Yadi Jufri
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Pemberian Beberapa Macam Amelioran Untuk Memperbaiki Sifat-sifat Kimia Tanah Sawah Nur Avifah; Zainabun Zainabun; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.712 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.18367

Abstract

Beberapa masalah pada tanah sawah adalah rendahnya kandungan bahan organik tanah akibat adanya pembakaran sisa panen, mengangkut  sisa hasil panen berupa jerami padi keluar lahan, disamping itu juga akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida  yang terus menerus sehingga terjadinya pencemaran lahan sawah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan bahan organik tanah adalah dengan pemberian bahan  amelioran tanah antara lain  pupuk kandang  sapi, kompos jerami padi, kirinyu dan juga biochar sekam padi untuk meningkatkan aktivitas mikrobia tanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan beberapa macam amelioran baik secara tunggal maupun kombinasi dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah sawah. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non-faktorial dengan 7 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 21 unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu A (kontrol) tanpa masukan, B (pemberian kompos jerami padi), C (pemberian pupuk hijau), D (pemberian pupuk kandang sapi), E (Kombinasi pemberian kompos jerami padi + biochar), F (Kombinasi pemberian pupuk kandang sapi + biochar), dan G (Kombinasi pemberian pupuk hijau + biochar). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam amelioran mampu memperbaiki sifat kimia tanah sawah. Pemberian amelioran kompos jerami padi (perlakuan B) mampu memperbaiki pH tanah dari 7,73-8,12 terjadi peningkatan 0,39. Pemberian amelioran kombinasi pupuk kandang sapi + biochar (perlakuan F) mampu memperbaiki C-Organik tanah dari 1,12 % - 1,21 % terjadi peningkatan 0,09 %. Pemberian amelioran pupuk hijau (perlakuan C) mampu meningkatkan P-Total dari 0,10 % - 0,11 % terjadi peningkatan 0,01 %. Pemberian amelioran kompos jerami padi + biochar (perlakuan E) mampu memperbaiki nilai P-Tersedia tanah dari 33,75-36,67 mg kg-1 terjadi peningkatan 2,91 mg kg-1.  Pemberian amelioran pupuk kandang sapi  (perlakuan D) mampu memperbaiki sifat kimia tanah K-dd tanah dari 0,55-0,74 cmol kg-1 terjadi peningkatan 0,91 cmol kg -1. Kata kunci : Amelioran, Sifat kimia, Tanah sawah.
Evaluasi Ketersediaan Hara pada Dua Lokasi Budidaya Tanaman Serewangi di Lamteuba Kecamatan Seulimuem Aceh Besar Teuku Ansari; Helmi Helmi; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.3 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18292

Abstract

Abstrak. Tanah adalah mekanisme karakteristik untuk pengembangan tanaman. Tanah memberi unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk perkembangannya. Tanah terbentuk dari bahan berupa mineral dan bahan organik, air dan udara yang tersusun dalam ruangan yang membentuk tubuh tanah. Hasil jalannya proses perkembangan pembentukan tanah, maka terbentuklah perbedaan sifat kimia tanah, fisik, biologi dan morfologi tanah (Hakim,et all, 1986). Tanah yang diusahakan untuk bidang pertanian memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan hara pada dua lokasi budidaya tanaman serewangi yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan di dua lokasi tersebut. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan diusahakan. Penentuan ketersediaan hara tanah diawali dengan survey pendahuluan, pengambilan sampel tanah dilapangan dan selanjutnya dilakukan analisis sampel tanah dilaboratorium dan terakhir dilakukan pengolahan data dengan mengacu pada tabel kriteria interpretasi sifat-sifat kimia tanah menurut puslittanak (2003). Berdasarkan hasil analisis laboratorium, menunjukkan bahwa kandungan hara di dua lokasi budidaya tanaman serewangi tidak menunjukkan perbedaan yang jauh berbeda, relatif hampir sama dengan kandungan hara yang rendah.  Perbedaan pertumbuhan tanaman serewangi pada dua lokasi budidaya disebabkan oleh perbedaan topografi lahan yang agak berbeda serta cara pengelolaannya,  yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan tanaman di dua lokasi tersebut.Evaluation of Nutrient Availability in Two Locations of Serewangi Cultivation in Lamteuba, Seulimuem District, Aceh BesarAbstract. Soil is a characteristic mechanism for plant development. Soil provides nutrients as plant food for its development. Soil is formed from materials in the form of minerals and organic matter, water and air which are arranged in a room that forms the body of the soil. As a result of the development process of soil formation, differences in soil chemical, physical, biological and morphological properties of soil are formed (Hakim, et all, 1986). Soil cultivated for agriculture has different levels of fertility. The purpose of this study was to evaluate the nutrient content of the two locations of Serewangi cultivation that caused differences in growth in the two locations. Proper soil management is an important factor in determining the growth and yield of plants to be cultivated. Determination of soil nutrient availability begins with a preliminary survey, taking soil samples in the field and then analyzing soil samples in the laboratory and finally processing data by referring to the table of interpretation criteria for soil chemical properties according to Research Center for Research and Development (2003). Based on the results of laboratory analysis, it was shown that the nutrient content in the two locations of Serewangi cultivation did not show much difference, relatively close to the same with low nutrient content. The difference in the growth of the serewangi plants at the two cultivation locations was caused by the slightly different topography of the land and the way of management, which caused differences in plant growth in the two locations.
Aplikasi Beberapa Sumber Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) pada Ultisol Cut Izza Mawaddah; Zuraida Zuraida; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.331 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.23130

