklimatisasi dengan frekuensi penyiraman yang berbeda dan untuk mengetahui frekuensi penyiraman yang optimal dalam mendukung pertumbuhan planlet anggrek. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan perlakuan frekuensi penyiraman 1 kali sehari, 2 kali sehari dan 3 kali sehari. Desain penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu frekuensi penyiraman. Analisis data menggunakan Uji Anova dan uji lanjut LSD dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plantlet dengan frekuensi penyiraman 1 kali sehari menghasilkan luas daun, kandungan pigmen fotosintesis dan berat segar tertinggi. Secara umum perbedaan frekuensi penyiraman tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan akar, jumlah daun dan densitas stomata. Frekuensi penyiraman 1 kali sehari merupakan frekuensi penyiraman optimal untuk planlet anggrek Phalaenopsis hibrid pada fase aklimatisasi.Kata kunci: adaptasi, air, humiditas, kerapatan, pigmen
Pertumbuhan Anggrek Cymbidium ensifolium (L.) Sw. dengan Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza Sofatu Misrofah; Nintya Setiari; Yulita Nurchayati; Sri Widodo Agung Suedy
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.13.1.35-42

Abstract

ABSTRAKAnggrek Cymbidium ensifolium adalah anggrek terestrial yang terdaftar di CITES 2020 sebagai spesies hampir terancam punah atau rentan sehingga perlu upaya pelestarian secara ex situ. Salah satu faktor pendukung budidaya anggrek adalah pemberian pupuk. Pupuk hayati mikoriza bersifat ramah lingkungan dan dapat mengurangi dampak negatif pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pupuk hayati mikoriza berbagai dosis terhadap pertumbuhan anggrek C. ensifolium. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor, yaitu pupuk hayati mikoriza (0; 5; 10; 15 g tanaman-1) dengan 6 ulangan. Data dianalisis pada Analysis of Variance dengan taraf kepercayaan 95%. Percobaan dilakukan bulan Oktober 2021 – Februari 2022 di Tembalang, Semarang. Parameter yang diamati berupa waktu muncul tunas, jumlah tunas, waktu muncul daun, jumlah daun, dan persentase infeksi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati mikoriza berpengaruh signifikan terhadap waktu muncul tunas dan daun, jumlah daun, dan persentase infeksi mikoriza. Pupuk hayati mikoriza sebesar 5 g tanaman-1 merupakan perlakuan optimal untuk meningkatkan waktu muncul tunas dan daun, serta konsentrasi 15 g tanaman-1 optimal meningkatkan jumlah daun dan persentase infeksi mikoriza. Pengaruh pupuk hayati mikoriza ini dapat dikembangkan untuk pelestarian anggrek jenis lain. Kata kunci: anggrek spesies, Cymbidium, biofertilizer, mikoriza