Hadiratul Kudsiah
Universitas Hasanuddin

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Alih Teknologi Produksi Benih Anemon Laut secara Aseksual Muhammad Ahsin Rifa'i; Hadiratul Kudsiah; Muzdalifah Muzdalifah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Panrita Abdi - April 2017
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.928 KB) | DOI: 10.20956/pa.v1i1.2224

Abstract

Teknologi reproduksi aseksual anemon merupakan salah satu teknologi untuk memproduksi benih anemon laut secara buatan untuk kepentingan marikultur anemon laut di perairan alam. Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok nelayan Sipatuo Desa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar, Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi produksi benih anemon laut secara aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya alternatif usaha selain sebagai nelayan.
IbM KELOMPOK USAHA BANDENG SEGAR TANPA DURI DI KABUPATEN PANGKEP SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Joeharnani Tresnati; Syamsu Alam Ali; Muhammad Ahsin Rifa'i
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Panrita Abdi - April 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.699 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i1.3515

Abstract

Teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri merupakan salah satu teknologi untuk menghilangkan tulang duri ikan bandeng sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumsi jenis ikan bandeng.  Kegiatan ini bertujuan untuk mentrasfer teknologi tersebut kepada kelompok UD. Usaha Bandeng Segeri Makmur dan kelompok isteri-isteri pembudidaya ikan bandeng Sejahtera di kelurahan Pundatabaji Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Kegiatan dilaksanakan secara aktif demonstratif dengan melibatkan secara penuh khalayak sasaran mulai dari penyuluhan kelas hingga demosntrasi di lapangan. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi pengolahan ikan bandeng tanpa duri Khalayak sasaran berminat dan mau mengaplikasikan teknologi ini sebagai upaya meningkatkan nilai jual ikan bandeng dan memberdayakan masyarakat Kabupaten Pangkep khususnya para ibu nelayan atau ibu petambak yang dapat bekerja mengisi kekosongan waktu setelah pekerjaan rumah selesai
PENGEMBANGAN USAHA PRODUK INTELEKTUAL KAMPUS: ANEMON LAUT ORNAMEN Muhammad Ahsin Rifa'i; Muhammad Syahdan; Muzdalifah Muzdalifah; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Panrita Abdi - April 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.031 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i1.3519

Abstract

Kegiatan pengembangan usaha produk inteketal kampus ini (PPUPIK) bertujuan untuk mengembangkan usaha budidaya anemon laut yang dapat memberikan kesempatan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat dan mendorong berkembangnya budaya pemanfaatan hasil riset staf dosen untuk pemberdayaan masyarakat dan industri. Tujuan lainnya adalah mentransfer teknologi budidaya anemon laut ornamen pada kawasan terumbu karang non produktif menggunakan benih hasil reproduksi aseksual dengan teknologi fragmentasi tubuh kepada masyarakat nelayan Desa Teluk Tamiang. Khalayak sasaran adalah mahasiswa Ilmu Kelautan dan kelompok nelayan dan eks pembudidaya rumput laut Desa Teluk Tamiang. Target khusus yang ingin dicapai adalah berkembangnya usaha budidaya anemon laut ornamen sebagai mata pencaharian prospektif dan memiliki asas legalitas sebagai pengganti budidaya rumput laut dan penangkapan ikan di laut.Kegiatan ini dilaksanakan di perairan Desa Teluk Tamiang, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan dan di kampus Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Khalayak sasaran adalah mahasiswa dan masyarakat nelayan. Luaran kegiatan adalah produk anemon laut ornamen hasil budidaya dari benih produksi sendiri menggunakan teknologi reproduksi aseksual dengan teknik fragmentasi tubuh secara longitudinal. Produk anemon ornamen dipasarkan ke eksportir di Makassar. Ruang lingkup kegiatan meliputi persiapan, penadaan induk anemon ornament, produksi benih dengan teknologi reproduksi aseksual, budidaya anemon, pembangunan kantor PPUPIK, dan pemasaran produk anemon. Hasil kegiatan sampai 25 Oktober 2017 menunjukkan seluruh kegiatan yang direncanakan mencapia 100%, meliputi pembangunan sarana prasarana budidaya, pencarian induk anemon, produksi benih anemon, budidaya anemon, pembentukan unit usaha, pembangunan kantor pemasaran PPUPIK anemon laut ornament di kampus, pembentukan unit usaha mahasiswa ilmu kalautan di banjarbaru, dan pemasaran anemon laut. Produksi dan pemasaran produk anemon telah dilakukan mulai bulan September – Oktober 2017. 
DEMPLOT PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING CANGKANG LUNAK DI DESA SALEMBA, KECAMATAN UJUNG LOI, KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN Hadiratul Kudsiah; Sri Wahyuni Rahim; Muhammad Ahsin Rifa'i; Arwan Arwan
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.497 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.5194

