Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Pendekatan Target Heart Rate untuk Kenyamanan Berolahraga dalam Meningkatkan Imunitas Tubuh pada Masa Pandemi Covid-19 Utama, Anak Agung Gede Eka Septian; Widnyana, M; Pramana, I Putu Yudi
TIN: Terapan Informatika Nusantara Vol 1 No 5 (2020): Oktober 2020
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid-19 has shocked the world and even WHO calls this outbreak a global pandemic. In order to prevent the spread and victims, the government issued a work from home policy so that all activities at home are at risk with sedentary activities. Exercise is an effort to reduce sedentary activity, reduce boredom, maintain health and even increase the immune system. However, what kind of exercise is right and good to do during a pandemic in order to avoid viruses and stay comfortable exercising. Therefore, this study aims to look at the Target Heart Rate Approach for Exercise Comfort in Increasing Immunity during the Covid-19 Pandemic. This research method uses a literature study with a descriptive analysis approach
PERBEDAAN EFEKTIVITAS INTERVENSI MICROWAVE DIATHERMY DAN DEEP TISSUE MASSAGE LEBIH EFEKTIF DARIPADA MICROWAVE DIATHERMY DAN MCKENZIE NECK EXERCISE UNTUK KOREKSI POSTUR PADA PENDERITA FORWARD HEAD POSTURE I Made Niko Winaya; Ni Wayan Tianing; M. Widnyana; I Putu Yudi Pramana Putra
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.003 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i02.p07

Abstract

Background: Forward Head Posture (FHP) is a posture deviation consisting of an increase in angular excursion in the upper and lower aspects of the cervical spine. A popular method used by physiotherapists to reduce muscle tightness is massage. The massage used is Deep Tissue Massage (DTM) with deeper pressure and slow motion. As an effort to correct posture, physiotherapists can use the McKenzie Neck Exercise method. The standard for managing physiotherapy at the clinic provides a modality, namely Microwave Diathermy (MWD).Method: Research with experimental pre and post-test two groups design. The study was divided into 2 groups, consisting of group 1 with Microwave Diathermy and Deep Tissue Massage exercises and group 2 with Microwave Diathermy and McKenzie Neck Exercise. The number of samples in this study were 16 samples each group, so that the total sample in the two groups amounted to 32 respondents.Results: Group 1 with a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in perspective before and after the intervention of microwave diathermy and deep tissue massage. Group 2 obtained a value of p = 0.001 (p <0.05) which means an increase in the craniovertebra viewpoint which means the cervical joint before and after the intervention of microwave diathermy and McKenzie's neck training. Calculation results of mean differences Increased craniovertebra angle obtained p value = 0.001 (p <0.05) on the difference between before and after intervention. Microwave diathermy and deep tissue massage compared with microwave diathermy and McKenzie neck exercise against craniovertebral angleConclusion: Intervention of Microave Diathermy and Deep Tissue Massage better than Microave Diathermy and McKenzie Neck Cervical Exercises in correcting posture in patient with Forward Head Posture.Keywords: Forward head posture, Microwave Diathermy, Deep Tissue Massage, McKenzie Neck Exercise, posture
THE CORRELATION BETWEEN THE USE OF BATTERY PERCUSSION INSTRUMENTS WITH THE LOW BACK PAIN MYOGENIC COMPLAINT OF THE PERCUSSION DIVISION PLAYERS OF THE MARCHING BANDS IN DENPASAR AND BADUNG Putu Intan Noviyanti; Ni Luh Nopi Andayani; M. Widnyana; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p12

