Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DAN KETIGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Ida Bagus Satriya Wibawa; Ni Putu Wardani; Ni Luh Putu Eka Diarthini; Putu Ayu Asri Damayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i8.P15

Abstract

ABSTRAK Self Directed Learning (SDL) memiliki kaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Konsep belajar ini merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa itu sendiri atau student centered learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan mahasiswa dalam metode SDL yang biasa disebut sebagai Self Directed Learning Readiness (SDLR). Penelitian ini bersifat cross-sectional analitic dimana pengambilan sampel dilakukan satu kali dengan menggunakan instrument kuesioner pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD) mahasiswa tahun pertama pada penelitian ini yaitu angkatan tahun 2018, dan mahasiswa tahun ketiga yaitu angkatan 2016. Penghitungan jumlah sampel dilakukan melalui total sampling dan terkumpul sebanyak 425 kuesioner, dimana angkatan 2016 sebanyak 205 responden, angkatan 2018 sebanyak 220 responden. Kuesioner yang dipakai memiliki 36 pertanyaan utama dan 3 pertanyaan tambahan, kuesioner memiliki nilai 1-5 (Likert Scale) dimana kuesioner telah di validasi oleh Zulharman (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan antara masing-masing kelompok angkatan (P > 0.05). Skor SDLR pada angkatan 2016 dengan kategori hasil tinggi memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dibandingkan dengan angkatan 2018. Kedua kelompok angkatan masing-masing memperoleh skor SDLR pada 2 kategori yaitu kategori tinggi, dan kategori sedang Kata Kunci: Independent learning, Self Directed Learning Readiness (SDLR), PBL, Skor SDLR
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE PADA WISATAWAN DI KECAMATAN UBUD, GIANYAR, BALI Luh Kadek Meilina Putri; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Luh Putu Eka Diarthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i3.P02

Abstract

ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan pada dunia pariwisata di Indonesia. Nyamuk Aedes sebagai vektor virus dengue bisa menularkan DBD pada wisatawan yang berkunjung ke wilayah endemis, salah satunya di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, serta perilaku terhadap DBD antara wisatawan asing dan lokal, serta hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, serta sikap dengan perilaku terhadap DBD pada wisatawan di Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian diambil dengan teknik consecutive sampling dengan 138 wisatawan yang berkunjung di Ubud, Gianyar, Bali pada bulan Agustus-September 2020. Analisis perbedaan dengan uji chi square dan analisis hubungan dengan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian didapat 80,3% wisatawan lokal dan 58,2% wisatawan asing memiliki pengetahuan baik. Sikap positif pada wisatawan lokal sebanyak 93% sementara pada wisatawan asing 34,3%. Sedangkan untuk perilaku pencegahan DBD, wisatawan lokal yang memiliki perilaku baik sebanyak 84,5% sedangkan pada wisatawan asing sebesar 52,2%. Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang DBD antara wisatawan lokal dan asing didapatkan perbedaan yang bermakna masing-masing dengan nilai p 0,005; <0,001; dan <0,001. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap (p < 0,001, r = 0,398), pengetahuan dengan perilaku (p < 0,001, r = 0,303), serta sikap dengan perilaku (p < 0,001, r = 0,482) terhadap DBD. Temuan ini bermanfaat dalam pengembangan informasi mengenai DBD pada pelayanan kesehatan serta dalam travel medicine kepada wisatawan. Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, demam berdarah dengue, wisatawan
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DIARE DENGAN KADAR CD4 DAN PENGOBATAN PENCEGAHAN KOTRIMOKSASOL SEBAGAI TERAPI PROFILAKSIS INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PASIEN HIV/AIDS DI RSUP SANGLAH JANUARI 2014 – SEPTEMBER 2015 Fitriana Melinda; Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; Putu Ayu Asri Damayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.381 KB)

Abstract

Saat ini Human Immunodeficiency Virus Infection (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Human Immunodeficiency Virus Infection/ Acquired Immunodeficiency Syndrome dapat menyebabkan penurunan sistem imunitas yang ditandai dengan menurunnya kadar CD4 dalam darah. Penurunan kadar CD4 ini mengakibatkan pasien rentan terhadap infeksi opurtunistik, salah satunya adalah kuman penyebab diare. Salah satu pencegahan terhadap diare pada pasien HIV/AIDS adalah pengobatan pencegahan kotrimoksasol. Pengobatan pencegahan kotrimaksasol diduga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien HIV/AIDS. Pasien dengan HIV/AIDS kejadian diare merupakan penyebab mayor dari kesakitan serta penanda buruknya prognosis. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan utuk mengetahui hubungan kejadian diare dengan kadar CD4 dan pengobatan pencegahan kotrimoksasol sebagai profilaksis infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS. Penelitian analitik cross-sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada Januari 2014 - September 2015 dengan 209 kasus diare pada pasien HIV/AIDS, ditemukan kejadian diare pada severe immunosupression, advanceed immunosupression, mild immunosupression, non-significant immunosupression secara berurutan adalah 93,75%, 3,13%, 0%, 3,13% dan kejadian diare pada subjek yang mendapatkan kotrimoksasol sebesar 59,38%. Kadar CD4 memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian diare (p=0,000), akan tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengobatan pencegahan kotrimoksasol dengan kejadian diare (p=0,767). Kata Kunci : kadar CD4, pengobatan pencegahan kotrimoksasol (PPK), HIV/AIDS
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LARUTAN AIR JERAMI 10% DAN YOGHURT 10% SEBAGAI ATRAKTAN OVITRAP NYAMUK AE. AEGYPTI IN VITRO Jody Erlangga; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Luh Ariwati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P02

