I Made Sudarmaja
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 47 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

EFFECTIVENESS OF DIFFERENT DETERGENT SOLUTIONS AS LARVISIDE FOR AEDESAEGYPTI LARVAE Sudarmaja, I Made; Swastika, I Kadek
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.427 KB)

Abstract

Background: Dengue hemorrhagic fever the spread of which is mediated by Aedesaegypti mosquito that becomes a health problem in Indonesia every year. Some natural and chemical substances had been experimented to combat Aedesaegypti, one of them is detergent solution. This study aims to investigate the effect of several concentrations of detergent to kill Aedesaegypti larvae, and to find out the lethal concentration (LC)50, LC90, and LC95. Method: Randomized posttest only control group design was applied to observe the percentage of Aedesaegypti larvae instar III-IV killed when they contacted to various detergent concentrations within 24 hour of observation. Results: This study result showed that detergent with the concentration of 0.12 g/l; 0.14 g/l; 0.16 g/l; 0.18 g/l; 0.20 g/l; 0.22 g/l and 0.24 g/l respectively showed the killing of Aedesaegypti larvae 37.6%, 42.4%, 74.4%, 85.6%, 89.6%, 95.2% and 100%, respectively. Probit analysis showed that LC50 = 0.14 gram/liter, LC90 = 0.20 g/l and LC95=0.22 g/l.
PENGARUH AIR SABUN DAN DETERJEN TERHADAP DAYA TETAS TELUR AEDES AEGYPTI Sudarmaja, I Made
Medicina Vol 39 No 1 (2008): Januari 2008
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti merupakan masalah kesehatan yang makin menjadi perhatian dengan kasus yang terus ada sepanjang tahun, walaupun tidak musim penghujan. Ini terkait dengan keberadaan vektornya yang terus ada sepanjang tahun dan berhubungan pula dengan keberadaan tandon yang mengandung air, baik air jernih dan mungkin pula air limbah rumah tangga seperti air sabun dan air deterjen. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan menetas telur Aedes aegypti bila kontak dengan kedua jenis air limbah tersebut. Penelitian eksperimental ini dengan rancangan acak lengkap mendapatkan bahwa rata-rata telur yang menetas menjadi larva pada hari ke-7 pada kelompok kontrol sebanyak 14,48%, pada air sabun dalam konsentrasi 0,5 gram/liter sebanyak 58,9% dan pada air sabun dalam konsentrasi 1 gram/liter sebanyak 42,77 % . Uji statistik mendapatkan bahwa air sabun pada kedua konsentrasi mempercepat dan meningkatkan jumlah larva yang terbentuk bila dibandingkan dengan kontrol. Pada air yang mengandung detergen konsentrasi 1,75 gram/liter dan 3 gram/liter tidak ditemukan telur Aedes aegypti yang menetas.
Seroprevalens serta faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali Laksmi, Dewa Ayu; Sudarmaja, I Made; Swastika, I Kadek; Damayanti, Putu Ayu Asri; Diarthini, Ni Luh Putu Eka
Medicina Vol 47 No 1 (2016): Januari 2016
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.586 KB)