Abstract

Abstrak. Ultisol merupakan jenis tanah  miskin dengan kandungan unsur hara dan kandungan bahan organik yang rendah. Bahan organik memegang peranan penting dalam meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah dan akan menentukan produktivitas tanaman. Dalam penelitian ini akan diaplikasikan beberapa macam sumber pupuk organik yaitu pupuk organik yang berasal dari  kompos trembesi, pupuk kandang sapi, pupuk hijau kirinyu, dan kompos kirinyu dengan  tanaman indikatornya adalah tanaman kedelai (Glycine max L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian beberapa macam pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max L.) pada Ultisol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari  empat sumber pupuk organik dengan 2 (dua) dosis pemberian sebanyak yaitu 10 ton ha-1 dan 20 ton ha-1dengan berbagai kombinasi perlakuan. Sehingga terdapat 8 kombinasi perlakuan.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian beberapa macam sumber pupuk organik mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara pada Ultisol dan juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan  hasil tanaman kedelai. Berdasarkan hasil analisis akhir  sifat kimia tanah setelah diberikan perlakuan pupuk organik menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik berpengaruh sangat nyata  terhadap peningkatan  C-organik tanah, P-tersedia tanah dan juga berpengaruh nyata  terhadap hasil berat biji perbatang. Tetapi tidak menunjukkan  perbedaan yang nyata pada pengamatan parameter  lainnya. Aplikasi dosis pupuk organik yang memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kandungan hara Ultisol dan hasil tanaman kedelai adalah pada kombinasi perlakuan pupuk  kandang sapi dengan dosis 20 ton ha-1. Application of Some Sources of Organic Fertilizer on The Growth and Production of Soybean (Glycine Max L.) in UltisolAbstract. Ultisols are poor soil types with low nutrient and organic matter content. Organic matter plays an important role in increasing and maintaining soil fertility and will determine crop productivity. In this study, several sources of organic fertilizer will be applied, namely organic fertilizer from trembesi compost, cow manure, kirinyu green manure, and kirinyu compost with the indicator plant being soybean (Glycine max L.). This study aims to determine the application of several kinds of organic fertilizers on the growth and production of soybean (Glycine max L.) in Ultisol. This study used a non-factorial Randomized Block Design (RAK) consisting of four sources of organic fertilizer with 2 (two) doses of 10 tons ha-1and 20 tons ha-1 with various combinations of treatments. So there are 8 treatment combinations. The results of this study indicate that the application of several sources of organic fertilizer can increase the availability of nutrients in Ultisol and can also increase the growth and yield of soybeans. Based on the results of the final analysis of the chemical properties of the soil after being given organic fertilizer treatment, it showed that the application of organic fertilizer had a very significant effect on the increase in soil organic C, P-available soil and also had a significant effect on the yield of stem seed weight. But it does not show a significant difference in the other parameter observations. The application of organic fertilizer doses that gave a significant effect in increasing the Ultisol nutrient content and soybean yield was in the combination of cow manure treatment at a dose of 20 tons ha-1.
Pengaruh Penggunaan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Perubahan Sifat Kimia Ultisol dan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Hasbi Hasbi; Zainabun Zainabun; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.542 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18282

