Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kegiatan Tumpek Wariga Dalam Tradisi Hindu Di Desa Penatih Bali Rifqi Setiyawan Pradnya; Suswandari Suswandari
Purwadita : Jurnal Agama dan Budaya Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/purwadita.v6i2.1880

Abstract

Human civilization is formed in various ways, both from nature and from humans themselves. From these two elements a belief can be formed between human beings so that mass belief or religion is created. In Bali itself, the Tumpek Wariga activity is a form of community religious ritual with cultural and spiritual values as a religious person. Tumpek wariga itself is a tradition of Hindu religion offering to God Almighty for the natural wealth given. By expressing this gratitude, the Hindu community in Penatih Bali village conducts religious activities simultaneously by carrying out various kinds of activities with the same goal of increasing spiritual values as a religious community. By using ethnographic research methods as well as literature studies and interviews with the community in Penatih Bali village, where the results of this study aim to introduce one of the local wisdoms that exist in Indonesia, how this cultural activity is still preserved by the community
Pembelajaran Sejarah dalam Perspektif Generasi Z: Studi Kasus Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 42 Jakarta Humar Sidik; Suswandari Suswandari
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11 No 1 (2022): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 11 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran sejarah sering dipandang sebelah mata dan menjadi sorotan tajam karena tidak memberikan manfaat secara langsung layaknya ilmu-ilmu pasti. Bahkan dalam beberapa literatur dipaparkan secara eksplisit bahwa sejarah itu membosankan, padahal di masa sekarang terjadi begitu banyak perubahan sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sudut pandang seseorang terhadap ilmu sejarah juga dapat berubah. Generasi Z yang lahir pada kisaran waktu antara tahun 1995 sampai dengan 2010 dan memiliki kedekatan tinggi dengan teknologi, sehingga membuat mereka lebih mudah dalam mengakses berbagai macam informasi, tidak terkecuali dalam permasalahan ini yaitu sejarah. Mengacu pada problematika tersebut, maka penelitian ini lahir untuk mengkaji lebih mendalam terkait dengan pandangan generasi Z terhadap pembelajaran sejarah. Dalam peneltian ini sampel yang diambil berupa siswa di SMA Negeri 42 Jakarta, dikarenakan siswa di sekolah ini memenuhi berbagai macam kriteria yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian. Dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus dan mengambil model milik Robert K. Yin, penelitian ini dilaksanakan. Proses pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu: (1) Generasi Z di SMA Negeri 42 Jakarta; (2) Problematika Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 42 Jakarta; (3) Model dan Media Pembelajaran Sejarah yang diterapkan di SMA Negeri 42 Jakarta; (4) Pandangan Generasi Z terhadap Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 42 Jakarta. Kesimpulannya, pembelajaran sejarah di kalangan generasi Z, khususnya SMA Negeri 42 Jakarta mengalami perkembangan yang baik, terbukti dari pandangan generasi ini yang sadar akan pentingnya nilai sejarah.
Implementation of multicultural education perspective based on Islamic values facing the post-truth era in sociology social studies learning Jamal Arifansyah; Suswandari Suswandari; Desvian Bandarsyah
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol 10, No 1 (2023)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hsjpi.v10i1.57861

Abstract

This research aims to analyze the relationship between the harmonization of multicultural education perspectives with Islamic values, implement a multicultural education model based on Islamic values in sociology learning, and analyze the success of the implementation of multicultural education perspectives based on Islamic values in facing the post-truth era. This research uses a qualitative research design with a case study approach. Data was collected using in-depth interview techniques with key informants, namely the vice principal for curriculum, the sociology subject teacher of class XI IPS, and several students of class XI IPS. Observations were conducted in and outside the classroom and in several school activities and documentation studies. Data analysis techniques include pattern matching, explanation making, and time series analysis. The research instrument was validated through the triangulation method and data sources. The results showed that the harmonization of Islamic values-based multicultural education perspectives at Al Azhar 4 Islamic High School is based on the principles of tolerance and equality manifested in the culture of smiles, greetings, cultural festivals, inter-school competitions, and community empowerment social services.
Upacara Kawin Gantung di Masyarakat Cipaeh Serdang Kecamatan Gunung Kaler Banten Veralita Devana; Suswandari Suswandari
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 25, No 3 (2023): September (2023)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v25i3.4627

Abstract

Praktik pernikahan dini atau pernikahan anak di bawah umur rupanya masih marak dijumpai di Indonesia, mulai dari daerah-daerah pedalaman hingga ke kota-kota besar. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya praktik pernikahan dini, di antaranya adalah faktor ekonomi, pendidikan dan adat istiadat. Desa Cipaeh Serdang di Kecamatan Gunung Kaler merupakan salah satu desa yang masih mempertahankan tradisi kawin gantung. Kawin gantung merupakan sebuah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita di mana setelah pernikahan tersebut berlangsung kedua pasangan tidak langsung tinggal di dalam satu rumah. Biasanya mereka yang melaksanakan kawin gantung adalah para remaja atau anak-anak di bawah umur yang masih belum paham mengenai kehidupan berumah tangga. Tradisi ini masih dipertahankan oleh masyarakat Cipaeh Serdang hingga saat ini, sebab mereka sangat menjunjung tinggi warisan leluhur mereka. Artikel ini akan membahas mengenai tradisi kawin gantung di Desa Cipaeh Serdang Kecamatan Gunung Kaler serta pandangan atau perspektif hukum mengenai pernikahan anak di bawah umur.