Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF DIFFERENT DETERGENT SOLUTIONS AS LARVISIDE FOR AEDESAEGYPTI LARVAE Sudarmaja, I Made; Swastika, I Kadek
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.427 KB)

Abstract

Background: Dengue hemorrhagic fever the spread of which is mediated by Aedesaegypti mosquito that becomes a health problem in Indonesia every year. Some natural and chemical substances had been experimented to combat Aedesaegypti, one of them is detergent solution. This study aims to investigate the effect of several concentrations of detergent to kill Aedesaegypti larvae, and to find out the lethal concentration (LC)50, LC90, and LC95. Method: Randomized posttest only control group design was applied to observe the percentage of Aedesaegypti larvae instar III-IV killed when they contacted to various detergent concentrations within 24 hour of observation. Results: This study result showed that detergent with the concentration of 0.12 g/l; 0.14 g/l; 0.16 g/l; 0.18 g/l; 0.20 g/l; 0.22 g/l and 0.24 g/l respectively showed the killing of Aedesaegypti larvae 37.6%, 42.4%, 74.4%, 85.6%, 89.6%, 95.2% and 100%, respectively. Probit analysis showed that LC50 = 0.14 gram/liter, LC90 = 0.20 g/l and LC95=0.22 g/l.
Seroprevalens serta faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali Laksmi, Dewa Ayu; Sudarmaja, I Made; Swastika, I Kadek; Damayanti, Putu Ayu Asri; Diarthini, Ni Luh Putu Eka
Medicina Vol 47 No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.586 KB)

Abstract

Toksoplasmosis menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena dapat menyebabkan kelainan kongenital pada neonatus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalens dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Karangasem. Sampel serum dikumpulkan dari penduduk di beberapa banjar secara consecutive. Kuesioner diberikan untuk memperoleh data tentang demografi dan faktor risiko toksoplasmosis. Faktor risiko yang diteliti adalah kontak dengan tanah, kebiasaan pola makan termasuk konsumsi daging mentah atau setengah matang, sayuran yang tidak dicuci, dan sumber air minum. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 106 orang dengan usia rerata 45,20 (SB 17,03) tahun. Prevalens IgG anti-Toksoplasma gondii di Kabupaten Kubu adalah 13,2%. Seroprevalens tertinggi toksoplasmosis dalam penelitian ini adalah 20%, ditemukan pada usia 50-59 tahun. Prevalens kelompok usia reproduksi (20-49 tahun) pada populasi penelitian adalah 15%. Faktor risiko yang signifikan terkait dengan toksoplasmosis adalah sumber air minum. Disimpulkan bahwa seroprevalens toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali sebesar 13,3%, dan sumber air minum merupakan faktor risiko yang terkait. Toxoplasmosis has become one of public health problem worldwide because it can cause congenital malformation in newborn. The objective of this study was to determine the seroprevalence and to identify risk factors of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem. We collected serum samples consecutively from resident of several banjar in Kubu. A questionnaire was administered to elicit data on demographics and practices considered to be risk factors for toxoplasmosis. Risk factor that had been evaluated in this study were contact with soil, food pattern habits including consumption of rare/ improperly cooked meat and unwashed vegetables, drinking water sources. The total sample in this study were 106 people with an average age of 45.20 (SD 17,03) years. Seroprevalence of IgG anti- Toksoplasma gondii in Kubu district was 13.2%. The highest seroprevalence of toxoplasmosis in this study was 20%, found in the age 50-59 years. The prevalence of reproductive age group (20-49 years ) in the study population was 15%. Risk factors significant associated with toxoplasmosis was source of drinking water. We conclude that seroprevalence of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem was 13.2%, and source of drinking water was a significant risk factor.
Studi Biologi Perkembangan Metacestoda Taenia Saginata Pada Sapi Bali Nyoman Sadra Dharmawan; I Made Dwinata; Kadek Swastika; I Made Damriyasa; Ida Bagus Made Oka; Kadek Karang Agustina
Buletin Veteriner Udayana Vol. 8 No. 1 Pebruari 2016
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.274 KB)