Abstract

Abstrak.Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting. Produksi minyak kelapa sawit perhektar merupakan produksi paling tinggi dibandingkan denganseluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya.Perindustrian di bidang kelapa sawit banyak mengeluarkan serat dan residu hasil pengolahan seperti limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan berupa Palm oil mill Effluent (POME) air buangan kondensat (8-12%) dan air hasil pengolahan (13-23%). Dalam1 ton hasil kelapa sawit dapa tmengeluarkan limbah yang tidak bisa di pakai atau beracun mencapai 600-700 kg limbah cair. Meningkatnya kualitas tanah dan sifat-sifat Ultisol seperti sifat fisik, biologi dan kimia tanah memerlukan suatu pengelolaan tanah dengan memberikan bahan organic seperti limbah cair kelapa sawit (sludge) yang tepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanah, karena bahan organic  yang terkandung dalam limbah cair pabrik kelapa sawit baik untuk sifat kimia tanah dan dapat dipergunakan sebagai pengganti pupuk kimia untuk pupuk bibit kelapa sawit. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan didapatkan bahwa Pemberian limbah cair kelapa sawit dapat mempengaruhi sifat kimia tanah Ultisol dengan adanya peningkatan beberapa parameter kimia tanah baik dari pH dari 4,94 menjadi 5,26  setelah pemberian limbah cair kelapa sawit dengan pemberian 2400 ml per polibag (L4) dan Adapun parameter lainnya.Effect of Palm Oil Mill Liquid Waste Use on Changes in Chemical Properties of Ultisols and Growth of Oil Palm Seeds (Elaeis guineensis Jacq)Abstract. Oil palm (Elaeisguineensis Jacq.) is one of the most important vegetable oil-producing plants. Palm oil production per hectare is the highest production compared to all other vegetable oil producing plants. The industry in the palm oil sector emits a lot of fiber and residues from processing such as liquid waste and solid waste. The liquid waste produced is in the form of Palm oil mill Effluent (POME), condensate waste water (8-12%) and treated water (13-23%). In 1 ton of palm oil products can produce waste that can not be used or toxic up to 600-700 kg of liquid waste. Improving soil quality and Ultisol properties such as soil physical, biological and chemical properties requires a soil management by providing appropriate and efficient organic matter such as palm oil waste (sludge) so as to increase soil productivity, because of the organic matter contained in liquid waste. Palm oil mills are good for the chemical properties of the soil and can be used as a substitute for chemical fertilizers for fertilizers for oil palm seeds. In this study using a quantitative research approach and it was found that the application of palm oil effluent can affect the chemical properties of Ultisol soil with an increase in several soil chemical parameters, both from pH from 4.94 to 5.26 after administration of palm oil effluent by giving 2400 ml per polybag (L4) and other parameters.
Pemanfaatan Biochar dan Kompos Limbah Pertanian untuk Perbaikan Sifat Fisika Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Jagung pada Lahan Kering Navisa Hanim; Khairullah Khairullah; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.899 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18385

