M. Ahsin Rifa’i
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Jenderal Ahmad Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

MACROALGAE DIVERSITY IN CORAL REEFS AT THE WATERS OF TELUK TAMIANG VILLAGE, KOTABARU Rifa’i, Muhammad Ahsin; Syahdan, Muhammad; Kudsiah, Hadiratul
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : The Journal is published by Graduate Programe of Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to map the distribution of macroalgae at the waters of Teluk Tamiang Village, Kotabaru, South Kalimantan. The results showed that there were 8 species of macroalgae living in coral reef ecosystems. They originated from 7 order, 8 family, 8 genera, consisting of Acanthopora muscoides, Gracilaria coronopifolia, Amphiroa fragillissima Chlorodesmis sp., Halimeda macroloba, Enteromorpha sp., Turbinaria conoides, and Dictyota pinnatifida. The diversity index of two stations observed in this study was low.
MACROALGAE DIVERSITY IN CORAL REEFS AT THE WATERS OF TELUK TAMIANG VILLAGE, KOTABARU Muhammad Ahsin Rifa’i; Muhammad Syahdan; Hadiratul Kudsiah
TROPICAL WETLAND JOURNAL Vol 2 No 2 (2016): Tropical Wetland Journal
Publisher : Postgraduate Program - Lambung Mangkurat University (ULM Press Academic)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/twj.v2i2.26

Abstract

The purpose of this study was to map the distribution of macroalgae at the waters of Teluk Tamiang Village, Kotabaru, South Kalimantan. The results showed that there were 8 species of macroalgae living in coral reef ecosystems. They originated from 7 order, 8 family, 8 genera, consisting of Acanthopora muscoides, Gracilaria coronopifolia, Amphiroa fragillissima Chlorodesmis sp., Halimeda macroloba, Enteromorpha sp., Turbinaria conoides, and Dictyota pinnatifida. The diversity index of two stations observed in this study was low.
Indeks Mitotik Simbion Alga Zooxanthellae pada Anemon Laut Stichodactyla gigantean Hasil Reproduksi Aseksual (Mitotic Index of Algal Symbion Zooxanthellae on Giant Carpet Anemone (Stichodactyla gigantea) Resulted from Asexual Reproduction) M. Ahsin Rifa’i
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 18, No 1 (2013): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.079 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.18.1.7-13

Abstract

Zooxanthella adalah alga simbiotik yang hidup berasosiasi secara mutualisme pada jaringan endodermis anemon laut. Dinamika alga zooxanthellae telah banyak diketahui pada anemon hasil reproduksi seksual namun sebaliknya pada anemon hasil reproduksi aseksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pembelahan sel-sel zooxanthellae yang bersimbiosis dengan anemon laut Stichodactyla gigantea (Forskal 1775) hasil reproduksi aseksual dengan teknik fragmentasi. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai Juli 2011 di kawasan terumbu karang Teluk Tamiang, Provinsi Kalimantan Selatan. Paremater yang diuji adalah indeks mitotik zooxanthellae yang bersimbiosis dengan anemon laut. Zooxanthellae bersumber dari anemon alam hasil reproduksi seksual dan anemon hasil reproduksi aseksual yang dipelihara secara bersama selama sepuluh bulan pada perairan alami. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan pembelahan sel zooxanthellae (indeks mitotik) memiliki perbedaan secara signifikan antara anemon hasil reproduksi aseksual dan anemon alami. Indeks mitotik zooxanthellae tertinggi ditemukan pada anemon alam dibandingkan anemon hasil reproduksi aseksual.  Indeks mitotik relatif sama ditemukan antar lokasi pemeliharaan. Kata kunci: Anemon, indeks mitotik, zooxanthellae, aseksual, reproduksi Zooxanthellae are symbiotic algal that form mutualism relation in endodermis tissue of sea anemone. The dynamics of zooxanthellae algae are well known in the anemone sexual reproduction, but otherwise the asexual reproduction. The aims of the research was to determine the rate of zooxanthellae cells bisection that have the symbiosis with The giant carpet anemone (Stichodactyla gigantea, Forskal 1775) which is resulted from asexual reproduction with the technique of fragmentation. Research was conducted from October 2010 to July 2011 in area of coral reef, Teluk Tamiang, South Kalimantan Province. The examination variable was mitotic index of zooxanthellae symbiont of sea anemone. Zooxanthellae from sea anemone that was resulted from asexual reproduction and sea anemone from the nature were cultured for ten months in the natural waters. The result showed that the rate of zooxanthellae cells division (mitotic index) have a significant difference between anemone which were resulted from asexual reproduction and sea anemone from the nature. The higher mitotic index was found at the sea anemone from the nature compared with those from asexual reproduction. The mitotic index was relatively similar between locations of culture. Keywords: anemone, mitotic index, zooxanthellae, asexual, reproduction
Alih Teknologi Produksi Benih Anemon Laut secara Aseksual Muhammad Ahsin Rifa'i; Hadiratul Kudsiah; Muzdalifah Muzdalifah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Panrita Abdi - April 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.928 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i1.2224