Abstract

The biological studies of Taenia saginata metacestoda development have been conducted in Bali cattle. Two Bali cattle were used as the samples; each was infected by 500.000 T. saginata eggs. Cattle I and II were slaughtered and examined for the presence of T. saginata metacestodas,103 and 131 days post infection, respectively. All visceral organs and skeletal muscles were thoroughly inspected; incisions and inspection were done following the routine meat inspection. In cattle I, was observed 534 metacestodas in the skeletal muscles, heart, and diaphragm. The metacestodas had the form an oval bladder measuring around 3 x 2 mm. While, in cattle II was observed 2,249 metacestodas in the skeletal muscles, heart, diaphragm, and tongue measuring around 4 x 3 mm. The finding of the present study may indicate that in Bali cattle the oncospheres of T. saginata might reach its optimal development (in to T. saginata metacestoda) in four months post infection.
DETEKSI DAN PENGOBATAN SERTA PENYULUHAN PENYAKIT KECACINGAN PADA SISWA SDN 1 MAMBANG KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN I.M. Sudarmaja; I.K. Swastika; N.L.P.E. Diarthini; P.A.A. Damayanti; N.L Ariwati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.15 KB)

Abstract

Telah dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa deteksi dan pengobatan cacingan yang disertai penyuluhan pada siswa SD Negeri 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan dengan tujuan untuk memberantas penyakit cacing usus pada siswa. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dan pembagian pot feses yang sudah berisi identitas siswa dilanjutkan dengan pengumpulan feses. Dari 112 jumlah siswa seluruhnya, terkumpul sejumlah 88 sampel feses yang berarti tingkat partisipasi siswa sebesar 78,6%. Dari 88 sampel feses yang diperiksa ditemukan 2 sampel (2,3%) yang positif cacingan yaitu cacing Enterobius vermicularis. Kedua siswa yang positif cacingan sudah diobati menggunakan albendazole 400 mg termasuk keluarganya karena cacing ini sangat mudah menular di lingkungan rumah tangga. Penyuluhan yang dikerjakan pada siswa terbukti meningkatkan pengetahuan anak terhadap cacingan dan cara pencegahannya yang terlihat dari sebelum penyuluhan hanya sebagian kecil anak yang tahu jenis-jenis cacing yang hidup di usus manusia dan cara mencegahnya, tetapi setelah penyuluhan hampir semua anak bisa menjawab pertanyaan yang sama yang diajukan secara lisan.
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SD 2 SIDAN GIANYAR TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM RANGKA PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH I.K. Swastika; Wulanyani Wulanyani; I.M. Sudarmaja; N.L.P.E. Diarthini; L. Ariwati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.502 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue dengan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utamanya. Pada tahun 2015 jumlah Kasus DBD terbanyak di Provinsi Bali dilaporkan terdapat di Kabupaten Gianyar. Pada awal tahun 2016 ini Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) untuk demam berdarah dari 9 Kabupaten dan 2 Kota yang mengalami KLB di Indonesia. Salah satu upaya pengendalian vektor adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan siswa SD 2 Sidan Gianyar tentang Pemberantasan sarang nyamuk dalam upaya pengendalian penyakit demam berdarah. Metode yang dilakukan adalah melalui permainan edukatif yaitu permainan ular tangga, dimana dalam permainan ini diselipkan informasi mengenai penyakit demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk. Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah siswa kelas 4-6 SD 2 Sidan Gianyar, total siswa sebanyak 62 siswa. Siswa laki-laki sebanyak 37 siswa sedangkan siswa perempuan sebanyak 25 siswa. Seluruh siswa diberikan pre test sebelum pelaksanaan kegiatan dan post test setelah pelaksanaan kegiatan. Hasilnya terdapat peningkatan pengetahuan siswa terhadap penyakit demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk.
PREVALENSI DAN HUBUNGAN INFEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMINTHS TERHADAP STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI 6 GEGELANG, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM, BALI Abdulhadi FA; Swastika IK; Sudarmaja IM
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.119 KB)

