Muhammad Alif
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Interaksi Simbolik Keluarga Petani Penggarap Berdasarkan Gender Anak di Lingkungan Rawa Pasang Surut Kabupaten Barito Kuala Muhammad Alif; Mira Yulianti
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i1.37532

Abstract

Konstruksi sosial dalam masyarakat pedesaan seringkali meminggirkan perempuan, yang membuat kondisi ketidaksetaraan gender. Perempuan diekspetasikan memiliki perilaku tertentu, diharuskan menjaga martabatnya dan harga dirinya karena posisinya yang sering kali subordinat dari laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa interaksi simbolik dan komunikasi orang tua berdasarkan gender anak di lingkungan rawa pasang surut (studi pada petani penggarap di Barito Kuala). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek penelitian adalah petani penggarap di Desa Jejangkit Timur dan Jejangkit Barat kabupaten Barito Kuala. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada dua kepala desa dan empat keluarga petani penggarap sebagai key informant. Hasil dan pembahasan, komunikasi yang terbentuk antara orang tua dan anak anak dapat digambarkan sebagai hubungan yang memiliki kualitas diantara keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang terbentuk antara orang tua dan anak anak dapat digambarkan sebagai hubungan yang memiliki kualitas diantara keduanya Kualitas komunikasi orang tua itu sendiri berdampak kepada perkembangan anak. Komunikasi berdasarkan gender antara orang tua dan anak yang terjadi di masyarakat lingkungan rawa pasang surut ditemukan masih adanya pembeda diantara anak laki-laki serta anak perempuan, ada perbedaan perlakukan untuk hal hal-hal tertentu.  Interaksi simbolik keluarga mempergunakan bahasa secara langsung karena mudah untuk dipahami, dimengerti dan jelas apa yang ingin disampaikan. 
SEMANGAT NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS ISI KUANTITATIF DALAM FILM MERAH PUTIH) Kharis Maulana Akbar; Lalita Hanief; Muhammad Alif
ProTVF Vol 1, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1904.059 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i2.19872

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana isi pesan Nasionalisme dalam film Merah Putih dengan menggunakan enam Indikator Nasionalisme dari Iskandar (2010) yang meliputi, Rasa Kebanggaan, Rasa Bhineka Tunggal Ika, Rasa Semangat Perjuangan, Rasa Semangat Persatuan, Diplomasi, Rasa Cinta Tanah Air. Penelitian ini menggunakan analisis isi dengan pendekatan kuantitatif tipe deskriptif. Objek penelitian adalah film Merah Putih dengan populasi 84 scene. Teknik pengumpulan data menggunakan observsi non partisipan, dokumentasi, wawancara dan pengkodingan. Pengukuran menggunakan Uji reabilitas dengan menggunakan dua orang pengkoder denagn sampel yang sudah ditentukan sebanyak 33 scene. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 scene dari hasil pengkoderan menunjukan Indikator yang paling banyak muncul adalah Rasa Semangat Perjuangan sebanyak 8 kali (38%) dengan rata-rata 0,38 dan nilai tengah (median) 94,5, Rasa Semangat Persatuan sebanyak 7 kali (33,4%) dengan rata-rata 0,33 dan nilai tengah (median) 84, Rasa Bhineka Tunggal Ika sebanyak 3 kali (14,3%) dengan rata-rata 0,14 dan nilai tengah (median) 42, Rasa Cinta Tanah Air sebanyak 2 kali (9,5%) dengan rata-rata 0,09 dan nilai tengah (median) 26,25, Rasa Kebanggaan sebanyak 1 kali (4,8%) dengan rata-rata 0,04 dan nilai tengah (median) 21, semantara Diplomasi tidak muncul sama sekali. Film ini di dominasi oleh Indikator Semangat Perjuangan sebanyak 8 scene Hal ini berkaitan dengan teori Kultivasi dimana Media menentukan persepsi bagi penontoya.
Semiotika Gender dalam Film Brave Maulia Putri Sutorini; Muhammad Alif; Sarwani Sarwani
ProTVF Vol 3, No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.688 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i1.21246