Abstract

Background: Low back pain (LBP) is a kind of complaint which is easily found in human’s daily life. An activity of carrying something can be one of factors causing the low back pain. Many people uphold some things more than the normal limit by using a wrong way and even doing it for a long duration. A battery percussion player is required to uphold and sustain a battery percussion instrument with an upright standing position and for quite a long time. It can cause the low back pain. Purpose: to find out the correlation between the use of battery percussion instruments with the low back pain myogenic complaint of the percussion division players. Method: This study used an observational analytic method with cross sectional approach which applied a saturation sampling technique. The number of the sample was 90 people divided into 3 groups: snare drum, quint tom/ multi toms and bass drum in which each group contained of 30 people. The data collection was conducted by filling out a questionnaire to diagnose and measure the pain scale with VAS. The hypothesis test was done using bivariate analysis with a chi-square test. Result: The result of the study shows that the bivariate analysis with the chi-square test finds out that the value is p < 0.05. Furthermore, the low back pain percentage of the snare drum is 63.4%; the quint tom/multi toms is 100%; and, the bass drum is 90.1%. Conclusion: Based on the result of the study, it can be concluded that there is a correlation between the use of battery percussion instruments and the low back pain myogenic complaint of the percussion division players of the marching bands in Denpasar and Badung. Key Words: Low Back Pain, Marching Band, Battery Percussion, VAS.
HUBUNGAN PELVIC CROSS SYNDROME DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I Putu Yudi Pramana Putra; M. Widnyana; Ni Luh Gita Karunia Saraswati; A. A Gede Eka Septian Utama
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.843 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i01.p07

Abstract

Pendahuluan: Pelvic cross syndrome merupakan suatu gangguan keterbatasan musculoskeletal kompleks di mana terjadi imbalance dengan pola yang spesifik antara muscles tightness (illiopsoas dan spinal ekstensor) serta muscles weakness (abdominal dan gluteus) dengan pola menyilang (Cross pattern) antara sisi pelvic bagian anterior dan posterior dari tubuh manusia. Adanya koreksi dan assessment dini dari malalignment yang terjadi merupakan upaya preventif perubahan postur pelvic akibat imbalance muscles di mana secara biomekanika akan memberikan kompensasi pembebanan pada otot- otot di sekitar. Tujuan Untuk mengetahui hubungan pelvic cross syndrome dengan pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi prevalensi dengan menggunakan rancangan cross sectional survey. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa laki- laki dan perempuan Program Studi Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebanyak 200 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Adapun pengukuran dari postur pelvic diukur dengan mengukur kekuatan dari abdominal muscle dan gluteal muscle dengan Manual Muscle Technique dan pengukuran dari tightness dari hip flexor dengan Thomas Test dan pengukuran fungsional pinggang dengan kuesioner ODI (Oswestry Disability Index). Hasil: SPSS versi 23 telah digunakan untuk melakukan analisis data di mana didapatkan hasil 21% dari total populasi memiliki pelvic cross syndrome pernah memiliki keluhan Low Back Pain. Didapatkan juga hasil pengukuran pelvic cross syndrome dengan sample berjenis kelamin perempuan adalah 83 orang dari total 120 sample (69,16%) lebih banyak mengalami pelvic cross syndrome dibandingkan laki-laki yaitu 14 orang dari 80 sample (18,75%). Simpulan: Prevalensi kejadian pelvic cross syndrome pada subjek perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada kelompok usia yang sama (18- 22 tahun). Saran: Untuk peneliti selanjutnya dapat dilakukan follow up research untuk melihat hasil jangka panjang efek dari Pelvic Cross Syndrome pada mahasiswa laki- laki dan perempuan Program Studi Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA DAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI KABUPATEN BADUNG Ni Wayan Nirmala Putri Miasa; Ari Wibawa; M. Widnyana; Ni Nyoman Ayu Dewi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p08