Abstract

Soil-Transmitted Helminth (STH) merupakan kelompok agen infeksi yang menyebabkan masalah kesehatanglobal dengan 1,5 milyar penduduk dunia terinfeksi oleh patogen parasit STH. Infeksi parasit dan masalahpada status gizi sering terjadi bersamaan secara geografi dan beberapa studi menyatakan terdapat asosiasiterhadap keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi STH dan hubungannyaterhadap status gizi pada anak sekolah dasar di Karangasem. Teknik pewarnaan feses Kato Katz digunakanuntuk mengetahui status infeksi. Pengukuran antopometri tinggi badan dan berat badan diambil sebagai datakemudian diintepretasikan menggunakan tabel Zscore TB/U, IMT/U, dan BB/U WHO untuk mengetahuistatus gizi. Penelitian analitik cross sectional ini menggunakan sebanyak 81 subjek penelitian yang merupakansiswa SD Negeri 6 Gegelang. Sampel feses dan data antropometri diambil dari subjek lima bulan setelah subjekmengikuti program eradikasi STH masal yang diadakan oleh pemerintah. Didapatkan sebanyak 62,97% subjekterinfeksi cacing STH. Prevalensi stunting, kurus, dan kurang gizi secara berturut-turut pada siswa SDN 6Gegelang adalah 33,3%, 8,6% dan 28,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks status gizi TB/U(P= 0,031) dan BB/U (P= 0,037) terhadap infeksi STH, sedangkan untuk indeks status gizi IMT/U tidakterdapat hubungan yang signifikan (P= 0,483). Program eradikasi STH masal oleh pemerintah tidakmemberikan proteksi yang efektif. Kata Kunci: Infeksi STH, status gizi, anak sekolah dasar
PREVALENSI PEDICULOSIS CAPITIS DAN FAKTOR RISIKO INFESTASINYA PADA ANAK DI SD NO. 6 DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG Ni Putu Tamara Bidari Suweta; I Kadek Swastika; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P11

Abstract

Pediculosis capitis (infestasi kutu kepala) merupakan masalah sosial dan kesehatan di dunia terutama mengenai anak-anak usia sekolah dasar. Sehingga penelitian mengenai prevalensi pediculosis capitis dan faktor risiko infestasinya pada anak menjadi penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pediculosis capitis dan faktor risiko infestasinya pada anak di SD No. 6 Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Metode penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dari sumber data primer lapangan berupa seluruh siswa di SD No 6 Darmasaba pada April – Mei 2018. Besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 144 sampel dengan teknik total sampling. Pemeriksaan kutu kepala dilakukan secara visual dan menggunakan sisir kutu. Respon sampel dikumpulkan melalui kuesioner. Analisis data dilakukan secara bertahap dengan analisis bivariat dan multivariat. Prevalensi pediculosis capitis pada anak di SD No 6 Darmasaba adalah sebesar 59,7%. Faktor yang berhubungan dengan infestasi pediculosis capitis di SD No 6 Darmasaba adalah jenis kelamin (P value = 0,000), panjang rambut (P value = 0,000), dan kontak dengan orang yang terinfestasi (P value = 0,000). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan infestasi pediculosis capitis adalah frekuensi cuci rambut (P value = 0,274), penggunaan sisir / aksesoris rambut / topi bersama (P value = 0,065), dan kebiasaan tidur bersama (P value = 0,841). Prevalensi pediculosis capitis pada anak usia 6-13 tahun di SD No. 6 Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung tergolong tinggi sehingga eradikasi infestasinya perlu dilakukan pada anak usia sekolah dasar. Kata kunci: pediculosis capitis, prevalensi, faktor risiko
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia L.) SEBAGAI LARVISIDA PADA LARVA Aedes aegypti Putu Bagus Onicha Baskaranatha; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i10.P12

Abstract

ABSTRAK Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pengendalian vektor menjadi hal penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Salah satu caranya adalah menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida dari bahan alami mulai banyak dilirik, salah satunya adalah tumbuhan legundi (Vitex trifolia L.). Daun legundi (Vitex trifolia L.) mengandung berbagai macam senyawa yang diketahui mempunyai aktivitas larvisida. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% terhadap mortalitas larva Aedes aegypti bila dibandingkan dengan kontrol (air dan pelarut CMC 0,25%) serta mengetahui nilai LC50 dan LC90 ekstrak daun Vitex trifolia L.. Metode penelitian ini adalah cross-sectional eskperimental murni. Uji larvisida dari ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan kontrol mendapatkan hasil persentase rerata mortalitas larva nyamuk masing-masing adalah 45,2%, 65,2%, 77,2%, 94,8%, 93,2%, 92% 97,2% dan 0%. Dari hasil penelitian disimpulkan ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti bila dibandingkan dengan kontrol, dengan efektivitas semakin meningkat sampai konsentrasi 2% dan peningkatan konsentrasi selebihnya tidak memberikan perbedaan yang bermakna serta mempunyai nilai LC50 = 0,169% (0,0- 1,32) dan LC90 = 1,78% (0,017-7,535). Kata Kunci: Vitex trifolia L., larvisida, Aedes aegypti, Demam Berdarah Dengue, Insektisida
PREVALENSI DAN HUBUNGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMITHS TERHADAP TINGKAT PRESTASI ANAK SD NEGERI 5 GEGELANG Jevon Indra Susanto; I Kadek Swastika; Ni Luh Ariwati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.467 KB)