Abstract

ABSTRAK Nyamuk Ae. aegypti merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu cara memutus siklus nyamuk adalah menggunakan oviposition trap (ovitrap). Pada ovitrap dapat diberikan atraktan untuk menarik nyamuk menempatkan telurnya. Larutan yoghurt mengandung asam laktat yang dapat mengundang nyamuk menempatkan telurnya sedangkan larutan air jerami 10% telah sering digunakan sebagai atraktan ovitrap. Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas antara atraktan larutan air jerami 10% dan larutan yoghurt 10%. Data diolah menggunakan uji One-Way ANOVA untuk data berdistribusi normal post hoc LSD atau Tamhane tergantung homogenitasnya. Data yang tidak berdistribusi normal diuji menggunakan Kruskal Wallis post hoc Mann- Whitney. Penelitian dilakukan dengan membandingkan jumlah telur tiap larutan di hari pertama hingga keenam. Hari ketiga merupakan puncak jumlah telur pada larutan air jerami 10%, yoghurt 10%, dan akuades dengan rata-rata masing-masing 30,5±6,106, 9,11±5,085, dan 9.89±5,326 telur. Penelitian menyatakan larutan air jerami 10% lebih efektif dibandingkan larutan yoghurt 10% dengan hasil nilai masing-masing p= 0,000 (p< 0,05) pada hari kedua hingga ke enam dan tidak ada perbedaan pada hari pertama p= 0,779 (p> 0,05). Hasil penelitian menunjukan perbedaan jumlah telur selama 6 hari pada larutan air jerami 10% dengan larutan yoghurt 10% memiliki nilai signifikansi p= 0,000 (p< 0,05). Hal ini menunjukan atraktan larutan air jerami lebih efektif dibandingkan dengan atraktan larutan yoghurt. Kata kunci : Larutan Air Jerami, Ovitrap, Larutan Yoghurt.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum) SEBAGAI KRIM OBAT ANTI-NYAMUK Aedes aegypti Kristoforus William; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Putu Wardani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i4.P10

Abstract

Penggunaan krim anti-nyamuk yang mengandung DEET dapat menimbulkan efek samping bagi penggunanya, Bahan dasar alternatif alami yang dapat memberikan perlindungan terhadap gigitan nyamuk Ae. aegypti perlu dikaji dan diteliti lebih lanjut. Daun kemangi berpotensi sebagai bahan dasar krim obat anti-nyamuk karena mengandung minyak atsiri. Sediaan krim memiliki efek yang lebih baik dibandingkan sediaan losion. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas krim anti-nyamuk dengan bahan dasar kemangi (Ocimum sanctum) 75.000 ppm dengan krim anti-nyamuk AutanÒ dengan bahan dasar DEET dalam memberikan perlindungan terhadap gigitan nyamuk pada menit ke-30, 60, dan 120. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design. Hasil penelitian ini adalah jumlah gigitan nyamuk pada menit ke-30, 60, dan 120 pada krim kemangi 75.000 ppm berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol/plasebo dengan p<0,05. Sedangkan jumlah gigitan nyamuk pada menit ke-30, 60, dan 120 pada krim kemangi 75.000 ppm tidak berbeda dibandingkan dengan AutanÒ dengan p>0,05. Kesimpulan pada penelitian ini adalah krim kemangi 75.000 ppm efektif sebagai krim anti nyamuk dan memiliki efektifitas yang sama dengan AutanÒ selama kurun waktu 120 menit.
PERBEDAAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PEER ASSISTED LEARNING (PAL) TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM ANATOMI PADA MAHASISWA SEMESTER I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Ida Ayu Kanaka Puspita; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Putu Wardani; Ni Luh Putu Eka Diarthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i5.P11