Abstract

Salah satu teknologi budidaya kepiting yang membutuhkan waktu relatif cepat dan mortalitas yang rendah adalah budidaya kepiting cangkang lunak. Luasnya potensi tambak yang belum tergarap dan terlantar (mangkrak) ditinggalkan pemiliknya, tingginya potensi pasar lokal, nasional ekspor, kelebihan teknologi budidaya dan nilai gizi/nutrisi produk yang dimiliki maka teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sangat potensial untuk dikembangkan menjadi usaha baru yang menguntungkan bagi masyarakat pesisir dan pelaku dunia usaha perikanan. Kegiatan ini bertujuan melakukan transfer teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba apung bersekat di perairan tambak kepada masyarakat petambak di Kabupaten Bulukumba, khususnya masyarakat petambak Desa Salemba, Kecamatan Ujung Loi, tempat demplot ini berlangsung. Kegiatan demplot diharapkan dapat menjadi altenatif usaha baru dan atau diversifikasi usaha budidaya tambak dengan budidaya kepiting cangkang lunak. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan April – Juli 2017, meliputi survei lokasi demplot, penyuluhan klasikal, demplot budidaya kepiting cangkang lunak di perairan tambak, dan desiminasi kegiatan. Hasil evaluasi penyuluhan kelas dan demplot menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran tentang teknologi budidaya kepiting cangkang lunak sistem karamba bambu apung bersekat di perairan tambak.
PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH DASAR BERBASIS LINGKUNGAN SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE DI KELURAHAN LAKKANG, KECAMATAN TALLO, KOTA MAKASSAR Dewi Yanuarita Satari; Dwi Fajriyati Inaku; Sharifuddin Bin Andy Omar; Suharto Suharto; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2019
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.522 KB) | DOI: 10.20956/pa.v3i2.5463

Abstract

Environment-Based Learning: a Strategy for Elementary Students Awareness and Concern on Mangrove Ecosystem at Lakkang, Tallo of MakassarAbstract. Mangrove ecosystem are one ecosystem that has important ecological and economic functions for the community. The area of mangrove in Lakkang Village, Makassar, is experiencing continuous degradation due to logging to be converted into ponds and residents area. Awareness to protect the environment as a place to live and a source of community life requires a process that must begin at a young age. Community Service Activities are carried out in the Lakkang Village for class IV and V elementary school students using active-demonstrative teaching methods with stages of activities including: conveying knowledge of the environment of mangrove ecosystems with reading and playing competitions with media images about various types of mangroves and their associated biota and demonstrations mangrove planting. The results of this activity indicate that early childhood in the Lakkang Village requires a form of learning local content about the introduction of the environment, especially mangrove ecosystems. This could be seen from the lack of students' knowledge about the role of mangrove ecosystems for the environment. However, students' interest and enthusiasm were very high in participating in this mangrove ecosystem introduction activity. In addition to delivering the material, mangrove planting activities were also carried out. The results of this activity showed that students were able to understand the mangrove planting procedures delivered by the implementation team. It also showed from the ability of students to plant their own mangroves. However, the results of monitoring showed that mangrove planted by students were not entirely able to survive due to environmental factors. Therefore it is necessary to anticipate steps for subsequent planting activities, namely the need to make a fence and barrier at the planting location to reduce the impact of fishing gear installation by fishermen and waves from ships passing around the planting area.Keywords: Class IV and V elementary school children, mangroves, mangrove planting, Lakkang VillageAbstrak. Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang penting bagi masyarakat. Luasan mangrove di Kelurahan Lakkang, Makassar mengalami degradasi secara terus menerus karena kegiatan penebangan untuk dikonversi menjadi lahan tambak dan pemukiman. Kesadaran untuk menjaga lingkungan sebagai tempat bermukim dan sumber kehidupan masyarakat membutuhkan proses yang harus dimulai sejak usia muda. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Lakkang untuk siswa kelas IV dan V SD dengan  menggunakan metode pengajaran aktif-demonstratif dengan tahapan kegiatan meliputi: penyampaian pengetahuan lingkungan ekosistem mangrove dengan lomba membaca dan bermain dengan media gambar tentang ragam jenis mangrove dan biota asosiasinya serta demonstrasi penanaman mangrove. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa anak usia dini di Kelurahan Lakkang membutuhkan bentuk pembelajaran muatan local  mengenai pengenalan lingkungan khususnya  ekosistemmangrove. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan siswa tentang peran ekosistem mangrove bagi lingkungan, namun minat dan antusias siswa sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pengenalan ekosistem mangrove ini. Selain penyampaian materi, dilakukan juga kegiatan penanaman mangrove, hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami prosedur penanaman mangrove yang disampaikan oleh tim pelaksana, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menanam anakan mangrovenya masing-masing. Namun, hasil monitoring menunjukkan bahwa anakan mangrove yang ditanam oleh siswa tidak seluruhnya dapat bertahan hidup dikarenakan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu langkah antisipatif untuk kegiatan-kegiatan penanaman berikutnya, yaitu perlu dibuatkan pagar pembatas dan barrier di lokasi penanaman untuk mengurangi dampak dari pemasangan alat tangkap oleh nelayan maupun hempasan gelombang dari kapal yang melintas di sekitar area penanaman.Kata Kunci: Anak kelas IV dan V SD, mangrove, penanaman mangrove, Kelurahan Lakkang
APLIKASI WIND POWERED COMPOSTER DI KAWASAN PESISIR KELURAHAN CAMBAYYA KOTA MAKASSAR Ramdiana Ramdiana; Nani Anggraini; Sattar Yunus; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Februari 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1173.884 KB) | DOI: 10.20956/pa.v4i1.7639