Abstract

Film Brave merupakan sebuah film yang memiliki unsur gender di dalamnya. Film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pesan yang dimiliki film dapat sampai ke belahan dunia lain dengan cepat. Termasuk juga dengan unsur gender dalam film Brave. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna gender yang terdapat dalam film Brave. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan metoda Miles dan Huberman yang membagi tahap analisis data kualitatif menjadi tiga, yaitu reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan model analisis semiotika Roland Barthes yang membagi tahapan makna menjadi denotasi, konotasi dan juga mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gender dalam film Brave memiliki makna denotasi perempuan dituntut untuk bertindak sempurna oleh lingkungannya, makna konotasi penolakan terhadap perjodohan yang dilakukan sang wanita adalah sebagai bentuk ketidakpatuhan terhadap tradisi dan lingkungan, dan mitos bahwa akan adanya bencana yang terjadi apabila ada tradisi atau kebiasaan adat yang dilanggar.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PERNIKAHAN ADAT MINANGKABAU DI KOTA BANJARBARU Muhammad Alif
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.378 KB) | DOI: 10.20527/mc.v1i1.4670

Abstract

Kalimantan Selatan merupakan provinisi yang penduduknya di dominasi oleh masyarakat suku Banjar, akan tetapi banyak pula masyarakat yang berasal dari suku-suku lain, seperti Jawa, Sunda, Bugis maksar, dan suku Minang, dan lain-lain. Beraneka ragamnya suku yang terdapat di daerah ini, memungkian banyak pernikahan terjadi beda suku. Pernikahan yang satu suku mungkin sudah biasa yang lazim terjadi, akan tetapi pernikahan dengan beda suku sesuatu yang menarik dalam suatu masyarakat.Pernikahan beda suku akan selalu terjadi di masa yang akan datang. fokus penelitian yang dianalisa dalam penelitian ini, yaitu bagaimana komunikasi antar budaya dalam prosesi pernikahan adat minangkabau antar pasangan suami istri beda suku antara suku minang, suku Banjar dan suku Jawa di Banjarbaru dalam membangun rumah tangga yang harmonis, dalam penelitian ini akan dideskripsikan perilaku komunikasi yang terjadi dalam keluarga beda budaya.Komunikasi Antar Budaya sangat dibutuhkan dalam proses pernikahan berbeda etnis. Karena Fungsi dari Komunikasi Antar Budaya adalah menyatakan identitas sosial, menyatakan intergritas sosial, dan dapat menjembatani perbedaan antara kedua etnis yang berbeda agar tercapai kesamaan makna yang diinginkan Kata kunci, Komunikasi, komunikasi antar budaya, Pernikahan Minangkabau
PARTISIPASI PETANI DALAM KOMUNIKASI PENYULUHAN Muhammad Alif
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.719 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i2.4416