Abstract

Teknologi reproduksi aseksual anemon merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi benih anemon laut secara buatan untuk kepentingan marikultur anemon laut di perairan alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok nelayan Sipatuo Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya alternatif usaha selain sebagai nelayan.
IbM KELOMPOK USAHA BANDENG SEGAR TANPA DURI DI KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Joeharnani Tresnati; Syamsu Alam Ali; Muhammad Ahsin Rifa'i
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Panrita Abdi - April 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.699 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i1.3515

Abstract

Teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri merupakan salah satu teknologi untuk menghilangkan tulang duri ikan bandeng sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumsi jenis ikan bandeng.  Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok UD. Usaha Bandeng Segeri Makmur dan kelompok isteri-isteri pembudidaya ikan bandeng Sejahtera di kelurahan Pundatabaji Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual ikan bandeng dan memberdayakan masyarakat Kabupaten Pangkep khususnya para ibu nelayan atau ibu petambak yang dapat bekerja mengisi kekosongan waktu setelah pekerjaan rumah selesai
PENGEMBANGAN USAHA PRODUK INTELEKTUAL KAMPUS: ANEMON LAUT ORNAMEN Muhammad Ahsin Rifa'i; Muhammad Syahdan; Muzdalifah Muzdalifah; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Panrita Abdi - April 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.031 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i1.3519

Abstract

Kegiatan pengembangan usaha produk inteketal kampus ini (PPUPIK) bertujuan untuk mengembangkan usaha budidaya anemon laut yang dapat memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat dan mendorong berkembangnya budaya pemanfaatan hasil riset staf dosen untuk pemberdayaan masyarakat dan industri. Tujuan lainnya adalah mentransfer teknologi budidaya anemon laut ornamen pada kawasan terumbu karang non produktif menggunakan benih hasil reproduksi aseksual dengan teknologi fragmentasi tubuh kepada masyarakat nelayan Desa Teluk Tamiang. Khalayak sasaran adalah mahasiswa Ilmu Kelautan dan kelompok nelayan dan eks pembudidaya rumput laut Desa Teluk Tamiang. Target khusus yang ingin dicapai adalah berkembangnya usaha budidaya anemon laut ornamen sebagai mata pencaharian prospektif dan memiliki asas legalitas sebagai pengganti budidaya rumput laut dan penangkapan ikan di laut.Kegiatan ini dilaksanakan di perairan Desa Teluk Tamiang, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan dan di kampus Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Khalayak sasaran adalah mahasiswa dan masyarakat nelayan. Luaran kegiatan adalah produk anemon laut ornamen hasil budidaya dari benih produksi sendiri menggunakan teknologi reproduksi aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Produk anemon ornamen dipasarkan ke eksportir di Makassar. Ruang lingkup kegiatan meliputi persiapan, penadaan induk anemon ornament, produksi benih dengan teknologi reproduksi aseksual, budidaya anemon, pembangunan kantor PPUPIK, dan pemasaran produk anemon. Hasil kegiatan sampai 25 Oktober 2017 menunjukkan seluruh kegiatan yang direncanakan mencapia 100%, meliputi pembangunan sarana prasarana budidaya, pencarian induk anemon, produksi benih anemon, budidaya anemon, pembentukan unit usaha, pembangunan kantor pemasaran PPUPIK anemon laut ornament di kampus, pembentukan unit usaha mahasiswa ilmu kalautan di banjarbaru, dan pemasaran anemon laut. Produksi dan pemasaran produk anemon telah dilakukan mulai bulan September – Oktober 2017. 
DEMPLOT PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING CANGKANG LUNAK DI DESA SALEMBA, KECAMATAN UJUNG LOI, KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Sri Wahyuni Rahim; Muhammad Ahsin Rifa'i; Arwan Arwan
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.497 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.5194