Abstract

Pendahuluan: setiap manusia yang sudah lansia atau lanjut usia secara alami akan mengalami penurunan fungsi secara bertahap terkait dengan kondisi fisik dan psikologisnya. Salah satu kondisi yang menjadi permasalahan dari lansia pada umumnya berkaitan dengan kualitas tidur yang menurun akibat pengaruh penurunan dari kondisi fisik. Namun diketahui bahwa senam lansia dapat menjadi salah satu aktivitas fisik bagi kaum lansia dalam membantu memperbaiki kualitas tidurnya. Tujuan Penelitian: menganalisis dan membuktikan adanya hubungan yang berasal dari aktivitas senam lansia kepada kualitas tidur dari lansia pada Kabupaten Badung. Metode: pada pelaksanaan kegiatan dari penelitian dilakukan observasional analitik dan pendekatan secara cross sectional dengan penggunaan kuesioner PSQI yang diberikan kepada 36 orang yang menjadi sampel dari penelitian. Hasil: uji dari chi square menunjukkan nilai (p= 0,005) dan uji korelasi menunjukkan nilai (r= 0,625) maka melalui nilai tersebut diketahui terdapat atau adanya hubungan yang berasal dari aktivitas senam lansia kepada kualitas tidur dari lansia pada kabupaten Badung dengan cukup besar. Simpulan: adanya hubungan yang signifikan antara senam lansia dan kualitas tidur lansia di Kabupaten Badung. Hubungan signifikannya yaitu semakin rutin lansia melakukan senam lansia semakin baik kualitas tidurnya. Kata Kunci: Kualitas tidur, senam lansia, kuesioner PSQI
Combination Intervention Mulligan’s Sustained Natural Apophyseal Glides and Ultrasounds Better Than Combination Intervention Stretching And Ultrasounds For Increasing Functional Activity Non-Specific Low Back Pain Patient Yudi Pramana Putra; M. Widnyana; Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati
Sport and Fitness Journal Vol 10 No 1 (2022): Volume 10, No. 1, January 2022
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2022.v10.i01.p07

Abstract

Abstract— Non-specific low back pain is one of the complaints that very often encountered with a picture of complaints originating without a clear cause. Non-specific low back pain is often a reason for the limitation of functional activity in patients because of pain symptoms and muscle tightness around the patient's lower back. The aim of this research is to prove that the Mulligan intervention, namely SNAGS as the latest intervention combined with physiotherapy modalities of ultrasounds, is more effective in improving the functional quality of non-specific low back pain patients than the combination of conventional stretching interventions with ultrasounds. The research method used in this study is the design of experimental research methods in the form of a pre-test and post-test two group design. In its implementation, there will be two groups with the number of each sample in each group consisting of 16 samples selected at random with the block permutation technique. Group 1 will receive conventional stretching and ultrasounds, while group 2 will receive mulligan's “sustained natural apophyseal glides” (SNAGS) and ultrasounds. The patient's functional activity was measured by the MODI (Modified Oswestry Disability Index) questionnaire. The study was conducted at a physiotherapy clinic in Denpasar. The results obtained in this study after processing the Paired T-Test test data in each group to determine whether there is a significant difference between pre and post from each combination, obtained with a p value <0.05, this indicates that there is a difference significant. The difference test between groups was carried out showing that there was a significant difference between the treatment group and the control group with the Independent T-Test test, getting a p value of <0.05 which has an interpretation of a significant difference. The conclusion obtained after the test and discussion of this study is that the mulligan intervention, namely SNAGS as the latest intervention combined with physiotherapy modalities of ultrasounds, is more effective in improving the functional quality of patients with non-specific low back pain than the combination of conventional stretching interventions with ultrasounds. Keywords: Mulligan's SNAGS, Ultrasound, Conventional Stretching, Non Specific Low Back Pain, Decreased Functional Activity
LUMBOPELVIC STABILIZATION EXERCISE LEBIH MENURUNKAN DISABILITAS DIBANDINGKAN DENGAN WILLIAM’S FLEXION EXERCISE PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK M. Widnyana; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; Wahyuddin -; Bagus Komang Satriyasa; I Made Muliarta; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.686 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Nyeri punggung bawah (NPB) miogenik adalah perasaan tidak nyaman di daerah punggung bawah yang disebabkan oleh faktor otot itu sendiri atau faktor patologis lainnya yang menyebabkan terjadinya disabilitas. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan dengan William’s flexion exercise pada pasien NPB miogenik. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan pre dan post test group design. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang mengeluh NPB miogenik sebanyak 28 orang yang berumur 30-55 tahun. Subjek terbagi menjadi 2 kelompok, dimana Kelompok 1 (n = 14) diberikan intervensi lumbopelvic stabilization exercise sedangkan Kelompok 2 (n = 14) diberikan intervensi William’s flexion exercise. Diberikan perlakuan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Level disabilitas diukur dengan modified oswestry disability index. Hasil: Uji Paired Sample T-test data disabilitas pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 didapatkan hasil 17,00+7,20 dan 24,29+9,58 dengan nilai p=0,000 yang menunjukkan pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang bermakna. Uji Independent Samples Test Kelompok 1 dan Kelompok 2 menunjukkan hasil p=0,031 yang berarti bahwa ada perbedaan bermakna pada penurunan disabilitas. Simpulan: lumbopelvic stabilization exercise lebih menurunkan disabilitas dibandingkan dengan William’s flexion exercise pada pasien NPB miogenik.Kata Kunci: Nyeri punggung bawah miogenik, Lumbopelvic stabilization exercise, William’s flexion exercise
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP DISFUNGSI EREKSI PADA PEGAWAI KANTOR DI KOTA DENPASAR Ida Bagus Komang Ari Krisnayana; Ni Wayan Tianing; Ari Wibawa; M. Widnyana
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 8 No 2 (2020): Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.408 KB) | DOI: 10.24843/MIFI.2020.v08.i02.p02