Abstract

Anak-anak yang terinfeksi soil transmitted helminth (STH) dapat menyebabkan akibat negatif bagi tubuh mereka. Dampak negatif itu adalah menurunnya kondisi kesehatan dan kurangnya gizi yang dapat menyebabkan anemia, defisiensi vitamin dan besi, gastroenteritis, diare, pneumonia, asma, apendisitis sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, mental, dan prestasi belajar sehingga menurunkan produktivitas anak di kemudian hari. Tujuan daripada penelitian ini, mengetahui hubungan infeksi cacing STH dengan prestasi belajar pada anak. Desain penelitian adalah analitik observasional case control dengan 69 responden merupakan siswa-siswi SDN 5 Gegelang, Karangasem. Diperiksa dengan menggunakan teknik Kato Katz dalam pemeriksaan sampel feses dan nilai rapor. Setelah dilakukannya persamaan pada variabel perancu yaitu umur dan jenis kelamin, didapatkan anak dengan positif kecacingan sebanyak 47 orang. Analisis data melalui SPSS secara bertahap menggunakan uji chi-square dengan nilai p sebesar 0,563 (p>0,05) dan OR 0,727 dengan 95% IK 0,247 – 2.141 untuk mengetahui hubungan infeksi cacing STH dengan prestasi belajar. Disimpulkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara infeksi cacing STH dengan prestasi belajar pada anak di SDN 5 Gegelang, Karangasem. Kata kunci: soil transmitted helmith, prestasi sekolah, anak sekolah
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TOKSOPLASMOSIS DI DENPASAR UTARA TAHUN 2017 Putu Ayu Larasati; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.031 KB)

Abstract

Abstrak Toxoplasma gondii adalah intraseluler obligate coccidian protozoan yang merupakan agen dari penyakit toksoplasmosis. Toxoplasma gondii pada hakekatnya menginfeksi makhluk hidup berdarah panas termasuk manusia, burung, dan biasanya melalui kucing (Felidae) sebagai hospes definitifnya. Prevalensi dari toksoplasmosis di berbagai negara bervariasi mulai dari 10% -90%. Walau bersifat sangat patogen, toksoplasmosis tidak selalu menyebabkan keadaan patologis pada hospesnya karena memiliki kemampuan sangat besar untuk beradaptasi dengan tubuh hospes. Infeksi primer pada wanita hamil bisa menyebabkan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur dan lain-lain. Anak-anak dengan toksoplasmosis kongenital mungkin menunjukkan tanda-tanda klinis dari hidrosefalus, retardasi mental, penyakit mata dan gejala sisa berat lainnya. Penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional ini menggunakan metode consecutive sampling, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang toksoplasmosis di Denpasar Utara. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas III Denpasar Utara pada 39 Ibu hamil yang bersedia mengisi kuisioner tentang toksoplasmosis. Responden sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan rerata usia 26,2 tahun. Penelitian ini hanya mendapatkan 17,9% responden yang pernah mendengar, membaca atau melihat informasi tentang toksoplasmosis. Responden yang dapat dikategorikan berpengetahuan baik hanya 7,7%, 10,3% yang berpengetahuan cukup dan 82,1% memiliki pengetahuan kurang, sehingga dapat disimpulkan masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang toksoplasmosis. Petugas kesehatan dan pemerintah perlu meningkatkan promosi kesehatan khususnya toksoplasmosis. Kata Kunci : Toksoplasmosis, Pengetahuan, Ibu Hamil