Abstract

Abstrak. Biochar merupakan padatan berupa arang yang kaya karbon (C) melalui proses pembakaran tidak sempurna dengan minimum oksigen (pyrolisis). Penambahan bahan organik dapat mempercepat proses pemulihan kualitas lahan serta meningkatkan kekuatan tanah memegang air sehingga kandungan unsur hara juga meningkat. Pemanfaatan kompos berpengaruh terhadap pasokan hara tanah, perubahan sifat fisik, biologi, dan kimia tanah, karena syarat tanah sebagai media tumbuh tanaman membutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Aplikasi biochar dan kompos dilakukan untuk meningkatkan kesuburan dan ketersediaan air tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman.Pada penelitian ini digunakan tanaman jagung (Zea mays L) sebagai indikator tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola Non Faktorial terdiri dari kombinasi biochar dan kompos limbah pertanian dengan 9 perlakuandan 3 kali ulangan, maka didapatkan 27 bedengan percobaan. Hasil di lapangan didapatkan pemberian biochar dan kompos limbah pertanian tidak berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisika tanah pada lahan kering diduga karena sifat fisika yang sulit berubahdalam waktu yang singkat, namun pemberian biochar dan kompos limbah pertanian dapat meningkatkan atau berpengaruh terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman jagung yang mana nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A8 (15 ton ha -1 biochar dan 20 ton ha -1 kompos imbah pertanian) hal ini diduga pada dosis tersebut pemberian kompos menyumbangkan unsur hara yang cukup bagi tanaman.Utilization of Biochar and Agricultural Waste Compost to Improve Soil Physical Properties, Growth and Yield of Corn on Dry LandAbstract. Biochar is a solid in the form of charcoal rich in carbon (C) through an incomplete combustion process with a minimum of oxygen (pyrolysis). The addition of organic matter can accelerate the process of restoring land quality and increase the strength of the soil to hold water so that the nutrient content also increases. The use of compost affects the supply of soil nutrients, changes in the physical, biological, and chemical properties of the soil, because the soil requirements as a medium for plant growth require good physical and chemical conditions. Applications of biochar and compost are carried out to increase fertility and availability of groundwater to meet plant needs. In this study, maize (Zea mays L) was used as plant indicator. This study used a Randomized Block Design (RBK) with a non-factorial pattern consisting of a combination of biochar and agricultural waste compost with 9 treatments and 3 replications, so 27 experimental beds were obtained. The results in the field showed that the application of biochar and agricultural waste compost did not affect the improvement of the physical properties of the soil on dry land, presumably due to the physical properties that were difficult to change in a short time, but the application of biochar and agricultural waste compost could increase or affect the growth and yield of maize plants. where the highest value was found in the A 8 treatment (15 tons ha -1 biochar and 20 tons ha -1 agricultural waste compost).
Pemanfaatan Kompos Ampas Tebu dan Biochar Terhadap Perbaikan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas Sanbei Muhammad Yudha Koto; Muyassir Muyassir; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.91 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i2.16945