Abstract

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah rasio standar berat terhadap tinggi badan sehingga dapat melihat apakah seseorang memiliki massa tubuh yang ideal, terlalu kurus, kelebihan berat badan, atau obesitas. Pegawai kantor merupakan pekerjaan yang memiliki prevalensi berat badan berlebih dan obesitas tertinggi dibandingkan profesi lainnya. Kelebihana berat badan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan aktivitas seksual seperti disfungsi ereksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) berhubungan dengan disfungsi ereksi pada pegawai kantor di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional analitik yang dilakukan pada bulan April 2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 orang laki-laki yang sudah menikah dengan usia 30-40 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Indeks Massa Tubuh yang diukur menggunakan timbangan dan microtoise stature meter, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah disfungsi ereksi yang diketahui dengan menggunakan kuisioner IIEF-5. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu uji bivariat dengan Spearman’s Rho untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan, kekuatan hubungan dan arah hubungan. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) dengan nilai r=0,520. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hubungan Indeks Massa Tubuh dengan disfungsi ereksi pada pegawai kantor di Kota Denpasar memiliki hubungan yang kuat, signifikan dan searah. Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Disfungsi Ereksi, Pegawai Kantor
KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PRAMUNIAGA YANG BEKERJA DI RAMAYANA DEPARTMENT STORE DENPASAR Dessyta Luxsmadewi Aryadhe; M Widnyana; Ni Wayan Tianing; Ni Nyoman Ayu Dewi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 9 No 3 (2021): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2021.v09.i03.p06

Abstract

Pramuniaga merupakan pekerja yang bertugas untuk mempromosikan suatu barang dan cenderung bekerja dalam posisi berdiri. Para pekerja mengeluhkan gangguan musculoskeletal sebagai risiko kesehatan yang sering terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keluhan musculoskeletal dan tingkat risiko yang dialami pramuniaga yang bekerja di Ramayana Department Store Denpasar. Penelitian ini merupakn penelitian observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan di Ramayana Department Store Denpasar pada bulan Juli-Agustus 2019 dengan sampel yang berjumlah 58 orang. Teknik simple random sampling dijadikan sebagai teknik dalam mendapatkan sampel. Data awal didapatkan dari pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat keluhan musculoskeletal menggunakan kuesioner Nordic Body Map yang dinyatakan dalam skor. Dalam penelitian ini digunakan analisis univariat yaitu keluhan musculoskeletal dan tingkat risiko keluhan musculoskeletal. Karakteristik sampel pada penelitian ini umur 18-25 tahun 39 orang dan umur 26-30 . Keluhan yang dirasakan responden dengan skor 2 mayoritas pada kaki kiri (43,1%), bahu kanan, betis kiri dan pergelangan kaki kanan (41,4%), responden dengan skor 3 mengalami keluhan pada pinggang (27,6%), punggung, betis kanan dan kaki kanan (25,9%) dan responden dengan skor 4 mengalami keluhan pada punggung, betis kiri dan betis kanan (3,4%). Proporsi responden yang memiliki keluhan musculoskeletal tingkat risiko rendah 39 orang, tingkat risiko sedang 18 orang dan tingkat risiko tinggi 1 orang. Responden mengalami keluhan pada daerah bahu, punggung, pinggang, betis, pergelangan kaki dan kaki. Keluhan musculoskeletal pada pramuniaga sebagian besar termasuk ke dalam tingkat risiko rendah. Kata kunci: keluhan, musculoskletal, Nordic Body Map, pramuniaga
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA REMAJA DI DENPASAR Kadek S Prima Dewi S; M. Widnyana; Nila Wahyuni; Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi
Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia Vol 10 No 1 (2022): Majalah Ilimiah Fisioterapi Indonesia
Publisher : Bachelor of Physiotherapy and Physiotherapy Profession Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University in collaboration with Indonesian Physiotherapy Association (IPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MIFI.2022.v10.i01.p08