Abstract

Toksoplasmosis menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena dapat menyebabkan kelainan kongenital pada neonatus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalens dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Karangasem. Sampel serum dikumpulkan dari penduduk di beberapa banjar secara consecutive. Kuesioner diberikan untuk memperoleh data tentang demografi dan faktor risiko toksoplasmosis. Faktor risiko yang diteliti adalah kontak dengan tanah, kebiasaan pola makan termasuk konsumsi daging mentah atau setengah matang, sayuran yang tidak dicuci, dan sumber air minum. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 106 orang dengan usia rerata 45,20 (SB 17,03) tahun. Prevalens IgG anti-Toksoplasma gondii di Kabupaten Kubu adalah 13,2%. Seroprevalens tertinggi toksoplasmosis dalam penelitian ini adalah 20%, ditemukan pada usia 50-59 tahun. Prevalens kelompok usia reproduksi (20-49 tahun) pada populasi penelitian adalah 15%. Faktor risiko yang signifikan terkait dengan toksoplasmosis adalah sumber air minum. Disimpulkan bahwa seroprevalens toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali sebesar 13,3%, dan sumber air minum merupakan faktor risiko yang terkait. Toxoplasmosis has become one of public health problem worldwide because it can cause congenital malformation in newborn. The objective of this study was to determine the seroprevalence and to identify risk factors of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem. We collected serum samples consecutively from resident of several banjar in Kubu. A questionnaire was administered to elicit data on demographics and practices considered to be risk factors for toxoplasmosis. Risk factor that had been evaluated in this study were contact with soil, food pattern habits including consumption of rare/ improperly cooked meat and unwashed vegetables, drinking water sources. The total sample in this study were 106 people with an average age of 45.20 (SD 17,03) years. Seroprevalence of IgG anti- Toksoplasma gondii in Kubu district was 13.2%. The highest seroprevalence of toxoplasmosis in this study was 20%, found in the age 50-59 years. The prevalence of reproductive age group (20-49 years ) in the study population was 15%. Risk factors significant associated with toxoplasmosis was source of drinking water. We conclude that seroprevalence of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem was 13.2%, and source of drinking water was a significant risk factor.
DETEKSI DAN PENGOBATAN SERTA PENYULUHAN PENYAKIT KECACINGAN PADA SISWA SDN 1 MAMBANG KECAMATAN SELEMADEG TIMUR KABUPATEN TABANAN I.M. Sudarmaja; I.K. Swastika; N.L.P.E. Diarthini; P.A.A. Damayanti; N.L Ariwati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.15 KB)

Abstract

Telah dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa deteksi dan pengobatan cacingan yang disertai penyuluhan pada siswa SD Negeri 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan dengan tujuan untuk memberantas penyakit cacing usus pada siswa. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dan pembagian pot feses yang sudah berisi identitas siswa dilanjutkan dengan pengumpulan feses. Dari 112 jumlah siswa seluruhnya, terkumpul sejumlah 88 sampel feses yang berarti tingkat partisipasi siswa sebesar 78,6%. Dari 88 sampel feses yang diperiksa ditemukan 2 sampel (2,3%) yang positif cacingan yaitu cacing Enterobius vermicularis. Kedua siswa yang positif cacingan sudah diobati menggunakan albendazole 400 mg termasuk keluarganya karena cacing ini sangat mudah menular di lingkungan rumah tangga. Penyuluhan yang dikerjakan pada siswa terbukti meningkatkan pengetahuan anak terhadap cacingan dan cara pencegahannya yang terlihat dari sebelum penyuluhan hanya sebagian kecil anak yang tahu jenis-jenis cacing yang hidup di usus manusia dan cara mencegahnya, tetapi setelah penyuluhan hampir semua anak bisa menjawab pertanyaan yang sama yang diajukan secara lisan.
PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SD 2 SIDAN GIANYAR TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM RANGKA PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH I.K. Swastika; Wulanyani Wulanyani; I.M. Sudarmaja; N.L.P.E. Diarthini; L. Ariwati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.502 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue dengan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utamanya. Pada tahun 2015 jumlah Kasus DBD terbanyak di Provinsi Bali dilaporkan terdapat di Kabupaten Gianyar. Pada awal tahun 2016 ini Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) untuk demam berdarah dari 9 Kabupaten dan 2 Kota yang mengalami KLB di Indonesia. Salah satu upaya pengendalian vektor adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan siswa SD 2 Sidan Gianyar tentang Pemberantasan sarang nyamuk dalam upaya pengendalian penyakit demam berdarah. Metode yang dilakukan adalah melalui permainan edukatif yaitu permainan ular tangga, dimana dalam permainan ini diselipkan informasi mengenai penyakit demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk. Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah siswa kelas 4-6 SD 2 Sidan Gianyar, total siswa sebanyak 62 siswa. Siswa laki-laki sebanyak 37 siswa sedangkan siswa perempuan sebanyak 25 siswa. Seluruh siswa diberikan pre test sebelum pelaksanaan kegiatan dan post test setelah pelaksanaan kegiatan. Hasilnya terdapat peningkatan pengetahuan siswa terhadap penyakit demam berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk.
PREVALENSI DAN HUBUNGAN INFEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMINTHS TERHADAP STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI 6 GEGELANG, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM, BALI Abdulhadi FA; Swastika IK; Sudarmaja IM
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.119 KB)