Abstract

Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Luasnya potensi tambak yang belum tergarap dan terlantar (mangkrak) ditinggalkan pemiliknya, tingginya potensi pasar lokal, nasional ekspor, kelebihan teknologi budidaya dan nilai gizi/nutrisi produk yang dimiliki maka teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sangat potensial untuk dikembangkan menjadi usaha baru yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir dan pelaku dunia usaha perikanan. Kegiatan ini bertujuan melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba apung bersekat di perairan tambak kepada masyarakat petambak di Kabupaten Bulukumba, khususnya masyarakat petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, tempat demplot ini berlangsung. Kegiatan demplot diharapkan dapat menjadi altenatif usaha baru dan atau diversifikasi usaha budidaya tambak dengan budidaya kepiting cangkang lunak. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan April – Juli 2017, meliputi survei lokasi demplot, penyuluhan klasikal, demplot budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak, dan desiminasi kegiatan. Hasil evaluasi penyuluhan kelas dan demplot menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak.
PEMBERDAYAAN ISTRI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DENGAN PENGEMBANGAN PRODUK FILLET Muhammad Ahsin Rifa'i; Candra; Muzdalifah; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v4i3.10463

Abstract

Abstract. The high production of patin fish in South Kalimantan causes the marketing of this fish to have been very tight competition. Under normal conditions, the price of fresh patin fish in traditional markets ranges from IDR 32.000-35,000 per kilogram, but at certain times when production is abundant, the price of patin fish drops drastically to Rp. 12,000 per kilogram. This condition causes some farmers to a decrease in income and even experience a loss. Most of the patin fish production in Banjar Regency is marketed in fresh form in the traditional markets of Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin and other traditional markets in South Kalimantan to Central Kalimantan. The activity aims to increase the knowledge and skills of the target audience in producing and packaging patin fish fillets. The methods used in this service activity are counseling, demonstrating, and providing assistance until the activity is complete. The results of this service have shown a significant increase in the knowledge and skills of the target audience in processing and packaging patin fish fillets and have been able to produce fish fillet products that are ready to be sold to the market.     Abstrak. Tingginya produksi ikan patin di Kalimantan Selatan menyebabkan pemasaran ikan ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Jika pada kondisi normal harga ikan patin segar di pasar tradisional berkisar Rp 32.000 - 35.000 per kilogram, namun pada waktu-waktu tertentu ketika produksi melimpah harga ikan patin menurun drastis hingga mencapai Rp 12.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan beberapa petani mengalami penurunan pendapatan bahkan mengalami kerugian. Sebagian besar produksi patin di Kabupaten Banjar dipasarkan dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin, dan pasar-pasar taradisional lainnya di Kalimantan Selatan hingga ke Kalimantan Tengah. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran dalam melakukan produksi dan pengemasan fillet ikan patin. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan, demonstrasi, dan pendampingan hingga kegiatan berakhir. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran yang signifikan dalam melakukan pengolahan dan pengemasan fillet ikan patin dan mampu memproduksi produk fillet ikan  yang siap dijual ke pasar.    
TRANSFER TEKNOLOGI PENGOLAHAN SOSIS IKAN PATIN (Pangasius sp) BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DAN KELUARGANYA Muhammad Ahsin Rifa'i; Candra; Muzdalifah; Agustiana; Hadiratul Kudsiah; M. Sauqi Mubarak; Norliana
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i4.14240