Abstract

Abstrak.Penggunaan bahan-bahan kimia anorganik yang tidak berimbang memberikan dampak negatif bagi kesuburan tanah, diantaranya agregat tanah, Bulk density yang tinggi, porositas rendah kandungan bahan organik rendah, KTK rendah ketersediaan hara rendah, terjadi ledakan hama akibat hilangnya musuh alami, tanah menjadi tidak sehat bagi pertumbuhan tanaman.Untuk meningkatkan kandungan C-organik tanah yang hilang dapat dilakukan melalui pemberian bahan organik seperti biochar.  Manfaat biochar yaitu dapat meretensi hara, menyuplai hara menurunkan /meningkatkan pH sesuai kondisi pH tanah, meningkatkan KTK, meningkatkan ketersediaan hara, meretensi air dalam tanah, mencegah kehilangan hara akibat pencucian (leaching). Penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar sekam padi dengandosis 10 t/ha meningkatkan porositas tanah diikuti dengan peningkatan air tanah tersedia sebesar 15,47% dari 11,34% (tanah kontrol). Pemberian pupuk kandang sapi 10 t ha-1 mampu meningkatkan kadar air tanah sebesar 35,17% dari 31,11% (tanpa pemberian pupuk kandang sapi).Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, pelaksanaan penelitian berlangsung dari Februari hingga Agustus 2020. Penelitian ini merupakan eksperimen lapangan yang dilanjutkan dengan penelitian di laboratorium dengan tahapan sebagai berikut : (a) analisis contoh tanah, kompos dilakukan sebelum penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah FakultasPertanian Universitas Syiah Kuala, (b) percobaan lapangan dengan menanam padi, perlakuan kompos ampas tebu dan biochar yang sesuai dengan kombinasi perlakuan masing-masing pot.Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi antara kompos ampas tebu dan biochar dapat memperbaiki dan meningkatkan sifat kimia tanah, pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi sawah varietas sanbei, dimana kombinasi perlakuan kompos ampas tebu dan biochar dengan dosis 10 ton ha-1 biochar + 50 ton ha-1 kompos ampas tebu menghasilkan produksi yang lebih tinggi, tetapi perlakuan kombinasi 10 ton ha-1 + 30 ton ha-1 lebih efisien dan menguntungkan.Effect of Composting Cane Pulp and Biochar On Changes in Soil Chemical Properties, Growth and Production of Rice Fields Sanbei Varieties Abstract.The unbalanced use of inorganic chemicals has a negative impact on soil fertility, including soil aggregate, high bulk density, low porosity, low organic matter content, low CEC low nutrient availability, pest explosion due to loss of natural enemies, unhealthy soil for plant growth.To increase the loss of soil organic C content, it can be done through the application of organic materials such as biochar. The benefits of biochar include being able to retain nutrients, supply nutrients to reduce / increase pH according to soil pH conditions, increase CEC, increase nutrient availability, retain water in the soil so as to help prevent nutrient loss due to leaching. The study showed that giving biochar of rice husk at a dose of 10 t / ha increased soil porosity followed by an increase in available groundwater by 15.47% from 11.34% (control soil). Giving cow manure 10 t ha-1 was able to increase the soil water content by 35.17% from 31.11% (without giving cow manure).This research has been carried out in the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, the implementation of the research took place from February to August 2020. This research is a field experiment followed by research in the laboratory with the following stages: (a) analysis of soil samples, compost is carried out before the research is carried out at the Soil Chemistry Laboratory of the Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, (b) field experiments by planting rice, treatment of bagasse compost and biochar according to the treatment combination of each pot, and analysis of soil samples in the middle of the study to re-test the chemical properties of the soil after being treated with biochar and bagasse compost.The results of this study indicate that the combination treatment of bagasse compost and biochar can improve and improve soil chemical properties, growth and productivity of sanbei rice paddy varieties, where the combination of bagasse compost and biochar treatment at a dose of 10 tonnes ha-1 biochar + 50 tonnes ha-1 bagasse compost resulted in higher production, but the combination treatment of 10 ton ha-1 + 30 ton ha-1 was more efficient and profitable.
Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskula dan Kompos Limbah Kakao terhadap Kolonisasi Mikoriza, dan Pertumbuhan Bibit Kakao pada Ultisol Raina Muzlifa; Fikrinda Fikrinda; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.367 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i4.12749

Abstract

Abstrak. Ultisol merupakan salah satu tanah marginal yang memerlukan pengelolaan yang tepat untuk meningkatkan kesuburannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan kompos limbah kakao terhadap kolonisasi FMA, dan pertumbuhan bibit kakao pada Ultisol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis FMA yaitu tanpa FMA (F0), Glomus sp (F1), dan Glomus sp. + Gigaspora sp. (F2). Faktor kedua adalah dosis kompos yaitu 0 ton.ha-1 (K0), 20 ton.ha-1 (K1), dan 30 ton.ha-1(K2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa FMA berpengaruh nyata terhadap kolonisasi mikoriza, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman  pada 30, 60, 90 HST, diameter batang pada 30, 60, 90 HST, dan luas daun pada 90 HST.  Pemberian kompos limbah kakao berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 90 HST, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 30 dan 60 HST, diameter batang pada 30, 60 90 HST, dan luas daun pada 90 HST.  Kombinasi FMA dan kompos limbah kakao berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada 30 HST namun tidak berpengaruh  nyata terhadap tinggi tanaman pada 30, 60, 90 HST, diameter batang pada 60 dan 90 HST, dan luas daun pada 90 HST. Perlakuan FMA jenis Glomus sp. + Gigaspora sp. dan kompos 20 g.pot-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap kolonisasi mikoriza dan pertumbuhan tanaman. The effects of arbuscular mycorrhizal fungi and compost of cocoa waste on myccorrhiza colonization, and the cocoa seedling growth on UltisolAbstract. Ultisol is one of marginal soils which requires proper management to increase its fertility. This study aims to determine the administration of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (FMA) and cocoa waste compost to FMA colonization, and the growth of cacao seedlings on Ultisols. This research used factorial randomized block design (RBD) with two treatment factors and three replications. The first factor is the type of FMA that is without FMA (F0), Glomus sp (F1), and Glomus sp. + Gigaspora sp. (F2). The second factor is the compost dose which is 0 tons.ha-1 (K0), 20 tons.ha-1 (K1), and 30 tons.ha-1 (K2). The results showed that FMA significantly affected mycorrhizal colonization, but did not significantly affect plant height at 30, 60, 90 HST, stem diameter at 30, 60, 90 HST, and leaf area at 90 HST. Cocoa waste compost has a significant effect on plant height at 90 HST, but no significant effect on plant height at 30 and 60 HST, stem diameter at 30, 60 90 HST, and leaf area at 90 HST. The combination of AMF and compost of cocoa waste significantly affected the stem diameter at 30 HST but did not significantly affect the plant height at 30, 60, 90 HST, stem diameter at 60 and 90 HST, and leaf area at 90 HST. Treatment of FMA type Glomus sp. + Gigaspora sp. and compost 20 g.pot-1 provides the best effect on mycorrhizal colonization and plant growth.   
Kajian Kondisi Eksisting Kawasan Suaka Margasatwa Gambut Rawa Singkil Zikri Wali; Yadi Jufri; Abubakar Karim
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.055 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i2.14844