Abstract

Soil-Transmitted Helminth (STH) merupakan kelompok agen infeksi yang menyebabkan masalah kesehatanglobal dengan 1,5 milyar penduduk dunia terinfeksi oleh patogen parasit STH. Infeksi parasit dan masalahpada status gizi sering terjadi bersamaan secara geografi dan beberapa studi menyatakan terdapat asosiasiterhadap keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi STH dan hubungannyaterhadap status gizi pada anak sekolah dasar di Karangasem. Teknik pewarnaan feses Kato Katz digunakanuntuk mengetahui status infeksi. Pengukuran antopometri tinggi badan dan berat badan diambil sebagai datakemudian diintepretasikan menggunakan tabel Zscore TB/U, IMT/U, dan BB/U WHO untuk mengetahuistatus gizi. Penelitian analitik cross sectional ini menggunakan sebanyak 81 subjek penelitian yang merupakansiswa SD Negeri 6 Gegelang. Sampel feses dan data antropometri diambil dari subjek lima bulan setelah subjekmengikuti program eradikasi STH masal yang diadakan oleh pemerintah. Didapatkan sebanyak 62,97% subjekterinfeksi cacing STH. Prevalensi stunting, kurus, dan kurang gizi secara berturut-turut pada siswa SDN 6Gegelang adalah 33,3%, 8,6% dan 28,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks status gizi TB/U(P= 0,031) dan BB/U (P= 0,037) terhadap infeksi STH, sedangkan untuk indeks status gizi IMT/U tidakterdapat hubungan yang signifikan (P= 0,483). Program eradikasi STH masal oleh pemerintah tidakmemberikan proteksi yang efektif. Kata Kunci: Infeksi STH, status gizi, anak sekolah dasar
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEJADIAN DBD DI DESA PEMECUTAN KLOD, KECAMATAN DENPASAR BARAT Made Sushmita Dharmasuari; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.996 KB)

Abstract

Faktor risiko yang berpengaruh terhadap penyebaran DBD adalah perilaku masyarakat dalam melakukan pencegahan DBD. Keberhasilan program pencegahan DBD bergantung pada tingkat pengetahuan masyarakat terhadap DBD, dan pemahaman terhadap pentingnya menerapkan upaya pencegahan DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing – masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan DBD terhadap kejadian DBD di Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat. Penelitian ini berjenis analitik, dengan metode pendekatan cross-sectional. Sampel dipilih dengan cara consecutive sampling yang berjumlah 75 responden. Hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD diperoleh nilai signifikansi 0,005 kurang dari ? = 5% (0,005< 0,05) yang menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian DBD di Banjar Monang-Maning Desa Pemecutan Klod. Pada 75 responden, terdapat 3 responden memiliki perilaku pencegahan yang kurang (4%), 12 responden memiliki perilaku pencegahan yang cukup (16%), dan 60 responden (60%) memiliki perilaku pencegahan yang baik. Pada 3 responden yang memiliki perilaku pencegahan yang kurang (4%), tidak terdapat kejadian DBD pada seluruh responden (0%). Pada 12 responden dengan pengetahuan cukup, terdapat kejadian DBD pada 3 responden (25,0%). Pada 60 responden (60%) yang memiliki perilaku pencegahan yang baik, terdapat kejadian DBD pada 9 responden (75%). Setelah dilakukan uji Fisher’s Exact diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,644 lebih dari ? = 5% (0,644 > 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara perilaku pencegahan dan kejadian DBD. Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Perilaku, Pencegahan
PREVALENSI PEDICULOSIS CAPITIS DAN FAKTOR RISIKO INFESTASINYA PADA ANAK DI SD NO. 6 DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG Ni Putu Tamara Bidari Suweta; I Kadek Swastika; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P11