Abstract

AbstarctThis study aims to determine the level of participation in the Farmers Group Source Murni in agricultural extension activities and find out the problems faced by the Farmers Group Source Murni in the activities of Agricultural extension communication in Ulin North Urban Village Subdistrict Ulin basin Banjarbaru City. In this study the data used are Primary data and Secondary data. Primary data for this research is obtained from direct interview with respondent farmer by using questionnaire. secondary data obtained from literature study And the relevant agencies or agencies. sampling taken with a total population of 28 farmers. Results and Discussion. The results of this research are the followings of the members of the farmer groups in lecture activities. The percentage of attendance is 3.45% because the respondent farmers feel that the implementation of Agricultural extension communication is not so interesting and less interesting delivery. Implementation of activities followed by members of farmer groups can be seen in the implementation of activities in demonstration activities with the frequency of presentation percentage of 55% because the farmers respondents feel that the implementation of agricultural extension through the demonstration of interesting delivery then affect the presence of farmers in following the extension. There are some problems commonly faced by farmers group of Sumber Murni in agricultural extension activities in Ulin Utara Urban Village that is less information from agricultural extension about the material given, time in giving less accurate in conducting counseling, less interesting discussion in the implementation counseling by extension workersKeywords: Participation, Communication Extension  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi pada Kelompok Tani Sumber Murni dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan mengetahui permasalahan yang dihadapi Kelompok Tani Sumber Murni dalam kegiatan Komunikasi penyuluhan pertanian di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan landasan Ulin Kota Banjarbaru.Pada penelitian ini data yang dipergunakan adalah data Primer dan data Sekunder.  Data primer untuk penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani responden dengan menggunakan daftar pertanyaan. data sekunder diperoleh dari  studi kepustakaan Serta dinas atau instansi yang terkait. penarikan sampel di ambil dengan total populasi yakni sebanyak 28 petani.Hasil dan Pembahasan. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang di ikuti para anggota kelompok tani dalam kegiatan- kegiatan bersifat ceramah. Persentasi kehadirannya adalah 3.45 % dikarenakan petani responden merasa bahwa pelaksanaan Komunikasi penyuluhan pertanian tidak begitu menarik dan kurang menarik penyampaiannya.Pelaksanaan kegiatan yang di ikuti para anggota kelompok tani dapat dilihat dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan dalam kegiatan demontrasi dengan frekuensi persentasi kehadirannya 55 % dikarenakan petani responden merasa bahwa pelaksanaan penyuluhan pertanian melalui cara demonstrasi menarik penyampaiannya maka dari itu mempengaruhi kehadiran petani dalam mengikuti penyuluhan. Ada beberapa Permasalahan yang biasa dihadapi oleh kelompok tani Sumber Murni dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kelurahan Landasan Ulin Utara yakni, kurang lengkapnya informasi dari penyuluh pertanian tentang materi yang di berikan, waktu dalam memberika pnyuluhan yang kurang tepat dalam melaksanakan penyuluhan, kurang menarik pembahasan dalam pelaksanaan penyuluhan oleh penyuluhKata Kunci : Partisipasi, Komunikasi Penyuluhan,
STEREOTIP TERORISME DALAM FILM TRAITOR Rahimah Rahimah; Lalita Hanief; Muhammad Alif
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 11, No 2 (2017): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v11i2.1168

Abstract

Sejak peristiwa pengeboman menara kembar world trade center pada 11 september 2001, dan disusul dengan aksi-aksi teror lain diseluruh dunia, kemudian media massa mengkonstruksi bahwa terorisme dikaitkan dengan islam dan jihad, salah satunya melalui film. Menimbulkan reaksi dan opini terhadap ajaran dan simbol agama islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasikan tanda-tanda yang dapat membangun stereotip terorisme yang berkaitan dengan islam, menggunakan studi Analisis Semiotika Model Charles Sander Pierce. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi serta dokumentasi dan kepustakaan. Objek penelitian ini adalah fim Traitor yang dianalisis menggunakan semiotik model Charles Sanders Peirce. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teori sebagai validasi keabsahan data yaitu teori konstruksi realitas dan teori agenda setting. Hasil penelitian dengan analisis Semiotika Peirce, film Traitor berdasarkan ground, object dan interpretant, menunjukkan penggambaran stereotip terorisme yang berkaitan dengan islam, bahwa pemahaman jihad di interpretasikan sebagai tindak kekerasan, adanya penggunaan tanda dan simbol agama islam, memunculkan stereotip bahwa jika ada individu atau kelompok yang sering menggunakan tanda dan simbol yang sama dengan tokoh di film adalah orang yang kerap kali melakukan tindak kekerasan yang identik dengan radikalisme dan terorisme, dilihat dari teori agenda setting, media massa menyebar dan membentuk propaganda bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan. Film ini mengandung pesan bahwa stereotip terorisme terkait agama tertentu itu salah. Penelitian ini berguna untuk bahan referensi kajian film dari segi makna di balik tanda mengenai stereotip terorisme.Kata kunci: Stereotip, Terorisme, Film.
PENERAPAN PERMENAKER NO 15 TAHUN 2005 DALAM PENGHEMATAN BIAYA PADA PERUSAHAAN PT ABC Muhammad Mualif; Meina Wulansari Yusniar; Dian Masita Dewi
JWM (JURNAL WAWASAN MANAJEMEN) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.86 KB) | DOI: 10.20527/jwm.v6i1.96