Abstract

Metode pembelajaran peer assisted learning (PAL) mampu meningkatkan pemahanan dan interaksi sosial yang baik untuk mahasiswa tahun pertama yang tengah mengalami masa penyesuaian. Anatomi sebagai dasar pengetahuan preklinik sangat penting dan cenderung disampaikan dengan metode konvensional (teacher-centered). Penelitian in bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran anatomi antara metode konvensional dan PAL pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas KedokteranmUniversitas Udayana. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (metode konvensional: kontrol; metode PAL: intervensi) dengan pretest dan post-test. Sampel diambil menggunakan teknik pengambilan acak pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana setelah mendapat persetujuan. Hasil pembelajaran diolah dengan SPSS melalui uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Dari penelitian ini ditemukan adanya perbedaan hasil pembelajaran antara metode konvensional dan PAL. Melalui uji Mann-Whitney didapatkan rerata peringkat kelompok dengan metode konvensional (145,67) lebih tinggi daripada kelompok dengan PAL (91,04) (p<0,05) dari total 238 mahasiswa. Temuan ini bermanfaat memberikan pemahaman metode pembelajaran lain terhadap mahasiswa tahun pertama dan menjadi analisa perbedaan kedua metode pada pembelajaran anatomi di Fakultas Kedokteran Universitasi Udayana. Kata Kunci: metode pembelajaran, konvensional, peer assisted learning.
STATUS KERENTANAN NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP INSEKTISIDA PERMETHRIN DI KECAMATAN JEMBRANA BALI Kurnia Dwi Latifa; Putu Asri Damayanti; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aedes aegypti is a vector for various life-threatening infectious diseases, such as Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Control of Ae. aegypti using permethrin insecticide has been carried out in various areas including Jembrana. However, irrational use of insecticides has the potential to cause resistance, so it is necessary to evaluate the use of permethrin by testing the susceptibility status of Ae. aegypti. This research is a descriptive study using the bioassay test of the Ae aegypti according to WHO standards. The primary data used is the mortality rate of Ae. aegypti that was exposed to the insecticide permethrin with a concentration of 0.25%. The results of this study showed that the percentage of mosquitoes that experienced knockdown after exposure to insecticides for 1 hour was 96.25% and after holding for 24 hours the percentage of mosquito mortality became 100%. The conclusion of this study is the level of susceptibility of Ae. aegypti in Jembrana District is susceptible. Expanding the range of the sampling area and the use of a more diverse sample generation is needed to better represent the susceptibility status of Ae. aegypti. Keywords: aedes aegypti, mosquito susceptibility status, permethrin.
UJI AKTIVITAS BUAH MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA) SEBAGAI ANTIMALARIA PADA MENCIT YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI I Kadek Ade Juniantara; Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Luh Putu Eka Diarthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is a parasitic infection caused by Plasmodium sp. Malaria’s medication and prevention are known, but there is a problem of increasing Plasmodium resistance to antimalarial drugs such as drugs from the chloroquine class, to overcome this problem traditional medicine is chosen because it is safer and cheaper. God’s crown (Phaleria macrocarpa) is one of the plants commonly used for traditional medicine which contains several active substances, namely saponins, polyphenols, flavonoids, tannins, sterols, alkaloids and terpenoids which have potential as antimalarials which can be proven by observing the degree of parasitemia in the mice blood. This study was conducted in vivo using the Randomized Post Test Only Controlled Group method using 24 samples of mice which were divided into 4 groups. The negative control group was only 0.2 ml of RPMI as a treatment control and the treatment group was treated with God’s crown extract at doses of 1, 10, and 100 mg/kgBW, then the degree of parasitemia was examined in each mouse. The data analysis technique used is One Way ANOVA and Post Hoc test. The results obtained mean the degree of parasitemia in the control group, doses of 1 mg/kgBW, 10 mg/kgBW and 100 mg/kgBW respectively 41.70; 37.96; 31.55; and 37.0. The results based on the analysis using One Way ANOVA posttest, it was found that there were significant differences between the control group and treatment groups 1,2, and 3 with p value of 0.000 (p < 0.05). The results showed that the extract of the fruit of the God’s crown (Phaleria macrocarpa) could inhibit the growth of Plasmodium berghei, the best dose was found at a dose of 10 mg/kgBW.
UJI EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU “PIPER BETLE L” DAN MADU SEBAGAI ANTIMALARIA PADA MENCIT YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI I Nengah Raka Swastika; Dewa Ayu Agus Sri Laksemi; Putu Ayu Asri Damayanti; Ni Luh Putu Eka Diarthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by the parasite Plasmodium sp. transmitted by the female Anopheles mosquito vector through its bite. Patients infected with malaria worldwide in the last two decades have increased, mainly due to the emergence of strains of Plasmodium falciparum that have become resistant to antimalarial drugs. This has resulted in the emergence of efforts to find alternative medicinal plants that can overcome this problem. One of the plants that have the potential to be developed is Piper betle L, or commonly known as green betel plant. This study aims to determine the effect of green betel leaf extract (Piper betle L) and honey at doses of 50, 100, and 200 mg/kgBW as antimalarials in Balb/c mice infected with Plasmodium berghei. This study is an in vivo experimental study using the Randomized Post-test Only Controlled Group method design using 24 samples of mice which were divided into four groups, one negative control group and three treatment groups. The average degree of parasitemia in the control group was 45.51%, the treatment group at a dose of 50 mg/kgBW was 35.71%, a dose of 100 mg/kgBW was 30.96% and a dose of 200 mg/kgBW was 31.67%. Based on the results of the analysis using One Way ANOVA, it was found that the mean difference between the control and treatment groups with p value <0.001 was found. The results showed that green betel leaf extract (Piper betle L) could inhibit the growth of Plasmodium berghei by looking at the mean difference between the control group and the treatment group and obtained that the average treatment group of 100 mg/kgBW and 200 mg/kgBW were equally effective at inhibiting parasitemia levels. Keywords : Antimalarial, Piper betle L, Degree of Parasitemia