Abstract

Pediculosis capitis (infestasi kutu kepala) merupakan masalah sosial dan kesehatan di dunia terutama mengenai anak-anak usia sekolah dasar. Sehingga penelitian mengenai prevalensi pediculosis capitis dan faktor risiko infestasinya pada anak menjadi penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pediculosis capitis dan faktor risiko infestasinya pada anak di SD No. 6 Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Metode penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dari sumber data primer lapangan berupa seluruh siswa di SD No 6 Darmasaba pada April – Mei 2018. Besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 144 sampel dengan teknik total sampling. Pemeriksaan kutu kepala dilakukan secara visual dan menggunakan sisir kutu. Respon sampel dikumpulkan melalui kuesioner. Analisis data dilakukan secara bertahap dengan analisis bivariat dan multivariat. Prevalensi pediculosis capitis pada anak di SD No 6 Darmasaba adalah sebesar 59,7%. Faktor yang berhubungan dengan infestasi pediculosis capitis di SD No 6 Darmasaba adalah jenis kelamin (P value = 0,000), panjang rambut (P value = 0,000), dan kontak dengan orang yang terinfestasi (P value = 0,000). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan infestasi pediculosis capitis adalah frekuensi cuci rambut (P value = 0,274), penggunaan sisir / aksesoris rambut / topi bersama (P value = 0,065), dan kebiasaan tidur bersama (P value = 0,841). Prevalensi pediculosis capitis pada anak usia 6-13 tahun di SD No. 6 Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung tergolong tinggi sehingga eradikasi infestasinya perlu dilakukan pada anak usia sekolah dasar. Kata kunci: pediculosis capitis, prevalensi, faktor risiko
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia L.) SEBAGAI LARVISIDA PADA LARVA Aedes aegypti Putu Bagus Onicha Baskaranatha; I Made Sudarmaja; I Kadek Swastika
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i10.P12

Abstract

ABSTRAK Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pengendalian vektor menjadi hal penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Salah satu caranya adalah menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida dari bahan alami mulai banyak dilirik, salah satunya adalah tumbuhan legundi (Vitex trifolia L.). Daun legundi (Vitex trifolia L.) mengandung berbagai macam senyawa yang diketahui mempunyai aktivitas larvisida. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% terhadap mortalitas larva Aedes aegypti bila dibandingkan dengan kontrol (air dan pelarut CMC 0,25%) serta mengetahui nilai LC50 dan LC90 ekstrak daun Vitex trifolia L.. Metode penelitian ini adalah cross-sectional eskperimental murni. Uji larvisida dari ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. pada konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan kontrol mendapatkan hasil persentase rerata mortalitas larva nyamuk masing-masing adalah 45,2%, 65,2%, 77,2%, 94,8%, 93,2%, 92% 97,2% dan 0%. Dari hasil penelitian disimpulkan ekstrak etanol daun Vitex trifolia L. konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5% efektif dalam membunuh larva Aedes aegypti bila dibandingkan dengan kontrol, dengan efektivitas semakin meningkat sampai konsentrasi 2% dan peningkatan konsentrasi selebihnya tidak memberikan perbedaan yang bermakna serta mempunyai nilai LC50 = 0,169% (0,0- 1,32) dan LC90 = 1,78% (0,017-7,535). Kata Kunci: Vitex trifolia L., larvisida, Aedes aegypti, Demam Berdarah Dengue, Insektisida
Efektivitas ekstrak etanol daun mimba (azadirachta indica) terhadap kematian larva nyamuk aedes aegypti Lusi Martha Indrayani; I Made Sudarmaja
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.962 KB)

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus. The virus is also transmitted through the bites of infected mosquito. The Aedes aegypti mosquito is the primary vector that spreads this disease. In Indonesia, the prevention of this disease is still not optimal. It can be seen through the number of cases increasing every year. The use of plant-based insecticides integrated with environmental management is the way to prevent or control the transmission of Aedes aegypti . One of plant-based insecticides is neem (Azadirachta indica) leaf. The aim of this research was to know the effectiveness of neem (Azadirachta indica) leaf extract on the mortality of Aedes aegypti larvae.This research was experimental research used post -test and control group design. The sample was 168 of third instar larvae of Aedes aegypti . This research used six kinds of treatment toward neem (Azadirachta indica) leaf extract. They are 1%, 1.5 %, 2 %, 2.5 %, 3% and 3.5 %. Then, there is 3 times of repetition. Each treatment consist of 8 larvae. The data were analyzed by using Kruskal - Wallis test and Mann Whitney. The result of Kruskal - Wallis test showed p=0.004 (p<0.05) that meant statistically difference of mortality rates of Aedes aegypti larvae among the samples. The result of Mann Whitney showed the significant differences between the concentration of 1%, 1.5 %, 2 %, 2.5 %, 3%, 3.5 % with the control.The highest mean of concentration is on 2.5%, 3%, 3.5% that was 8 (100%) during 24-hour observation. Then, it can be concluded that neem (Azadirachta indica) leaf extract had potential as biolarvacide on Aedes aegypti larvae. Finally, further research is needed with the larger sample and greater variety of concentreation. Keywords: Neem leaf extract, larvacides, Aedes aegypti