Abstract

PT ABC implemented a policy regarding the basic changes of calculation of overtime wages for non-staff employees according to the memo published by the company concerning the implementation of overtime wage calculation system based on the regulation of the Permenaker no 15 year 2005. This research is conducted to determine whether the implementation of Permenaker no 15 year 2005 at PT ABC as the basic calculation of overtime wages for non staff employees makes PT ABC more efficient or not. This research is a descriptive quantitatif. The research variables are salary and overtime payment. The population of this research is non staff employees as many as 2.615 people. The data used is secondary data. The result of this research showed that implementation of Permenaker no 15 year 2005 makes PT ABC save the cost 20% in the payroll period of September 2013 compared to before it was implemented.
FENOMENA THE GLASS CEILING PHENOMENON PADA PEREMPUAN PEKERJA Selly Oktarina; Eko Wahyono; Anna Gustina Zainal; Muhammad Alif; Andri Sarifudin
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 21, No 2 (2022): MARWAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v21i2.13986

Abstract

Perempuan mengalami ketimpangan pada berbagai proses pengembangan karir dan pekerjaanTujuan penelitian ini adalah untuk melihat perspektif multitasking peran perempuan pada fenomena the glass ceiling dan faktor penyebab terjadi fenomena the glass ceiling diberbagai kasus tempat perempuan bekerja. Selain itu juga menjelaskan peran perempuan di berbagai sektor Birokrat, anggota Eksekutif/Legislatif, CEO dan pekerja seni. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan berada pada posisi inferior baik karena tekanan struktur dan kultur di dalam masyarakat. Kondisi masyarakat indonesia belum memberikan dukungan sepenuhnya terhadap posisi pekerjaan perempuan baik dalam bidang pekerjaan formal dan informal. Pada kasus di Indonesia perempuan bahkan memiliki peran ganda selain pada pekerjaan utama juga pada pekerjaan rumah tangga. Hal ini yang seringkali menjadi dilematis dalam pengembangan karir seorang perempuan pekerja. Posisi ini berbeda dengan seorang pekerja laki-laki yang dapat fokus pada pekerjaan formal.
KESULTANAN BANJAR SEBAGAI ASET PARIWISATA: KREDIBILITAS SUMBER INFORMASI UNTUK MEMBANGUN PEMAHAMAN MASYARAKAT KABUPATEN BANJAR Achmad Bayu Chandrabuwono; Muhammad Alif
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mc.v7i2.14452

Abstract

Kredibilitas komunikator menjadi penentu efektifitas komunikasi agar pesan dapat diterima oleh komunikan. pada gilirannya akan menentukan efektivitas sosialisasi nilai dalam membangun pemahaman masyarakat bahwa Kesultanan Banjar sebagai asset wisata budaya dan menggerakkan atau merubah sikap khalayak untuk memelihara warisan budaya tersebut. Kredibilitas sumber informasi berkaitan dengan kinerja komunikator untuk memberikan pemahaman tentang Kesultanan Banjar sebagai Aset Pariwisata menurut pandangan masyarakat di Kabupaten Banjar. Alo Liliweri, (2003) Kredibilitas biasanya yang dilihat , kewenangan dan kompetensi , Karakter , karisma diri. Selain itu (Shimp, 2010) mengatakan ada dua sifat penting dari kredibilitas sebagai pendukung adalah yang pertama Keahlian , Kepercayaan.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kredibilitas komunikator dalam membangun pemahaman  tentang  Kesultanan Banjar sebagai aset Wisata Budaya di Kabupaten Banjar  Kalimantan Selatan sudah termasuk dalam kategori kredibel.
Resilient-Based Posyandu for Flood Disaster in Benua Raya Village, South Kalimantan: Posyandu Berbasis Tangguh Bencana Banjir Di Desa Benua Raya Kalimantan Selatan Varinia Pura Damayanti; Muhammad Alif
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i2.12638

Abstract

The public's understanding and knowledge of disasters are lacking, moreover, the territory of the State of Indonesia has a high potential for disasters to occur. South Kalimantan is one of the provinces that often experience disasters, especially floods and land and forest fires. Posyandu is a community group that has great potential in disseminating disaster information, the role of posyandu cadres is important in health activities. This community service activity is carried out to increase the knowledge, attitudes, and skills of Posyandu cadres when a disaster occurs, especially a flood disaster. The method used is to conduct education, outreach, demonstrations, and simulations. The activities carried out were the socialization of the role of posyandu cadres during a disaster, training on making complementary foods during a disaster, disaster simulations, and flood evacuation simulations for posyandu cadres. Posyandu cadres the participants can understand and know the role of cadres in disaster and can practice all the training carried out.