Abstract

Application of Wind Powered Composter in the Coastal Area of Cambayya Village, Makassar CityAbstract. Cambayya Village is one of the coastal areas of Makassar City which has a very complex waste condition, which is garbage from the people who live and carry out activities in the coastal area, garbage sent from land area that flows from rivers or gutters that flow into the coast. The Community Service Program aims to conduct activities in the form of training, practice and assistance in processing organic waste into compost using Wind Powered Composter technology located in the RT A community group of Cambayya Village. The problem by partners is the large amount of garbage generated in the coastal settlements of Cambayya Village, residents do not yet know how to process organic waste, and there is no practical application of renewable technology that is acceptable to the community in environmental management. The technology applied is Wind Powered Composter Technology which is an organic waste processing technology using wind power as an energy source to produce compost that can be useful for greening and economic value. This method is contained from a few stages: Preparation stage, namely processing permits, socializing activities to partners, and preparing training materials, Implementation stage conducting motivational training in processing waste, training on organic waste sorting, making composter equipment, making use of SOP training, the practice of composting, harvest compost and compost packaging, The evaluation stage by providing assistance and periodic checking of the composting process. The results of the implementation of this activity are the reduction in the volume of 60 kg of organic waste in each composting process, increased knowledge of citizens about organic waste processing, and the application of appropriate technology in coastal areas.Keywords: Organic waste, composter, wind poweredAbstrak.   Kelurahan Cambayya merupakan salah satu wilayah pesisir Kota Makassar yang memiliki kondisi sampah yang sangat kompleks yaitu sampah dari masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di wilayah pesisir, sampah kiriman dari wilayah daratan atas yang mengalir dari sungai atau selokan yang bermuara ke pesisir. Adanya program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan melakukan kegiatan dalam bentuk pelatihan, praktek dan pendampingan dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan teknologi Wind Powered Composter yang berlokasi di kelompok warga RT A Kelurahan Cambayya. Masalah yang dihadapi mitra  adalah  banyaknya timbulan sampah yang dihasilkan di permukiman pesisir Kelurahan Cambayya, warga belum mengetahui cara mengolah sampah organik, dan belum ada penerapan teknologi terbarukan yang praktis dan mampu diterima masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Teknologi yang diterapkan adalah Teknologi Wind Powered Composter yang merupakan teknologi pengolahan sampah organik menggunakan tenaga angin sebagai sumber energi menghasilkan kompos yang dapat bermanfaat untuk penghijauan dan bernilai ekonomi. Metode kegiatan ini diantaranya: Tahap persiapan yaitu pengurusan surat izin, sosialisasi kegiatan ke mitra, dan persiapan materi pelatihan, Tahap pelaksanaan melakukan pelatihan motivasi dalam mengolah sampah, pelatihan pemilahan sampah organik, pembuatan alat komposter, pelatihan SOP penggunaan alat, praktek pembuatan kompos, panen kompos, dan  pengemasan kompos, Tahap evaluasi dengan melakukan pendampingan dan pengecekan berkala terhadap proses pembuatan kompos. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah berkurangnya volume sampah organik maksimal 60 kg dalam setiap proses pengomposan, meningkatnya pengetahuan warga tentang pengolahan sampah organik, dan telah diterapkannya teknologi tepat guna di kawasan pesisir.Kata Kunci: Sampah organik, komposter, tenaga Angin 
PEMBERDAYAAN ISTRI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN PATIN DENGAN PENGEMBANGAN PRODUK FILLET Muhammad Ahsin Rifa'i; Candra; Muzdalifah; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v4i3.10463