Abstract

South Kalimantan is one of the largest silver catfish production centers in Indonesia.  The high production of silver catfish from pond culture has a high potential as a raw material for making fish sausages. In addition, silver catfish has several advantages, including having a protein content of 16.1% and fat 5.7%, so that a silver catfish is a group of fish that has high protein and moderate fat. Program partners are the Cindai Alus Silver Catfish Farming Group located in Cindai Alus Village, Banjar Regency, South Kalimantan Province, and their families. The program method consists of counseling and technical guidance on sausage processing technology made from catfish. Participants were actively involved during the activity. The results of the program show that there has been a significant increase in knowledge and skills and has reached the indicators that have been set. Participants have the knowledge, skills, and interest to apply silver catfish sausage processing and packaging technology. --- Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra penghasil ikan patin terbesar di Indonesia. Tingginya produksi ikan patin dari hasil budidaya kolam menjadi potensi yang sangat besar sebagai bahan baku pembuatan sosis ikan. Selain itu, ikan patin memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki kandungan protein 16,1% dan lemak 5,7%. Ikan patin termasuk golongan ikan yang berprotein tinggi dan berlemak sedang. Mitra kegiatan adalah Kelompok Pembudidaya Ikan Patin Cindai Alus yang berlokasi di Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dan keluarganya. Metode kegiatan terdiri atas penyuluhan dan bimbingan teknis teknologi pengolahan sosis berbahan baku ikan patin. Peserta dilibatkan secara aktif selama kegiatan berlangsung. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan dan mencapai indikator yang telah ditetapkan. Peserta telah memiliki mengetahui, keterampilan, dan minat untuk menerapkan pengolahan sosis berbahan baku ikan patin dan teknologi pengemasannya.
Pemetaan Sebaran Karamba Jaring Apung Berdasarkan Zona Dan Tingkat Skala Usaha Menggunakan Drone Di Waduk Riam Kanan Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Nur; Muhammad Ahsin Rifa'i; Rizmi Yunita; Leila Ariyani Sofia
EnviroScienteae Vol 16, No 2 (2020): EnviroScienteae Volume 16 Nomor 2, Agustus 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v16i2.9659

Abstract

Aquaculture is growing rapidly in Banjar District of Kalimantan Selatan Province, including on Riam Kanan Reservoir which is a center for floating net cage aquaculture. The increasing aquaculture on Riam Kanan Reservoir is not supported by adequate and actual data regarding the distribution, number of plots and number of fishery household (FHs) of floating net cage aquaculture. Complete, accurate and actual data is needed as one of the considerations in implementing sustainable aquaculture management policies. This study aims to map the distribution of floating net cages based on zones and business scale level, analyze the number of plots and the number of FHs of floating net cage aquaculture on Riam Kanan Reservoir. The study was conducted in July-October 2019 using 2 survey methods: a drone survey to collect aerial photographs and a field survey to identify the number of FHs and floating net cage plots based on business scale level. The results of aerial photography were analyzed using the Agisoft Metashape Professional and Arcgis 10.7 applications. Field survey data were analyzed using the Archgis 10.7 application and Microsoft Excel. The floating net cage is spread over 6 zones totaling 4,263 plots, consisting of criteria for small business scale 1,774 plots, medium scale 1,234 plots and large scale 1,255 plots. FHs of floating net cage aquaculture spread in 7 villages as many as 425 units with the criteria of 331 small scale business, 87 medium scale and 28 large scale. The plots and FHs of floating net cage aquaculture on Riam Kanan Reservoir has increased significantly over the past 4 years.