Abstract

Pendahuluan: Remaja merupakan penduduk usia 10-19 tahun, usia remaja diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak menuju tahapan dewasa. Adapun faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler yaitu IMT dan aktivitas fisik. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan IMT dengan daya tahan kardiovaskuler dan apakah ada hubungan aktivitas fisik dengan daya tahan kardiovaskuler pada Remaja di Kota Denpasar.Metode: Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan menggunakan metode cross-sectional yang dilkukan bulan maret 2021. Penelitian ini melibatkan 93 orang siswa dengan metode pengambilan sample non – probability sampling menggunakan teknik consecutive sampling. Variabel bebas penelitian yaitu IMT dan aktivitas fisik dengan variabel terikat yaitu daya tahan kardiovaskuler. Variabel kontrol adalah usia. Teknik analisis menggunakan uji statistika univariat dengan presentatif atau deskriptif dan analisis bivariat dengan chi-square.Hasil: Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa adanya hubungan IMT dengan daya tahan kardiovaskuler pada remaja di Denpasar dengan nilai p sebesar 0,002 yang menunjukkan bahwa nilai p<0,05. Kurangnya asupan gizi yang dimiliki seseorang dengan kategori underweight adalah proses energi senyawa ATP menjadi energi gerak membuat responden menjadi cepat lelah tentunya berpengaruh pada daya tahan kardiovaskulernya. Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan daya tahan kardiovaskuler pada remaja di Denpasar dengan nilai p sebesar 0,005 yang menunjukkan nilai p<0,05.Simpulan: Semakin aktif seseorang melakukan aktivitas fisik maka akan semakin kuat daya tahan kardiovaskuler. Jantung berfungsi untuk pemompa darah yang menjadi traspoter bahan makanan dan oksigen harus lebih keras lagi memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara meningkatnya kekuatan otot jantung oleh karena itu kualitas pompa jantung akan meningkat. Kata Kunci: indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik, daya tahan kardiovaskuler
Co-Authors A A I Ayesa Febrinia Adyasputri A A I Ayesa Febrinia Adyasputri A.A. Gd Eka Septian Utama Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Anak Agung Gede Eka Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Gede Eka Septian Utama Ari Wibawa Bagus Komang Satriyasa Dedi Silakarma Dellania Grandifolia Mustafa Desak Made Dewi Mahayuni Desak Risa Pertiwi Dessyta Luxsmadewi Aryadhe Dewa Ayu Ketut Indriani Putri Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Doni Galih Bagaswara I Dewa Gd Alit Kamayoga I Dewa Gede Alit Kamayoga I Dewa Made Ary Suandika I Gusti Agung Shinta Paramitha Devi I Kadek Adi Satya Nugraha I Made Muliarta I MADE MULIARTA . I Made Niko Winaya I Made Winarsa Ruma I Made Yoga Prabawa I Nyoman Adi Putra I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Yudi Pramana I Putu Yudi Pramana Putra I Putu Yudi Pramana Putra I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Sugiritama Ida Bagus Komang Ari Krisnayana Indira Vidiari Juhanna Kadek S Prima Dewi S Komang Trisna Bayu Suta Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Sintya Paramasti Made Hendra Satria Nugraha Made Vasundhari Putri Gayatri Nacha Najabilubaba Ni Dyah Putu Purnamasari Ni Kadek Mira Wirayani Ni Kadek Yuni Fridayani Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Luh Gede Puji Andini Ni Luh Nopi Andayani Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Wayan Nirmala Putri Miasa Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Pramana, I Putu Yudi Putu Ayu Sita Saraswati Putu Intan Noviyanti Putu Leli Juniari Putu Sutha Nurmawan Rolyta Triasari Purba Sugijanto - Wahyuddin, Wahyuddin Yudi Pramana Putra