Abstract

Abstract. The high production of patin fish in South Kalimantan causes the marketing of this fish to have been very tight competition. Under normal conditions, the price of fresh patin fish in traditional markets ranges from IDR 32.000-35,000 per kilogram, but at certain times when production is abundant, the price of patin fish drops drastically to Rp. 12,000 per kilogram. This condition causes some farmers to a decrease in income and even experience a loss. Most of the patin fish production in Banjar Regency is marketed in fresh form in the traditional markets of Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin and other traditional markets in South Kalimantan to Central Kalimantan. The activity aims to increase the knowledge and skills of the target audience in producing and packaging patin fish fillets. The methods used in this service activity are counseling, demonstrating, and providing assistance until the activity is complete. The results of this service have shown a significant increase in the knowledge and skills of the target audience in processing and packaging patin fish fillets and have been able to produce fish fillet products that are ready to be sold to the market.     Abstrak. Tingginya produksi ikan patin di Kalimantan Selatan menyebabkan pemasaran ikan ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Jika pada kondisi normal harga ikan patin segar di pasar tradisional berkisar Rp 32.000 - 35.000 per kilogram, namun pada waktu-waktu tertentu ketika produksi melimpah harga ikan patin menurun drastis hingga mencapai Rp 12.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan beberapa petani mengalami penurunan pendapatan bahkan mengalami kerugian. Sebagian besar produksi patin di Kabupaten Banjar dipasarkan dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin, dan pasar-pasar taradisional lainnya di Kalimantan Selatan hingga ke Kalimantan Tengah. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran dalam melakukan produksi dan pengemasan fillet ikan patin. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan, demonstrasi, dan pendampingan hingga kegiatan berakhir. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran yang signifikan dalam melakukan pengolahan dan pengemasan fillet ikan patin dan mampu memproduksi produk fillet ikan  yang siap dijual ke pasar.    
APLIKASI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF DI PULAU BARRANG LOMPO MAKASSAR, SULAWESI SELATAN Mauli Kasmi; Asriany; Andi Ridwan Makkulawu; Arif Fuddin Usman; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i3.13893

Abstract

Abstract. The technology for sustainable ornamental coral aquaculture is very simple and easy for fishing communities to understand. The technology of sustainable ornamental corals is very low. The Coral Export Market Paradigm is very interested in corals aquaculture products because of the product diversification of many variations so that it can meet the export market into opportunities to carry out business activities that can increase the level of fishermen community welfare, regional income, and foreign exchange. This program aims to obtain a planned amount of product, type, and improvement in a planned quality that can ensure the sustainability of ornamental coral business without dependence on natural products. The method used is the fragmentation of the colony taken from the parent of certain colonies by being taped by artificial substrates placed on construction and environmentally friendly desk rack designs in the sea which can form rock buds. The technology developed is Eco-technology oriented agribusiness through the sea farming program or a model of sustainable management efforts based on society and tourism. Improvement of the quality of ornamental coral products innovatively diversification of products on the inventory system with the application of decorative corals of ammonia (protein skimmer) technology at the harvest and maintained in the aquarium before being exported.               Abstrak Teknologi budidaya karang hias lestari sangat sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat nelayan. Paradigma pasar ekspor koral sangat tertarik produk koral hasil budidaya karena diversifikasi produksi banyak variasinya sehingga dapat memenuhi pasar ekspor menjadi peluang melakukan kegiatan usaha yang dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan, pendapatan regional dan devisa negara. Tujuan Program ini adalah untuk memperoleh jumlah produk, jenis dan peningkatan kualitas secara terencana yang dapat menjamin keberlanjutan usaha karang hias tanpa ketergantungan dari produk alam.  Metode digunakan adalah  fragmentasi karang berupa potongan karang dengan ukuran tertentu yang siap untuk budidaya yang diambil dari induk dari alam atau hasil budidaya dan ditempel pada substrat buatan yang dietakkan diatas konstruksi dan desain rak meja ramah lingkungan di laut yang dapat membentuk tunas karang. Teknologi yang dikembangkan adalah  eco-teknologi berorientasi agribisnis melalui program seafarming atau model upaya pemanfaatkan secara pengelolaan lestari berbasis pada masyarakat dan pariwisata. Perbaikan kualiatas produk karang hias secara inovatif diversifikasi produk pada sistem inventory dengan penerapan teknologi peralatan penghilang kadar amoniak (protein skimmer) karang hias yang dipelihara di dalam akuarium sebelum diekspor.
TRANSFER TEKNOLOGI PENGOLAHAN SOSIS IKAN PATIN (Pangasius sp) BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DAN KELUARGANYA Muhammad Ahsin Rifa'i; Candra; Muzdalifah; Agustiana; Hadiratul Kudsiah; M. Sauqi Mubarak; Norliana
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i4.14240