Abstract

Abstract. Lahan gambut telah menjadi target perluasan lahan pertanian/perkebunan, karena lahan pertanian/perkebunan yang sudah semakin menipis. Seperti yang terjadi di Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil, sudah banyak terjadinya deforestasi lahan gambut dan adanya kegiatan konversi lahan sehingga terganggunya fungsi gambut sebagai habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati sekaligus pengatur tata air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting kawasan Suaka Margastwa Gambut Rawa Singkil . Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui survei lapangan dan pengamatan lapangan. Tahapan awal yang dilakukan adalah analisis tutupan lahan dari hasil klasifikasi citra google earth 2019, selanjutnya Ground Check dan Meng-update/ memperbaiki/ memverifikasi peta yang telah dibuat. Berdasarkan hasil perbaikan peta gambut Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang telah dibuat maka didapat  Hutan rawa sekunder seluas 15.313,53 ha (87,75%), semak belukar rawa seluas 2.066,25 ha(11,84%), telah terjadi deforestasi lahan  seluas 62,50 ha (0,36%) dan terjadinya konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit seluas 8,51 ha (0,05%), dari luas kawasan Suaka Margasatwa gambut Rawa Singkil yaitu 17.450,79 ha.Study of Existing Condition of Rawa Singkil Peat Wildlife Reserve AreaAbstract. Peatlands have become a target for agricultural land, because agricultural land which dwindling. It was happened in the Rawa Singkil Wildlife Reserve Area, present day there is so many displacing peatland deforestation and land conversion so that the function of peat as a habitat for biological conversion as well as regulating the air system. The purpose of this study was to study the existing conditions of the Singkil Peat Swamp Margastwa Sanctuary. This research is using descriptive methods through field surveys and field observations. The initial stage is to analyze of land cover from the results of the 2019 google earth image classification, then ground check and updating / repairing / updating the maps that have been made. Based on the improvement of the Singkil Wildlife Reserve peat map that has been developed, a secondary swamp forest of 15,313.53 ha (87.75%), 2,066.25 ha (11.84%) of swamp shrubs has been successfully allocated 62,50 ha (0.36%) and conversion of forest to oil palm plantations of 8.51 ha (0.05%), from the area of the Rawa Singkil Peat Wildlife Reserve which is 17,450.79 ha.  
Status Hara Tanah Pada Lahan Sawah Untuk Pengembangan Padi Organik di Desa Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang Yunita Yunita; Zuraida Zuraida; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.28 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.22772

