Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah

GAMBARAN SELF EFFICACY PADA PASIEN TB PARU UNTUK MENYELESAIKAN PENGOBATAN DI POLI DOTS PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI GARUT Irma Wati; Titis Kurniawan; Bambang Aditya Nugraha
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.997 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.120

Abstract

Penyakit Tuberkulosis membutuhkan pengobatan jangka panjang dan cenderung terkendala oleh ketidakpatuhan pasien. Self efficacy (SE) merupakan faktor penting kepatuhan menjalankan pengobatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi SE pada pasien TB paru di Poli DOTS RSUD dr Slamet Garut untuk menyelesaikan pengobatan.Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan 96 pasien TB paru yang berobat ke Poli DOTS RSUD dr Slamet Garut yang direkrut menggunakan accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner SE yang dimodifikasi dari Bagja (2016), berisi 26 pernyataan, data dianalisis dengan penyajian distribusi frekuensi dan mean.Hasil penelitian menemukan bahwa secara umum SE pasien TB di RSUD Garut dalam menyelesaikan pengobatan rendah (57.3%). Domain pemeriksaan dahak merupakan domain terendah dan mengatasi kebosanan merupakan aspek yang pasien paling merasa tidak yakin mampu mengatasinya. Proporsi pasien TB dengan SE rendah lebih banyak ditemukan pada pasien berusia dewasa awal (76,9%), perempuan (58,5%), menikah (63,2%), berpendidikan SD dan SMP (60,5-71,9%), pekerjaan sebagai petani (87,5%), berpenghasilan di bawah 1 juta/bulan (60,7-71,9%), BTA (+) (70,5%), pengobatan fase lanjutan pada bulan ke 3 (64,7%) dan tidak pernah mengikuti pendidikan kesehatan tentang pengobatan TB (59,2%).Kesimpulan bahwa pasien TB di Poli DOT RSUD Garut memiliki SE rendah. Menjadi penting bagi petugas kesehatan (dokter dan perawat) dan PMO (pengawas minum obat) untuk menjalankan perannya lebih intensif. Petugas kesehatan diharapkan mengembangkan program atau memberikan edukasi yang secara literatur lebih efektif yang dapat meningkatkan self efficacy khususnya terkait pemeriksaan dahak dan mengatasi kebosanan dalam mengkonsumsi obat TB sebagai upaya peningkatan keberhasilan pengobatan TB.