Abstract

South Kalimantan is one of the largest silver catfish production centers in Indonesia.  The high production of silver catfish from pond culture has a high potential as a raw material for making fish sausages. In addition, silver catfish has several advantages, including having a protein content of 16.1% and fat 5.7%, so that a silver catfish is a group of fish that has high protein and moderate fat. Program partners are the Cindai Alus Silver Catfish Farming Group located in Cindai Alus Village, Banjar Regency, South Kalimantan Province, and their families. The program method consists of counseling and technical guidance on sausage processing technology made from catfish. Participants were actively involved during the activity. The results of the program show that there has been a significant increase in knowledge and skills and has reached the indicators that have been set. Participants have the knowledge, skills, and interest to apply silver catfish sausage processing and packaging technology. --- Kalimantan Selatan merupakan salah satu sentra penghasil ikan patin terbesar di Indonesia. Tingginya produksi ikan patin dari hasil budidaya kolam menjadi potensi yang sangat besar sebagai bahan baku pembuatan sosis ikan. Selain itu, ikan patin memiliki beberapa kelebihan, antara lain memiliki kandungan protein 16,1% dan lemak 5,7%. Ikan patin termasuk golongan ikan yang berprotein tinggi dan berlemak sedang. Mitra kegiatan adalah Kelompok Pembudidaya Ikan Patin Cindai Alus yang berlokasi di Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dan keluarganya. Metode kegiatan terdiri atas penyuluhan dan bimbingan teknis teknologi pengolahan sosis berbahan baku ikan patin. Peserta dilibatkan secara aktif selama kegiatan berlangsung. Hasil kegiatan menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan dan mencapai indikator yang telah ditetapkan. Peserta telah memiliki mengetahui, keterampilan, dan minat untuk menerapkan pengolahan sosis berbahan baku ikan patin dan teknologi pengemasannya.
PENGEMBANGAN FILLET IKAN PATIN MENJADI BAKSO UNTUK MEMBERDAYAKAN PEMBUDIDAYA IKAN PATIN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR Muhammad Ahsin Rifa'i; Candra; Muzdalifah; Siti Aisyah; Hadiratul Kudsiah; M. Sauqi Mubaroq
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2022
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v6i4.21968

Abstract

One of the production centers of aquacultured catfish in South Kalimantan Province is Banjar Regency, so Banjar Regency has the potential as a significant supplier of raw materials for various processed catfish such as sausages and fish balls. Catfish have a high protein and moderate fat content, namely protein reaching 16.1%, and fat, reaching 5.7%. Fish meatballs are various preparations made from fish meat, which are crushed and mixed with other ingredients, formed into spheres or desired shapes, and then boiled. The service activity was transferring technology for processing catfish meatballs and packaging with counseling and mentoring methods. The service results show that the target audience has increased their knowledge and skills in processing catfish-based meatballs and how to package them. --- Salah satu pusat produksi ikan patin hasil budidaya di Provinsi Kalimantan Selatan adalah Kabupaten Banjar sehingga Kabupaten Banjar berpotensi sebagai pemasok utama bahan baku aneka olahan ikan patin seperti sosis dan bakso ikan. Ikan patin memiliki kandungan kandungan protein yang tinggi dan kandungan lemak yang sedang, yaitu protein mencapai 16,1% dan lemak mencapai 5,7%. Bakso ikan adalah aneka olahan berbahan utama daging ikan yang dilumatkan dan dicampur bahan lain, kemudian dibentuk menjadi bulatan atau bentuk lainya yang diinginkan, dan selanjutnya direbus. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan adalah alih teknologi pengolahan bakso ikan patin dan pengemasannya dengan metode penyuluhan dan pendampingan. Hasil pengabdian menunjukkan khalayak sasaran telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam mengolah bakso berbahan dasar ikan patin dan cara mengemasnya.