Abstract

Abstrak. Lokasi rencana pengembangan lahan sawah organik terdiri dari 2 kondisi lahan, yaitu lahan gambut  asli (Histosol) dan yang satu lagi adalah lahan gambut yang telah ditutupi dengan tanah bawaan akibat banjir bandang sehingga sudah berubah menjadi lahan baru yang termasuk ke dalam tanah Alluvial.  Kedua lahan tersebut sudah pernah ditanami namun tidak memberikan hasil yang maksimal sehingga ditinggalkan dan menjadi  terbengkalai.  Kini lahan tersebut ingin dikembangkan kembali menjadi lahan persawahan organik.  Tujuan penelitian ini adalah ingin  mengetahui status hara dari kedua kondisi lahan yang akan dikembangkan tersebut dan hasilnya menjadi informasi yang baik untuk pengembangan daerah tersebut sebagai lokasi persawahan organik. Padi organik adalah padi yang dikembangkan dengan menggunakan sistem organik dan menggunakan air dari saluran irigasi yang tidak terkontaminasi dengan bahan kimia buatan . Penelitian ini dilakukan di lahan rencana  pengembangan padi organik Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang pada jenis tanah Histosol dan Alluvial  dengan menggunakan metode observasi di lapangan dan analisis data menggunakan  kriteria tingkat ketersediaan sifat kimia tanah.  Pada lokasi tanah Alluvial diambil 10 titik sampel yang presentatif  mewakili lokasi, dan di komposit menjadi 2 sampel tanah untuk dianalisis, dimana 5 titik sampel mewakili satu sampel tanah, sementara itu untuk lokasi yang ada gambutnya di ambil 15 titik yang presentatif mewakili lokasi lahan dan dikomposit menjadi 3 sampel untuk dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kimia  tanah Aluvial yaitu pH tanah sangat masam dan masam (4,44 - 4,55), C-organik kriteria tinggi (4,07 - 4,56), Al-dd kriteria tinggi (7,00 - 7,60), N-total kriteria sedang (0,25 - 0,28), P-tersedia kriteria sedang (7,90 -  8,00), P-total kriteria sedang dan sangat tinggi (25,76 -  149,04), K-dd kriteria rendah (0,17 - 0,19). Hasil analisis tanah Histosol yaitu pH sangat masam dan masam (4,36 – 5,52), C-organik kriteria sangat tinggi (15,00 – 25,22), P-total kriteria sangat tinggi (82,80 –128,80), P-tersedia kriteria sangat rendah, sedang, dan tinggi (3,75 – 12,50), K-dd kriteria sangat rendah sampai sedang (0,07 – 0,42). Al-dd kriteria sangat rendah, sedang, dan tinggi (0,48 – 4,80), N-total kriteria sedang (0,25 – 0,44). Berdasarkan hasil analisis sifat kimia tersebut di atas menunjukkan bahwa kondisi lahan tersebut masih mungkin untuk dikembangkan sebagai lahan persawahan organik dengan pengelolaan yang baik. Pengelolaan tersebut yaitu dengan cara pengairan  dengan kualitas air yang baik atau pH air 6,5-7,5 (netral), pengapuran ataupun pemberian bahan organik secara berkelanjutan pada kedua lahan tersebut.Soil Nutrition Status In Rice Land For Organic Rice Development In Tenggulun, Aceh Tamiang RegencyAbstract. The planned location for the development of organic rice fields consists of 2 land conditions, namely original peatland (Histosol) and other peatlands that have been covered with congenital soil due to flash floods so that they turn into new land covered with alluvial soil. The two lands had previously been planted, but did not provide maximum results, so they were neglected and neglected. Now the land is to be converted into organic rice fields. The purpose of this study was to determine the nutrient status of the two land conditions to be developed and the results became good information for the development of the area as a site for organic paddy fields. Organic rice is rice that is developed with a biological system and using water from irrigation canals that is not contaminated with artificial chemicals. This research was conducted on the plot of organic rice development in Tenggulun District, Aceh Tamiang Regency on histosol and alluvial soil types using field observations and data analysis using soil chemical availability criteria. At the alluvial soil site, 10 sample points were taken representing the site and assembled into 2 soil samples for analysis, of which 5 sample points represented one soil sample, henceforth for sites where peat was present, 15 points were taken representing the Location of the property and were assembled. in 3 samples for analysis in the laboratory. The results of chemical analysis of alluvial soils are very acidic and acidic soil pH (4.44 - 4.55), high organic C criteria (4.07 - 4.56), high Al-dd criteria (7, 00 - 7.60), N total criteria are moderate (0.25 - 0.28), P available criteria are moderate (7.90 - 8.00), P total criteria are moderate and very high (25 .76 - 149.04), K-dd criteria are low (0.17 - 0.19). The results of the Histosol soil analysis were very acidic and acidic pH (4.36 - 5.52), C-organic criteria were very high (15.00 - 25.22), P-total criteria were very high (82 .80–128.80), P-available very low, medium and high criteria (3.75–12.50), K-dd criteria very low to moderate (0.07–0.42). Al-dd criteria are very low, medium and high (0.48-4.80), N-total criteria are moderate (0.25-0.44). Based on the results of the above chemical property analysis, it shows that the state of the land can still be developed as organic paddy fields with good management. Management is by irrigation with good water quality or water pH 6.5-7.5 (neutral), liming or sustainable provision of organic material on both lands.
Kombinasi Kompos Trembesi dan Eco Farming terhadap Serapan Hara N, P, K dan Pertumbuhan Jagung (Zea mays) pada Inceptisol Irza Farabi; Zuraida Zuraida; Yadi Jufri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.958 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23070

Abstract

Abstrak. Bahan organik ialah bahan yang bersumber dari sisa-sisa makhluk hidup, baik dari tumbuhan maupun hewan. Bahan organik dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki masalah kesuburan tanah, salah satu bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah yaitu kompos. Salah satu sisa tanaman yang dapat dijadikan kompos adalah daun trembesi. Daun trembesi yang tersisa dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama. Untuk mempercepat penguraian sisa daun trembesi dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk hayati. Salah satu jenis pupuk hayati yang dapat digunakan adalah eco farming. Eco farming adalah pupuk organik super aktif yang sudah mengandung unsur hara lengkap sesuai kebutuhan tanaman yang juga dilengkapi dengan bakteri positif yang akan menjadi biokatalisator dalam memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah. Kandungan unsur hara dan mikroorganisme dalam eco farming dapat meningkatkan kesuburan tanah, selain itu dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jagung. Kebutuhan jagung sebagai pangan dan pakan terus meningkat, namun ketersediaannya seringkali terbatas atau dapat dikatakan produksi saat ini relatif rendah. Penyebab rendahnya produksi jagung adalah karena degradasi lahan dan konversi lahan pertanian. Oleh karena itu dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan peningkatan produksi melalui perluasan lahan pertanian dan peningkatan produktivitas lahan dengan memanfaatkan dan mengelola lahan. Salah satu lahan yang dapat dikelola adalah tanah dengan ordo inceptisol. Inceptisol merupakan salah satu lahan yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian, namun inceptisols memiliki masalah pada kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan percobaan pemberian bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman jagung.Combination Of Trembesi Compose And Eco Farming On N, P, K Horizontal Absorption And Growth Of Corn (Zea Mays) In InceptisolsAbstract. Organic material is material that comes from the remains of living things, both from plants and animals. Organic matter can be used to improve soil fertility problems, one of the organic materials that can increase soil fertility is compost. One of the plant residues that can be used as compost is tamarind leaves. The remaining trembesi leaves can decompose naturally, but it takes a long time. To accelerate the decomposition of the remaining trembesi leaves can be done with the use of biological fertilizers. One type of biological fertilizer that can be used is eco farming. Eco farming is a super active organic fertilizer that already contains complete nutrients according to plant needs which is also equipped with positive bacteria which will become biocatalysts in improving the biological and chemical properties of the soil. The content of nutrients and microorganisms in eco farming can increase soil fertility, besides that it can increase the growth of plants such as corn. The need for corn as food and feed continues to increase, but its availability is often limited or it can be said that current production is relatively low. The cause of low corn production is due to land degradation and conversion of agricultural land. Therefore, with these problems, it is necessary to increase production through expansion of agricultural land and increase land productivity by utilizing and managing land. One of the lands that can be managed is soil with the order Inceptisol. Inceptisols are one of the lands that have the potential to be used as agricultural land, but inceptisols have problems with soil fertility. To overcome this problem, it is necessary to experiment with giving organic matter to increase soil fertility and corn plant growth.